Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang membentang di jajaran pegunungan Bukit Barisan, taman nasional ini berada dalam lima (5) Kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Aceh Singkil. Juga sebagian wilayahnya berada dalam naungan dua Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo. Pegunungan ini mempunyai tiga puncak terkenal dengan puncak tertingginya adalah Puncak Tanpa Nama 3455m dpl, Puncak Loser 3404m dpl, dan puncak Leuser 3143m dpl. Masih ada satu puncak lagi yaitu puncak Karang Putih atau penduduk setempat menyebutnya dengan sebutan Pucuk Aceh.
Secara spesifik kawasan taman nasional ini terdiri dari Suaka Margasatwa (SM) Kluit 20.000ha, SM Gunung Leuser 416.500 ha, SM Kappi 142.800 ha, SM Langkat Selatan 82.985 ha, SM Sikundur 60.000 ha, Taman Wisata (TW) Lawe Gura 9.200 ha, TW Sikundur 18.500ha, dan hutan lindung dan hutan produksi terbatas seluas 292.707 ha. Dan pada perkembangannya kawasan yang menjadi prioritas pelestarian dan perlindungan berkembang menjadi sekitar 1.790.000 ha yang dikenal dengan kawasan Ekosisem Leuser yang terletak pada 3-4º LU dan 97-98º BT, yang meliputi 100 km sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dan membentang dengan batas ketingian 0 – 3455m dari permungkaan laut. Dengan demikian ini menjadikan Taman Nasional Leuser merupakan taman nasional yang terbesar di Indonesia.
Dewasa ini ada dua rute pendakian menuju puncak Leuser yang pertama adalah dari utara tepatnya dari desa Kedah, ini adalah rute normal yang sering dipakai pendaki, dari desa Kedah ke puncak leuser membutuhkan waktu paling cepat 7 hari pendakian, sedangkan rute pendakian satu lagi dari arah selatan, rute ini jarang dipakai karena cukup jauh dan medannya lebih berat.
PERIJINAN
Perijinan harus di urus di Kedah, tapi biasanya bisa minta bantuan Guide untuk mengurusnya. Untuk pendakian gunung Leuser diharuskan untuk membawa Guide, dengan alasan faktor keamanan., persyaratan berupa surat jalan kepolisian daerah asal, dan organisasi asal serta Foto Copy KTP perlu disiapkan.
TRANSPORTASI
Medan - Kedah
Dari kota Medan naik mobil jenis L300 milik PO. Karsimana atau PO. BTN, kedua nya memiliki pool di jalan Bintang, jadwal keberangkatan tiap harinya adalah jam 19:00 WIB dan sampai di Kedah ke esokan harinya.
RUTE LEUSERDesa Kedah N3º 59’ 43.5” E97º 15’ 27.5”
1188 m dpl
Dusun Penosan, yang merupakan bagian dari desa Kedah adalah merupakan gerbang masuk menuju puncak Leuser, di dusun kecil ini jalur jalan setapak dimulai dari depan sebuah cottage , jalur jalan setapak menyusuri ladang kemudian turun kearah sungai kecil dan menyeberanginya, kemudian masuk ke hutan kawasan Sinebuk Green. Didaerah ini kita akan menemukan 4 buah bungalow (N3º 58’ 49.4’ E97º 15’ 13.4”) yang disewakan untuk umum. Dari sini kemudian jalur kembali masuk kehutan yang basah dan tanjakan cukup tajam, dan begitu keluar dari kawasan ini kita akan sampai disebuah bukit yang terbuka dan ditumbuhi rumput, lokasi ini dikenal dengan nama Tabaco Hut
Tabaco Hut
N3º 58’ 41.2’ E97º 14’ 35.1”
1621 m dpl
Tabacco hut ini dulu nya adalah sebuah areal perkebuanan teh namun telah dibakar dan dirusak selama terjadinya konflik Aceh silam. Disini terdapat sebuah pondok berbentuk panggung yang biasa dijadikan tempat beristirahat oleh para petani dan penggembala. Tabaco Hut bisa dijadikan lokasi bermalam bagi pendaki yang kemalaman sampai di kawasan ini. Dari sini jalan tidak begitu jelas karena tercampur dengan jejak kerbau, jalur pendakian berada agak kekanan kemudian masuk kembali kedalam hutan mendaki punggungan Gunung Puncak Angkasan. Jalur setapaknya jelas dan terjal, inilah etape yang menguras tenaga di medan pendakian Leuser. Setelah cukup lama bergulat dengan tenajakan terjal kita akan sampai di sebuah simpang yang dikenal dengan Pos Simpang Air.
Simpang Air
N3º 58’ 06.6” E97º 13’ 39.0”
2201 m dpl
Setelah cukup lama mendaki kita akan sampai disebuah simpang jalan, kekiri menuju Puncak Angkasan dan kekanan turun menuju dusun Ulni. Disini juga terdapat genangan sumber air namun berwarna coklat tapi bisa untuk diminum. Lokasi ini sering dijadikan tempat bermalam oleh pendaki. Arealnya cukup menampung tiga buah tenda. Dari sini jalan setapak menuju Pucuk Angkasan terus cukup jelas dan terus menanjak. Setelah cukup lama mendaki kemudian keadaan hutan akan cukup terbuka dan sampai pada sebauh dataran yang cukup luar yang dikenal dengan nama BIVAK 1
Bivak I
N3º 57’ 43.1’ E97º 13’ 10.3”
2740 m dpl
Bivak I ini merupakan sebuah dataran terbuka yang cukup luas bisa menampung sepuluh tenda kapasitas 3 orang, di lokasi ini terdapat sumber air berupa genangan air. Akan tetapi hanya ada airnya dimusim basah saja, jika musim kemarau tidak ada air disini. Jika para pendaki mulai mendaki dari Kedah pagi hari sekitar jam tujuh dan bergerak secara konstan maka akan bisa mencapai Bivak I ini pada sore hari sekitar jam enam. Dari lokasi ini jalan setapak masih terus menyusuri beberapa daerah punggungan yang terbuka dan sesekali harus menyelinap diantara rimbun dahan-dahan pohon. Setelah itu hingga sampai Puncak Angkasan kondisi medan pendakian akan terbuka jika cuaca cerah akan terlihat jelas Kuta Panjang dan desa Kedah.
Pucuk Angkasan
N3º 56’ 08.0” E97º 12’ 58.5”
2891 m dpl
Pucuk Angkasan adalah sebuah puncak gunung yang pertama kali harus dilewati oleh pendaki, dan dari Pucak Angkasan ini jika cuaca cerah para pendaki bisa melihat sosok puncak Leuser terlihat jauh membiru di arah selatan. Pucuk Angkasan ini juga sering dijadikan areal camp oleh para pendaki, agak terbuka dan cukup luas untuk empat sampai lima tenda, sumber air berada sedikit agak turun dari pucuk angkasan tepatnya disebuah padang rumput kecil yang banyak sekali ditumbuhi oleh kantong semar kecil-kecil aneka warna. Dari Pucuk Angkasan jalur setapak menurun melewati padang rumput kecil tadi dan terus melipiri pungguan dan kemudian menanjak terus melipiri punggungan dan sampai di pos berikutnya yaitu Kayu Manis I.
Kayu Manis I
N3º 56’ 24.6” E97º 12’ 22.1”
2828 m dpl
Kayu manis satu ini berupa sebauh dataran kecil yang bisa menampung dua tenda sedikit terbuka dan berada di gigiran sebuah jurang, dari sini puncak-puncak pegunungan Leuser jelas terlihat. Disini ada sumber air namun sumber air ini dimusim kemarau akan mongering. Dari sini perjalanan terus melipiri punggunan dan mananjak naik, kemdian turun dan kemudian sampai di Kayu Manis II.
Kayu Manis II
N3º 56’ 26.1” E97º 11’ 43.5”
2769 m dpl
Kayu Manis II ini lebih kecil dari kayu manis I dan biasanya dipakai pendaki untuk beristirahat sejenak karena letaknya yang tanggung antara Kayu Manis I dan Kayu manis II. Selepas kayu manis II ini jalan setapak kembali menurun dan kemudian menanjak cukup tajam menuju puncak Kayu Manis III.
Kayu Manis III
N3º 56’ 12.4” E97º 11’ 18.9”
2631 m dpl
Kayu Manis III berupa sebuah puncak bukit yang terbuka dan cukup luas menampung 5 tenda, sumber air tidak ditemukan di puncak ini. Pemandangan masih bisa lepas melihat puncak-puncak pegunungan Leuser. Dari sini kemudian jalan setapak menurun tajam kemudian memasuki hutan berlumut yang basah, dan pohon-pohon rubuh yang melintang di tengah jalan. Jalur trekk yang basah dan berhumus tebal terus menurun curam hingga sampai pada sebuah daerah lembah dan disini terdapat pos yang disebut dengan Pos Lintasan Badak.
Pos Lintasan Badak
N3º 55’ 31.5” E97º 10’ 58.9”
2348 m dpl
Pos ini berada di sebelah kiri jalan setapak, lahan terbuka dan cukup lebar untuk memuat tiga hingga emapt tenda. Di lokasi ini terdapat sumber air genangan hasil rembesan dari pepohonan sekitarnya, ini menyebabkan air nya berwarna coklat namun bisa untuk diminum, sebaiknya jangan diminum mentah. Kemudian jalur setapak dari pos ini kembali menuntun kita memasuki hutan yang dikenal dengan sebutan hutan Papanji, di hutan ini menurut informasi populasi Harimau Sumatera masih cukup banyak dan sering terlihat, ada baiknya para pendaki berjalan berkelompok sewaktu melewati hutan ini. Keadaan jalan setapaknya menanjak dan hutannya lembab, banyak ditumbuhi oleh rotan berduri. Keadaan seperti ini terus berlangsung hingga sampai di Pos Papanji
Pos Papanji
N3º 54’ 33.3” E97º 10’ 23.4”
2435 m dpl
Pos Papanji ini berada persis di jalan setapak di dalam rapatnya hutan Papanji, sebuah dataran tanah yang kecil dan hanya bisa menampung dua buah tenda. Di atas sedikit dari pos ini terdapat sebuah sumber genangan air. Sebaiknya mengambil air jangan diwaktu magrib dan pagi hari sekali karena menurut informasi jam-jam tersebut adalah jam nya Harimau Sumatera untuk minum. Dari pos Papanji ini jalur terus mendaki keadaan hutan masih rapat dan hingga sampai di derah puncak papanji jalan setapak berbelok kekiri dan kemudian melipiri punggungan menurun. Setelah melewati sebuah tanjakan tak lama kemudian sampai di sebuah padang rumput yang luas, jalan setepak terus membelah padang rumput ini yang banyak dijumpai aneka vegetasi yang beraneka ragam.
Pos Padang Rumput
N3º 53’ 41.7” E97º 08’ 40.9”
2405 m dpl
Pos Padang Rumput ini berada persis ditengah padang rumput dengan pemandangan pegunungan leuser dan lembah sungai alas. Cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda, ada sumber air yang merupakan sebuah lubang yang sengaja di gali. Kemungkinan juga pada musim kemarau sumber air ini akan hilang. Dari Pos Padang rumput ini jalan setapak terus menurun menempuh padang rumput yang terbuka, kemudian turun menyeberangi sebuah sungai kecil dan kembali mendaki beberapa bukit yang terbuka dan akhirnya bertemu dengan sungai Alas. Sungai ini sangat berbahaya di musim hujan karena banjir bandangnya datang dengan tiba-tiba, jika terjadi banjir banding maka akan susah menyeberanginya, pendaki akan terpaksa harus menunggu sampai airnya surut. Setelah menyeberangi sungai Alas maka akan sampai di pos Camp Alas.
Pos Camp Alas.
N3º 53’ 02.4” E97º 08’ 01.7”
2292 m dpl
Pos Camp Alas ini cukup luas persis berada dipinggir atas sungai Alas, cukup luas dengan hamparan rumput. Sering dijadikan camp bermalam oleh para pendaki. Daerah terbuka dan memiliki pemandangan yang cukup menarik dan air yang melimpah ruah. Dari Camp Alas jalur trekk kemudian berbelok ke kiri menanjak naik mendaki sebuah punggungan yang tidak begitu curam, medan masih terbuka, hanya tanaman perdu cukup banyak di jumpai, dan kemudian sampai di Pos Kuta Panjang.
Pos Kuta Panjang
N3º 52’ 18.8” E97º 08’ 13.3”
2455 m dpl
Pos Kuta Panjang berada di atas sebuah bukit berumput dan terbuka. Cukup luas untuk menampung beberapa tenda. Sumber air terdapat di bebapa tempat berupa genangan air yang terkumpul. Namun dimusim kemarau tentu akan sulit menemukan air disini mengingat bentuk konturnya yang cukup tinggi. Dari Pos Kuta Panjang ini jalur trek kemudian turun dan berpindah ke punggungan di sebelah kirinya menelusuri hutan naik terus punggungan tersebut dan akhirnya sampai di pos Kolam Badak
Pos Kolam Badak
N3º 51’ 10.1” E97º 08’ 13.8”
2730 m dpl
Pos Kolam Badak ini berada disebuah lereng punggunan bukit, disini terdapat sebuah telaga kecil yang dipenuhi oleh lumut kuning di pinggirnya, akan tetapi air nya bisa diminum dan posisi lokasi mendirikan tenda berjarak 10 meter dari telanga, cukup untuk mendirikan tiga buah tenda. Dari pos Kolam Badak ini jalur trek terus mendaki terjal melewati punggungan dan tumbuhan perdu, hingga terus melipiri bagian atas punggungan tersebut kemudian turun ke sebuah dataran yang cukup luas yang ditumbuhi tumbuhan perdu yang dikenal dengan sebutan Pos Bivak III
Pos Bivak III
N3º 49’ 50.1” E97º 08’ 29.2”
2976 m dpl
Pos Bivak III ini sebuah dataran terbuka dengan tumbuhan perdu, areal campnya berupa permukaan tanah yang cukup datar dan bisa memuat tiga buah tenda, namun di daerah ini tidak ada sumber air. Kalaupun ada hanya berupa genangan air. Trek dari Pos Bivak III ini berlanjut mendatar terus melipiri bagian atas rangkaian pungguan tadi dibagian kakan curang cukup dalam dan dibagian kirinya lebih ladai setelah melewati beberapa punggungan akhirnya sampai di Pos Camp Putri
Pos Camp Putri
N3º 49’ 10.7” E97º 09’ 28.4”
2934 m dpl
Pos ini berada didaerah terbuka, dengan pemandangan yang lepas kearah puncak Tanpa Nama, Puncak Loser dan Puncak Leuser yang terlihat membiru didepan mata. Dengan beralaskan rumput mendirikan tenda di daerah ini sangat mengasyikan dengan pemandangan alam yang disuguhkan. Sumber air disini juga berupa genangan air yang hanya ada di musim basah. Dari Pos Camp Putri ini, jalur treknya menuruni lembah menyeberang naik ke punggungan gunung Bivak III yang merupakan awal dari jejeran punggungan Puncak Tanpa Nama., setelah melewati pununggunan gunung Bivak III akhirnya sampai di Pos Bivak Kaleng
Pos Bivak Kaleng
N3º 49’ 12.2” E97º 10’ 44.1”
2927 m dpl
Pos bivak kaleng ini merupakan sebuah dataran tanah yang terbuka dan tidak begitu rata, cukup untuk menampung tiga buah tenda, dahulu di daerah ini banyak ditemukan bekas kaleng-kaleng makanan tentara Belanda, dan hingga sekarang masih ada sebagian yang tersebar di pinggiran semak-semaknya. Sumber air tidak ada disini hanya jika musim basah bisa ditemukan air genangan di beberapa tempat di daerah ini. Jalur setapak dari Pos ini berlanjut kembali memasuki hutan perdu menanjak cukup tajam. Dan kembali menyusuri bagian atas punggungan yang terbuka dengan tumbuhan perdunya. Terus melipiri medan tersebut dan di kanan jalan jurang menganga dalam. Kemudian sampai di Pos Bivak Batu.
Pos Bivak Batu
N3º 48’ 38.5” E97º 11’ 31.9”
2947 m dpl
Pos Bivak Batu ini berada persis diatas sebuah punggungan yang bisa memandang lepas puncak loser yang menyembul dibalik bukit yang ada diseberang lokasi pos ini. Pos ini sangat terbuka dan berada diatas lembah, pemandangan sangat indah dari pos Bivak Batu ini, sumber air hanya ada dimusim basah saja. Dari pos ini jalan setapak turun menyeberangi lembah kembali memasuki hutan yang cukup lebat pada dasar lembah ada sebuah sungai kecil yang harus diseberangi. Setelah melewati beberapa padang rumput kecil maka kita akan sampai di Pos Simpang Tanpa Nama
Pos Simpang Tanpa Nama
N3º 47’ 13.3” E97º 11’ 55.0”
3197 m dpl
Pos Simpang Tanpa Nama ini adalah sebauh persimpangan jalan, jika belok kiri maka jalur setapak akan mengantarkan kita ke Puncak Tanpa Nama, lurus akan terus menuju Puncak Leuser. Lokasi pos ini merupakan areal terbuka yang ditumbuhi rumput, sumber air juga hanya berupa genangan yang di gali dan sudah pasti hanya ada airnya di musim basah saja. Dari Pos ini jalur setapak menuju Leuser terus mengikuti punggungan bukit dan akhirnya turun ke sebuah padang rumput luas yang dikenal dengan sebutan Lapangan Bola.
Pos Lapangan Bola
N3º 46’ 20.6” E97º 11’ 19.6”
3126 m dpl
Lapangan Bola ini seperti namanya merupakan padang rumput yang luas sekali melebihi besarnya lapangan bola, sedikit lembab dimusim panas tanahnya dan menjadi rawa dimusim basah. Lokasi mendirikan tenda ada di ujung lapangan ini berada sedikit tinggi dari lapangannya sehingga tanahnya jauh lebih kering dan keras, untuk sumber air ada tidak jauh dari lokasi camp, sebelah kanan padang rumput agak kebawah sedikit. Dari pos Lapangan Bola, jalur trek terus berlanjut melipiri gigiran punggungan dan kemudin menanjak naik kesebuah punggungan hingga sampai dipuncak punggungan tersebut kita akan bisa melihat sosok megah puncak Loaser terpampang di depan mata, lokasi ini disebut juga dengan Gerbang Loser. Dari sini jalur trek menurun tajam kelembah kaki punggungan puncak Loser dan kemudian menanjak terus kearah kanan dan membelok ke bagian kiri, jalan setapaknya sudah bercampur dengan batu-batu granit, kondisi ini terus hingga mencapai Puncak Loser.
Puncak Loser
N3º 45’ 23.3” E97º 10’ 24.6”
3404 m dpl
Kondisi puncak Loser cukup luas, ada tiang trianggulasi sekundernya dan di arah barat dari tiang ini ada sebuah cerukan yang sering dijadikan tempat mendirikan tenda oleh pendaki. Dipuncak Loser tidak ada sumber air kecuali dimusim basah. Dari puncak ini kita bebas memandang kesegala arah termasuk puncak Leuser yang terlihat tegak berdiri di arah Barat Daya. Dari puncak ini jalur menuju puncak Leuser turun kearah selatan terus melipiri punggungan yang jurangnya curam disebelah kanan. Setelah melipiri jurang kemudian turun kelembah yang memisahkan punggungan puncak Leuser dengan bagian bukit dari punggungan puncak Loser.
Puncak Leuser
N3º 44’ 29.4” E97º 09’ 17.8”
3143 m dpl
Puncak Leuser tidak terlalu luas, tidak ada tiang trianggulasi di puncak ini. Puncak yang menempati urutan ketiga tertinggi di kawasan pegunungan Leuser ini lebih popular dari pada puncak tertinggi pegunungan ini yaitu puncak Tanpa Nama. Jika cuaca cerah kita bisa melihat dengan jelas hamparan pegunungan Leuser ini dan sayup-sayup diarah Barat tampak pantai barat Aceh dengan kota-kota pelabuhannya.
TEMPAT MENARIKDi pegunungan hampir seluruh pemandangan di pegunungan ini sangat menarik dan alami, selain itu banyak ditemukan vegetasi yang menarik sekali salah satunya adalah tumbuhan Kantong Semar yang beraneka species, beraneka warna, bentuk dan ukuran. Selain pemandangan dan vegetasi yang unik, serta hutan yang perawan, dikawasan pegunungan ini kita juga bisa menemukan sebuah telaga kecil yang terletak di kaki puncak Leuser, telaga berair bening ini terlihat tenang dan dalam. Letaknya tersembunyi dari jalan setapak, sangat indah dan hening. Cocok untuk tempat beristirahat setelah perjuangan mencapai puncak Leuser.
Secara spesifik kawasan taman nasional ini terdiri dari Suaka Margasatwa (SM) Kluit 20.000ha, SM Gunung Leuser 416.500 ha, SM Kappi 142.800 ha, SM Langkat Selatan 82.985 ha, SM Sikundur 60.000 ha, Taman Wisata (TW) Lawe Gura 9.200 ha, TW Sikundur 18.500ha, dan hutan lindung dan hutan produksi terbatas seluas 292.707 ha. Dan pada perkembangannya kawasan yang menjadi prioritas pelestarian dan perlindungan berkembang menjadi sekitar 1.790.000 ha yang dikenal dengan kawasan Ekosisem Leuser yang terletak pada 3-4º LU dan 97-98º BT, yang meliputi 100 km sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dan membentang dengan batas ketingian 0 – 3455m dari permungkaan laut. Dengan demikian ini menjadikan Taman Nasional Leuser merupakan taman nasional yang terbesar di Indonesia.
Dewasa ini ada dua rute pendakian menuju puncak Leuser yang pertama adalah dari utara tepatnya dari desa Kedah, ini adalah rute normal yang sering dipakai pendaki, dari desa Kedah ke puncak leuser membutuhkan waktu paling cepat 7 hari pendakian, sedangkan rute pendakian satu lagi dari arah selatan, rute ini jarang dipakai karena cukup jauh dan medannya lebih berat.
PERIJINAN
Perijinan harus di urus di Kedah, tapi biasanya bisa minta bantuan Guide untuk mengurusnya. Untuk pendakian gunung Leuser diharuskan untuk membawa Guide, dengan alasan faktor keamanan., persyaratan berupa surat jalan kepolisian daerah asal, dan organisasi asal serta Foto Copy KTP perlu disiapkan.
TRANSPORTASI
Medan - Kedah
Dari kota Medan naik mobil jenis L300 milik PO. Karsimana atau PO. BTN, kedua nya memiliki pool di jalan Bintang, jadwal keberangkatan tiap harinya adalah jam 19:00 WIB dan sampai di Kedah ke esokan harinya.
RUTE LEUSERDesa Kedah N3º 59’ 43.5” E97º 15’ 27.5”
1188 m dpl
Dusun Penosan, yang merupakan bagian dari desa Kedah adalah merupakan gerbang masuk menuju puncak Leuser, di dusun kecil ini jalur jalan setapak dimulai dari depan sebuah cottage , jalur jalan setapak menyusuri ladang kemudian turun kearah sungai kecil dan menyeberanginya, kemudian masuk ke hutan kawasan Sinebuk Green. Didaerah ini kita akan menemukan 4 buah bungalow (N3º 58’ 49.4’ E97º 15’ 13.4”) yang disewakan untuk umum. Dari sini kemudian jalur kembali masuk kehutan yang basah dan tanjakan cukup tajam, dan begitu keluar dari kawasan ini kita akan sampai disebuah bukit yang terbuka dan ditumbuhi rumput, lokasi ini dikenal dengan nama Tabaco Hut
Tabaco Hut
N3º 58’ 41.2’ E97º 14’ 35.1”
1621 m dpl
Tabacco hut ini dulu nya adalah sebuah areal perkebuanan teh namun telah dibakar dan dirusak selama terjadinya konflik Aceh silam. Disini terdapat sebuah pondok berbentuk panggung yang biasa dijadikan tempat beristirahat oleh para petani dan penggembala. Tabaco Hut bisa dijadikan lokasi bermalam bagi pendaki yang kemalaman sampai di kawasan ini. Dari sini jalan tidak begitu jelas karena tercampur dengan jejak kerbau, jalur pendakian berada agak kekanan kemudian masuk kembali kedalam hutan mendaki punggungan Gunung Puncak Angkasan. Jalur setapaknya jelas dan terjal, inilah etape yang menguras tenaga di medan pendakian Leuser. Setelah cukup lama bergulat dengan tenajakan terjal kita akan sampai di sebuah simpang yang dikenal dengan Pos Simpang Air.
Simpang Air
N3º 58’ 06.6” E97º 13’ 39.0”
2201 m dpl
Setelah cukup lama mendaki kita akan sampai disebuah simpang jalan, kekiri menuju Puncak Angkasan dan kekanan turun menuju dusun Ulni. Disini juga terdapat genangan sumber air namun berwarna coklat tapi bisa untuk diminum. Lokasi ini sering dijadikan tempat bermalam oleh pendaki. Arealnya cukup menampung tiga buah tenda. Dari sini jalan setapak menuju Pucuk Angkasan terus cukup jelas dan terus menanjak. Setelah cukup lama mendaki kemudian keadaan hutan akan cukup terbuka dan sampai pada sebauh dataran yang cukup luar yang dikenal dengan nama BIVAK 1
Bivak I
N3º 57’ 43.1’ E97º 13’ 10.3”
2740 m dpl
Bivak I ini merupakan sebuah dataran terbuka yang cukup luas bisa menampung sepuluh tenda kapasitas 3 orang, di lokasi ini terdapat sumber air berupa genangan air. Akan tetapi hanya ada airnya dimusim basah saja, jika musim kemarau tidak ada air disini. Jika para pendaki mulai mendaki dari Kedah pagi hari sekitar jam tujuh dan bergerak secara konstan maka akan bisa mencapai Bivak I ini pada sore hari sekitar jam enam. Dari lokasi ini jalan setapak masih terus menyusuri beberapa daerah punggungan yang terbuka dan sesekali harus menyelinap diantara rimbun dahan-dahan pohon. Setelah itu hingga sampai Puncak Angkasan kondisi medan pendakian akan terbuka jika cuaca cerah akan terlihat jelas Kuta Panjang dan desa Kedah.
Pucuk Angkasan
N3º 56’ 08.0” E97º 12’ 58.5”
2891 m dpl
Pucuk Angkasan adalah sebuah puncak gunung yang pertama kali harus dilewati oleh pendaki, dan dari Pucak Angkasan ini jika cuaca cerah para pendaki bisa melihat sosok puncak Leuser terlihat jauh membiru di arah selatan. Pucuk Angkasan ini juga sering dijadikan areal camp oleh para pendaki, agak terbuka dan cukup luas untuk empat sampai lima tenda, sumber air berada sedikit agak turun dari pucuk angkasan tepatnya disebuah padang rumput kecil yang banyak sekali ditumbuhi oleh kantong semar kecil-kecil aneka warna. Dari Pucuk Angkasan jalur setapak menurun melewati padang rumput kecil tadi dan terus melipiri pungguan dan kemudian menanjak terus melipiri punggungan dan sampai di pos berikutnya yaitu Kayu Manis I.
Kayu Manis I
N3º 56’ 24.6” E97º 12’ 22.1”
2828 m dpl
Kayu manis satu ini berupa sebauh dataran kecil yang bisa menampung dua tenda sedikit terbuka dan berada di gigiran sebuah jurang, dari sini puncak-puncak pegunungan Leuser jelas terlihat. Disini ada sumber air namun sumber air ini dimusim kemarau akan mongering. Dari sini perjalanan terus melipiri punggunan dan mananjak naik, kemdian turun dan kemudian sampai di Kayu Manis II.
Kayu Manis II
N3º 56’ 26.1” E97º 11’ 43.5”
2769 m dpl
Kayu Manis II ini lebih kecil dari kayu manis I dan biasanya dipakai pendaki untuk beristirahat sejenak karena letaknya yang tanggung antara Kayu Manis I dan Kayu manis II. Selepas kayu manis II ini jalan setapak kembali menurun dan kemudian menanjak cukup tajam menuju puncak Kayu Manis III.
Kayu Manis III
N3º 56’ 12.4” E97º 11’ 18.9”
2631 m dpl
Kayu Manis III berupa sebuah puncak bukit yang terbuka dan cukup luas menampung 5 tenda, sumber air tidak ditemukan di puncak ini. Pemandangan masih bisa lepas melihat puncak-puncak pegunungan Leuser. Dari sini kemudian jalan setapak menurun tajam kemudian memasuki hutan berlumut yang basah, dan pohon-pohon rubuh yang melintang di tengah jalan. Jalur trekk yang basah dan berhumus tebal terus menurun curam hingga sampai pada sebuah daerah lembah dan disini terdapat pos yang disebut dengan Pos Lintasan Badak.
Pos Lintasan Badak
N3º 55’ 31.5” E97º 10’ 58.9”
2348 m dpl
Pos ini berada di sebelah kiri jalan setapak, lahan terbuka dan cukup lebar untuk memuat tiga hingga emapt tenda. Di lokasi ini terdapat sumber air genangan hasil rembesan dari pepohonan sekitarnya, ini menyebabkan air nya berwarna coklat namun bisa untuk diminum, sebaiknya jangan diminum mentah. Kemudian jalur setapak dari pos ini kembali menuntun kita memasuki hutan yang dikenal dengan sebutan hutan Papanji, di hutan ini menurut informasi populasi Harimau Sumatera masih cukup banyak dan sering terlihat, ada baiknya para pendaki berjalan berkelompok sewaktu melewati hutan ini. Keadaan jalan setapaknya menanjak dan hutannya lembab, banyak ditumbuhi oleh rotan berduri. Keadaan seperti ini terus berlangsung hingga sampai di Pos Papanji
Pos Papanji
N3º 54’ 33.3” E97º 10’ 23.4”
2435 m dpl
Pos Papanji ini berada persis di jalan setapak di dalam rapatnya hutan Papanji, sebuah dataran tanah yang kecil dan hanya bisa menampung dua buah tenda. Di atas sedikit dari pos ini terdapat sebuah sumber genangan air. Sebaiknya mengambil air jangan diwaktu magrib dan pagi hari sekali karena menurut informasi jam-jam tersebut adalah jam nya Harimau Sumatera untuk minum. Dari pos Papanji ini jalur terus mendaki keadaan hutan masih rapat dan hingga sampai di derah puncak papanji jalan setapak berbelok kekiri dan kemudian melipiri punggungan menurun. Setelah melewati sebuah tanjakan tak lama kemudian sampai di sebuah padang rumput yang luas, jalan setepak terus membelah padang rumput ini yang banyak dijumpai aneka vegetasi yang beraneka ragam.
Pos Padang Rumput
N3º 53’ 41.7” E97º 08’ 40.9”
2405 m dpl
Pos Padang Rumput ini berada persis ditengah padang rumput dengan pemandangan pegunungan leuser dan lembah sungai alas. Cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda, ada sumber air yang merupakan sebuah lubang yang sengaja di gali. Kemungkinan juga pada musim kemarau sumber air ini akan hilang. Dari Pos Padang rumput ini jalan setapak terus menurun menempuh padang rumput yang terbuka, kemudian turun menyeberangi sebuah sungai kecil dan kembali mendaki beberapa bukit yang terbuka dan akhirnya bertemu dengan sungai Alas. Sungai ini sangat berbahaya di musim hujan karena banjir bandangnya datang dengan tiba-tiba, jika terjadi banjir banding maka akan susah menyeberanginya, pendaki akan terpaksa harus menunggu sampai airnya surut. Setelah menyeberangi sungai Alas maka akan sampai di pos Camp Alas.
Pos Camp Alas.
N3º 53’ 02.4” E97º 08’ 01.7”
2292 m dpl
Pos Camp Alas ini cukup luas persis berada dipinggir atas sungai Alas, cukup luas dengan hamparan rumput. Sering dijadikan camp bermalam oleh para pendaki. Daerah terbuka dan memiliki pemandangan yang cukup menarik dan air yang melimpah ruah. Dari Camp Alas jalur trekk kemudian berbelok ke kiri menanjak naik mendaki sebuah punggungan yang tidak begitu curam, medan masih terbuka, hanya tanaman perdu cukup banyak di jumpai, dan kemudian sampai di Pos Kuta Panjang.
Pos Kuta Panjang
N3º 52’ 18.8” E97º 08’ 13.3”
2455 m dpl
Pos Kuta Panjang berada di atas sebuah bukit berumput dan terbuka. Cukup luas untuk menampung beberapa tenda. Sumber air terdapat di bebapa tempat berupa genangan air yang terkumpul. Namun dimusim kemarau tentu akan sulit menemukan air disini mengingat bentuk konturnya yang cukup tinggi. Dari Pos Kuta Panjang ini jalur trek kemudian turun dan berpindah ke punggungan di sebelah kirinya menelusuri hutan naik terus punggungan tersebut dan akhirnya sampai di pos Kolam Badak
Pos Kolam Badak
N3º 51’ 10.1” E97º 08’ 13.8”
2730 m dpl
Pos Kolam Badak ini berada disebuah lereng punggunan bukit, disini terdapat sebuah telaga kecil yang dipenuhi oleh lumut kuning di pinggirnya, akan tetapi air nya bisa diminum dan posisi lokasi mendirikan tenda berjarak 10 meter dari telanga, cukup untuk mendirikan tiga buah tenda. Dari pos Kolam Badak ini jalur trek terus mendaki terjal melewati punggungan dan tumbuhan perdu, hingga terus melipiri bagian atas punggungan tersebut kemudian turun ke sebuah dataran yang cukup luas yang ditumbuhi tumbuhan perdu yang dikenal dengan sebutan Pos Bivak III
Pos Bivak III
N3º 49’ 50.1” E97º 08’ 29.2”
2976 m dpl
Pos Bivak III ini sebuah dataran terbuka dengan tumbuhan perdu, areal campnya berupa permukaan tanah yang cukup datar dan bisa memuat tiga buah tenda, namun di daerah ini tidak ada sumber air. Kalaupun ada hanya berupa genangan air. Trek dari Pos Bivak III ini berlanjut mendatar terus melipiri bagian atas rangkaian pungguan tadi dibagian kakan curang cukup dalam dan dibagian kirinya lebih ladai setelah melewati beberapa punggungan akhirnya sampai di Pos Camp Putri
Pos Camp Putri
N3º 49’ 10.7” E97º 09’ 28.4”
2934 m dpl
Pos ini berada didaerah terbuka, dengan pemandangan yang lepas kearah puncak Tanpa Nama, Puncak Loser dan Puncak Leuser yang terlihat membiru didepan mata. Dengan beralaskan rumput mendirikan tenda di daerah ini sangat mengasyikan dengan pemandangan alam yang disuguhkan. Sumber air disini juga berupa genangan air yang hanya ada di musim basah. Dari Pos Camp Putri ini, jalur treknya menuruni lembah menyeberang naik ke punggungan gunung Bivak III yang merupakan awal dari jejeran punggungan Puncak Tanpa Nama., setelah melewati pununggunan gunung Bivak III akhirnya sampai di Pos Bivak Kaleng
Pos Bivak Kaleng
N3º 49’ 12.2” E97º 10’ 44.1”
2927 m dpl
Pos bivak kaleng ini merupakan sebuah dataran tanah yang terbuka dan tidak begitu rata, cukup untuk menampung tiga buah tenda, dahulu di daerah ini banyak ditemukan bekas kaleng-kaleng makanan tentara Belanda, dan hingga sekarang masih ada sebagian yang tersebar di pinggiran semak-semaknya. Sumber air tidak ada disini hanya jika musim basah bisa ditemukan air genangan di beberapa tempat di daerah ini. Jalur setapak dari Pos ini berlanjut kembali memasuki hutan perdu menanjak cukup tajam. Dan kembali menyusuri bagian atas punggungan yang terbuka dengan tumbuhan perdunya. Terus melipiri medan tersebut dan di kanan jalan jurang menganga dalam. Kemudian sampai di Pos Bivak Batu.
Pos Bivak Batu
N3º 48’ 38.5” E97º 11’ 31.9”
2947 m dpl
Pos Bivak Batu ini berada persis diatas sebuah punggungan yang bisa memandang lepas puncak loser yang menyembul dibalik bukit yang ada diseberang lokasi pos ini. Pos ini sangat terbuka dan berada diatas lembah, pemandangan sangat indah dari pos Bivak Batu ini, sumber air hanya ada dimusim basah saja. Dari pos ini jalan setapak turun menyeberangi lembah kembali memasuki hutan yang cukup lebat pada dasar lembah ada sebuah sungai kecil yang harus diseberangi. Setelah melewati beberapa padang rumput kecil maka kita akan sampai di Pos Simpang Tanpa Nama
Pos Simpang Tanpa Nama
N3º 47’ 13.3” E97º 11’ 55.0”
3197 m dpl
Pos Simpang Tanpa Nama ini adalah sebauh persimpangan jalan, jika belok kiri maka jalur setapak akan mengantarkan kita ke Puncak Tanpa Nama, lurus akan terus menuju Puncak Leuser. Lokasi pos ini merupakan areal terbuka yang ditumbuhi rumput, sumber air juga hanya berupa genangan yang di gali dan sudah pasti hanya ada airnya di musim basah saja. Dari Pos ini jalur setapak menuju Leuser terus mengikuti punggungan bukit dan akhirnya turun ke sebuah padang rumput luas yang dikenal dengan sebutan Lapangan Bola.
Pos Lapangan Bola
N3º 46’ 20.6” E97º 11’ 19.6”
3126 m dpl
Lapangan Bola ini seperti namanya merupakan padang rumput yang luas sekali melebihi besarnya lapangan bola, sedikit lembab dimusim panas tanahnya dan menjadi rawa dimusim basah. Lokasi mendirikan tenda ada di ujung lapangan ini berada sedikit tinggi dari lapangannya sehingga tanahnya jauh lebih kering dan keras, untuk sumber air ada tidak jauh dari lokasi camp, sebelah kanan padang rumput agak kebawah sedikit. Dari pos Lapangan Bola, jalur trek terus berlanjut melipiri gigiran punggungan dan kemudin menanjak naik kesebuah punggungan hingga sampai dipuncak punggungan tersebut kita akan bisa melihat sosok megah puncak Loaser terpampang di depan mata, lokasi ini disebut juga dengan Gerbang Loser. Dari sini jalur trek menurun tajam kelembah kaki punggungan puncak Loser dan kemudian menanjak terus kearah kanan dan membelok ke bagian kiri, jalan setapaknya sudah bercampur dengan batu-batu granit, kondisi ini terus hingga mencapai Puncak Loser.
Puncak Loser
N3º 45’ 23.3” E97º 10’ 24.6”
3404 m dpl
Kondisi puncak Loser cukup luas, ada tiang trianggulasi sekundernya dan di arah barat dari tiang ini ada sebuah cerukan yang sering dijadikan tempat mendirikan tenda oleh pendaki. Dipuncak Loser tidak ada sumber air kecuali dimusim basah. Dari puncak ini kita bebas memandang kesegala arah termasuk puncak Leuser yang terlihat tegak berdiri di arah Barat Daya. Dari puncak ini jalur menuju puncak Leuser turun kearah selatan terus melipiri punggungan yang jurangnya curam disebelah kanan. Setelah melipiri jurang kemudian turun kelembah yang memisahkan punggungan puncak Leuser dengan bagian bukit dari punggungan puncak Loser.
Puncak Leuser
N3º 44’ 29.4” E97º 09’ 17.8”
3143 m dpl
Puncak Leuser tidak terlalu luas, tidak ada tiang trianggulasi di puncak ini. Puncak yang menempati urutan ketiga tertinggi di kawasan pegunungan Leuser ini lebih popular dari pada puncak tertinggi pegunungan ini yaitu puncak Tanpa Nama. Jika cuaca cerah kita bisa melihat dengan jelas hamparan pegunungan Leuser ini dan sayup-sayup diarah Barat tampak pantai barat Aceh dengan kota-kota pelabuhannya.
TEMPAT MENARIKDi pegunungan hampir seluruh pemandangan di pegunungan ini sangat menarik dan alami, selain itu banyak ditemukan vegetasi yang menarik sekali salah satunya adalah tumbuhan Kantong Semar yang beraneka species, beraneka warna, bentuk dan ukuran. Selain pemandangan dan vegetasi yang unik, serta hutan yang perawan, dikawasan pegunungan ini kita juga bisa menemukan sebuah telaga kecil yang terletak di kaki puncak Leuser, telaga berair bening ini terlihat tenang dan dalam. Letaknya tersembunyi dari jalan setapak, sangat indah dan hening. Cocok untuk tempat beristirahat setelah perjuangan mencapai puncak Leuser.
Gunung Sumbing 3336m dpl
Gunung bertipe strato ini terletak di kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, dengan ketinggian 3371m dpl.Di daerah Wonosobo yang terkenal akan sayurannya kita dapat melihat dengan jelas betapa megahnya dua gunung yang seakan membelah kota ini menjadi dua bagian. Di sebelah selatan kota ini tepatnya Gunung Sumbing berada. Gunung yang berketinggian 3371 M ini selain menjadi bagian penting kota Wonosobo juga menjadi bagian penting dari tujuan para pendaki karena tingginya lebih dari 3000 M dan merupakan puncak kedua tertinggi di Jawa Tengah. Keadaan medan gunung ini sangat gersang di musim kemarau, ini diakibatkan oleh kondisinya pungungan gunung ini terbuka dan hampir nyaris dipenuhi oleh ilalang. Sumber air juga susah ditemukan kecuali mata air yang terdapat di ketinggian 2200 M, yaitu di sekitar daerah Genus (jalur lama) atau di Kedung (jalur baru) dan bentuknya telah permanen karena mata air ini juga dipakai untuk keperluan ladang pertanian. Jalur menuju ke puncak setelah ladang pertanian adalah jalur bebatuan. Jalur bebatuan ini dikenal rawan longsor jadi pendaki disarankan berhati-hati melewati jalur ini. Setelah melewati jalur bebatuan ini maka pendaki akan dapat mencapai puncak buntu (3371 M). dari puncak ini pendaki harus mengelilingi jalan setapak untuk dapat turun menuju Kawah Besar Gunung Sumbing. Dari puncak buntu pada pagi hari pendaki dapat melihat megahnya Gunung Sundoro yang terdapat tepat di depan mata dan keindahan Gunung Slamet (3428 M) 110 Km sebelah barat Gunung SumbingJalur PendakianPendakian gunung ini bisa dilakukan lewat tiga alternatif rute pendakian yaitu:
Dari Dusun Garung pendaki dapat memulai pendakian dengan alternatif dua jalur pendakian yaitu jalur lama dan jalur baru. Tidak ada perbedaan yang khusus mengenai kedua jalur ini hanya arah dan sudut pendakiannya saja yang sedikit berbeda. Jika menggunakan jalur lama maka akan terasa sangat berat karena di sekitar (seduplak roto ) atau kilometer kelima pendakian pendaki akan menemukan medan pendakian yang berkemiringan sekitar 70 derajat, sehingga pada saat turun hujan akan sangat berbahaya untuk didaki. Berbeda dengan jalur baru yang terletak di sebelah barat jalur lama, medan pendakian tidak seberat jalur lama hanya ketika menggunakan jalur ini pendaki akan banyak melewati daerah perbukitan kecil sehingga akan terasa lebih lama.
Berikut ini adalah pos-pos pendakian gunung sumbing, yaitu:
Jalur Lama:
Jalur menuju ke puncak setelah ladang pertanian adalah jalur bebatuan. Jalur bebatuan ini dikenal rawan longsor jadi pendaki disarankan berhati-hati melewati jalur ini. Setelah melewati jalur bebatuan ini maka pendaki akan dapat mencapai puncak buntu (3371 M). dari puncak ini pendaki harus mengelilingi jalan setapak untuk dapat turun menuju Kawah Besar Gunung Sumbing.
Dari puncak buntu pada pagi hari pendaki dapat melihat megahnya Gunung Sundoro yang terdapat tepat di depan mata dan keindahan Gunung Slamet (3428 M) 110 Km sebelah barat Gunung Sumbing.
Waktu perjalanan yang dibutuhkan pendaki untuk dapat mencapai puncak adalah antara 8 sampai 15 jam perjalanan tergantung cuaca dan fisik pendaki. Itupun dengan menggunakan jalur Garung yang termasuk paling cepat diantara jalur lainnya. Apabila pendaki akan mencoba jalur cepit parakan atau jalur kalikajar maka perjalanan menuju puncak bisa memakan waktu satu asmapi dua hari perjalanan karena jalurnya landai dan rambu menuju puncak tidak sebanyak jalur garung.
Tempat Menarik
Selain pandangan yang lepas memandang kesegala arah selama pendakian, gunung ini juga mempunyai kawah yang bisa dituruni. Dasarnya ditumbuhi oleh rumput dan dikelilingi oleh tebing batu. Lokasi ini juga bisa dijadikan tempat bermalam. Cari tempat yang agak jauh dari lobang kawah tempat keluarnya asap belerang.
- Rute Cepit Parakan (Pungungan Timur)
- Rute Kalikajar (Pungungan Barat)
- Rute Desa Garung (Pungungan Utara)
Dari Dusun Garung pendaki dapat memulai pendakian dengan alternatif dua jalur pendakian yaitu jalur lama dan jalur baru. Tidak ada perbedaan yang khusus mengenai kedua jalur ini hanya arah dan sudut pendakiannya saja yang sedikit berbeda. Jika menggunakan jalur lama maka akan terasa sangat berat karena di sekitar (seduplak roto ) atau kilometer kelima pendakian pendaki akan menemukan medan pendakian yang berkemiringan sekitar 70 derajat, sehingga pada saat turun hujan akan sangat berbahaya untuk didaki. Berbeda dengan jalur baru yang terletak di sebelah barat jalur lama, medan pendakian tidak seberat jalur lama hanya ketika menggunakan jalur ini pendaki akan banyak melewati daerah perbukitan kecil sehingga akan terasa lebih lama.
Berikut ini adalah pos-pos pendakian gunung sumbing, yaitu:
Jalur Lama:
- Base camp (Posko pengawasan) (Km I) – 1455 M
- Ladang pertanian (tembakau) (Km II)
- Malim (Km III)
- Genus (Km IV) 2240 M
- Seduplak Roto (Km V)
- Pestan 2437 M
- Pasar Watu (Watu Kotak) 2763 M
- Tanah Putih (KM VI)
- Puncak Buntu 3371 M
- Puncak Kawah (KM VII)
- Base Camp (Km I)
- Ladang pertanian (Km II)
- Kedung (Bosweisen) (Km III)
- Gatakan (Km IV) 2240 M (Pos 2)
- Krendegan
Jalur menuju ke puncak setelah ladang pertanian adalah jalur bebatuan. Jalur bebatuan ini dikenal rawan longsor jadi pendaki disarankan berhati-hati melewati jalur ini. Setelah melewati jalur bebatuan ini maka pendaki akan dapat mencapai puncak buntu (3371 M). dari puncak ini pendaki harus mengelilingi jalan setapak untuk dapat turun menuju Kawah Besar Gunung Sumbing.
Dari puncak buntu pada pagi hari pendaki dapat melihat megahnya Gunung Sundoro yang terdapat tepat di depan mata dan keindahan Gunung Slamet (3428 M) 110 Km sebelah barat Gunung Sumbing.
Waktu perjalanan yang dibutuhkan pendaki untuk dapat mencapai puncak adalah antara 8 sampai 15 jam perjalanan tergantung cuaca dan fisik pendaki. Itupun dengan menggunakan jalur Garung yang termasuk paling cepat diantara jalur lainnya. Apabila pendaki akan mencoba jalur cepit parakan atau jalur kalikajar maka perjalanan menuju puncak bisa memakan waktu satu asmapi dua hari perjalanan karena jalurnya landai dan rambu menuju puncak tidak sebanyak jalur garung.
Tempat Menarik
Selain pandangan yang lepas memandang kesegala arah selama pendakian, gunung ini juga mempunyai kawah yang bisa dituruni. Dasarnya ditumbuhi oleh rumput dan dikelilingi oleh tebing batu. Lokasi ini juga bisa dijadikan tempat bermalam. Cari tempat yang agak jauh dari lobang kawah tempat keluarnya asap belerang.
Pegunungan Halimun
Taman nasional gunung Halimun terletak lebih kurang 100 km arah baratdaya Jakarta. Secara Geografis berada diantara 106°21' - 106°38' BT dan 6°37' - 6°51' LS, dan secara administratif wilayah itu termasuk dalam Kabupaten Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat) serta Lebak (Banten). Saat ditetapkan sebagai kawasan taman nasional pada 1992, luasnya mencapai 40.000 ha. Tapi saat ini luas tersebut telah menyusut 10.000 hektar dan menjadi 30.00 hektar. Kawasan yang mempunyai curah hujan rata-rata 4000 - 5000 mm / tahun dan kelembaban berkisar 80%. Suhu udara minimum dengan kelembaban sekitar 21° C, minimum suhu 12° C dan maksimum 33° C. Kawasan yang berada antara 500 - 2.000 m dpl ini, hampir boleh dikatakan selalu tertutup kabut sepanjang hari. Hutan hujan pegunungan terluas di Jawa Barat, merupakan ekosistem hutan alam yang masih tersisa dan berfungsi sebagai pengatur tata air dan iklim mikro. Serta perlindungan flora dan fauna, penelitian serta sarana pendidikan. Kondisi alam yang berbukit-bukit menjadikannya sebagai benteng pelindung puncak Gunung Halimun. Ada tujuh puncak gunung bukit yang memagari Halimun, yaitu Gunung Sanggabuana, Kencana, Botol, Pareang, Halimun Selatan, Pananjoan, dan Gunung Kendeng. Sedangkan gunung dengan puncaknya tertinggi yaitu Gunung Halimun Kaler (1.929 m). musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April, musim kemarau berlangsung bulan Mei sampai September. Karena itu, kunjungan terbaik ke TNGH pada bulan Juni sampai Agustus.Dari iklim yang basah dikawasan ini mengalir beberapa sungai yang tak pernah kering dan mensuplai air ke wilayah sekitarnya, termasuk untuk kebutuhan masyarakat Jakarta. Sungai-sungai tersebut antara lain Ciberang, Ciujung, Cidurian, Cisadane dan Cimandur. Karena tempatnya masih berupa hutan perawan dan berada di ketinggian dengan kemiringan sampai 45 derajat, maka dapat ditemui beberapa air terjun yang
sangat eksotik yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Beberapa air terjun yang dapat dikunjungi yaitu Air Terjun Cimantaja dan Cipamulaan yang terdapat di sekitar Cikiray, Air Terjun Piit dan Cihanjawar yang terdapat di sekitar Nirmala Tea Estate, Air Terjun Citangkolo dan Ciraksamala yang terdapat di sekitar Mekarjaya, dan Air Terjun Ciberang yang terdapat di dekat Cisarua. Pemandangan hutan alam yang indah dan Perkebunan Teh Nirmala yang terdapat di dalam kawasan taman nasional, merupakan potensi wisata alam yang menarik untuk dinikmati. Selain itu, pendakian dan Rafting (di Sungai Citarik) sudah menjadi agenda rutin para pecinta kegiatan alam bebas. Banyak satwa liar dan langka yang di lindungi di TNGH ini. Diantaranya Macan tutul, Kucing hutan, Landak , Trenggiling serta Elang Jawa yang juga merupakan symbol atau lambang dari TNGH ini. Dan juga di TNGH ini merupakan habitat terbaik bagi populasi Owa jawa, yang dapat di jumpai di sekitar Cikaniki, G Botol, G Andam, Cisarua. Kawasan ini juga menyimpan berbagai jenis serangga. Diantaranya adalah Kupu-kupu. Untuk flora, ada berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh disini yaitu sekitar 1.000, dan tebagi dalam tiga zona :
Zona colline
Zona ini terdapat pada ketinggian dibawah 1.000m dpl, dan didominasi oleh pohon Rasamala yang sangat dikenal oleh kalangan penggiat alam bebas di Indonesia sebagai salah satu tumbuhan survival.
Zona sub-montana
Zona ini berada pada ketinggian diantara 1.000 - 1.500m dpl, daerah ini didominasi oleh tumbuhan Puspa dan jenis Fagaceae.
Zona Montana
Zona yang berada pada ketinggian diantara 1.500 -2.000m dpl, daerah ini juga didominasi oleh tumbuhan Fagaceae.
Selain itu pada kawasan hutan gunung Halimun ini juga bisa dijumpai 12 jenis Bambu, serta Rotan dan juga Anggrek.
Akses Transportasiuntuk mencapai taman nasional ini. Tapi sangat dianjurkan untuk memakai kendaraan 4x4 jenis Jeep atau SUV. Karena kondisi jalan yang tidak baik untuk ditempuh oleh kendaraan jenis sedan. Ada tiga arah untuk menuju ke taman nasional gunung halimun yaitu:
Dari Selatan dengan jalur:
Pelabuhan Ratu - Sukawayana - Ciptarasa. Jalur ini membentang sepanjang 30km.
Dari Timur dengan jalur:
Parung Kuda - Sukawanayana - Ciptarasa. Jalur ini berjarak 30km.
Dari Utara dengan Jalur:
Cigudeg - Cisarua, sepanjang 30km.
Jika tidak membawa kendaraan sendiri, anda juga bisa mencapainya dari Jakarta sebagai berikut:Jakarta - Pasar Parung Kuda (Sukabumi)
Naik bis jurusan Sukabumi dari terminal Kampung Rambutan dan turun di pasar Parung Kuda.
Parung Kuda- Desa Kabandungan (pos TNGH)
Dari Parung Kuda lebih baik mencater kendaraan jenis colt. Ada angkutan umum pedesaan yang beroperasi akan tetapi anda harus berganti-ganti beberapa kali dan kemungkinan untuk kesasar lebih tinggi, serta memakan waktu yang lama.
Desa Kabadungan - Cikaniki
Carter kendaraan angkutan pedesaan sejenis L300 Rp.200.000,- (Banyak mangkal di terminal pasar Parung Kuda). Bisa juga dengan menggunakan jasa ojek motor dengan tarif Rp.25.000 - 35.000/orang tergantung waktu dan cuaca. PerijinanDisini anda juga bisa mendapatkan data yang lengkap tentang kawasan ini. Pengurusan ijin tidaklah terlalu berbelit-belit. Untuk kelengkapan, sebaiknya anda juga mempersiapkan photocoy KTP.
BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
Jl Raya Cipanas - Kabandungan, PO. Box 02 Parung Kuda - SUKABUMI
JAWA BARAT - INDONESIA. Telp / Fax +62- 266- 621256 / 621
Tempat menarikCIKANIKISelain sebagai stasiun peneliti, yang mendukung penelitian hutan di sekitar Cikaniki - Citalahab. Juga tersedia Wisma penginapan untuk tamu yang mau bermalam. Wisma ini mempunyai 5 kamar. Satu kamar VIP (Rp.125.000 per orang ), empat kamar standar (tarif Rp.100.000/orang). Masing masing kamar memiliki empat tempat tidur. Disini kita harus memasak sendiri, tapi anda bisa telah memesan sebelumnya, maka konsumsi akan disediakan. Jarak Cikaniki dari kantor pusat Kabandungan sekitar 20 km. dengan kondisi jalan berbatu tanpa aspal.
Di Cikaniki ini terdapat conopy yang terbentang dari pohon kepohon, dengan ketinggian 30m dan panjang sekitar 100m. Sangat menarik mengamati hutan dari puncak pohon, serta aliran sungai kecil. Perjalanan hiking bisa dilanjutkan menuju perkebunan teh nirmala agung, lalu menuju ke air terjun cimacan, menurut data tempat tersebut memang menjadi komunitas macan tutul.
CITALAHAPDisini juga terdapat wisma tamu, yang di kelola secara swadaya oleh masyrakat setempat. Wisma ini memiliki fasilitas 5 kamar, yang disewakan untuk umum, satu kamar bertarif Rp.70.000,- semalam dan juga anda bisa memesan konsumsi dengan harga sekali makan Rp.15.00,- / orang. Didaerah Citalahab ini juga tersediaCamping ground yang letaknya persis di belakang wisma tamu, yang juga dilengkapi kamar mandi dan wc. Disini terdapat air terjun Cikudapaeh yang lokasinya lumayan terisolasi, menjelajah hutan yg lumayan alami, menyeberang sungai kecil. Selain hiking kita juga bisa menikmati bird watching dengan primadona objeknya adalah elang jawa yang diperkirakan jumlahnya sekarang sekitar 200-300 ekor yang hidup tersebar dihutan-hutan di pulau Jawa. Selain itu kita juga bisa hiking sampai ke gunung Kendeng. Selain itu juga bisa menuju Desa Kasepuhan tempat tinggalnya Abah Anom yang memakan jarak tempuh sekitar 8 jam.
sangat eksotik yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Beberapa air terjun yang dapat dikunjungi yaitu Air Terjun Cimantaja dan Cipamulaan yang terdapat di sekitar Cikiray, Air Terjun Piit dan Cihanjawar yang terdapat di sekitar Nirmala Tea Estate, Air Terjun Citangkolo dan Ciraksamala yang terdapat di sekitar Mekarjaya, dan Air Terjun Ciberang yang terdapat di dekat Cisarua. Pemandangan hutan alam yang indah dan Perkebunan Teh Nirmala yang terdapat di dalam kawasan taman nasional, merupakan potensi wisata alam yang menarik untuk dinikmati. Selain itu, pendakian dan Rafting (di Sungai Citarik) sudah menjadi agenda rutin para pecinta kegiatan alam bebas. Banyak satwa liar dan langka yang di lindungi di TNGH ini. Diantaranya Macan tutul, Kucing hutan, Landak , Trenggiling serta Elang Jawa yang juga merupakan symbol atau lambang dari TNGH ini. Dan juga di TNGH ini merupakan habitat terbaik bagi populasi Owa jawa, yang dapat di jumpai di sekitar Cikaniki, G Botol, G Andam, Cisarua. Kawasan ini juga menyimpan berbagai jenis serangga. Diantaranya adalah Kupu-kupu. Untuk flora, ada berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh disini yaitu sekitar 1.000, dan tebagi dalam tiga zona :
Zona colline
Zona ini terdapat pada ketinggian dibawah 1.000m dpl, dan didominasi oleh pohon Rasamala yang sangat dikenal oleh kalangan penggiat alam bebas di Indonesia sebagai salah satu tumbuhan survival.
Zona sub-montana
Zona ini berada pada ketinggian diantara 1.000 - 1.500m dpl, daerah ini didominasi oleh tumbuhan Puspa dan jenis Fagaceae.
Zona Montana
Zona yang berada pada ketinggian diantara 1.500 -2.000m dpl, daerah ini juga didominasi oleh tumbuhan Fagaceae.
Selain itu pada kawasan hutan gunung Halimun ini juga bisa dijumpai 12 jenis Bambu, serta Rotan dan juga Anggrek.
Akses Transportasiuntuk mencapai taman nasional ini. Tapi sangat dianjurkan untuk memakai kendaraan 4x4 jenis Jeep atau SUV. Karena kondisi jalan yang tidak baik untuk ditempuh oleh kendaraan jenis sedan. Ada tiga arah untuk menuju ke taman nasional gunung halimun yaitu:
Dari Selatan dengan jalur:
Pelabuhan Ratu - Sukawayana - Ciptarasa. Jalur ini membentang sepanjang 30km.
Dari Timur dengan jalur:
Parung Kuda - Sukawanayana - Ciptarasa. Jalur ini berjarak 30km.
Dari Utara dengan Jalur:
Cigudeg - Cisarua, sepanjang 30km.
Jika tidak membawa kendaraan sendiri, anda juga bisa mencapainya dari Jakarta sebagai berikut:Jakarta - Pasar Parung Kuda (Sukabumi)
Naik bis jurusan Sukabumi dari terminal Kampung Rambutan dan turun di pasar Parung Kuda.
Parung Kuda- Desa Kabandungan (pos TNGH)
Dari Parung Kuda lebih baik mencater kendaraan jenis colt. Ada angkutan umum pedesaan yang beroperasi akan tetapi anda harus berganti-ganti beberapa kali dan kemungkinan untuk kesasar lebih tinggi, serta memakan waktu yang lama.
Desa Kabadungan - Cikaniki
Carter kendaraan angkutan pedesaan sejenis L300 Rp.200.000,- (Banyak mangkal di terminal pasar Parung Kuda). Bisa juga dengan menggunakan jasa ojek motor dengan tarif Rp.25.000 - 35.000/orang tergantung waktu dan cuaca. PerijinanDisini anda juga bisa mendapatkan data yang lengkap tentang kawasan ini. Pengurusan ijin tidaklah terlalu berbelit-belit. Untuk kelengkapan, sebaiknya anda juga mempersiapkan photocoy KTP.
BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
Jl Raya Cipanas - Kabandungan, PO. Box 02 Parung Kuda - SUKABUMI
JAWA BARAT - INDONESIA. Telp / Fax +62- 266- 621256 / 621
Tempat menarikCIKANIKISelain sebagai stasiun peneliti, yang mendukung penelitian hutan di sekitar Cikaniki - Citalahab. Juga tersedia Wisma penginapan untuk tamu yang mau bermalam. Wisma ini mempunyai 5 kamar. Satu kamar VIP (Rp.125.000 per orang ), empat kamar standar (tarif Rp.100.000/orang). Masing masing kamar memiliki empat tempat tidur. Disini kita harus memasak sendiri, tapi anda bisa telah memesan sebelumnya, maka konsumsi akan disediakan. Jarak Cikaniki dari kantor pusat Kabandungan sekitar 20 km. dengan kondisi jalan berbatu tanpa aspal.
Di Cikaniki ini terdapat conopy yang terbentang dari pohon kepohon, dengan ketinggian 30m dan panjang sekitar 100m. Sangat menarik mengamati hutan dari puncak pohon, serta aliran sungai kecil. Perjalanan hiking bisa dilanjutkan menuju perkebunan teh nirmala agung, lalu menuju ke air terjun cimacan, menurut data tempat tersebut memang menjadi komunitas macan tutul.
CITALAHAPDisini juga terdapat wisma tamu, yang di kelola secara swadaya oleh masyrakat setempat. Wisma ini memiliki fasilitas 5 kamar, yang disewakan untuk umum, satu kamar bertarif Rp.70.000,- semalam dan juga anda bisa memesan konsumsi dengan harga sekali makan Rp.15.00,- / orang. Didaerah Citalahab ini juga tersedia
Gunung Slamet 3432m dpl
Gunung Slamet terletak diantara Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Brebes. pada posisi geografis 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT, dengan ketinggian 3432m dpl, membuatnya merupakan gunung berapi yang tertinggi di daerah Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai empat kawah di puncaknya. Gunung yang berada di sebelah utara kota Purwokerto dan disebelah barat kota Purbalingga ini juga mempunyai beberapa sumber air panas. Hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air, jadi sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Pintu gerbang pendakian adalah dari desa Blambangan.Gunung Slamet dapat dicapai dari beberapa pintu masuk yaitu:
Bambangan
Batu Raden
Kaliwadas
Randudongka
Dari beberapa rute pendakian yang ada, Bambangan adalah rute yang paling banyak ditempuh oleh para pendaki, disamping karena jalur pendakian yang cukup aman, panorama yang ada sangat lengkap, dari pemandangan alam yang membentang ke timur sampai daerah Banjarnegara, juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.
Perjalanan dimulai dari kota Purwokerto. Dari sini naik mini bus (Rp.8.000 per orang) yang menuju Bobotsari kemudian turun di daerah yang dinamakan pertigaan serayu (sebelah utara bobotsari), perjalanan sekitar 45 menit tiba di pertigaan serayu dan melanjutkan perjalanan menuju desa Bambangan dengan menggunakan kendaraan pick-up (Rp.10.000 per orang). Hanya ada satu angkutan tersebut yang tersedia. Sedangkan transportasi untuk kembali ke Purwokerto bisa mencarter mobil angkutan sayur kepunyaan kepala desa Rp.15.000/orang dari Desa Bambangan sapai ke terminal Bus Purwokerto dengan catatan lebih dari 10 orang. Bambangan merupakan desa terakhir dan merupakan pintu gerbang pendakian menuju puncak Gunung Slamet . Untuk mencapai puncak slamet dibutuhkan waktu antara lebih kurang 8 jam pada keadaan normal. Hutan-hutan yang asri akan hilang ketika sampai di tempat yang dinamakan Pos Sanghyang Rangkah atau disebut juga Pos Mata Air, dan berganti dengan semak-semak dan tumbuhan sub-alpine lainnya.
Begitu melewati daerah semak - semak kita akan sampai di Pelawangan (lawang = pintu) atau atau Pos IX yang merupakan pintu menuju ke puncak Slamet. Perjalanan akan semakin menarik sekaligus juga berbahaya ketika kita melalui pelawangan ini. Disamping hanya pasir dan batu berbeda dengan medan lereng pasir di gunung Mahameru yang halus di gunung ini pasirnya sedikit kasar dan tajam.
Setelah melewati daerah Pelawangan maka akan sampai di dataran puncak yang berbukit dengan beberapa hamparan kawah yang luas. Pada puncak Slamet terdapat sebuah tiang penunjuk ketinggian. Pemandangan gunung Sumbing dan gunung lainnya di daerah Jawa Tengah jelas terlihat.
Rute PendakianDesa Bambangan 1478m dpl
07° 13' 34,7" LS 103° 15' 57,7" BT
Desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian bertani ini selain mempunyai pondok pemuda yang merupakan juga tempat singgah para pendaki juga rumah kepala dusun dan rumah penduduk lainnya bisa dijadikan tempat singgah dan bermalam. Jarak dari desa Bambangan ke Pos I Pondok Gembirung sekitar 1,5 km dengan jarak tempuh normal lebih kurang 1 jam.
Pos I (Pondok Gembirung) 1993m dpl
07° 13' 38,0" LS 103° 14' 48,0" BT
Pos I atau Pos Pondok Gembirung ini mempunyai areal yang cukup lebar untuk mendirikan 4-5 tenda dan terletak persis di sebelah kiri jalan setapak sewaktu akan naik. Tidak ada sumber mata air di pos ini. Sebelum mencapai pos ini kita akan melewati perladangan penduduk disebelah kiri jalan setapak terdapat sungai yang kering dimusim kemarau. Kemudian kita akan memasuki pintu hutan dan tak lama baru sampai di pos ini.
Pos II (Pondok Walang) 2271m dpl
07° 13' 45,8" LS 109° 14' 28,1" BT
Pos II atau disebut juga Pos Pondok Walang ini cukup luas dan berjarak lebih kurang 1km dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam. Tanjakan yang cukup menguras tenaga dari Pos I membuat perjalanan sedikit akan lama jika dibandingkan dengan jaraknya. Seperti halnya dengan Pos I di Pos ini tidak terdapat sumber air.
Pos III (Pondok Cemara) 2497m dpl
07° 13' 55,2" LS 109° 14' 10,6" BT
Pos III ini merupakan pos yang terluas, di pos ini bisa mendirikan 10 tenda. Pos yang berjarak sekitar 1,5km dari pos sebelumnya ini juga tidak tersedia sumber mata air. Waktu tempuh dari pos II dengan kecepatan normal sekitar 1.5 jam
Pos IV (Pondok Samarantu) 2697m dpl
07° 14' 01,0" LS 109° 14' 00,3" BT
Pos Samarantu ini berada persis di samping kanan jalan setapak. pos ini berjarak sekitar 1,5km dari pos sebelumnya dengan waktu tempuh lebih kurang 1,5 hingga 2 jam ada sedikit kerancuan pada pos ini yakni sebelum samapi di pos ini kita akan menjumpai pos yang bernama Samarantu juga. Pos tersebut tidak lebih merupakan pos bayangan yang telah disalah namakan. Pos Samarantu yang benar adalah yang ini.
Pos V (Samyang Rangkah) 2806m dpl
07° 14' 07,9" LS 109° 13' 51,5" BT
Pos ini juga dikenal dengan nama Pos Mata Air, karena hanya ditrempat ini lah kita bisa menemukan air. Akan tetapi tidak pada musim kemarau. Membawa persedian air yang cukup adalah wajib jika anda mendaki gunung Slamet. Pos yang berjarak sekitar 1,5 - 2km dan dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam dari pos sebelumnya ini. mempunyai sebuah bangunan pondok. Mulai dari pos ini keatas sudah terbuka medannya.
Pos VI (Samyang Jampang) 2916m dpl
07° 14' 09,6" LS 109° 13' 43,0" BT
Pos VI ini tidak begitu luas dan berjarak sekitar 1km dengan waktu tempuh lebih kurang 1 jam dari pos V. dari tidak ada yang terlalu istimewa pada pos ini, karena hanya merupakan pos persinggahan sementara. Pada lokasi pos ini bisa mendirikan 2-3 tenda.
Pos VII (Samyang Kotebon) 3050m dpl
07° 14' 13,6" LS 109° 13' 34,0" BT
Pos ini sangat berdekatan sekali dengan pos VII dan merupakan pos yang memiliki pemandangan yang lepas ke arah timur. Disini ada sebuah shelter berukuran 3x6m dan terbuat dari seng.
Pos VIII (Samyang Kendit) 3050m dpl
07° 14' 13,5" LS 109° 13' 33,9" BT
Pos ini terletak diatas pos VII, entah kenapa kedua pos ii jadi berdempetan tidak ada data mengenai itu. Pos Samyang Kendit ini cukup lebar dan berada persis di pinggir jalan, JIka mendirikan tenda di pos ini menghadap ke Timur, maka pagi hari bisa menikmati sunrise dari dalam tenda.
Pos IX (Pelawangan) 3198m dpl
07° 14' 17,1" LS 109° 13' 25,9" BT
Pos Pelawangan ini adalah merupakan pos yang terakhir, pos ini berada didaerah perbatasan daerah berbatuan dan pepohonan. Jarak pos ini dari pos VIII adalah sekitar 0,5 km dengan jarak tempuh kurang lebih 1 - 1,5 jam.
Puncak 3432 m dpl
07° 14' 19,0" LS 109° 13' 11,9" BT
Setelah melewati pos IX maka medan pendakian yang akan dihadapi menuju puncak adalah daerah terbuka dan berpasir serta berbatu. Berbeda dengan daerah berpasir di Mahameru atau Rinjani. daerah berpasir di Slamet ini batubatunya sedikit tajam. Saat mencapai gigiran puncak tiang trianggulasinya berada disebelah kanan. Dari sini kita bisa melihat pemandangan lepas ke segala arah. Kawah Gunung Slamet agak jauh letaknya dari puncak. Untuk kesana kita harus menuruni puncak ke arah barat, tapi kawahnya terlihat jelas dari puncak.
PerijinanPerijinan bisa diurus di rumah kepala desa Bambangan, rumah kepala desa ini juga biasanya dijadikan basecamp oleh para pendaki. Disini para pendaki mendaftar untuk mendaki dengan membayar uang retribusi Rp.3.500,- per orang dan juga membayar karcis kas Karang Taruna sebanyak Rp. 500,- per orang. Para pendaki tidak dikenakan biaya untuk menginap di rumah kepala desa ini.
Jalur Pendakian dari Guci adalah nama desa sekaligus tempat wisata di kaki Gunung Selamet arah Barat Laut. Komplek wisata Guci, ini adalah merupakan komplek wisata alam mata air panas dan air terjun, yang cukup lengkap, dengan hotel berbagai kelas, dan juga villa-villa disewakan. Juga terdapat camping ground sederhana. Hotel yang terbaik disini adalah Duta Wisata, terdapat kolam renang air panas,. Jika anda ingin berendam gratis, silakan mencebur di sungai yang mengalir dengan air yang jernih dan deras. Berbeda dengan Ciater, yang semrawut dan sangat mahal, suasana disini relatif tenang, dan harga-harga tidak terlalu mahal.
AKSES TRANSPORTASIDari Jakarta dengan menggunakan bis Jurusan Jakarta-Tegal-Slawi-Purwokerto (AC Rp 43,000). Kemudian turun di pertigaan Yomani/Lebaksiu yang berada pada ketiggian 125m dpl, kira-kira setengah jam dari tegal ke arah Purwokerto melewati Slawi. Pertigaan ini ditandai dengan petunjuk arah Kawasan wisata GUCI dan jembatan.
Di sini kita bisa berbelanja bahan makanan, jika perlu. Terdapat juga wartel, restoran sate/ gulai kambing muda yang memang khas di daerah ini. Terdapat Masjid besar, Masjid Baetussalam, yang besar dan bersih dengan air yan melimpah. Depan masjid ini menjadi tempat nongkrong bus Dewi Sri jurusan Jakarta, yang berangkat pagi dari lokasi ini.
Dari pertigaan Yomani/Lebaksiu ini kita ganti bis kecil Jurusan Tegal-Slawi-Bumijawa, turun di pertigaan Tuwel, ongkosnya (Rp 7000). Bis ini beroperasi dai jam 6 pagi sampai jam 5 sore. Selain waktu tersebut, anda harus menggunakan ojek ke Guci (Rp 30.000). Atau anda bisa numpang menginap di masjid Baetussalam, sambil menunggu besok pagi jam 6.
Dari Tuwel kita berganti dengan mobil pickup ke tempat wisata Guci (Rp 6000).
TipsSebaiknya gunakan bis Executive (bangku 2-2)Jakarta-Purwokerto , Sinar Jaya, Dewi Sri, yang berangkat dari terminal Rawamangun. Pengalaman kami naik bis siang AC (bangku2-3) Tri Kusuma dari Pulogadung, kondisi bis , keamanan dan kenyamanan sangat jelek.Waktu tempuh Jakarta – Pertigaan Yomani 8 jam.
PERIJINAN DAN PORTERPendakian masal diselenggarakan rutin oleh Pemda Tegal, setiap 17 Agustus. Rekor tertinggi hanya 200 orang (bandingkan dengan Gede).
Di desa Guci, bisa dicari penunjuk jalan/ porter. Pemuda di desa ini mempunyai klub pendaki bernama “Eidelwais Club”. Mereka bisa dimintai tolong mengantarkan dan membawa beban. Tarifnya , belum ada harga resmi untuk porter saat ini biasanya 75 ribu/orang, untuk 2 hari-1 malam. Bahan makanan buat dia, kita yang menyediakan. Dan uang tambahan transport 15 ribu/orang, karena kita turun di Bambangan.
Perijinan bisa diurus ke ‘juru kunci’ disini. Dan bisa diurus oleh porter langsung.
Di desa ini/ tempat wisatanya, anda bisa membeli nasi bungkus untuk makan siang nanti, jika anda malas memasak di perjalanan.
TipsUntuk mencari pemandu/ porter, hubungi Mas Narto, tinggal di dekat SDN 1 Guci.
RUTE PENDAKIANPendakian dimulai dari pintu gerbang pendakian yang berada pada ketinggian 1120m dpl. Pintu gerbang pendakian yang berupa gapura ini , adalah juga merupakan pintu gerbang ke air terjun. Letak air terjun ini ada di sebelah sebuah jembatan. Tiket ke air terjun adalah 2000/ orang. Air sungai ini bisa dipakai untuk memasak. Berikut adalah tahapan pendakian mulai dari pintu gerbang hingga puncak.
Gerbang 1120m dpl – Pos Pinus (Pos I) 1185m dpl
Dari gerbang jalur pendakian relatif landai, melewati pinggir hutan pinus, dan setelah mengikuti jalan setapak kemudian akan bertemu dengan jalan berbatu/ bekas jalan aspal yang sudah rusak milik perkebunan pinus. Pos I berada sedikit masuk ke dalam hutan Pinus. Didaerah ini banyak sekali terdapat bekas bulu burung yang merupakan buangan dari pada pemburu burung Katik..Waktu tempuh dari Gerbang hingga ke Pos I ini kuran glebih 1 jam
Pos I - Pos II (1850m dpl)
Setelah melewati Pos I keadaan jalan setapak mulai menanjak dan mulai banyak terdapat pohon yang berlumut. Sedangkan waktu tempuhnya 1 jam 50 menit.
Pos II – Pos Pondok Pasang (Pos III) 2035m dpl
Kondisi jalan seteapaknya relatif landai dan waktu tempuh dari Pos II ke Pos III kurang lebih 48 menit.
Pos III – Pos Pondok Cemara (Pos IV) 2480m dpl
Jalur dari pos III menuju Pos IV ini lebih berat dari pad jalur lainnya (dari pos I hingga Pos V). Dijalur ini, banyak pohon perdu setinggi manusia (semacam arbei). Jika memulai pendakian dipagi hari, maka istirahat makan siang dapat dilakukan disini. Dan juga di daerah Pos IV ini ramai dihiasi oleh suara burung. Waktu tempuh dari Pos III ke Pos IV adalah kurang lebih sekitar 2 jam.
Pos IV – Pos Pondok Kematus (Pos V) 2740m dpl
Jalur pendakian mulai banyak ditemui pohon tumbang dan sebelum mencapai Pos V, akan ada sebuah pos yang dikenal dengan sebutan Pos Edelweiss yang berada pada ketinggian 2570m dpl, dan waktu tempuh hingga Pondok Edelweiss ini adalah kurang lebih sekitar 1 jam 26 menit. Selepas dari pondok edelweiss keadaan jalan setapak mulai banyak debu vukanisnya. Dari Pondok edelweiss hingga ke Pos V akan memakan waktu kurang lebih 50 menit.
Pos V – Bibir kawah sebelah barat laut (3205m dpl)
Mendekati bibir kawah, haruslah berhati-hati karena jalannya melewati tanah berpasir halus dan berasap belerang. Terkadang tanah tersebut terasa hangat. Resiko keracunan belerang/ H2S bisa saja terjadi. Jadi ada baiknya menyiapkan masker, dan berjalan cepat dan tegak, untuk mengurangi resiko. Karena H2S lebih berat dari udara/ berada di dekat tanah. Waktu tempuh dari Pos V hingga bibir kawah ini adalah sekitar 2 jam
Bibir Kawah Barat Laut – Puncak Barat/Tower Barat (3220m dpl)
Jalan setapaknya mengelilingi kawah, diperlukan konsentari ektra di jalur ini. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
Puncak Barat/Tower Barat – Puncak Timur/Puncak sejati 3428m dpl
Jalan setapaknya turun kearah kawah pasir dan kemudian naik kembali menuju puncak sejatinya. Waktu tempuhnya sekitar kurang lebih satu jam.
Pada jalur pendakian Guci ini tidak terdapat sumber air di setiap posnya, dan pos yang ada bangunan shelternya hanya di Pondok Edelweiss
Bambangan
Batu Raden
Kaliwadas
Randudongka
Dari beberapa rute pendakian yang ada, Bambangan adalah rute yang paling banyak ditempuh oleh para pendaki, disamping karena jalur pendakian yang cukup aman, panorama yang ada sangat lengkap, dari pemandangan alam yang membentang ke timur sampai daerah Banjarnegara, juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.
Perjalanan dimulai dari kota Purwokerto. Dari sini naik mini bus (Rp.8.000 per orang) yang menuju Bobotsari kemudian turun di daerah yang dinamakan pertigaan serayu (sebelah utara bobotsari), perjalanan sekitar 45 menit tiba di pertigaan serayu dan melanjutkan perjalanan menuju desa Bambangan dengan menggunakan kendaraan pick-up (Rp.10.000 per orang). Hanya ada satu angkutan tersebut yang tersedia. Sedangkan transportasi untuk kembali ke Purwokerto bisa mencarter mobil angkutan sayur kepunyaan kepala desa Rp.15.000/orang dari Desa Bambangan sapai ke terminal Bus Purwokerto dengan catatan lebih dari 10 orang. Bambangan merupakan desa terakhir dan merupakan pintu gerbang pendakian menuju puncak Gunung Slamet . Untuk mencapai puncak slamet dibutuhkan waktu antara lebih kurang 8 jam pada keadaan normal. Hutan-hutan yang asri akan hilang ketika sampai di tempat yang dinamakan Pos Sanghyang Rangkah atau disebut juga Pos Mata Air, dan berganti dengan semak-semak dan tumbuhan sub-alpine lainnya.
Begitu melewati daerah semak - semak kita akan sampai di Pelawangan (lawang = pintu) atau atau Pos IX yang merupakan pintu menuju ke puncak Slamet. Perjalanan akan semakin menarik sekaligus juga berbahaya ketika kita melalui pelawangan ini. Disamping hanya pasir dan batu berbeda dengan medan lereng pasir di gunung Mahameru yang halus di gunung ini pasirnya sedikit kasar dan tajam.
Setelah melewati daerah Pelawangan maka akan sampai di dataran puncak yang berbukit dengan beberapa hamparan kawah yang luas. Pada puncak Slamet terdapat sebuah tiang penunjuk ketinggian. Pemandangan gunung Sumbing dan gunung lainnya di daerah Jawa Tengah jelas terlihat.
Rute PendakianDesa Bambangan 1478m dpl
07° 13' 34,7" LS 103° 15' 57,7" BT
Desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian bertani ini selain mempunyai pondok pemuda yang merupakan juga tempat singgah para pendaki juga rumah kepala dusun dan rumah penduduk lainnya bisa dijadikan tempat singgah dan bermalam. Jarak dari desa Bambangan ke Pos I Pondok Gembirung sekitar 1,5 km dengan jarak tempuh normal lebih kurang 1 jam.
Pos I (Pondok Gembirung) 1993m dpl
07° 13' 38,0" LS 103° 14' 48,0" BT
Pos I atau Pos Pondok Gembirung ini mempunyai areal yang cukup lebar untuk mendirikan 4-5 tenda dan terletak persis di sebelah kiri jalan setapak sewaktu akan naik. Tidak ada sumber mata air di pos ini. Sebelum mencapai pos ini kita akan melewati perladangan penduduk disebelah kiri jalan setapak terdapat sungai yang kering dimusim kemarau. Kemudian kita akan memasuki pintu hutan dan tak lama baru sampai di pos ini.
Pos II (Pondok Walang) 2271m dpl
07° 13' 45,8" LS 109° 14' 28,1" BT
Pos II atau disebut juga Pos Pondok Walang ini cukup luas dan berjarak lebih kurang 1km dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam. Tanjakan yang cukup menguras tenaga dari Pos I membuat perjalanan sedikit akan lama jika dibandingkan dengan jaraknya. Seperti halnya dengan Pos I di Pos ini tidak terdapat sumber air.
Pos III (Pondok Cemara) 2497m dpl
07° 13' 55,2" LS 109° 14' 10,6" BT
Pos III ini merupakan pos yang terluas, di pos ini bisa mendirikan 10 tenda. Pos yang berjarak sekitar 1,5km dari pos sebelumnya ini juga tidak tersedia sumber mata air. Waktu tempuh dari pos II dengan kecepatan normal sekitar 1.5 jam
Pos IV (Pondok Samarantu) 2697m dpl
07° 14' 01,0" LS 109° 14' 00,3" BT
Pos Samarantu ini berada persis di samping kanan jalan setapak. pos ini berjarak sekitar 1,5km dari pos sebelumnya dengan waktu tempuh lebih kurang 1,5 hingga 2 jam ada sedikit kerancuan pada pos ini yakni sebelum samapi di pos ini kita akan menjumpai pos yang bernama Samarantu juga. Pos tersebut tidak lebih merupakan pos bayangan yang telah disalah namakan. Pos Samarantu yang benar adalah yang ini.
Pos V (Samyang Rangkah) 2806m dpl
07° 14' 07,9" LS 109° 13' 51,5" BT
Pos ini juga dikenal dengan nama Pos Mata Air, karena hanya ditrempat ini lah kita bisa menemukan air. Akan tetapi tidak pada musim kemarau. Membawa persedian air yang cukup adalah wajib jika anda mendaki gunung Slamet. Pos yang berjarak sekitar 1,5 - 2km dan dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam dari pos sebelumnya ini. mempunyai sebuah bangunan pondok. Mulai dari pos ini keatas sudah terbuka medannya.
Pos VI (Samyang Jampang) 2916m dpl
07° 14' 09,6" LS 109° 13' 43,0" BT
Pos VI ini tidak begitu luas dan berjarak sekitar 1km dengan waktu tempuh lebih kurang 1 jam dari pos V. dari tidak ada yang terlalu istimewa pada pos ini, karena hanya merupakan pos persinggahan sementara. Pada lokasi pos ini bisa mendirikan 2-3 tenda.
Pos VII (Samyang Kotebon) 3050m dpl
07° 14' 13,6" LS 109° 13' 34,0" BT
Pos ini sangat berdekatan sekali dengan pos VII dan merupakan pos yang memiliki pemandangan yang lepas ke arah timur. Disini ada sebuah shelter berukuran 3x6m dan terbuat dari seng.
Pos VIII (Samyang Kendit) 3050m dpl
07° 14' 13,5" LS 109° 13' 33,9" BT
Pos ini terletak diatas pos VII, entah kenapa kedua pos ii jadi berdempetan tidak ada data mengenai itu. Pos Samyang Kendit ini cukup lebar dan berada persis di pinggir jalan, JIka mendirikan tenda di pos ini menghadap ke Timur, maka pagi hari bisa menikmati sunrise dari dalam tenda.
Pos IX (Pelawangan) 3198m dpl
07° 14' 17,1" LS 109° 13' 25,9" BT
Pos Pelawangan ini adalah merupakan pos yang terakhir, pos ini berada didaerah perbatasan daerah berbatuan dan pepohonan. Jarak pos ini dari pos VIII adalah sekitar 0,5 km dengan jarak tempuh kurang lebih 1 - 1,5 jam.
Puncak 3432 m dpl
07° 14' 19,0" LS 109° 13' 11,9" BT
Setelah melewati pos IX maka medan pendakian yang akan dihadapi menuju puncak adalah daerah terbuka dan berpasir serta berbatu. Berbeda dengan daerah berpasir di Mahameru atau Rinjani. daerah berpasir di Slamet ini batubatunya sedikit tajam. Saat mencapai gigiran puncak tiang trianggulasinya berada disebelah kanan. Dari sini kita bisa melihat pemandangan lepas ke segala arah. Kawah Gunung Slamet agak jauh letaknya dari puncak. Untuk kesana kita harus menuruni puncak ke arah barat, tapi kawahnya terlihat jelas dari puncak.
PerijinanPerijinan bisa diurus di rumah kepala desa Bambangan, rumah kepala desa ini juga biasanya dijadikan basecamp oleh para pendaki. Disini para pendaki mendaftar untuk mendaki dengan membayar uang retribusi Rp.3.500,- per orang dan juga membayar karcis kas Karang Taruna sebanyak Rp. 500,- per orang. Para pendaki tidak dikenakan biaya untuk menginap di rumah kepala desa ini.
Jalur Pendakian dari Guci adalah nama desa sekaligus tempat wisata di kaki Gunung Selamet arah Barat Laut. Komplek wisata Guci, ini adalah merupakan komplek wisata alam mata air panas dan air terjun, yang cukup lengkap, dengan hotel berbagai kelas, dan juga villa-villa disewakan. Juga terdapat camping ground sederhana. Hotel yang terbaik disini adalah Duta Wisata, terdapat kolam renang air panas,. Jika anda ingin berendam gratis, silakan mencebur di sungai yang mengalir dengan air yang jernih dan deras. Berbeda dengan Ciater, yang semrawut dan sangat mahal, suasana disini relatif tenang, dan harga-harga tidak terlalu mahal.
AKSES TRANSPORTASIDari Jakarta dengan menggunakan bis Jurusan Jakarta-Tegal-Slawi-Purwokerto (AC Rp 43,000). Kemudian turun di pertigaan Yomani/Lebaksiu yang berada pada ketiggian 125m dpl, kira-kira setengah jam dari tegal ke arah Purwokerto melewati Slawi. Pertigaan ini ditandai dengan petunjuk arah Kawasan wisata GUCI dan jembatan.
Di sini kita bisa berbelanja bahan makanan, jika perlu. Terdapat juga wartel, restoran sate/ gulai kambing muda yang memang khas di daerah ini. Terdapat Masjid besar, Masjid Baetussalam, yang besar dan bersih dengan air yan melimpah. Depan masjid ini menjadi tempat nongkrong bus Dewi Sri jurusan Jakarta, yang berangkat pagi dari lokasi ini.
Dari pertigaan Yomani/Lebaksiu ini kita ganti bis kecil Jurusan Tegal-Slawi-Bumijawa, turun di pertigaan Tuwel, ongkosnya (Rp 7000). Bis ini beroperasi dai jam 6 pagi sampai jam 5 sore. Selain waktu tersebut, anda harus menggunakan ojek ke Guci (Rp 30.000). Atau anda bisa numpang menginap di masjid Baetussalam, sambil menunggu besok pagi jam 6.
Dari Tuwel kita berganti dengan mobil pickup ke tempat wisata Guci (Rp 6000).
TipsSebaiknya gunakan bis Executive (bangku 2-2)Jakarta-Purwokerto , Sinar Jaya, Dewi Sri, yang berangkat dari terminal Rawamangun. Pengalaman kami naik bis siang AC (bangku2-3) Tri Kusuma dari Pulogadung, kondisi bis , keamanan dan kenyamanan sangat jelek.Waktu tempuh Jakarta – Pertigaan Yomani 8 jam.
PERIJINAN DAN PORTERPendakian masal diselenggarakan rutin oleh Pemda Tegal, setiap 17 Agustus. Rekor tertinggi hanya 200 orang (bandingkan dengan Gede).
Di desa Guci, bisa dicari penunjuk jalan/ porter. Pemuda di desa ini mempunyai klub pendaki bernama “Eidelwais Club”. Mereka bisa dimintai tolong mengantarkan dan membawa beban. Tarifnya , belum ada harga resmi untuk porter saat ini biasanya 75 ribu/orang, untuk 2 hari-1 malam. Bahan makanan buat dia, kita yang menyediakan. Dan uang tambahan transport 15 ribu/orang, karena kita turun di Bambangan.
Perijinan bisa diurus ke ‘juru kunci’ disini. Dan bisa diurus oleh porter langsung.
Di desa ini/ tempat wisatanya, anda bisa membeli nasi bungkus untuk makan siang nanti, jika anda malas memasak di perjalanan.
TipsUntuk mencari pemandu/ porter, hubungi Mas Narto, tinggal di dekat SDN 1 Guci.
RUTE PENDAKIANPendakian dimulai dari pintu gerbang pendakian yang berada pada ketinggian 1120m dpl. Pintu gerbang pendakian yang berupa gapura ini , adalah juga merupakan pintu gerbang ke air terjun. Letak air terjun ini ada di sebelah sebuah jembatan. Tiket ke air terjun adalah 2000/ orang. Air sungai ini bisa dipakai untuk memasak. Berikut adalah tahapan pendakian mulai dari pintu gerbang hingga puncak.
Gerbang 1120m dpl – Pos Pinus (Pos I) 1185m dpl
Dari gerbang jalur pendakian relatif landai, melewati pinggir hutan pinus, dan setelah mengikuti jalan setapak kemudian akan bertemu dengan jalan berbatu/ bekas jalan aspal yang sudah rusak milik perkebunan pinus. Pos I berada sedikit masuk ke dalam hutan Pinus. Didaerah ini banyak sekali terdapat bekas bulu burung yang merupakan buangan dari pada pemburu burung Katik..Waktu tempuh dari Gerbang hingga ke Pos I ini kuran glebih 1 jam
Pos I - Pos II (1850m dpl)
Setelah melewati Pos I keadaan jalan setapak mulai menanjak dan mulai banyak terdapat pohon yang berlumut. Sedangkan waktu tempuhnya 1 jam 50 menit.
Pos II – Pos Pondok Pasang (Pos III) 2035m dpl
Kondisi jalan seteapaknya relatif landai dan waktu tempuh dari Pos II ke Pos III kurang lebih 48 menit.
Pos III – Pos Pondok Cemara (Pos IV) 2480m dpl
Jalur dari pos III menuju Pos IV ini lebih berat dari pad jalur lainnya (dari pos I hingga Pos V). Dijalur ini, banyak pohon perdu setinggi manusia (semacam arbei). Jika memulai pendakian dipagi hari, maka istirahat makan siang dapat dilakukan disini. Dan juga di daerah Pos IV ini ramai dihiasi oleh suara burung. Waktu tempuh dari Pos III ke Pos IV adalah kurang lebih sekitar 2 jam.
Pos IV – Pos Pondok Kematus (Pos V) 2740m dpl
Jalur pendakian mulai banyak ditemui pohon tumbang dan sebelum mencapai Pos V, akan ada sebuah pos yang dikenal dengan sebutan Pos Edelweiss yang berada pada ketinggian 2570m dpl, dan waktu tempuh hingga Pondok Edelweiss ini adalah kurang lebih sekitar 1 jam 26 menit. Selepas dari pondok edelweiss keadaan jalan setapak mulai banyak debu vukanisnya. Dari Pondok edelweiss hingga ke Pos V akan memakan waktu kurang lebih 50 menit.
Pos V – Bibir kawah sebelah barat laut (3205m dpl)
Mendekati bibir kawah, haruslah berhati-hati karena jalannya melewati tanah berpasir halus dan berasap belerang. Terkadang tanah tersebut terasa hangat. Resiko keracunan belerang/ H2S bisa saja terjadi. Jadi ada baiknya menyiapkan masker, dan berjalan cepat dan tegak, untuk mengurangi resiko. Karena H2S lebih berat dari udara/ berada di dekat tanah. Waktu tempuh dari Pos V hingga bibir kawah ini adalah sekitar 2 jam
Bibir Kawah Barat Laut – Puncak Barat/Tower Barat (3220m dpl)
Jalan setapaknya mengelilingi kawah, diperlukan konsentari ektra di jalur ini. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
Puncak Barat/Tower Barat – Puncak Timur/Puncak sejati 3428m dpl
Jalan setapaknya turun kearah kawah pasir dan kemudian naik kembali menuju puncak sejatinya. Waktu tempuhnya sekitar kurang lebih satu jam.
Pada jalur pendakian Guci ini tidak terdapat sumber air di setiap posnya, dan pos yang ada bangunan shelternya hanya di Pondok Edelweiss
Gunung Singgalang 2877m dpl
Gunung ini hampir mirip dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah, gunung singgalang yang berada di propinsi Sumatera Barat ini merupakan gunung yang berpuncak masif. Gunung ini bisa didaki dari beberapa tempat: Pakan Sinayan, Koto Tuo, Balingka dan Pandai Sikat. Gunung ini mempunyai telaga di puncaknya yang merupakan bekas kawah, Telaga itu dinamakan TELAGA DEWI. Singgalang sudah tidak aktif lagi dan hutannya sangat lembab karena kandungan air yang banyak. Seperti halnya gunung gede di Jawa Barat, setiap malam minggu singgalang selalu ramai dikunjungi oleh pendaki. Selain itu jika memulai pendakian lewat desa Pandai Sikat, kita juga bisa menikmati wisata kebudayan. Karena desas ini terkenal akan tenun songketnya. Rute PendakianPada umumnya para pendaki memulai pendakian dari desa Pandai Sikat. Dari kota Padang, desa ini bisa dicapai dengan naik bus tujuan Bukittinggi, dan turun di Koto Baru. Dan kemudian dilanjutkan dengan menumpang angkot sampai ke desa pandai sikat. Angkot berhenti sampai desa Pandai Sikat. Sebaiknya anda negosiasi dengan supir angkot untuk mengantarkan anda sampai ke pemancar relay TVRI dimana titik pendakian dimulai. Akan tetapi anda juga harus siap untuk berjalan kaki dari Koto Baru sampai ke pemancar TV dengan berjalan kaki. Karena kadang-kandang amat susah untuk menemukan transportasi.
Disebelah pemancar TVRI, terdapat sebuah kantin kecil akan tetapi hanya buka pada malam minggu saja, saat mana pendaki banyak mengunjungi gunung ini. Dari sini pendakian dimulai dengan melewati ladang-ladang penduduk. Setelah melewati ini kita akan sampai dimulut hutan, keadaan jalan setapaknya dengan kemiringan yang bervariasi. Semakin kita masuk kedalam hutannya akan semakin terasa lembab dan sedikit gelap, karena disebabkan oleh rapatnya pepohonan. Setelah agak lama berjalan kita akan menemukan sumber mata air yang akan kering dimusim kemarau.
Seperti yang anda lihat diphoto, airnya begitu bersih dan jernih, tempat ini sangat cocok untuk mendirikan tenda dan bermalam, akan tetapi puncak masih jauh. Dimusim panas kadang-kadang airnya kering, jika anda rencana mendaki dimusim kering, sebaiknya anda menanyakan sama penduduk setempat terlebih dahulu apakah tempat itu ada airnya atau tidak.
Pepohonan di gunung ini sangat rapat, ini menyebabkan dibeberapa tempat tidak begitu mendapat sinar matahari yang cukup, dan keadaan tanah yang sangat lembab.
Setelah lama menempuh jalan setapak yang menanjak serta lembab dan basah, kita akan sampai didaerah terbuka yang banyak ditumbuhi oleh bunga abadi edellweiss. Pendaki setempat menyebut tempat ini dengan nama "CADAS". Dari sini jalan sangat menanjak dari sini akan kelihatan puncak gunung Marapi, dan kemudian jalan setapak kembali masuk ke dalam hutan yang keadaan jalannya sangat becek dan berair karena sudah semakin dekat dengan Telaga Dewi.
Setelah melewati daerah cadas dan daerah hutan berjalan setapak yang becek, akhirnya akan terlihat pemandangan yang sangat memukau, yaitu telaga Dewi yang hening dan airnya sedikit beriak. Telaga ini terletak diketinggian 2800m dpl. Pada kujungan high-camp.com tahun 1994, kondisi telaga ini masih bersih dari sampah, mudah-mudahan kondisi tetap terpelihara. Dari sini perjalanan kepuncak tidak begitu jauh, jalan setapak kepuncak akan kita temui disebelah kanan telaga. Dari sini jalan setapak akan menutun kita memasuki hutan yang penuh dengan pepohonan yang berlumut tebal. Setelah berjalan 20menit kita akan sampai di puncak. Keadaan puncak sama seperti puncak gunung Salak di Jawa Barat. Yaitu penuh dengan pohon sehingga menghalangi pemandangan. Satu-satunya pemandangan yang bisa kita lihat adalah kota Bukittinggi serta lembah Ngarai Sianok yang terkenal itu.
Disebelah pemancar TVRI, terdapat sebuah kantin kecil akan tetapi hanya buka pada malam minggu saja, saat mana pendaki banyak mengunjungi gunung ini. Dari sini pendakian dimulai dengan melewati ladang-ladang penduduk. Setelah melewati ini kita akan sampai dimulut hutan, keadaan jalan setapaknya dengan kemiringan yang bervariasi. Semakin kita masuk kedalam hutannya akan semakin terasa lembab dan sedikit gelap, karena disebabkan oleh rapatnya pepohonan. Setelah agak lama berjalan kita akan menemukan sumber mata air yang akan kering dimusim kemarau.
Seperti yang anda lihat diphoto, airnya begitu bersih dan jernih, tempat ini sangat cocok untuk mendirikan tenda dan bermalam, akan tetapi puncak masih jauh. Dimusim panas kadang-kadang airnya kering, jika anda rencana mendaki dimusim kering, sebaiknya anda menanyakan sama penduduk setempat terlebih dahulu apakah tempat itu ada airnya atau tidak.
Pepohonan di gunung ini sangat rapat, ini menyebabkan dibeberapa tempat tidak begitu mendapat sinar matahari yang cukup, dan keadaan tanah yang sangat lembab.
Setelah lama menempuh jalan setapak yang menanjak serta lembab dan basah, kita akan sampai didaerah terbuka yang banyak ditumbuhi oleh bunga abadi edellweiss. Pendaki setempat menyebut tempat ini dengan nama "CADAS". Dari sini jalan sangat menanjak dari sini akan kelihatan puncak gunung Marapi, dan kemudian jalan setapak kembali masuk ke dalam hutan yang keadaan jalannya sangat becek dan berair karena sudah semakin dekat dengan Telaga Dewi.
Setelah melewati daerah cadas dan daerah hutan berjalan setapak yang becek, akhirnya akan terlihat pemandangan yang sangat memukau, yaitu telaga Dewi yang hening dan airnya sedikit beriak. Telaga ini terletak diketinggian 2800m dpl. Pada kujungan high-camp.com tahun 1994, kondisi telaga ini masih bersih dari sampah, mudah-mudahan kondisi tetap terpelihara. Dari sini perjalanan kepuncak tidak begitu jauh, jalan setapak kepuncak akan kita temui disebelah kanan telaga. Dari sini jalan setapak akan menutun kita memasuki hutan yang penuh dengan pepohonan yang berlumut tebal. Setelah berjalan 20menit kita akan sampai di puncak. Keadaan puncak sama seperti puncak gunung Salak di Jawa Barat. Yaitu penuh dengan pohon sehingga menghalangi pemandangan. Satu-satunya pemandangan yang bisa kita lihat adalah kota Bukittinggi serta lembah Ngarai Sianok yang terkenal itu.
Gunung Sindoro 3150m dpl
Gunung bertipe Strato ini juga dikenal dengan sebutan Sindoro atau Sendoro, mempunyai beberapa kawah diantaranya:
Kawah puncak: Segoro Wedi, Segoro Banjaran
Kawah utara
Kawah selatan
Sumur LedakanBerdiri dengan ketinggian 3150m dpl, terletak di batas kabupaten Temanggung sebelah barat dan Wonosobo sebelah timur. Posisi geografinya 7°18' LS dan 109°59,5' BT. Gunung Sindoro ini berhadapan langsung dengan gunung Sumbing, sama halnya dengan gunung Sumbing di gunung ini juga susah ditemukan sumber air, maka dari itu dianjurkan untuk membawa perbekalan air yang cukup sesuai dengan lamanya perjalanan yang akan ditempuh.
Setiap tanggal 1 Suro, banyak penduduk yang naik menuju puncak G. Sindoro ini untuk melakukan upacara selamatan memperingati Tahun Baru dalam kalender Jawa dan Islam. Sundoro dapat dicapai dari beberapa jurusan, dari sebelah timur dari Magelang dari sebelah barat dari Banjarnegara, dari arah utara dari Candiroto atau Melayu, sedangkan dari arah selatan dari Purworejo.
Rute PendakianSeperti yang disebutkan sebelumnya, Sindoro dapat dicapai dari beberapa tempat. Sedangkan jalur yang paling sering ditempuh adalah dari arah Magelang dan dari arah Wonosobo. Dari Magelang kita naik bis ke arah Wonosobo dan turun di jalan raya tertinggi di desa Kledung (begitu juga sebaliknya). Setelah tiba di desa Kledung kita harus ke Kepala Desa untuk memperoleh informasi dan kita dapat bermalam di rumah kepala desa ini. Air harus dipersiapkan di sini, karena sepanjang perjalanan ke puncak yang dimulai dari jalan di belakang rumah Kepala Desa, melalui kebun sayur dan hutan pinus, tidak tersedia sumber mata air. Dari desa Kledung menuju puncak memakan waktu 8 jam dan turunnya membutuhkan waktu 4 jam.
Untuk menuju puncak G. Sindoro, kita turun dari bus di depan gapura desa Garung, dimana jalan mulai menurun ke kota Wonosobo. Dari gapura desa ke pusat desa Garung perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Di desa Garung/Butuh ini tidak ada losmen untuk bermalam, jadi para pendaki bila ingin bermalam dapat ke rumah kepala desa, sekaligus mendapatkan informasi mengenai G. Sundoro.
Dari belakang desa, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jalur yang langsung menanjak, terus melalui kebun sayur dan jalan menanjak seperti dalam saluran air. Kita kemudian melewati kebun akasia dan tiba di padang rumput, dari sini kita dapat melihat puncak G. Sundoro. Perjalanan sampai ke punggung gunung, makin lama makin curam dan di sini terdapat sebuah batu besar tempat berlindung dari hembusan angin yang keras. Dari tempat ini menuju puncak masih diperlukan waktu 1 jam lagi.
Puncak G. Sundoro berbentuk caldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang, yang merupakan pemandangan yang menarik. Dari desa Garung/Butuh ini menuju puncak memakan waktu 8 jam dan untuk turun memakan waktu kurang lebih 5 jam.
JALUR KLEDUNGSalah satu jalur yang paling sering digunakan oleh pendaki dan cukup popular adalah jalur dari desa Kledung, desa ini bisa dicapai dari arah Wonosobo atau dari arah Magelang karena letaknya yang berada diantara jalan raya Wonosobo – Magelang.
Akses Transportasi
Jika datang dari arah barat Indonesia sebaiknya akses yang paling cepat adalah dengan menumpang bus jurusan Wonosobo, kemudian naik bus kecil jurusan Magelang dan turun di Desa Kledung, desa ini berada disebelah kiri jalan saat menuju arah Magelang, dengan waktu tempuh kurang lebih 30 – 40 menit. Jika datang dari arah timur Indonesia sebaiknya mencapainya dari Magelang, dan kemudian menumpang bus kecil jurusan Wonosobo dan turun di Desa Kledung. Didesa Kledung terdapat basecamp pendaki yang saat in dikenal dengan nama Basecamp Sindoro, dewasa ini pengelolaannya dipegang oleh seorang pemuda yang akrap di panggil dengan “Ragil”.
Perijinan
Perijinan bisa di urus ini basecamp Sindoro setiap pendaki dikenakan retribusi sebesar Rp.3.000,- /orang. Dan mendaftarkan seluruh anggota timnya di Basecamp ini, tidak terlalu berbelit-belit perijinannya. Di basecamp ini pendaki bisa menginap, gratis kecuali makanan.
JALUR PENDAKIAN
Basecamp Kledung – Pos I
Dari basecamp Kledung menuju pos I menempuh jarak kurang lebih 2,5 jam perjalanan, dengan melewati jalan aspal berbatu-batu selama kurang lebih 2 jam, dan kemudian kita akan menjumpai sebuah pos bayangan yang biasa nya merupakan pangkalan ojek yang menawarkan jasanya pada setiap pendaki. Etape dari basecamp hingga pangkalan ojek ini juga bisa ditempuh dengan ojek untuk mempersingkat waktu pendakian, tarifnya Rp.10.000,- Dari pakalan ojek hingga Pos I sudah tidak begitu jauh sekitar 30 hingga 40 menit kita akan sampai di Pos I
Pos I – Pos II
Pos I merupakan sebuah bangunan yang juga berfungsi sebagai warung penduduk. Dari pos ini jalan setapak terus menanjak dan kemudian berbelok kekiri dan kemudian ada rutenya menuruni piggiran punggungan dan kemudian mendaki punggungan berkutnya. Jalan setapaknya jelas sekali sepanjang jalur pendakian banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon penghijauan seperti lamtorogung. Jarak tempuh dari Pos I ke Pos II kurang lebih dua jam.
Pos II – Pos III
Pos II berupa bangunan tanpa dinding, dan atapnya pun tinggal separo, berada persis dipinggir jalan setapak, pos ini hanya berupa tempat peristirahatan sementara, kecil sekali dan tidak ada sumber mata air. Dari Pos II menuju pos II jalur pendakian mulai terbuka dan semakin menanjak. Jalan setapaknya mulai berbatu-batu, dari etape ini padangan kita sudah bisa jelas melihat gunung Sumbing yang tegak berdiri dibelakang kita. Waktu tempuh dari Pos II hingga Pos III kurang lebih 2 – 3 jam.
Pos III – Pos IV
Pos III merupakan sebuah dataran yang cukup luas persis diatas punggungan, lokasi ini sering dijadikan sebagai tempat bermalam oleh pendaki, hanya disini tidak ada sumber mata air, Gunung Sindoro memang dikenal sebagai gunung yang tidak mempunyai sumber mata air, jadi pendaki harus membekali dirinya dengan persediaan air yang cukup jika hendak bermalam di Pos ini. Selain itu pos III sering juga dijadikan sebagai lokasi warung bagi penduduk pada musim-musim ramai pendakian. Jalur pendakian dari Pos III menuju pos IV semakin curam dan terkadang tanjakannya sedikit susah untuk dilewati, selepas pos III jalur pendakian sedikit memasuki kawasan yang cukup rimbun oleh pohon namun ini tidak berlangsung lama, tak lama kemudian kembali jalur terbuka dan ditumbuhi oleh ilalang. Jalan setapak dipenuhi oleh batu-batu, tapi pemandangan dibelakang kita sangat bagus Dari Pos III ke Pos IV jarak tempuhnya kurang lebih 2 jam
Pos IV – Kawasan Puncak
Pos IV sendiri tidak begitu jelas karena tidak ada bangunan dan cirri-ciri khusus. Pos ini hanya berupa sebuah tempat datar yang hanya cocok untuk satu tenda, di sekitarnya ada beberapa tempat datar lagi akan tetapi cukup jauh berjauhan letaknya. Umumnya para pendaki yang berjumlah sedikit anggota timnya lebih memilih Pos IV sebagai lokasi untuk menginap. Banyak juga yang memilih melewati pos ini dan langsung ke puncak. Jarak dari Pos IV ke kawasan puncak sekitar 2 jam.
Kawasan Puncak
Dikawasan puncak Gunung Sindoro terdapat sebuah kawah dan ada banyak tempat datar yang bisa dijadikan sebagai lokasi camping. Jika musim hujan pada dasar salah satu kawahnya terdapat air genangan hujan yang bisa dijadikan sumber air untuk memasak, memang rasanya sedikit kecut tapi lumayan untuk dipakai memasak.
Lokasi menarik
Di areal gunung ini tidak begitu banyak lokasi menarik, hanya pemandangan lepas ke arah gunung Sumbing, Merbabu dan Merapi yang indah untuk dinikmati.
Kawah puncak: Segoro Wedi, Segoro Banjaran
Kawah utara
Kawah selatan
Sumur LedakanBerdiri dengan ketinggian 3150m dpl, terletak di batas kabupaten Temanggung sebelah barat dan Wonosobo sebelah timur. Posisi geografinya 7°18' LS dan 109°59,5' BT. Gunung Sindoro ini berhadapan langsung dengan gunung Sumbing, sama halnya dengan gunung Sumbing di gunung ini juga susah ditemukan sumber air, maka dari itu dianjurkan untuk membawa perbekalan air yang cukup sesuai dengan lamanya perjalanan yang akan ditempuh.
Setiap tanggal 1 Suro, banyak penduduk yang naik menuju puncak G. Sindoro ini untuk melakukan upacara selamatan memperingati Tahun Baru dalam kalender Jawa dan Islam. Sundoro dapat dicapai dari beberapa jurusan, dari sebelah timur dari Magelang dari sebelah barat dari Banjarnegara, dari arah utara dari Candiroto atau Melayu, sedangkan dari arah selatan dari Purworejo.
Rute PendakianSeperti yang disebutkan sebelumnya, Sindoro dapat dicapai dari beberapa tempat. Sedangkan jalur yang paling sering ditempuh adalah dari arah Magelang dan dari arah Wonosobo. Dari Magelang kita naik bis ke arah Wonosobo dan turun di jalan raya tertinggi di desa Kledung (begitu juga sebaliknya). Setelah tiba di desa Kledung kita harus ke Kepala Desa untuk memperoleh informasi dan kita dapat bermalam di rumah kepala desa ini. Air harus dipersiapkan di sini, karena sepanjang perjalanan ke puncak yang dimulai dari jalan di belakang rumah Kepala Desa, melalui kebun sayur dan hutan pinus, tidak tersedia sumber mata air. Dari desa Kledung menuju puncak memakan waktu 8 jam dan turunnya membutuhkan waktu 4 jam.
Untuk menuju puncak G. Sindoro, kita turun dari bus di depan gapura desa Garung, dimana jalan mulai menurun ke kota Wonosobo. Dari gapura desa ke pusat desa Garung perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Di desa Garung/Butuh ini tidak ada losmen untuk bermalam, jadi para pendaki bila ingin bermalam dapat ke rumah kepala desa, sekaligus mendapatkan informasi mengenai G. Sundoro.
Dari belakang desa, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jalur yang langsung menanjak, terus melalui kebun sayur dan jalan menanjak seperti dalam saluran air. Kita kemudian melewati kebun akasia dan tiba di padang rumput, dari sini kita dapat melihat puncak G. Sundoro. Perjalanan sampai ke punggung gunung, makin lama makin curam dan di sini terdapat sebuah batu besar tempat berlindung dari hembusan angin yang keras. Dari tempat ini menuju puncak masih diperlukan waktu 1 jam lagi.
Puncak G. Sundoro berbentuk caldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang, yang merupakan pemandangan yang menarik. Dari desa Garung/Butuh ini menuju puncak memakan waktu 8 jam dan untuk turun memakan waktu kurang lebih 5 jam.
JALUR KLEDUNGSalah satu jalur yang paling sering digunakan oleh pendaki dan cukup popular adalah jalur dari desa Kledung, desa ini bisa dicapai dari arah Wonosobo atau dari arah Magelang karena letaknya yang berada diantara jalan raya Wonosobo – Magelang.
Akses Transportasi
Jika datang dari arah barat Indonesia sebaiknya akses yang paling cepat adalah dengan menumpang bus jurusan Wonosobo, kemudian naik bus kecil jurusan Magelang dan turun di Desa Kledung, desa ini berada disebelah kiri jalan saat menuju arah Magelang, dengan waktu tempuh kurang lebih 30 – 40 menit. Jika datang dari arah timur Indonesia sebaiknya mencapainya dari Magelang, dan kemudian menumpang bus kecil jurusan Wonosobo dan turun di Desa Kledung. Didesa Kledung terdapat basecamp pendaki yang saat in dikenal dengan nama Basecamp Sindoro, dewasa ini pengelolaannya dipegang oleh seorang pemuda yang akrap di panggil dengan “Ragil”.
Perijinan
Perijinan bisa di urus ini basecamp Sindoro setiap pendaki dikenakan retribusi sebesar Rp.3.000,- /orang. Dan mendaftarkan seluruh anggota timnya di Basecamp ini, tidak terlalu berbelit-belit perijinannya. Di basecamp ini pendaki bisa menginap, gratis kecuali makanan.
JALUR PENDAKIAN
Basecamp Kledung – Pos I
Dari basecamp Kledung menuju pos I menempuh jarak kurang lebih 2,5 jam perjalanan, dengan melewati jalan aspal berbatu-batu selama kurang lebih 2 jam, dan kemudian kita akan menjumpai sebuah pos bayangan yang biasa nya merupakan pangkalan ojek yang menawarkan jasanya pada setiap pendaki. Etape dari basecamp hingga pangkalan ojek ini juga bisa ditempuh dengan ojek untuk mempersingkat waktu pendakian, tarifnya Rp.10.000,- Dari pakalan ojek hingga Pos I sudah tidak begitu jauh sekitar 30 hingga 40 menit kita akan sampai di Pos I
Pos I – Pos II
Pos I merupakan sebuah bangunan yang juga berfungsi sebagai warung penduduk. Dari pos ini jalan setapak terus menanjak dan kemudian berbelok kekiri dan kemudian ada rutenya menuruni piggiran punggungan dan kemudian mendaki punggungan berkutnya. Jalan setapaknya jelas sekali sepanjang jalur pendakian banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon penghijauan seperti lamtorogung. Jarak tempuh dari Pos I ke Pos II kurang lebih dua jam.
Pos II – Pos III
Pos II berupa bangunan tanpa dinding, dan atapnya pun tinggal separo, berada persis dipinggir jalan setapak, pos ini hanya berupa tempat peristirahatan sementara, kecil sekali dan tidak ada sumber mata air. Dari Pos II menuju pos II jalur pendakian mulai terbuka dan semakin menanjak. Jalan setapaknya mulai berbatu-batu, dari etape ini padangan kita sudah bisa jelas melihat gunung Sumbing yang tegak berdiri dibelakang kita. Waktu tempuh dari Pos II hingga Pos III kurang lebih 2 – 3 jam.
Pos III – Pos IV
Pos III merupakan sebuah dataran yang cukup luas persis diatas punggungan, lokasi ini sering dijadikan sebagai tempat bermalam oleh pendaki, hanya disini tidak ada sumber mata air, Gunung Sindoro memang dikenal sebagai gunung yang tidak mempunyai sumber mata air, jadi pendaki harus membekali dirinya dengan persediaan air yang cukup jika hendak bermalam di Pos ini. Selain itu pos III sering juga dijadikan sebagai lokasi warung bagi penduduk pada musim-musim ramai pendakian. Jalur pendakian dari Pos III menuju pos IV semakin curam dan terkadang tanjakannya sedikit susah untuk dilewati, selepas pos III jalur pendakian sedikit memasuki kawasan yang cukup rimbun oleh pohon namun ini tidak berlangsung lama, tak lama kemudian kembali jalur terbuka dan ditumbuhi oleh ilalang. Jalan setapak dipenuhi oleh batu-batu, tapi pemandangan dibelakang kita sangat bagus Dari Pos III ke Pos IV jarak tempuhnya kurang lebih 2 jam
Pos IV – Kawasan Puncak
Pos IV sendiri tidak begitu jelas karena tidak ada bangunan dan cirri-ciri khusus. Pos ini hanya berupa sebuah tempat datar yang hanya cocok untuk satu tenda, di sekitarnya ada beberapa tempat datar lagi akan tetapi cukup jauh berjauhan letaknya. Umumnya para pendaki yang berjumlah sedikit anggota timnya lebih memilih Pos IV sebagai lokasi untuk menginap. Banyak juga yang memilih melewati pos ini dan langsung ke puncak. Jarak dari Pos IV ke kawasan puncak sekitar 2 jam.
Kawasan Puncak
Dikawasan puncak Gunung Sindoro terdapat sebuah kawah dan ada banyak tempat datar yang bisa dijadikan sebagai lokasi camping. Jika musim hujan pada dasar salah satu kawahnya terdapat air genangan hujan yang bisa dijadikan sumber air untuk memasak, memang rasanya sedikit kecut tapi lumayan untuk dipakai memasak.
Lokasi menarik
Di areal gunung ini tidak begitu banyak lokasi menarik, hanya pemandangan lepas ke arah gunung Sumbing, Merbabu dan Merapi yang indah untuk dinikmati.
Gunung Sinabung 2412m dpl
Gunung ini berada di propinsi Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten karo dekat kota Brastagi. Gunung yang letaknya tidak jauh dari Gunung Sibayak ini mempunyai ketinggian 2.412m dpl, dan merupakan sebuah guung api yang sudah tidak aktif lagi. Hutannya masih asri dan lebat serta bentuknya yang merupakan kerucut sempurna, membuat medan pendakian gunung ini sangat menantang untuk didaki. Untuk mencapai gunung ini bisa dilakukan dari Medan dengan menumpang bus jurusan Kabanjahe dan turun di kota hujan Brastagi. Ada dua bus yang biasa dipakai menuju kesana yaitu Sinabung Jaya dan Sutra. Kedua bus ini berhenti atau ngetem di jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan. dan dari sana dilanjutkan dengan naik angkotan pedesaan yang mempunyai nama "TAKASIMA", angkot ini berada dibelakang terminal Brastagi. Angkot Takasima ini menuju Lau Kawar yang merupakan pintu akses pendakian ke gunung Sinabung. Selain dari Lau Kawar, Gunung Sinabung juga bisa didaki dari arah Selatan yaitu dari desa Mardingding dan Desa Suka Meriah. Hanya saja kedua jalur ini sudah sangat jarang dipakai dan sudah mulai tertutup jalurnya.Detail akses transportasi ke Gunung Sinabung sbb:
Dari Medan naik bus jurusan Kebang Jahe di Padang Bulan atau dari jalan Letjen Jamin Ginting dan turun di kota Brastagi, Tarifnya Medan - Brastagi Rp.4.000,- per orang. Dari terminal Brastagi dilanjutkan ke Lau Kawar dan hanya ada satu angkotan trayek kesana yaitu trayek TAKASHIMA dengan ongkos Rp.3.000,- per orang.
Rute PendakianDanau Lau Kawar ( 1.425 m dpl )
( 03°11'45.0" LU 98°23'11.1" BT )
Danau Lau Kawar ini terletak persis dikaki Gunung Sinabung dan merupakan pintu akses utama pendakian. Ditepi danau kecil ini terdapat camping ground yang sering dipadati oleh para pengunjung yang camping diakhir pekan. Hutan disekitar danu ini masih sangat asli dan lebat.
Pintu Rimba ( 1.557 m dpl )
( 03°11'27.0" LU 98°23'10.6" BT )
Saat mulai mendaki dari Lau Kawar dan melewati perladanan penduduk akan sampai di batas hutan yang biasa disebut disana dengan "Pintu Rimba". Hati-hati melewati posisi pintu rimba ini karena terdapat persimpangan. Jalan yang benar adalah membelok kekiri dan jalan yang salah adalah yang lurus dan akan menggiring pendaki pada jalan buntu yang menyesatkan.
POS I ( 1.641 m dpl )
( 03°11'09.9" LU 98°23'19.5" BT )
Pos I ini bisa dicapai setelah kurang lebih mendaki selama 30 menit dari Pintu Rimba. Pos I ini tidak ada ciri-ciri khususnya hanya 2 pohon tumbang dan sedikit dataran. Pada pos ini terdapat pertigaan, jalur yang benar adalah yang lurus, sedang yang kekanan akan menuju turun dan melambung ke punggungan yang lain.
POS II ( 1.697 m dpl )
( 03°11'00.1" LU 98°23'15.7" BT )
Pos II berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Pos I. Selepas Pos I jalan setapak terus mendaki dan kita akan mendapati beberapa jalur yang cukup terjal. Tepat sebelum Pos II terdapat sebuah tanjakan yang cukup curam kemiringannya lebih kurang 80 derajat dan cukup tinggi tinggi. Pos II sendiri merupakan sebuah pelataran yang cukup lapang dan bisa memuat 2 tenda.
POS III ( 1.842 m dpl )
( 03°10'52.7" LU 98°23'22.8" BT )
Pos III berjarak kira-kira 30 menit dari Pos II, Pos II sendiri jika dilihat sepintas jauh dari bentuk Pos karena berada pada sebuah tanjakan dan hanya ada tanah datar yang sempit sekali. Bahkan untuk mendirikan tenda ukuran dua orang agak susah.
POS PANDAN ( 1.962 m dpl )
( 03°10'43.4" LU 98°23'21.2" BT )
Pos Pandan ini berada diatara Pos III dan Pos IV, dan berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Pos III. Di pos inilah kita bisa menemukan sumber air, tapi hendaknya ceklah dulu sebelum mendaki dengan petugas ranger di Lau Kawar tentang sumber air ini, terutama sekali dimusim panas.
POS IV ( 2.187 m dpl )
( 03°10'30.0" LU 98°23'24.9" BT )
Pos IV ini berjarak sekitar 30 menit dari Pos Pandan. Pos IV ini adalah pos yang terluas di jalur Lau Kawar ini. Sebuah dataran yang cukup menampung tinga hingga empat tenda. Sebelum mencapai lokasi ini, saat keluar dari daerah Pos Pandan akan bertemu denan daerah terbuka dimana kita bisa melihat jelas danau Lau Kawar dan pedesaan disekitarnya.
PUNCAK UTAMA (2.475 m dpl )
( 03°10'17.3" LU 98°23'26.3" BT )
Sebelum mencapai puncak kita akan dihadapkan terlebih dahulu dengan sebuah tanjakan terjal dengan kemiringan 80 bahkan 90 derajat yang berada didaerah terbuka, tanjakan tebing batu ini dinamakan oleh pendaki setempat dengan nama "TANJAKAN PATAH HATI". Kecelakaan sering terjadi dijalur tanjakan ini, jika pendaki membawa beban ransel yang cukup besar hendaknya berhati-hati sewaktu turun melewatinya. Didaerah puncak Sinabung terdapat tiga puncak yaitu Puncak utama, Puncak Kedua dan Puncak Batu Segal yang oleh pendaki setempat disebut sebagai puncak Flash Gordon. Ketiga puncak ini mengapit sebuah teras yang luas dan datar yang bisa dipakai sebagai lokasi untuk mendirikan tenda. Akan tetapi mengingat angin yang bertiup kencang diteras ini disarankan agar tenda yang didirikan disini merupakan tenda yang memang didisain untuk mendaki gunung bukan untuk camping biasa.
Berikut adalah waypoint koordinat dari GPS untuk rute pendakian dari Lau Kawar:
Tempat MenarikAda banyak sekali tempat-tempat menarik di kawasan gunung Sinabung ini, dan semuanya masih alami dan serta bersih. Berikut adalah beberapa tempat menarik yang kami rekomendasikan.
Danau Lau Kawar
Danau ini terletak diketinggian 1.425m dpl. dan dikelilingi oleh hutan yang masih lebat. Danau yang arti namanya adalah air bening ini banyak dikunjungi oleh para campers diakhir pekan. dan selain itu disini juga terdapat villa yang disewakan dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp.30.000 perkamar dan permalamnya. Danau berair tenang ini masih minim fasilitas, akan tetapi sudah ada penduduk setempat yang berjualan Nasi dengan lauk Indomie atau telor goreng. Dan juga ada kamar mandi yang disewakan Rp.1.000 untuk sekali mandi. Jika mau di danau kita juga bisa mandi, akan tetapi karena daerah ini cukup dingin suhunya sehingga jarang sekali pengujung yang berenang di danau ini. Meurut legenda cerita setempat setempat danau ini terbentuk adalah karena air mata seorang nenek yang sedih dengan kelakuan cucunya. Air mata sang nenk terus mengalir sehingga menenggelamkan desa mereka. Dan menurut legenda desa yang tenggelam tersebut berada didasar danau Lau Kawar ini dengan rumah-rumah yang masih berdiri
Batu Oukup
Batu Oukup adalah batu yang mengeluarkan hawa panas, dan terdapat dibeberapa tempat di Gunung Sinabung. Batu panas ini terbentuk dari aktivitas vulkanologi gunung ini. Banyak pendaki lokal yang memanfaatkan tempat ini untuk bermalam jika mereka tidak membawa tenda. Dengan menempelkan badan mereka kepada diding batu tersebut sudah membuat mereka hangat. Atau jika ingin menikmati sauna alam juga bisa memanfaatkan batu ini.
Kawasan Puncak Gn. Sinabung
Dikawasan puncak Sinabung terdapat sebuah kawah yang cukup besar yang merupakan gabungan dari dua kawah sebelumnya. Selain puncak utama juga ada puncak Kedua dan puncak Batu Segal. Diantara puncak itu terdapat sebuah teras yang lebar. Puncak Batu Segal bisa didaki akan tetapi perlu ekstra hati-hati karena kita harus memanjatnya. pada waktu-waktu tertentu Di Sinabung angin bertiup cukup kencang. Dan akan berbahaya jika menaiki puncak Batu Segal pada saat angin bertiup kencang. Dari puncak utama kita bisa melihat pemandangan seperti dataran tinggi Karo, Danau Lau Kawar, danau Toba, Kota Brastagi dan Kota Prapat
Dari Medan naik bus jurusan Kebang Jahe di Padang Bulan atau dari jalan Letjen Jamin Ginting dan turun di kota Brastagi, Tarifnya Medan - Brastagi Rp.4.000,- per orang. Dari terminal Brastagi dilanjutkan ke Lau Kawar dan hanya ada satu angkotan trayek kesana yaitu trayek TAKASHIMA dengan ongkos Rp.3.000,- per orang.
Rute PendakianDanau Lau Kawar ( 1.425 m dpl )
( 03°11'45.0" LU 98°23'11.1" BT )
Danau Lau Kawar ini terletak persis dikaki Gunung Sinabung dan merupakan pintu akses utama pendakian. Ditepi danau kecil ini terdapat camping ground yang sering dipadati oleh para pengunjung yang camping diakhir pekan. Hutan disekitar danu ini masih sangat asli dan lebat.
Pintu Rimba ( 1.557 m dpl )
( 03°11'27.0" LU 98°23'10.6" BT )
Saat mulai mendaki dari Lau Kawar dan melewati perladanan penduduk akan sampai di batas hutan yang biasa disebut disana dengan "Pintu Rimba". Hati-hati melewati posisi pintu rimba ini karena terdapat persimpangan. Jalan yang benar adalah membelok kekiri dan jalan yang salah adalah yang lurus dan akan menggiring pendaki pada jalan buntu yang menyesatkan.
POS I ( 1.641 m dpl )
( 03°11'09.9" LU 98°23'19.5" BT )
Pos I ini bisa dicapai setelah kurang lebih mendaki selama 30 menit dari Pintu Rimba. Pos I ini tidak ada ciri-ciri khususnya hanya 2 pohon tumbang dan sedikit dataran. Pada pos ini terdapat pertigaan, jalur yang benar adalah yang lurus, sedang yang kekanan akan menuju turun dan melambung ke punggungan yang lain.
POS II ( 1.697 m dpl )
( 03°11'00.1" LU 98°23'15.7" BT )
Pos II berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Pos I. Selepas Pos I jalan setapak terus mendaki dan kita akan mendapati beberapa jalur yang cukup terjal. Tepat sebelum Pos II terdapat sebuah tanjakan yang cukup curam kemiringannya lebih kurang 80 derajat dan cukup tinggi tinggi. Pos II sendiri merupakan sebuah pelataran yang cukup lapang dan bisa memuat 2 tenda.
POS III ( 1.842 m dpl )
( 03°10'52.7" LU 98°23'22.8" BT )
Pos III berjarak kira-kira 30 menit dari Pos II, Pos II sendiri jika dilihat sepintas jauh dari bentuk Pos karena berada pada sebuah tanjakan dan hanya ada tanah datar yang sempit sekali. Bahkan untuk mendirikan tenda ukuran dua orang agak susah.
POS PANDAN ( 1.962 m dpl )
( 03°10'43.4" LU 98°23'21.2" BT )
Pos Pandan ini berada diatara Pos III dan Pos IV, dan berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Pos III. Di pos inilah kita bisa menemukan sumber air, tapi hendaknya ceklah dulu sebelum mendaki dengan petugas ranger di Lau Kawar tentang sumber air ini, terutama sekali dimusim panas.
POS IV ( 2.187 m dpl )
( 03°10'30.0" LU 98°23'24.9" BT )
Pos IV ini berjarak sekitar 30 menit dari Pos Pandan. Pos IV ini adalah pos yang terluas di jalur Lau Kawar ini. Sebuah dataran yang cukup menampung tinga hingga empat tenda. Sebelum mencapai lokasi ini, saat keluar dari daerah Pos Pandan akan bertemu denan daerah terbuka dimana kita bisa melihat jelas danau Lau Kawar dan pedesaan disekitarnya.
PUNCAK UTAMA (2.475 m dpl )
( 03°10'17.3" LU 98°23'26.3" BT )
Sebelum mencapai puncak kita akan dihadapkan terlebih dahulu dengan sebuah tanjakan terjal dengan kemiringan 80 bahkan 90 derajat yang berada didaerah terbuka, tanjakan tebing batu ini dinamakan oleh pendaki setempat dengan nama "TANJAKAN PATAH HATI". Kecelakaan sering terjadi dijalur tanjakan ini, jika pendaki membawa beban ransel yang cukup besar hendaknya berhati-hati sewaktu turun melewatinya. Didaerah puncak Sinabung terdapat tiga puncak yaitu Puncak utama, Puncak Kedua dan Puncak Batu Segal yang oleh pendaki setempat disebut sebagai puncak Flash Gordon. Ketiga puncak ini mengapit sebuah teras yang luas dan datar yang bisa dipakai sebagai lokasi untuk mendirikan tenda. Akan tetapi mengingat angin yang bertiup kencang diteras ini disarankan agar tenda yang didirikan disini merupakan tenda yang memang didisain untuk mendaki gunung bukan untuk camping biasa.
Berikut adalah waypoint koordinat dari GPS untuk rute pendakian dari Lau Kawar:
- 03°11'45.0" LU 98°23'11.1" BT ketinggian 1425m (Danau Lau Kawar)
- 03°11'37.8" LU 98°23'15.5" BT ketinggian 1486m
- 03°11'27.0" LU 98°23'10.6" BT ketinggian 1557m
- 03°11'09.9" LU 98°23'19.5" BT ketinggian 1641m
- 03°11'08.3" LU 98°23'16.8" BT ketinggian 1661m
- 03°11'00.1" LU 98°23'15.7" BT ketinggian 1697m
- 03°11'54.9" LU 98°23'19.3" BT ketinggian 1768m
- 03°11'52.7" LU 98°23'22.8" BT ketinggian 1842m
- 03°10'43.4" LU 98°23'21.2" BT ketinggian 1962m
- 03°10'33.0" LU 98°23'23.7" BT ketinggian 2028m
- 03°10'32.5" LU 98°23'21.8" BT ketinggian 2129m
- 03°10'30.0" LU 98°23'24.9" BT ketinggian 2187m
- 03°10'20.6" LU 98°23'26.2" BT ketinggian 2396m
- 03°10'17.3" LU 98°23'26.3" BT ketinggian 2475m
- 03°10'14.8" LU 98°23'27.1" BT ketinggian 2424m (lokasi camp)
Tempat MenarikAda banyak sekali tempat-tempat menarik di kawasan gunung Sinabung ini, dan semuanya masih alami dan serta bersih. Berikut adalah beberapa tempat menarik yang kami rekomendasikan.
Danau Lau Kawar
Danau ini terletak diketinggian 1.425m dpl. dan dikelilingi oleh hutan yang masih lebat. Danau yang arti namanya adalah air bening ini banyak dikunjungi oleh para campers diakhir pekan. dan selain itu disini juga terdapat villa yang disewakan dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp.30.000 perkamar dan permalamnya. Danau berair tenang ini masih minim fasilitas, akan tetapi sudah ada penduduk setempat yang berjualan Nasi dengan lauk Indomie atau telor goreng. Dan juga ada kamar mandi yang disewakan Rp.1.000 untuk sekali mandi. Jika mau di danau kita juga bisa mandi, akan tetapi karena daerah ini cukup dingin suhunya sehingga jarang sekali pengujung yang berenang di danau ini. Meurut legenda cerita setempat setempat danau ini terbentuk adalah karena air mata seorang nenek yang sedih dengan kelakuan cucunya. Air mata sang nenk terus mengalir sehingga menenggelamkan desa mereka. Dan menurut legenda desa yang tenggelam tersebut berada didasar danau Lau Kawar ini dengan rumah-rumah yang masih berdiri
Batu Oukup
Batu Oukup adalah batu yang mengeluarkan hawa panas, dan terdapat dibeberapa tempat di Gunung Sinabung. Batu panas ini terbentuk dari aktivitas vulkanologi gunung ini. Banyak pendaki lokal yang memanfaatkan tempat ini untuk bermalam jika mereka tidak membawa tenda. Dengan menempelkan badan mereka kepada diding batu tersebut sudah membuat mereka hangat. Atau jika ingin menikmati sauna alam juga bisa memanfaatkan batu ini.
Kawasan Puncak Gn. Sinabung
Dikawasan puncak Sinabung terdapat sebuah kawah yang cukup besar yang merupakan gabungan dari dua kawah sebelumnya. Selain puncak utama juga ada puncak Kedua dan puncak Batu Segal. Diantara puncak itu terdapat sebuah teras yang lebar. Puncak Batu Segal bisa didaki akan tetapi perlu ekstra hati-hati karena kita harus memanjatnya. pada waktu-waktu tertentu Di Sinabung angin bertiup cukup kencang. Dan akan berbahaya jika menaiki puncak Batu Segal pada saat angin bertiup kencang. Dari puncak utama kita bisa melihat pemandangan seperti dataran tinggi Karo, Danau Lau Kawar, danau Toba, Kota Brastagi dan Kota Prapat
Gunung Sibayak 2172m dpl
Gunung Sibayak Yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.172 m dari permukaan laut. Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunng api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat. Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki lokal dimalam minggu. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini. Dari puncak gunung ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Medan di kejauhan. Faktor kondensasi di gunung ini sangat tinggi yang menyebabkan seringnya terlihat kabut yang bergerombol didaerah puncak.Rute PendakianUntuk mencapai gunung ini bisa kita daki dari dua tempat yaitu; dari Desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Kedua-duanya bisa dicapai dengan angkutan dari kota Medan. Dari Brastagi pendakian dimulai dari jalan setapak yang terletak dibelakang bukit Gundaling. Akan tetapi pendakian yang tercepat adalah dari desa Raja Berneh yang terletak sekitar 7 km dari jalan raya Medan - Brastagi. Melewati pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk. Keadaan desa ini sangat heterogen dalam beragama, dengan rumah-rumah ibadat, Katolik, Protestan dan Islam yang saling berdampingan. Desa Raja Berneh ini menghasilkan sayur dam buah-buahan. Tepat di kaki gunung ditemui sebuah sumber air panas yang merupakan juga daerah pintu masuk jalan setapak menuju puncak. Jalan setapak ke puncak sangat jelas. Sepanjang jalan tidak ada ciri-ciri khusus, hanya di pinggang gunung terdapat sebuah gua kecil yang menjorok satu meter kedalam. Kemudian memasuki sebuah sungai kering, terus melewati daerah hutan bambu sebelum memasuki hutan yang sebenarnya. Dari daerah ini ada sebuah jalan rintis yang berbelok ke kanan kearah bukit Pertektekan. Memasuki Daerah puncak tumbuhan mulai rendah dan mulai memasuki daerah berkerikil dan berbatu yang tidak begitu kompak. Jalan setapak tidak begitu jelas dan ada baiknya anda berhati-hati didaerah ini.
Berikut adalah waypoint GPS untuk jalur pendakian dari arah pintu wisata dan turun ke desa Semangat Gunung atau desa Raja Berneh.
03°14'10.3" LU 98°29'46.7" BT ketinggian 1774m
03°14'14.3" LU 98°29'54.7" BT ketinggian 1842m
03°14'19.1" LU 98°30'17.7" BT ketinggian 1977m
03°14'25.1" LU 98°30'23.1" BT ketinggian 2053m
03°14'27.4" LU 98°30'16.4" BT ketinggian 2102m
03°14'26.8" LU 98°30'15.1" BT ketinggian 2104m
Tempat MenarikSelain pemandangan di puncak yaitu kawah dan pemandangan kota medan di kaki gunung ini juga terdapat pemandian air panas yang biasa dikunjungi oleh para turis lokal yaitu pemandian air panas Lau sidebuk-debuk.
Selain dua jalur yang di sebutkan diatas,ada satu lagi rute munuju puncak gunung Sibayak. yaitu jalur 54. jalur ini terletak di kawasan tongkoh (bakaran jagung) yang terletak di jalan raya Medan-Brastagi, rute di jalur 54 merupakan rute yang penuh tantangan. Tanjakan yang curam merupakan tantangan yang wajib di lewati para pendaki, selain itu hutan nya masih sangat asri. Di jalur menuju puncak banyak di jumpai tanaman rotan, selain itu rute ini banyak di gunakan untuk diksar anggota mapala di Medan dan sekitarnya. Setelah melewati hutan yang rindang, maka kita akan
menjumpai daerah cadas(hampir munuju puncak). Untuk mata air, jalur ini hanya
memiliki sedikit sumber mata air. Oleh karna itu diwajibkan untuk banyak membawa persediaan air dari kaki gunung.
Tanah Karo merupakan dataran tinggi karo dgn ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 600 sampai 1400 meter diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16
sampai 17 derajat celcius.
Didataran tinggi Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dgn udara yg sejuk dgn ciri khas daerah buah dan sayur. Di Daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti Kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.
Dulu Tanah Karo terdapat 4 Kerajaan denganRaja(Sibayak)
1. Kerajaan Sibayak Lingga ( asal mula Marga Karo-Karo Sinulingga).
2. Kerajaan Sibayak Sarinembah ( asal mula Marga Sembiring Milala )
3. Kerajaan Sibayak Suka ( asal mula Marga Ginting suka )
4. Kerajaan Sibayak Barusjahe ( asal mula Karo-Karo Barus )
5. Kerajaan Sibayak Kutabuluh ( asal mula Marga Prangin-angin)
Dalam Pendakian ke gunung Sibayak kita akan melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal
pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 km dan dari Desa Raja Berneh 15 km. Lama pendakian diperkirakan antara dua sampai tiga jam.
Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah TIngkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2 derajat 50 menit Lintang Utara sampai 3 derajat 19 menit Lintang Utara dan 97 derakat 55 menit Bujur
Timur sampai dengan 98 derajat 38 menit Bujur Timur.
Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:
-Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan
Kabupaten Simalungun
-Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi
Daerah Istimewa Aceh)
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400
meter diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:
- Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %)
- Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %)
- Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter diatas pemukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%)
- Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1400 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%)
Bila dilihat dari sudut kemiringan atau lereng tanahnya dapat
dibedakan sebagai berikut:
- Datar 2% = 23.900 Ha (11,24%)
- Landai 2-5% = 74.919 Ha(35,22%)
- Miring 15-40% = 41.169 Ha(19,35%)
- Curam 40% = 72.737 Ha(34.19%).
Catatan :
Untuk melakukan pendakian ke gunung sibayak dapat melalui :
1.Jalur 54 dgn titik awal pendakain dari perusahaan pabrik Aqua atau penatapan jagung rebus.
2. Jalur Sibayak I, dgn titik awal pendakian berada dikaki gng Sibayak di desa Raja Berneh 15 km dari kota Brastagi.
3. Jalur Sibayak II, dgn titik awal pendakian berada dikaki gng Sibayak didesa Jaranguda 1,5 km.
Untuk Transportasi dari kota medan, kita bisa mengunakan bus umum Sinabung Jaya dengan ongkos 5000 per orang. Masalah perijinan tidak ada masalah, kalo kita dah sampai di kaki maka kita tinggal daki aza, setelah kita sudah menyelesaikan ristribusi sebesar 2000 per orang di kaki gunung Sibayak. Sebagai tambahan umumnya pendakian gunung Sibayak dilakukan malam minggu.
Berikut adalah waypoint GPS untuk jalur pendakian dari arah pintu wisata dan turun ke desa Semangat Gunung atau desa Raja Berneh.
03°14'10.3" LU 98°29'46.7" BT ketinggian 1774m
03°14'14.3" LU 98°29'54.7" BT ketinggian 1842m
03°14'19.1" LU 98°30'17.7" BT ketinggian 1977m
03°14'25.1" LU 98°30'23.1" BT ketinggian 2053m
03°14'27.4" LU 98°30'16.4" BT ketinggian 2102m
03°14'26.8" LU 98°30'15.1" BT ketinggian 2104m
Tempat MenarikSelain pemandangan di puncak yaitu kawah dan pemandangan kota medan di kaki gunung ini juga terdapat pemandian air panas yang biasa dikunjungi oleh para turis lokal yaitu pemandian air panas Lau sidebuk-debuk.
Selain dua jalur yang di sebutkan diatas,ada satu lagi rute munuju puncak gunung Sibayak. yaitu jalur 54. jalur ini terletak di kawasan tongkoh (bakaran jagung) yang terletak di jalan raya Medan-Brastagi, rute di jalur 54 merupakan rute yang penuh tantangan. Tanjakan yang curam merupakan tantangan yang wajib di lewati para pendaki, selain itu hutan nya masih sangat asri. Di jalur menuju puncak banyak di jumpai tanaman rotan, selain itu rute ini banyak di gunakan untuk diksar anggota mapala di Medan dan sekitarnya. Setelah melewati hutan yang rindang, maka kita akan
menjumpai daerah cadas(hampir munuju puncak). Untuk mata air, jalur ini hanya
memiliki sedikit sumber mata air. Oleh karna itu diwajibkan untuk banyak membawa persediaan air dari kaki gunung.
Tanah Karo merupakan dataran tinggi karo dgn ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 600 sampai 1400 meter diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16
sampai 17 derajat celcius.
Didataran tinggi Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dgn udara yg sejuk dgn ciri khas daerah buah dan sayur. Di Daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti Kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.
Dulu Tanah Karo terdapat 4 Kerajaan denganRaja(Sibayak)
1. Kerajaan Sibayak Lingga ( asal mula Marga Karo-Karo Sinulingga).
2. Kerajaan Sibayak Sarinembah ( asal mula Marga Sembiring Milala )
3. Kerajaan Sibayak Suka ( asal mula Marga Ginting suka )
4. Kerajaan Sibayak Barusjahe ( asal mula Karo-Karo Barus )
5. Kerajaan Sibayak Kutabuluh ( asal mula Marga Prangin-angin)
Dalam Pendakian ke gunung Sibayak kita akan melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal
pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 km dan dari Desa Raja Berneh 15 km. Lama pendakian diperkirakan antara dua sampai tiga jam.
Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah TIngkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2 derajat 50 menit Lintang Utara sampai 3 derajat 19 menit Lintang Utara dan 97 derakat 55 menit Bujur
Timur sampai dengan 98 derajat 38 menit Bujur Timur.
Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:
-Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan
Kabupaten Simalungun
-Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi
Daerah Istimewa Aceh)
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400
meter diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:
- Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %)
- Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %)
- Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter diatas pemukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%)
- Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1400 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%)
Bila dilihat dari sudut kemiringan atau lereng tanahnya dapat
dibedakan sebagai berikut:
- Datar 2% = 23.900 Ha (11,24%)
- Landai 2-5% = 74.919 Ha(35,22%)
- Miring 15-40% = 41.169 Ha(19,35%)
- Curam 40% = 72.737 Ha(34.19%).
Catatan :
Untuk melakukan pendakian ke gunung sibayak dapat melalui :
1.Jalur 54 dgn titik awal pendakain dari perusahaan pabrik Aqua atau penatapan jagung rebus.
2. Jalur Sibayak I, dgn titik awal pendakian berada dikaki gng Sibayak di desa Raja Berneh 15 km dari kota Brastagi.
3. Jalur Sibayak II, dgn titik awal pendakian berada dikaki gng Sibayak didesa Jaranguda 1,5 km.
Untuk Transportasi dari kota medan, kita bisa mengunakan bus umum Sinabung Jaya dengan ongkos 5000 per orang. Masalah perijinan tidak ada masalah, kalo kita dah sampai di kaki maka kita tinggal daki aza, setelah kita sudah menyelesaikan ristribusi sebesar 2000 per orang di kaki gunung Sibayak. Sebagai tambahan umumnya pendakian gunung Sibayak dilakukan malam minggu.
Gunung Salak 2211m dpl
Gunung Salak berada di dua wiliyah administrasi yaitu, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Gunung yang berada pada posisi 06° 42' LS dan 106° 44' BT. Gunung ini mempunyai beberapa puncak yang diakibatkan oleh letusan pada jaman purba. Puncak yang tertinggi bernama Salak 1 dengan ketinggian 2211m dpl, dan puncak kedua bernama Salak 2 dengan ketinggian 2180m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1926m dpl. Puncak yang sering didaki adalah Salak 1 dan Salak 2 . Selain itu. Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan pagi club-club Pecinta Alam, terutama sekali daerah punggungan Salak 2. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.Rute PendakianUntuk mencapai puncak Salak 1 dapat kita lakukan dari Cimelati dan Cidahu, ataupun dari Pasir reungit dengan terlebih dahulu melewati daerah Kawah Ratu. Sedangkan untuk Salak 2 dapat dicapai dari Sukamantri dan Curug Nangka.
SALAK 1 Akses dari Cimelati
Cimelati terletak lebih kurang 40Km dari bogor atau tepatnya berada di kawasan kecamatan Cicurug, terletak di jalan raya Bogor Sukabumi. Dari Cimelati dilanjutkan dengan naik ojek atau omprengan ke Gn. Buntu, desa Giri jaya.
SALAK 1 Akses dari Cidahu
Akses dari Cidahu ini yang paling sering dipakai oleh pendaki, untuk mencapainya dari Bogor atau Jakarta turun di pasar Cicurug atau di pertigaan Javanaspa. Dari sana bisa menumpang angkot hingga ke Cidahu atau hingga lokasi Wana Wisata Cakuang (Rp.5000 per orang menurut data terakhir tahun 2004) atau bisa juga kita mencarternya hingga ke batas awal pendakian. Jalur pendakian yang dibahas di sini adalah jalur dari Cidahu ini.
Setelah turun di pertigaan Cidahu, dilanjutkan dengan menumpang angkot menuju terminal Cidahu kemudian ganti kendaraan dengan Ojek motor sampai di pos pendaftaran Wana Wisata Cakuang, jika mau anda juga bisa mencarter angkot untuk mengantarkan anda sampai ke Pos wana wisata cakuang. Jika membawa kendaraan sendiri di Pos ini juga tersedia tempat parkir yang cukup luas. Setelah membayar tanda masuk perjalanan dilanjutkan melewati jalan raya sampai bertemu pintu masuk trekking kawah ratu.
Trek awal berada diseberang jalan berdekatan dengan portal pos penjagaan milik Javanaspa. Kita bisa mencarter angkot dari pasar Cicurug hingga sampai ke tempat ini, Tarif resmi angkot dari Pasar Cicurug hingga Pos Wana Wisata Cakuang adalah Rp.5.000,- per orang. Dan jika hendak mencarter hingga titik awal pendakian ini, biasanya kisaran harganya antara Rp.70.000 - Rp.80.000 per angkot. Dari sini jalur pendakian terus menelusuri pagar wilayah javanaspa hingga sampai didaerah pertigaan Kawah Ratu.
Ambil jalan lurus karena pada jalan yang arah kekiri merupakan pertemuan dari jalur trekking ke Kawah Ratu. Setelah melewati beberapa tanjakan kita akan bertemu daerah basecamp yang merupakan juga titik persimpangan ke Kawah Ratu. Jalur kekiri menyeberangi sungai kecil titik persimpangan ke Kawah Ratu. Jalur kekiri menyeberangi sungai kecil adalah merupakan jalur trek ke Kawah Ratu dan yang lurus menuju ke Puncak Salak 1. Disinilah tempat kita mengisi persediaan air yang cukup. Karena selepas daerah ini kita tidak akan menjumpai sumber air hingga puncak. Tempat ini bisa dijadikan untuk tempat mendirikan tenda akan tetapi jarak ke puncak masih terlalu jauh.
Sepanjang jalur pendakian hingga puncak ditemukan beberapa pos atau tanah yang cukup datar, akan tetapi lokasi yang berada di tengah jalan setapak membuat tidak nyaman utuk mendirikan tenda. Kami merekomendasikan sebuah tempat yang cukup lebar dan berada kira-kira 5 meter sebelah kanan dari jalan setapak sewaktu mendaki. atau tepatnya berada pada posisi 06° 43' 34" LS 106° 42' 49" BT. Tempat ini cukup luar dan datar serta bisa menampung tiga hingga empat tenda. Sepintas tempat ini tidak begitu jelas karena tertutup oleh pohon-pohon pendek.
Selain tanjakan terjal dan menjadi becek dan berlumpur di musim hujan, jalur menuju puncak juga tak lepas dari gigiran jurang dikanan kirinya, beberapa kali kita akan dihadapkan dengan jalur yang sempit yang sisi kanan kirinya jurang. Kehati-hatian sangat dituntut disini. Setelah mendekati punggungan daerah puncak, akan terdapat sebuah tanjakan dengan kemiringan 80° dengan ketinggian sekititar 6 meter. Jika musim hujan cukup sulit untuk mendaki dan menuruninya. Untuk jalur pendakian dari Desa Pasir Reungit melewati Kawah Ratu bisa dilihat detailnya pada halaman Kawah Ratu.
Puncak Salak 1 tidak terlalu istimewa, selain terdapat areal yang cukup lebar untuk mendirikan tenda, juga terdapat sebuah pondok yang mempunyai bak penampungan air hujan, dan dekat pondok tersebut terapat sebuah makam bermarmer putih yang mana makam tersebut diyakini sebagai makam Embah Gunung Salak. Tidak ada tiang ketinggian disini hanya berupa sebuah billboard dari papan bertuliskan " Puncak Salak 1." Dari puncak jika cuaca cerah kita bisa menyaksikan puncak Salak 2 kota Bogor dan juga kota Sukabumi.
PerijinanUntuk perijinan pendakian ke puncak Salak 1 dari desa Cidahu ini tidak terlalu berbelit, setiap pendaki hanya diharuskan membayar restribusi pendapatan daerah Rp. 1.000 per orang. Restribusi ini dibayar sewaktu memasuki daerah desa Cidahu. Selanjutnya biaya masuk keareal Gunung Salak Rp. 5.000 per orang dan sudah termasuk biaya asuransi. Hanya saja perlu dijelaskan keperluan kita memasuki area gunung Salak adalah untuk mendaki, jika tidak jangan kaget jika anda akan ditagih biaya tambahan berupa biaya untuk basecamp dan ini dikenakan per malam. Selain itu infomasi formalitas lain yang harus diberikan adalah jumlah anggota dalam satu group pendakian, lengkap dengan alamat dan nomer telpon yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat.
Tempat MenarikTempat menarik yang bisa kita jumpai di sepanjang jalur pendakian ke Salak 1 dari desa Cidahu ini adalah diantaranya:
Lembar 1209 - 132 Judul: Gunung Sari
Lembar 1209 - 141 Judul: Ciawi
Untuk pendakian ke Salak lewat Cidahu, Pasir Reungit atupun dari Sukamantri dan Curug Nangka, lembar peta yang paling tepat adalah lembar 1209 - 132 Gunung Sari
KAWAH RATUKawah Ratu ini terdapat dipinggang gunung Salak yang busa dicapai dari wilyah Bogor ataupun Sukabumi. Kawah Ratu ini sangat menarik bisa ditempuh dengan perjalanan hiking pulang pergi satu hari penuh saja. Akan tetapi bagi yang ingin bermalam juga tersedia beberapa basecamp yang cukup luas serta ada sumber airnya. Jika hendak bermalam di wilayah kawah ratu ini disarankan untuk tidak mendirikan tenda didalam daerah kawah, karena sewaktu-waktu gas beracun bisa muncul dari setiap lobang asap yang ada dikawasan ini.
Kawah Ratu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: CIDAHU dan PASIR RENGIT
PERHATIANJangan sampai mendirikan tenda atau camping danbermalam di dalam lokasi Kawah Ratu, karena kemungkinan keracunan gas beracun bisa terjadi. Sebaiknya mendirikan tend adiluar areal kawah.
RUTE CIDAHU SUKABUMI.Rute ini bisa ditempuh satu hari perjalanan Hiking pulang pergi. Dari Jakarta atau Bogor, Cidahu bisa dicapai dengan menumpang kendaraan umum jurusan Sukabumi dan turun dipertigaan Cidahu (ada papan reklame JAVANASPA). Tahapan rutenya sebagai berikut:
Setelah turun di pertigaan Cidahu, dilanjutkan dengan menumpang angkot menuju terminal Cidahu kemudian ganti kendaraan dengan Ojek motor sampai di pos pendaftaran Wana Wisata Cakuang, jika mau anda juga bisa mencarter angkot untuk mengantarkan anda samapai ke Pos wana wisata cakuang. Jika membawa kendaraan sendiri di Pos ini juga tersedia tempat parkir yang cukup luas. Setelah membayar tanda masuk perjalanan dilanjutkan melewati jalan raya sampai bertemu pintu masuk trekking kawah ratu.
Trek awal ke kawah ratu berada pada sebelah kiri jalan raya yang ditandai oleh sebuah papan penujuk. Pada awal jalan setapaknya disambut oleh sebuah tanjakan yang cukup curam, keadaan jalan setapaknya sendiri cukup terawat dengan susunan batu-batu yang kadang dibentuk seperti anak tangga.
Setelah agak lama berjalan akan sampai pada sebuah pos yang mempunyai daerah untuk mendirikan tenda yang sangat luas. Juga disini terdapat sumber air yang berasal dari aliran kali kecil yang jernih. Dari sini kita akan dihadapkan oleh tanjakan yang sedikit curam. terus berubah menjadi jalan setapak yang datar melewati genangan air yang cukup banyak akibat dari luberan air kali kecil dipinggir jalan setapak.
Setelah melewati pos I dan Pos II kita akan sampai pada jalan setapak yang cukup terbuka sehingga memungkinkan kita untuk dapat melihat puncak gunung Salak I . Jalan setapak ini tadinya merupakan sebuah jalan raya yang menuju sebuah instalasi gas alam, akan tetapi sekarang sudah tidak berfungsi sehingga ditumbuhi oleh semak belukar. Dari daerah jalan setapaknya mendatar kemudian menurun dan membelok kekiri dan sedikit berbelok lagi kekanan.
Kemudian jalan setapaknya kembali mendaki melewati hutan yang banyak pohon niranya. Tdak berapa lama kita akan sampai di tanah datar dan ada sebuah shelternya serta peringatan untuk tidak bermalam dan mendirikan tenda didalam areal kawah, karena adanya kemungkinan gas beracun keluar dari kawah. Dari sini kita bisa memandang lepas kearah kawah, disebelah kanan ada jalan untuk turun kekawah.
Untuk jalan turun ada alternatif lain yaitu kearah desa Pasir Reungit. Dari jalur Cidahu kita harus menyeberangi kawah dan sebuah sungai di dasar kawah ratu kemudian kita akan bertemu lagi dengan dua kawah yaitu Kawah Monyet dan Kawah Anjing. Kemudian jalan setapak akan masuk kedalam hutan yang tropis yang basah dan tak lama kita akan menyeberangi sebuah sungai kecil yang berair jernih. Jalur ini berakhir di desa Pasir Reungit, disekita Pasir Reungit kita bisa menjumpai satu camping ground dan tiga air terjun yaitu: Curug Cigamea I dan II, Curug Sewu, serta Curug Seribu. Sedangkan di Cidahu juga terdapat sebuah air terjun dan Camping ground Batu Tapak Hellypet.
Rute transportasi dari Jakarta untuk akses dari Desa Pasir Reungit adalah:
Dari Jakarta ambil angkutan jurusan Jasinga atau leuwiliang, turun di Cibatok. Atau bisa juga dari Bogor ambil jurusan ke arah Leuwiliang turunnya sama di Cibatok.
Dari Cibatok naik angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Camping Ground Gunung BUnder dan berakhir di Pasir Reungit.
JALUR CIMELATITRANSPORTASIDari pertigaan Cimelati bisa menumpang ojek dengan tujuan PT. Murbey. Ongkos biasanya Rp.10.000,- jika siang hari jika malam hari bisa menjdi Rp.15.000,- hingga Rp.20.000,- tergantung kejelian anda untuk awar menawar. Selain itu juga bisa mencarter angkot jika anda dalam rombongan yang cukup banyak. Biasanya ongkos cater angkot berkisar Rp.40.000,- hingga Rp.50.000,-
PERIJINANPerijinan pendakian biasanya diurus di Pos Lapor I, pos ini merupakan pos jaga dari petugas keamanan dari PT Murbay, dan juga sekaligus mengemban tugas dari PERHUTANI untuk menjaga kawasan hutan gunung Salak. Prosedur perijinan tidak berbelit-belit hanya mengisi buku tamu dan kemudian membayar restribusi yang jumlahnyapun tidak di tetapkan.
JALUR PENDAKIANHutan Damar – Pos II
Setelah melapor di Pos Lapor I dengan mengikuti jalan aspal akan membawa kita sampai di Pos Lapor II dari sini menuju Hutan Damar tidak jauh sekitar lima menit. Di pos lapor II ini kita bisa isi persediaan air minum sebelum memulai pendakian. Dari hutan Damar ini pendakian dimulai, jalan setapaknya menanjak tidak begitu curam keluar dari hutan damar akan bertemu dengan perladangan penduduk. Dan setelah itu baru memasuki hutan. Keadaan jalan setapak sangat jelas, dan tidak begitu menanjak hingga sampai di Pos II. Jarak tempuh normal dari Hutan Damar hingga ke Pos II sekitar 50 menit. Hutan Damar ini berada pada posisi 6º 44” 31.4’ LS dan 106º 45” 24.2’ BT dengan ketinggian 823m dpl
Pos II – Sumber airPos II tidak ada pondok dan hanya sebuah tanah datar berumput yang kecil, plang penunjuk Pos II dipakukan pada sebuah pohon. Dari sini jalan setapak masih tidak begitu curam akan tetapi begitu memasuki kawasan hutan lebih jauh lagi jalan mulai menanjak, saat bertemu pertigaan selalu ambuil jalan yang lurus jangan belok ke kanan atau ke kiri. Kondisi jalan setapakpun sudah terdisi dari tanah lembab yang dipenuhi oleh akar-akar pohon yang melintang. Tidak begitu lama kemudian kita akan sampai di sumber air, sumber air ini berupa pipa yang dibolongi, ini adalah sumber air terakhir dari sini tidak ada lagi sumber airnya hingga sampai di puncak. Dari Pos II hingga ke Sumber air waktu tempuhnya sekitar 40 menit. Pos II berada pada posisi 6º 44” 01.5’LS dan 106º 45” 03.4’ BT dengan ketinggian 1133m dpl
Sumber Air – Pos III
Di sumber air ini ada tanah datar yang bisa dipakai untuk mendirikan satu tenda, dari sini jalan setapak da bercabang kiri, kanan dan lurus. Ambil jalan yang mendaki lurus, memang kondisi jalan setapaknya mengecil dan basah. Tidak ada yang terlalu istimewa kondisi jalan setapak yang cukup jelas dipenuhi oleh akar pohon. Jarak dari sumber air ke Pos III memakan waktu kurang lebih 2 jam. Sumber air berada pada posisi 6º 43” 44.7’LS dan 106º 44” 45.9’BT dengan ketinggian 1329m dpl
Pos III – Pos IVPos III berada pada posisi 6º 43” 30.6’LS dan 106º 44” 35.0’BT dengan ketinggian 1568 m dari permukan laut. Pos III ini merupakan sebuah dataran yang di penuhi oleh akar-akar pohon. Dan jika dilihat sepintas tidak terlihat seperti pos karena terletak ditengah jalur setapak. Tidaka ada plang tulisan yang menunjukan nama Pos III. Jalan setapak menuju pos berikutnya terlihat jelas pada ujung pos III ini, dan perjalanan dari Pos III menuju pos IV memakan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit.
Pos IV – Pos VPos IV berada pada medan yang cukup miring plang tulisan Pos IV nya di pakukan pada sebatang pohon yang cukup besar. Keadaan hutan di lokasi ini cukup rapat sehinga susah sekali mendapatkan data posisi lokasi ini dari GPS. Jalur pendakian masih jelas terlihat emnuju pos berikutnya yaiu pos V. Waktu tempuh menuju Pos V dari Pos IV adalah sekitar 2 jam
Pos V – Pos VIPos V merupakan sebuah pos yang kecil sekali dan berada ditengah jalur setapak. Posisi geografis pos ini ada pada 6º 43” 16.2’LS dan 106º 44” 18.7’BT. dengan ketinggian 1942 m dari permungkaan laut. Tidak ada yang istimewa pada pos ini dan dari pos ini jalan setapak menuju pos VI mengecil namun jelas terlihat. Dari Pos ini menuju Pos VI waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
Pos VI – Puncak Salak I
Pos VI berada pada tikungan kekanan dari jalan setapak. Pos ini juga tidak besar dan tidak ada yang istimewa pada pos ini. Posisi geografis pos ini berada pada 6º 43” 12.3’LS dan 106º 44” 13.1’BT. Dengan ketinggian 2016 m dari permukaan laut. Pos VI ini merupakan pos yang terakhir sebelum mencapai puncak. Keadaan jalan setapak kenuju puncak kecil dan jelas dengan akar pohon yang masih banyak terlihat di jalan setapaknya.
Dari Pos ini menuju puncak memakan waktu kurang lebih 2 jam. Jalur dari Cimelati ini akan muncul didekat seberang dari jalur pendakian dari Cidahu. Jalan setapak dari jalur Cimelati ini berakir di dekat pondok yang ada di puncak Salak I
SALAK 1 Akses dari Cimelati
Cimelati terletak lebih kurang 40Km dari bogor atau tepatnya berada di kawasan kecamatan Cicurug, terletak di jalan raya Bogor Sukabumi. Dari Cimelati dilanjutkan dengan naik ojek atau omprengan ke Gn. Buntu, desa Giri jaya.
SALAK 1 Akses dari Cidahu
Akses dari Cidahu ini yang paling sering dipakai oleh pendaki, untuk mencapainya dari Bogor atau Jakarta turun di pasar Cicurug atau di pertigaan Javanaspa. Dari sana bisa menumpang angkot hingga ke Cidahu atau hingga lokasi Wana Wisata Cakuang (Rp.5000 per orang menurut data terakhir tahun 2004) atau bisa juga kita mencarternya hingga ke batas awal pendakian. Jalur pendakian yang dibahas di sini adalah jalur dari Cidahu ini.
Setelah turun di pertigaan Cidahu, dilanjutkan dengan menumpang angkot menuju terminal Cidahu kemudian ganti kendaraan dengan Ojek motor sampai di pos pendaftaran Wana Wisata Cakuang, jika mau anda juga bisa mencarter angkot untuk mengantarkan anda sampai ke Pos wana wisata cakuang. Jika membawa kendaraan sendiri di Pos ini juga tersedia tempat parkir yang cukup luas. Setelah membayar tanda masuk perjalanan dilanjutkan melewati jalan raya sampai bertemu pintu masuk trekking kawah ratu.
Trek awal berada diseberang jalan berdekatan dengan portal pos penjagaan milik Javanaspa. Kita bisa mencarter angkot dari pasar Cicurug hingga sampai ke tempat ini, Tarif resmi angkot dari Pasar Cicurug hingga Pos Wana Wisata Cakuang adalah Rp.5.000,- per orang. Dan jika hendak mencarter hingga titik awal pendakian ini, biasanya kisaran harganya antara Rp.70.000 - Rp.80.000 per angkot. Dari sini jalur pendakian terus menelusuri pagar wilayah javanaspa hingga sampai didaerah pertigaan Kawah Ratu.
Ambil jalan lurus karena pada jalan yang arah kekiri merupakan pertemuan dari jalur trekking ke Kawah Ratu. Setelah melewati beberapa tanjakan kita akan bertemu daerah basecamp yang merupakan juga titik persimpangan ke Kawah Ratu. Jalur kekiri menyeberangi sungai kecil titik persimpangan ke Kawah Ratu. Jalur kekiri menyeberangi sungai kecil adalah merupakan jalur trek ke Kawah Ratu dan yang lurus menuju ke Puncak Salak 1. Disinilah tempat kita mengisi persediaan air yang cukup. Karena selepas daerah ini kita tidak akan menjumpai sumber air hingga puncak. Tempat ini bisa dijadikan untuk tempat mendirikan tenda akan tetapi jarak ke puncak masih terlalu jauh.
Sepanjang jalur pendakian hingga puncak ditemukan beberapa pos atau tanah yang cukup datar, akan tetapi lokasi yang berada di tengah jalan setapak membuat tidak nyaman utuk mendirikan tenda. Kami merekomendasikan sebuah tempat yang cukup lebar dan berada kira-kira 5 meter sebelah kanan dari jalan setapak sewaktu mendaki. atau tepatnya berada pada posisi 06° 43' 34" LS 106° 42' 49" BT. Tempat ini cukup luar dan datar serta bisa menampung tiga hingga empat tenda. Sepintas tempat ini tidak begitu jelas karena tertutup oleh pohon-pohon pendek.
Selain tanjakan terjal dan menjadi becek dan berlumpur di musim hujan, jalur menuju puncak juga tak lepas dari gigiran jurang dikanan kirinya, beberapa kali kita akan dihadapkan dengan jalur yang sempit yang sisi kanan kirinya jurang. Kehati-hatian sangat dituntut disini. Setelah mendekati punggungan daerah puncak, akan terdapat sebuah tanjakan dengan kemiringan 80° dengan ketinggian sekititar 6 meter. Jika musim hujan cukup sulit untuk mendaki dan menuruninya. Untuk jalur pendakian dari Desa Pasir Reungit melewati Kawah Ratu bisa dilihat detailnya pada halaman Kawah Ratu.
Puncak Salak 1 tidak terlalu istimewa, selain terdapat areal yang cukup lebar untuk mendirikan tenda, juga terdapat sebuah pondok yang mempunyai bak penampungan air hujan, dan dekat pondok tersebut terapat sebuah makam bermarmer putih yang mana makam tersebut diyakini sebagai makam Embah Gunung Salak. Tidak ada tiang ketinggian disini hanya berupa sebuah billboard dari papan bertuliskan " Puncak Salak 1." Dari puncak jika cuaca cerah kita bisa menyaksikan puncak Salak 2 kota Bogor dan juga kota Sukabumi.
PerijinanUntuk perijinan pendakian ke puncak Salak 1 dari desa Cidahu ini tidak terlalu berbelit, setiap pendaki hanya diharuskan membayar restribusi pendapatan daerah Rp. 1.000 per orang. Restribusi ini dibayar sewaktu memasuki daerah desa Cidahu. Selanjutnya biaya masuk keareal Gunung Salak Rp. 5.000 per orang dan sudah termasuk biaya asuransi. Hanya saja perlu dijelaskan keperluan kita memasuki area gunung Salak adalah untuk mendaki, jika tidak jangan kaget jika anda akan ditagih biaya tambahan berupa biaya untuk basecamp dan ini dikenakan per malam. Selain itu infomasi formalitas lain yang harus diberikan adalah jumlah anggota dalam satu group pendakian, lengkap dengan alamat dan nomer telpon yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat.
Tempat MenarikTempat menarik yang bisa kita jumpai di sepanjang jalur pendakian ke Salak 1 dari desa Cidahu ini adalah diantaranya:
- Wana Wisata Cakuang, yang mempunyai areal camping ground yang cukup luas serta juga terdapat sebuah air terjun disini.
- Kawah Ratu yang terletak tidak begitu jauh dari rute utama pendakian ke Salak
Lembar 1209 - 132 Judul: Gunung Sari
Lembar 1209 - 141 Judul: Ciawi
Untuk pendakian ke Salak lewat Cidahu, Pasir Reungit atupun dari Sukamantri dan Curug Nangka, lembar peta yang paling tepat adalah lembar 1209 - 132 Gunung Sari
KAWAH RATUKawah Ratu ini terdapat dipinggang gunung Salak yang busa dicapai dari wilyah Bogor ataupun Sukabumi. Kawah Ratu ini sangat menarik bisa ditempuh dengan perjalanan hiking pulang pergi satu hari penuh saja. Akan tetapi bagi yang ingin bermalam juga tersedia beberapa basecamp yang cukup luas serta ada sumber airnya. Jika hendak bermalam di wilayah kawah ratu ini disarankan untuk tidak mendirikan tenda didalam daerah kawah, karena sewaktu-waktu gas beracun bisa muncul dari setiap lobang asap yang ada dikawasan ini.
Kawah Ratu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: CIDAHU dan PASIR RENGIT
PERHATIANJangan sampai mendirikan tenda atau camping danbermalam di dalam lokasi Kawah Ratu, karena kemungkinan keracunan gas beracun bisa terjadi. Sebaiknya mendirikan tend adiluar areal kawah.
RUTE CIDAHU SUKABUMI.Rute ini bisa ditempuh satu hari perjalanan Hiking pulang pergi. Dari Jakarta atau Bogor, Cidahu bisa dicapai dengan menumpang kendaraan umum jurusan Sukabumi dan turun dipertigaan Cidahu (ada papan reklame JAVANASPA). Tahapan rutenya sebagai berikut:
Setelah turun di pertigaan Cidahu, dilanjutkan dengan menumpang angkot menuju terminal Cidahu kemudian ganti kendaraan dengan Ojek motor sampai di pos pendaftaran Wana Wisata Cakuang, jika mau anda juga bisa mencarter angkot untuk mengantarkan anda samapai ke Pos wana wisata cakuang. Jika membawa kendaraan sendiri di Pos ini juga tersedia tempat parkir yang cukup luas. Setelah membayar tanda masuk perjalanan dilanjutkan melewati jalan raya sampai bertemu pintu masuk trekking kawah ratu.
Trek awal ke kawah ratu berada pada sebelah kiri jalan raya yang ditandai oleh sebuah papan penujuk. Pada awal jalan setapaknya disambut oleh sebuah tanjakan yang cukup curam, keadaan jalan setapaknya sendiri cukup terawat dengan susunan batu-batu yang kadang dibentuk seperti anak tangga.
Setelah agak lama berjalan akan sampai pada sebuah pos yang mempunyai daerah untuk mendirikan tenda yang sangat luas. Juga disini terdapat sumber air yang berasal dari aliran kali kecil yang jernih. Dari sini kita akan dihadapkan oleh tanjakan yang sedikit curam. terus berubah menjadi jalan setapak yang datar melewati genangan air yang cukup banyak akibat dari luberan air kali kecil dipinggir jalan setapak.
Setelah melewati pos I dan Pos II kita akan sampai pada jalan setapak yang cukup terbuka sehingga memungkinkan kita untuk dapat melihat puncak gunung Salak I . Jalan setapak ini tadinya merupakan sebuah jalan raya yang menuju sebuah instalasi gas alam, akan tetapi sekarang sudah tidak berfungsi sehingga ditumbuhi oleh semak belukar. Dari daerah jalan setapaknya mendatar kemudian menurun dan membelok kekiri dan sedikit berbelok lagi kekanan.
Kemudian jalan setapaknya kembali mendaki melewati hutan yang banyak pohon niranya. Tdak berapa lama kita akan sampai di tanah datar dan ada sebuah shelternya serta peringatan untuk tidak bermalam dan mendirikan tenda didalam areal kawah, karena adanya kemungkinan gas beracun keluar dari kawah. Dari sini kita bisa memandang lepas kearah kawah, disebelah kanan ada jalan untuk turun kekawah.
Untuk jalan turun ada alternatif lain yaitu kearah desa Pasir Reungit. Dari jalur Cidahu kita harus menyeberangi kawah dan sebuah sungai di dasar kawah ratu kemudian kita akan bertemu lagi dengan dua kawah yaitu Kawah Monyet dan Kawah Anjing. Kemudian jalan setapak akan masuk kedalam hutan yang tropis yang basah dan tak lama kita akan menyeberangi sebuah sungai kecil yang berair jernih. Jalur ini berakhir di desa Pasir Reungit, disekita Pasir Reungit kita bisa menjumpai satu camping ground dan tiga air terjun yaitu: Curug Cigamea I dan II, Curug Sewu, serta Curug Seribu. Sedangkan di Cidahu juga terdapat sebuah air terjun dan Camping ground Batu Tapak Hellypet.
Rute transportasi dari Jakarta untuk akses dari Desa Pasir Reungit adalah:
Dari Jakarta ambil angkutan jurusan Jasinga atau leuwiliang, turun di Cibatok. Atau bisa juga dari Bogor ambil jurusan ke arah Leuwiliang turunnya sama di Cibatok.
Dari Cibatok naik angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Camping Ground Gunung BUnder dan berakhir di Pasir Reungit.
JALUR CIMELATITRANSPORTASIDari pertigaan Cimelati bisa menumpang ojek dengan tujuan PT. Murbey. Ongkos biasanya Rp.10.000,- jika siang hari jika malam hari bisa menjdi Rp.15.000,- hingga Rp.20.000,- tergantung kejelian anda untuk awar menawar. Selain itu juga bisa mencarter angkot jika anda dalam rombongan yang cukup banyak. Biasanya ongkos cater angkot berkisar Rp.40.000,- hingga Rp.50.000,-
PERIJINANPerijinan pendakian biasanya diurus di Pos Lapor I, pos ini merupakan pos jaga dari petugas keamanan dari PT Murbay, dan juga sekaligus mengemban tugas dari PERHUTANI untuk menjaga kawasan hutan gunung Salak. Prosedur perijinan tidak berbelit-belit hanya mengisi buku tamu dan kemudian membayar restribusi yang jumlahnyapun tidak di tetapkan.
JALUR PENDAKIANHutan Damar – Pos II
Setelah melapor di Pos Lapor I dengan mengikuti jalan aspal akan membawa kita sampai di Pos Lapor II dari sini menuju Hutan Damar tidak jauh sekitar lima menit. Di pos lapor II ini kita bisa isi persediaan air minum sebelum memulai pendakian. Dari hutan Damar ini pendakian dimulai, jalan setapaknya menanjak tidak begitu curam keluar dari hutan damar akan bertemu dengan perladangan penduduk. Dan setelah itu baru memasuki hutan. Keadaan jalan setapak sangat jelas, dan tidak begitu menanjak hingga sampai di Pos II. Jarak tempuh normal dari Hutan Damar hingga ke Pos II sekitar 50 menit. Hutan Damar ini berada pada posisi 6º 44” 31.4’ LS dan 106º 45” 24.2’ BT dengan ketinggian 823m dpl
Pos II – Sumber airPos II tidak ada pondok dan hanya sebuah tanah datar berumput yang kecil, plang penunjuk Pos II dipakukan pada sebuah pohon. Dari sini jalan setapak masih tidak begitu curam akan tetapi begitu memasuki kawasan hutan lebih jauh lagi jalan mulai menanjak, saat bertemu pertigaan selalu ambuil jalan yang lurus jangan belok ke kanan atau ke kiri. Kondisi jalan setapakpun sudah terdisi dari tanah lembab yang dipenuhi oleh akar-akar pohon yang melintang. Tidak begitu lama kemudian kita akan sampai di sumber air, sumber air ini berupa pipa yang dibolongi, ini adalah sumber air terakhir dari sini tidak ada lagi sumber airnya hingga sampai di puncak. Dari Pos II hingga ke Sumber air waktu tempuhnya sekitar 40 menit. Pos II berada pada posisi 6º 44” 01.5’LS dan 106º 45” 03.4’ BT dengan ketinggian 1133m dpl
Sumber Air – Pos III
Di sumber air ini ada tanah datar yang bisa dipakai untuk mendirikan satu tenda, dari sini jalan setapak da bercabang kiri, kanan dan lurus. Ambil jalan yang mendaki lurus, memang kondisi jalan setapaknya mengecil dan basah. Tidak ada yang terlalu istimewa kondisi jalan setapak yang cukup jelas dipenuhi oleh akar pohon. Jarak dari sumber air ke Pos III memakan waktu kurang lebih 2 jam. Sumber air berada pada posisi 6º 43” 44.7’LS dan 106º 44” 45.9’BT dengan ketinggian 1329m dpl
Pos III – Pos IVPos III berada pada posisi 6º 43” 30.6’LS dan 106º 44” 35.0’BT dengan ketinggian 1568 m dari permukan laut. Pos III ini merupakan sebuah dataran yang di penuhi oleh akar-akar pohon. Dan jika dilihat sepintas tidak terlihat seperti pos karena terletak ditengah jalur setapak. Tidaka ada plang tulisan yang menunjukan nama Pos III. Jalan setapak menuju pos berikutnya terlihat jelas pada ujung pos III ini, dan perjalanan dari Pos III menuju pos IV memakan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit.
Pos IV – Pos VPos IV berada pada medan yang cukup miring plang tulisan Pos IV nya di pakukan pada sebatang pohon yang cukup besar. Keadaan hutan di lokasi ini cukup rapat sehinga susah sekali mendapatkan data posisi lokasi ini dari GPS. Jalur pendakian masih jelas terlihat emnuju pos berikutnya yaiu pos V. Waktu tempuh menuju Pos V dari Pos IV adalah sekitar 2 jam
Pos V – Pos VIPos V merupakan sebuah pos yang kecil sekali dan berada ditengah jalur setapak. Posisi geografis pos ini ada pada 6º 43” 16.2’LS dan 106º 44” 18.7’BT. dengan ketinggian 1942 m dari permungkaan laut. Tidak ada yang istimewa pada pos ini dan dari pos ini jalan setapak menuju pos VI mengecil namun jelas terlihat. Dari Pos ini menuju Pos VI waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
Pos VI – Puncak Salak I
Pos VI berada pada tikungan kekanan dari jalan setapak. Pos ini juga tidak besar dan tidak ada yang istimewa pada pos ini. Posisi geografis pos ini berada pada 6º 43” 12.3’LS dan 106º 44” 13.1’BT. Dengan ketinggian 2016 m dari permukaan laut. Pos VI ini merupakan pos yang terakhir sebelum mencapai puncak. Keadaan jalan setapak kenuju puncak kecil dan jelas dengan akar pohon yang masih banyak terlihat di jalan setapaknya.
Dari Pos ini menuju puncak memakan waktu kurang lebih 2 jam. Jalur dari Cimelati ini akan muncul didekat seberang dari jalur pendakian dari Cidahu. Jalan setapak dari jalur Cimelati ini berakir di dekat pondok yang ada di puncak Salak I
Gunung Rinjani 3726m dpl
Gunung yang berlokasi di pulau Lombok NTB ini merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3726m dpl serta pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT,merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani. yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Secara administratif gunung ini berada dibawah tiga kabupaten yaitu: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500m x 4.800m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat danau Segara Anakan seluas 11.000.000m persegi dengan kedalaman 230m. Segara Anakan sering dijadikan tempat pemancingan oleh para pendaki ataupun penduduk setempat. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut, dan disebelah timurnya terdapat gunung Baru yang oleh bahasa setempat disebut dengan Gunung Baru Jari. yang memiliki kawah seluas 170 x 200m dengan ketinggian 2.296 - 2376m dpl. Pada tahun 1994 gunung Baru Jari ini meletus dan memuntahkan isi perutnya di sekitar danau Segara Anakan. Rute PendakianAkses pendakian kepuncak Rinjani bisa dicapai dari banyak tempat dan memiliki pemandangan spesifik yang berbeda-beda.
Rute dari Bayan - Torean (Utara timur laut)
Dari Bayan berjalan kaki atau menumpang angkutan setempat dari Bayan ke Torean, setelah itu menyusur sungai Kokok Putih langsung ke dalam dasar kaldera. Perjalanan memakan waktu satu hari penuh dan agak sulit.
Rute dariBayan - Senaru (Utara)
Senaru dapat dicapai dari ibukota Lombok Mataram dengan kendaraan bermotor (sehari perjalanan). Kemudian berjalan kaki dari Senaru ke Babanan (tepi kaldera sebelah utara), dilanjutkan ke Kokok Putih. Rute ini juga memakan waktu satu hari penuh.Dari kokok putih pendakian akan lebih sulit karena pendaki akan mulai mendaki gunung sebenarnya yaitu menuju puncak rinjani dengan menggunakan jalur gunung plawangan. meskipun demikian pendakian menggunakan jalur ini adalah yang termudah dari jalur - jalur yang lain.
Rute Sembalun Lawang (Tenggara)
Dari mataram naik kendaraan bermotor ke Pesugulan (kira-kira 4 jam). Kemudian lanjutkan ke Sembalun Bumbung dan Sembalun Lawang, ini memakan waktu lebih kurang 3 jam perjalanan. dari sembalun lawang pendaki dapat mencapai gunung plawangan dan menuju ke segara anakan dengan waktu kira-kira satu hari perjalanan. dan dari gunung plawangan dapat didaki Gunung Rinjani. Jalan ini cukup berat tapi paling banyak digunakan oleh para pendaki. Untuk detail informasi rute ini lihat ulasan rute Sembalun.
Rute dari Sajang
Sajang terletak diantara Sembalun Lawang dan Bayan. pendakian ke Gunung Plawangan tidak jauh berbeda dengan yang dari Sembalun Lawang karena jalan setapaknya tidak jauh dari barat menjadi satu.
Rute dari Kumbi (Sesaut)
Sesaut yang terletak di sebelah baratdaya pegunungan Rinjani hanyalah sejauh 1/2 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari Mataram ke arah timur. Perjalanan hingga di Babanan memakan waktu lebih kurang 1 1/2 hari, setelah 2 hari sampai di Kokok Putih. Perjalan trekking yang panjang ini menyuguhkan pemandangan alam terbuka yang indah, tetapi menarik bagi seorang pendaki gunung yang menyukai hutan belantara.
Puncak Rinjani hanya dapat dicapai dari dua arah yaitu dari Gunung Plawangan dan langsung dari Aikmel. Perjalanan dari Aikmel ini sangat berat karena tidak akan ditemukan mata air mengalir dan memakan waktu dua hari perjalanan. jadi disarankan hanya yang memiliki kemampuan navigasi dan survival yang memadai yang disarankan mencoba jalur ini.
Gunung Kondo atau lebih dikenal dengan dengan Gunung Sangkareang Daya oleh rakyat setempat juga Gunung Punduk pertama didaki oleh Basleman pada tahun 1966 dengan menggunakan jalur dari timbanuh. pendakian kurang lebih satu hari. Dari puncak ini Danau Segara Anakan dapat dituruni dan di Timbanuh dapat dicapai dengan kendaraan umum dan sewaan.
selanjutnya menurut penduduk jalan menuju ke Danau Segara Anakan dapat pula dicapai dari :
RUTE DARI SEMBALUN
SEMBALUN LAWANG - POS I
Pendakian dimulai dari desa Sembalun lawang yang yang berada pada ketinggian ± 1156m dpl. Sebelum mendaki kita harus melapor di pos taman nasional. Disini juga terdapat losmen untuk beristirahat dengan nama Pondok Sembalun. Dari jalan raya gerbang pendakian segera terlihat dan disamping gerbang ada patung bawang yang besar. Ini mungkin dikarenakan daerah ini adalah penghasil bawang di Lombok. Sepajang jalur ini kita hanya melewati padang rumput yang mendaki dan menurun sesekali menyeberangi kali yang kering serta beberapa cemara gunung (casuarina junghuhniana). Normal jarak tempuh jalur ini adalah ± 2 jam
POS I - POS II
Pos I (08°19' 44,7" LS 116° 24' 07,6" BT) atau Pos Pemantauan merupakan sebuah pondok tanpa lantai yang teletak ditengah jalur di daerah padang rumput serta berada pada ketinggian 1300m dpl. Pos ini tidak ada sumber air. Jalur dari pos ini ke Pos II masih sedikit menanjak dan padang rumput yang terbuka serta masih melewati beberapa aliran lahar dan kali kering. Jalan setapaknya sendiri kadang menurun cukup curam. Normal jarak tempuh jalur ini adalah ±1 jam.
POS II - POS III
Pos II (08°20' 56,2" LS 116° 23' 43,4" BT) atau Pos Tengengean terletak di sebelah kiri jalan agak menjorok kedalam dengan ketinggian 1500m dpl, dan didepan pos ini terdapat sungai kering serta jembatan diatasnya yang merupakan jalur pada rute ini. Di pos ini kita bisa jumpai sumber mata air dan sebuah toilet yang merupakan hasil sumbangan dari sebuah LSM asal New Zealand. Pos nya sendiri letaknya disebuah lembah yang diapit bukit. Jarak tempuh normal ± 1 jam
POS III - PLAWANGAN SEMBALUN (Plawangan II)
Pos III atau Pos Pada Balong (08°22' 10,5" LS 116° 23' 57,1" BT) terletak persis dipinggir aliran lahar/sungai kering, pada ketinggian 1800m dpl. Sebelum mencapai pos ini kita akan bertemu sebuah persimpangan jalan yang memisahkan jalur ke bukit penyesalan (kanan) dan ke jalur penderitaan (kiri). Saat ini jalur yang sering dipakai adalah jalur penderitaan, sedangkan jalur bukit penyesalan sendiri jembatannya sudah runtuh dan jalan setapaknya sudah tidak begitu jelas. Kondisi Pos III ini masih sangat bagus dibanding dua pos sebelumnya. Dari pos ini menuju Plawangan kita akan dihadapkan dengan tanjakan bukit sembilan. Karena kita memang melewati sembilan bukit sebelum sampai di gigiran punggungan yang kemudian belok kiri menuju ke Plawangan. Jarak tempuh normal ± 3,5 jam.
PLAWANGAN SEMBALUN - PUNCAK RINJANI
Plawangan (08°23' 36,1" LS 116° 26' 26,4" BT) sendiri merupakan sebuah dataran yang cukup luas untuk beberapa tenda yang terletak diatas gigiran punggungan yang menyatukan dengan pungungan menuju puncak serta berada pada ketinggian 2639m dpl. Dari sini terlihat jelas Segara anakan dan gunung baru. Disini terdapat sebuah toilet, dan juga sebuah sumber air yang berupa pancuran. Puncak Rinjani terlihat kelas dari sini. Hati-hati terhadap monyet didaerah ini mereka sangat agresif untuk merebut makanan setiap pendaki yang lengah. Jarak tempuh normal kepuncak ±3 jam.
PUNCAK 3726M dpl.
Perjalanan dari Plawangan kepuncak mulai dihadapkan pada tanjakan-tanjankan yang curam dan berdebu sampai pada batas gigiran puncak kemudian berbelok kekiri mengikuti gigiran puncak yang berpasir lembut membuat sulit untuk melangkah. Mendekati puncak tanjakan cukup terjal dan berpasir halus. Pemandangan di sekitar puncak kita dapat melihat sayup-sayup dari arah timur ada gunung Tambora serta kepulaan Sumbawa, sebelah barat terlihat Gunung Agung di bali serta pelabuhan Lembar dan juga kearah bawahnya ada segara anakan beserta Gunung Baru Jari, sebelah utara kearah bawah kita bisa melihat kawah gunung Rinjani yang sudah tidak aktif lagi.
RUTE DARI SENARU
SENARU - POS II
Di Senaru (601m dpl) kita juga harus melapor di pos taman nasional. kemudian jalan setapak dimulai dengan jalan lurus melewati perkebunan penduduk kemudian memasuki mulut hutan ada papan pengumuman dari taman nasional. dari sini jalan setapak belum begitu menajak, kita akan melewati Pos I yang berupa sebuah pondok kecil yang terletak didekat pohon beringin berkaki tiga. Keadaan hutan tidak begitu rapat dan gelap tapi lebih sejuk dibanding rute Sembalun. Jalan setapak yang dilewati untuk mencapai pos ini relatif menanjak dan kadang-kandang agak datar akan tetapi terasa agak panjang. Jarak tempuh normal ±3 jam.
POS II - POS III
Pos II atau pos Montong Satas berada pada ketinggian 1500m dpl, disini ada sumber mata air. Dari sini menuju Pos III jalan setapaknya mulai menanjak serta banyak akar pohon di sepanjang jalan setapak akan tetapi pepohonan masih rapat dan terhindar dari terik panas matahari. JArak tempuh normal ±2 jam.
POS III - PLAWANGAN SENARU
Pos III atau Pos Mondokon Lolak ini berada pada ketinggian 2000m dpl. Disini terdapat dua pondok akan tetapi kondisi yang satunya sudah hampir roboh. Disini juga ada sumber mata air. Setelah keluar dari hutan kita akan langsung dihadapkan dengan jalan setapak yang terbuka dan akan samapai pada daerah cemara tiga, disini cukup luas untuk mendirikan tenda akan tetapi tidak ada air. Dari cemara tiga ini jalan menanjak terus serta jalan setapaknya berbatu-batu melewati beberapa punggungan bukit yang ditumbuhi rumput dan terbuka. Jarak tempuh normal ±2 jam.
PLAWANGAN SENARU - CAMP SEGARA ANAK
Dari Plawangan (2641m dpl) ini kita bisa melihat dengan jelas danau segara anakan, puncak rinjani. Disini tidak ada sumber air akan tetapi ada toiletnya. Dari plawangan ini jalur kemudian menuruni sebuah tebing batu yang curam kemudian terus melipir turun punggungan bukit, sesekali terdapat tanjakan akan tetapi tidak begitu curam. Sampai didanau jalan setapak terus menyususri dananu hingga sampai pada lokasi basecamp danau segara anakan. Jarak tempuh normal ±2 jam.
CAMP SEGARA ANAKAN
Pada lokasi basecamp ini terdapat dua toilet untuk pria dan wanita. Di segara anakan ini terdapat banyak sekali ikan yang bisa dipancing . Suhu pada siang hari berkisar antara 10°C - 15°C dan pada malam hari suhu bisa turun drastis terutama sekali pada musim kemarau. Kadang-kadang angin juga bertiup cukup kencang. Dari sini rute menuju puncak akan melewati plawangan sembalun dengan telebih dahulu melewati tanjakan yang cukup memeras tenaga melewati jalan setapak berbatu melipiri gigiran tebing yang berakhir pada petigaan rute Sembalun Lawang.
RUTE DARI TOREAN (updated by Ge'an)Beberapa kalangan bahkan mungkin sebagian besar pendaki gunung dan wisatawan mengenal pendakian gunung Rinjani melalui rute Timur yaitu Sembalun dan Rute Barat Laut melalui Senaru. Ternyata Rinjani masih menyimpan beberapa jalur tradisional yang sering dilalui para penduduk dan nelayan setempat untuk menuju Segara Anak. Karena tujuan utama pendakian gunung biasanya adalah mencapai puncak Rinjani dahulu baru menuju Segara Anak, maka jalur-jalur ini sangat jarang dipakai oleh para pendaki.
Salah satu jalur yang sangat menarik untuk dilalui namun jarang diminati pendaki pada umumnya adalah jalur di sisi utara Rinjani yang berupa lembah dalam dan bermuara di Segara Anak. Jalur Torean sering dilalui penduduk lokal untuk menuju goa Susu, goa Manik, dan lainnya yang berada beberapa ratus meter sebelum Segara Anak, serta merupakan jalur rutin yang dilalui prosesi PAKELEM bagi umat Hindu setiap tahunnya.
Akses transportasi menuju Torean dan lainnya Dari terminal Cakranegara – Lombok, menuju termilnal Bayan ditempuh dengan colt umum selama +/- 3 jam dengan biaya 10.000/orang.
Kemudian sebaiknya dari terminal Bayan menggunakan jasa ojek untuk sampai di desa Torean memakan waktu hampir 1 jam perjalanan melaui pedesaan dan perkebunan kopi makin ke dalam semakin jarang dihuni penduduk. Jalur masih berupa jalan tanah yang rusak dan berdebu (bayangkan saja kalau musim penghujan tiba) dan ojek merupakan satu-satunya transportasi yang bisa mencapai Torean selain truk yang sangat jarang melintas menuju Torean.Jasa ojek bisa kita hargai antara 12.000 – 15.000 per orang mengingat dengan susah payah sepeda motor-sepeda motor itu memuat carrier dan penumpangnya dalam medan bergelombang.
Sebaiknya gunakan jasa porter untuk sampai di Segara Anak (walau perlu dicatat, jasa porter cukup mahal di sini antara +/- 100.000 per hari karena jarangnya pendaki yang melalui jalur ini) karena sering ditemui percabangan jalur dengan jalur lainnya. Bisa hubungi penjaga gerbang setempat (bapak Mangku). Sementara itu, jangan mengira akan ada pos pendakian seperti di jalur-jalur pendakian lainnya, starting point hanya berupa portal jalan dengan tulisan kawasan Taman Nasional gunung Rinjani.
Sebaiknya bermalam di Torean, bisa di rumah pak Mangku (persis di samping portal TamNas dan musholla) dan memulai perjalanan pagi berikutnya. Ini disebabkan karena jalur Torean agak berbahaya dilalui pada malam hari dan keindahan yang disajikannya juga akan sia-sia bila kita melintasinya saat malam hari. RUTE PENDAKIAN Torean – Segara AnakAda beberapa titik break point selama menuju Segara Anak karena sebenarnya tidak ada yang bisa disebut pos, kecuali satu shelter yaitu pos I yang dapat ditempuh selama +/- 2,5 jam melaui hutan lebat Taman Nasional dan beberapa jalur naik turun menyeberangi lembah-lembah bekas aliran sungai kering yang sangat mendominasi jalur. Terdapat sungai kecil memotong jalur dari pos 1 menuju Pelawangan Torean. Tiba saatnya menikmati dan menyaksikan ciri khas jalur Torean setelah beberapa saat keluar dari areal pos 1.
Jalur benar-benar berbeda, kita berada di lembah dalam sisi utara Rinjani yang membawa aliran air dari Segara Anak melalui sungai Kokok Putih. Kokok dalam bahasa setempat berarti sungai, dan sungai ini memang mengalirkan air berwarna putih kehijauan yang mengindikasikan kandungan sulfur yang tinggi didalamnnya.Melipir di sisi kanan dinding lembah mengikuti aliran Kokok Putih yang berada di kiri jalur jauh beberapa ratus meter di bawahnya. Berseberangan dengan jalur ini merupakan dinding terjal bagian barat dari jalur Sembalun. Setapak kecil dan jalur berbatu mengisi perjalanan naik turun beberapa bukit batu hingga sampai pada Pelawangan Torean yang mungkin tidak nampak seperti pelawangan pada umumnya karena tidak ada satupun petunjuk arah dan keterangan tempat di sepanjang jalur ini. Pelawangan berupa puncak jalur dan beberapa batu serupa triangulasi dan air terjun di sisi kiri yang akhirnya mengantarkan menuruni turunan tajam untuk sampai di anak sungai Kokok Putih.
Tempat yang unik untuk dijadikan tempat istirahat, Propok namanya. Pertemuan beberapa aliran sungai dari Segara Anak yang merembes berupa beberapa air terjun lagi di sekitar Propok. Pemandangan yang unik dan menarik, aliran sungai berwarna putih kecoklatan, bersuhu hangat bertemu dengan air jernih dan dingin menjadi satu mengalir dalam aliran Kokok Putih yang sebenarnya.
Tak berapa lama setelah satu tanjakan bukit lagi, kita akan memasuki kawasan goa dan kolam air panas alami yang banyak terdapat di sekitar Segara Anak. Mengikuti jalur air menelusuri tetumbuhan jelatang hutan untuk sampai di muara sungai-sungai kecil air hangat dan sampai di depan goa Susu dengan kolam-kolam air panas yang menggoda untuk kita segera berendam di dalamnya.
Waktu tempuh yang diperlukan adalah +/- 7 – 8 jam serta 45 menit lagi untuk sampaike Segara Anak.
Segara Anak – Pelawangan SembalunJalur Torean memang menambah waktu sehari sebelum sampai di puncak bila melalui jalur normal Sembalun. Kita harus menanjaki tebing Pelawangan Sembalun selama +/- 4 jam untuk sampai di Pelawangan Sembalun sebelum camp terakhir. Dari sini, jalur kembali ke jalur normal dari arah Sembalun untuk sampai di puncak.
Kenapa jalur Torean ?!Bagi yang sedikit jenuh dengan jalur sabana Sembalun yang tak berkesudahan selama sehari perjalanan, jalur Torean merupakan pilihan yang tepat karena jalurnya yang sejuk dan hijau serta menyimpan keindahan air tejun Kokok Putih.Sebelum melanjutkan perjalanan mendaki tebing Pelawangan Sembalun, kita bisa relaksasi terlebih dahulu di kolam-kolam air panas alami yag banyak terdapat di sekitar Segara Anak, sangan baik untuk otot yang letih dan bermalam sehari di Segara Anak menikmati pemandangan yang cantik dari istana Dewi Anjani yang diyakini menguasai kawasan Rinjani. Tentunya tewaran kedua ini bagi mereka yang memiliki waktu cukup panjang dalam perjalanan dan bersedia menikmati keindahan dan kedamaian bermalam di Segara Anak hingga dua kali saat akan turun kembali dan melalui jalur Senaru.Selamat menemukan keidahan yang mistis dari jalur Torean yang akan dipenuhi cerita dan perasaan yang berbeda dari jalur lainnya saat menapaki Rinjani.
PerijinanBaik dari rute Sembalun Lawang maupun Senaru terdapat Pos Taman Nasional untuk mengurus perijinan pendakian. Biaya per orang Rp.3000,- dan sudah termasuk asuransi. Bagi yang membutuhkan porter atau guide bisa juga diurus oleh petugas disini. Honor untuk satu orang porter Rp.40.000,- per harinya dan porter-porter ini sudah sangat berpengalaman, jika dibutuhkan mereka juga bisa memasak, selain mengambil air dan menjaga tenda dan bahan makanan dari serangan monyet-monyet gunung yang banyak sekali terdapat di Plawangan Sembalun
Tempat MenarikDanau Segara Anak
Danau indah ini terbentuk dari bekas kawah, seluas 11.000.000m persegi dengan kedalaman 230m. Danau ini sangat kaya dengan ikan. Bukan hanya pendaki saja yang memancing disini, akan tetapi para penduduk setempat banyak yang datang untuk memancing. Mendaki gunung Rinjani kalau tidak bermalam dipinggir danau ini rasanya ada sesuatu yang kurang. Danau ini terlihat cantik sekali dari puncak gunung Rinjani.
Goa Susu
Goa ini dinamakan goa susu oleh karena air berwarna putih yang mengandung belerang yang keluar dari celah bebatuan didalam gua ini. Celah untuk masuk goa ini sangat sempit dan sangat susah untuk dilewati. Penduduk setempat percaya barang siapa yang bisa masuk sampai kedalam goa ini berarti orang tersebut mempunyai hati yang bersih.
Air Kalak
Air Kalak dalam bahasa setempat yang artinya air panas, mengalir dari atas kebawah dan membentuk kolam-kolam kecil yang mempunyai suhu yang berbeda-beda. Jika anda ingin berendam, tinggal pilih anda menyukai suhu panas, hangat atau suam-suam kuku.
Gunung Baru Jari
Gunung Baru Jari (bahasa Suku Sasak) yang artinya gunung baru jadi. Gunung ini membuat pemandangan gunung Rinjani menjadi khas dan tidak ada duanya.
DESA TRADISIONAL SUKU SASAK
Desa ini berada tepat disamping Pos Taman Dasional di Senaru. desa ini sangat unik karena ciri bangunan rumah yang da didalam komplek desa sasak ini masih mempertahankan keaslian budaya suku sasak. Seperti halnya dengan suku Baduy di Banten, rumah suku Sasak ini tanpa memakai paku dan terlihat sangat tertata rapi. selain desa tradisional ini di Senaru juga ada air terjun yang dinamakan SINDANG GILE, yang terletak tidak begitu jauh dari Senaru.
AIR TERJUN SINDANG GILE
Air terjun ini berada tidak jauh dari penginapan di Senaru dan bisa dicapai dengan jalan kaki. Sindang gile ini merupakan salah satu objek andalan dari Senaru.
Rinjani 3,726 mdpl memiliki panaroma yg paling bagus diantara gunung-gunung di Indonesia. Salah satu tempat tujuan wisata adventure favorite dari seluruh dunia.
Keunikan lain dari Rinjani adalah Porter-nya; mereka bukan hanya tahan membawa logistik berat tetapi sekaligus koki yg handal dan guide yg menarik.
Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari Penduduk lokal, mahasiswa, pencinta alam. Temperature udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi dibulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga summit attack bisa dilakukan kapan saja. Selain puncak, tempat yg sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2,000 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini kita
bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua point entry terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1,200 mdpl). Kebanyakan pendaki menyukai start entry dari arah Sembalun, krn bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas krn melalui padang savana yg terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). Sunblok krem sangat dianjurkan.
Sedangkan dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut krn melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2,700 mdpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun kearah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2,000 mdpl) yg bisa ditempuh dlm 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yg banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Utk mencapai puncak (dari arah Danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1,000m yg ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir utk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari utk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; krn meniti di bibir kawah dgn margin safety yg pas2an (no point for error please). Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dgn susah payah, krn satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan
kerikil). Buat highlander - ini tempat yg paling menantang dan disukai krn beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yg indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Utk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina,
"patience" dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dpt dicapai dlm program 3 hari dua malam, atau kalau mau lihat dua objek lain: gua susu dan gunung baru jaro (kawah baru ditengah danau) perlu tambahan waktu 2 hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan. tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yg diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay2 yg menjamur di desa Senaru. Yg unik lainnya dari Rinjani, disana ada cukup banyak toilet. Bentuknya kotak besi warna hijau. Diatasnya ada penampung air hujan. Juga ada yg pake tangki fibre glass. Tapi sayang nggak ada airnya. Tapi don't worry, alam akan mengajarkan kita how to back to nature.
Cerita ttg pemandangan, rasanya kita nggak akan kehabisan momen pengambilan gambar. Pagi dan sore saat yg paling indah utk difoto, Rinjani dgn kontour tiga dimensinya yg ektrim menyediakan begitu banyak sudut indah. Awan, kabut, pohon2 tunggal ditengah savana, monyet2 yg expresif, porter2 in action, wajah gembira mahasiswa ketika mendptkan karper besar, perjuangan menggapai puncak rinjani - menyediakan banyak momen bagus utk difoto. Jika waktu kita pendek sekali, Lombok masih dpt dicapai dlm liburan sabtu-minggu. Sekarang ini banyak penerbangan JKT Lombok (via SBY), dgn tarip sekitar 350rb-an sekali jalan; mungkin bisa lebih rendah tergantung sisa seat (booking lebih awal).
Kalau menggunakan Lion penerbangan sore, kita bisa berangkat sesudah pulang kerja di Juma't petang, tiba di Mataram sekitar jam 22:00. Langsung ambil taksi airport menuju Sembalun Lawang (200rb) yg ditempuh dlm 2.5 jam perjalanan atau ke Senaru (175rb). Di Senaru banyak homestay bersih dan bagus dgn tarip 30~50 rb-an. Atau di Sembalun Lawang spt. Homestay Lembah Rinjani dan Nauli (dua2nya bagus), dgn pemandangan
spektakular menghadap Rinjani. Tarip 100rb-an.
Sabtu pagi bisa langsung naik lewat Senaru ke Plawangan Senaru dan turun ke danau. Tiba sore hari. Bisa bermalam di Plawangan saja (pemandangan sangat bagus) turun ke danau pagi hari atau turun ke Danau langsung bermalam disini). Minggu paginya ada cukup waktu utk menikmati air panas, mancing atau berleha-leha. Jam 11:00 kembali dgn rute yg sama (Senaru). Tiba hampir magrib, langsung transfer ke Airport Selaparang dgn penerbangan terakhir (Citylink atau Lion). Senin pagi sudah masuk kerja, tentu dgn sedikit kaki pegel2. Jika sambung ke puncak, butuh satu hari lagi day off, yg ini barangkali bisa dipertimbangkan saat harpitnas atau cuti liburan.
Rute dari Bayan - Torean (Utara timur laut)
Dari Bayan berjalan kaki atau menumpang angkutan setempat dari Bayan ke Torean, setelah itu menyusur sungai Kokok Putih langsung ke dalam dasar kaldera. Perjalanan memakan waktu satu hari penuh dan agak sulit.
Rute dariBayan - Senaru (Utara)
Senaru dapat dicapai dari ibukota Lombok Mataram dengan kendaraan bermotor (sehari perjalanan). Kemudian berjalan kaki dari Senaru ke Babanan (tepi kaldera sebelah utara), dilanjutkan ke Kokok Putih. Rute ini juga memakan waktu satu hari penuh.Dari kokok putih pendakian akan lebih sulit karena pendaki akan mulai mendaki gunung sebenarnya yaitu menuju puncak rinjani dengan menggunakan jalur gunung plawangan. meskipun demikian pendakian menggunakan jalur ini adalah yang termudah dari jalur - jalur yang lain.
Rute Sembalun Lawang (Tenggara)
Dari mataram naik kendaraan bermotor ke Pesugulan (kira-kira 4 jam). Kemudian lanjutkan ke Sembalun Bumbung dan Sembalun Lawang, ini memakan waktu lebih kurang 3 jam perjalanan. dari sembalun lawang pendaki dapat mencapai gunung plawangan dan menuju ke segara anakan dengan waktu kira-kira satu hari perjalanan. dan dari gunung plawangan dapat didaki Gunung Rinjani. Jalan ini cukup berat tapi paling banyak digunakan oleh para pendaki. Untuk detail informasi rute ini lihat ulasan rute Sembalun.
Rute dari Sajang
Sajang terletak diantara Sembalun Lawang dan Bayan. pendakian ke Gunung Plawangan tidak jauh berbeda dengan yang dari Sembalun Lawang karena jalan setapaknya tidak jauh dari barat menjadi satu.
Rute dari Kumbi (Sesaut)
Sesaut yang terletak di sebelah baratdaya pegunungan Rinjani hanyalah sejauh 1/2 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari Mataram ke arah timur. Perjalanan hingga di Babanan memakan waktu lebih kurang 1 1/2 hari, setelah 2 hari sampai di Kokok Putih. Perjalan trekking yang panjang ini menyuguhkan pemandangan alam terbuka yang indah, tetapi menarik bagi seorang pendaki gunung yang menyukai hutan belantara.
Puncak Rinjani hanya dapat dicapai dari dua arah yaitu dari Gunung Plawangan dan langsung dari Aikmel. Perjalanan dari Aikmel ini sangat berat karena tidak akan ditemukan mata air mengalir dan memakan waktu dua hari perjalanan. jadi disarankan hanya yang memiliki kemampuan navigasi dan survival yang memadai yang disarankan mencoba jalur ini.
Gunung Kondo atau lebih dikenal dengan dengan Gunung Sangkareang Daya oleh rakyat setempat juga Gunung Punduk pertama didaki oleh Basleman pada tahun 1966 dengan menggunakan jalur dari timbanuh. pendakian kurang lebih satu hari. Dari puncak ini Danau Segara Anakan dapat dituruni dan di Timbanuh dapat dicapai dengan kendaraan umum dan sewaan.
selanjutnya menurut penduduk jalan menuju ke Danau Segara Anakan dapat pula dicapai dari :
- Luk (kemungkinan lewat babanan) (Utara)
- Masbagik (hanya sampai G. Punduk) (Selatan)
- Mantang (juga hanya sampai G. Punduk) Barat Daya
- Kembangkereng (sampai G.punduk)
- Jalur Sembalun Lawang : Pos II dan di Plawangan Sembalun
- Didekat danau segara anakan.
RUTE DARI SEMBALUN
SEMBALUN LAWANG - POS I
Pendakian dimulai dari desa Sembalun lawang yang yang berada pada ketinggian ± 1156m dpl. Sebelum mendaki kita harus melapor di pos taman nasional. Disini juga terdapat losmen untuk beristirahat dengan nama Pondok Sembalun. Dari jalan raya gerbang pendakian segera terlihat dan disamping gerbang ada patung bawang yang besar. Ini mungkin dikarenakan daerah ini adalah penghasil bawang di Lombok. Sepajang jalur ini kita hanya melewati padang rumput yang mendaki dan menurun sesekali menyeberangi kali yang kering serta beberapa cemara gunung (casuarina junghuhniana). Normal jarak tempuh jalur ini adalah ± 2 jam
POS I - POS II
Pos I (08°19' 44,7" LS 116° 24' 07,6" BT) atau Pos Pemantauan merupakan sebuah pondok tanpa lantai yang teletak ditengah jalur di daerah padang rumput serta berada pada ketinggian 1300m dpl. Pos ini tidak ada sumber air. Jalur dari pos ini ke Pos II masih sedikit menanjak dan padang rumput yang terbuka serta masih melewati beberapa aliran lahar dan kali kering. Jalan setapaknya sendiri kadang menurun cukup curam. Normal jarak tempuh jalur ini adalah ±1 jam.
POS II - POS III
Pos II (08°20' 56,2" LS 116° 23' 43,4" BT) atau Pos Tengengean terletak di sebelah kiri jalan agak menjorok kedalam dengan ketinggian 1500m dpl, dan didepan pos ini terdapat sungai kering serta jembatan diatasnya yang merupakan jalur pada rute ini. Di pos ini kita bisa jumpai sumber mata air dan sebuah toilet yang merupakan hasil sumbangan dari sebuah LSM asal New Zealand. Pos nya sendiri letaknya disebuah lembah yang diapit bukit. Jarak tempuh normal ± 1 jam
POS III - PLAWANGAN SEMBALUN (Plawangan II)
Pos III atau Pos Pada Balong (08°22' 10,5" LS 116° 23' 57,1" BT) terletak persis dipinggir aliran lahar/sungai kering, pada ketinggian 1800m dpl. Sebelum mencapai pos ini kita akan bertemu sebuah persimpangan jalan yang memisahkan jalur ke bukit penyesalan (kanan) dan ke jalur penderitaan (kiri). Saat ini jalur yang sering dipakai adalah jalur penderitaan, sedangkan jalur bukit penyesalan sendiri jembatannya sudah runtuh dan jalan setapaknya sudah tidak begitu jelas. Kondisi Pos III ini masih sangat bagus dibanding dua pos sebelumnya. Dari pos ini menuju Plawangan kita akan dihadapkan dengan tanjakan bukit sembilan. Karena kita memang melewati sembilan bukit sebelum sampai di gigiran punggungan yang kemudian belok kiri menuju ke Plawangan. Jarak tempuh normal ± 3,5 jam.
PLAWANGAN SEMBALUN - PUNCAK RINJANI
Plawangan (08°23' 36,1" LS 116° 26' 26,4" BT) sendiri merupakan sebuah dataran yang cukup luas untuk beberapa tenda yang terletak diatas gigiran punggungan yang menyatukan dengan pungungan menuju puncak serta berada pada ketinggian 2639m dpl. Dari sini terlihat jelas Segara anakan dan gunung baru. Disini terdapat sebuah toilet, dan juga sebuah sumber air yang berupa pancuran. Puncak Rinjani terlihat kelas dari sini. Hati-hati terhadap monyet didaerah ini mereka sangat agresif untuk merebut makanan setiap pendaki yang lengah. Jarak tempuh normal kepuncak ±3 jam.
PUNCAK 3726M dpl.
Perjalanan dari Plawangan kepuncak mulai dihadapkan pada tanjakan-tanjankan yang curam dan berdebu sampai pada batas gigiran puncak kemudian berbelok kekiri mengikuti gigiran puncak yang berpasir lembut membuat sulit untuk melangkah. Mendekati puncak tanjakan cukup terjal dan berpasir halus. Pemandangan di sekitar puncak kita dapat melihat sayup-sayup dari arah timur ada gunung Tambora serta kepulaan Sumbawa, sebelah barat terlihat Gunung Agung di bali serta pelabuhan Lembar dan juga kearah bawahnya ada segara anakan beserta Gunung Baru Jari, sebelah utara kearah bawah kita bisa melihat kawah gunung Rinjani yang sudah tidak aktif lagi.
RUTE DARI SENARU
SENARU - POS II
Di Senaru (601m dpl) kita juga harus melapor di pos taman nasional. kemudian jalan setapak dimulai dengan jalan lurus melewati perkebunan penduduk kemudian memasuki mulut hutan ada papan pengumuman dari taman nasional. dari sini jalan setapak belum begitu menajak, kita akan melewati Pos I yang berupa sebuah pondok kecil yang terletak didekat pohon beringin berkaki tiga. Keadaan hutan tidak begitu rapat dan gelap tapi lebih sejuk dibanding rute Sembalun. Jalan setapak yang dilewati untuk mencapai pos ini relatif menanjak dan kadang-kandang agak datar akan tetapi terasa agak panjang. Jarak tempuh normal ±3 jam.
POS II - POS III
Pos II atau pos Montong Satas berada pada ketinggian 1500m dpl, disini ada sumber mata air. Dari sini menuju Pos III jalan setapaknya mulai menanjak serta banyak akar pohon di sepanjang jalan setapak akan tetapi pepohonan masih rapat dan terhindar dari terik panas matahari. JArak tempuh normal ±2 jam.
POS III - PLAWANGAN SENARU
Pos III atau Pos Mondokon Lolak ini berada pada ketinggian 2000m dpl. Disini terdapat dua pondok akan tetapi kondisi yang satunya sudah hampir roboh. Disini juga ada sumber mata air. Setelah keluar dari hutan kita akan langsung dihadapkan dengan jalan setapak yang terbuka dan akan samapai pada daerah cemara tiga, disini cukup luas untuk mendirikan tenda akan tetapi tidak ada air. Dari cemara tiga ini jalan menanjak terus serta jalan setapaknya berbatu-batu melewati beberapa punggungan bukit yang ditumbuhi rumput dan terbuka. Jarak tempuh normal ±2 jam.
PLAWANGAN SENARU - CAMP SEGARA ANAK
Dari Plawangan (2641m dpl) ini kita bisa melihat dengan jelas danau segara anakan, puncak rinjani. Disini tidak ada sumber air akan tetapi ada toiletnya. Dari plawangan ini jalur kemudian menuruni sebuah tebing batu yang curam kemudian terus melipir turun punggungan bukit, sesekali terdapat tanjakan akan tetapi tidak begitu curam. Sampai didanau jalan setapak terus menyususri dananu hingga sampai pada lokasi basecamp danau segara anakan. Jarak tempuh normal ±2 jam.
CAMP SEGARA ANAKAN
Pada lokasi basecamp ini terdapat dua toilet untuk pria dan wanita. Di segara anakan ini terdapat banyak sekali ikan yang bisa dipancing . Suhu pada siang hari berkisar antara 10°C - 15°C dan pada malam hari suhu bisa turun drastis terutama sekali pada musim kemarau. Kadang-kadang angin juga bertiup cukup kencang. Dari sini rute menuju puncak akan melewati plawangan sembalun dengan telebih dahulu melewati tanjakan yang cukup memeras tenaga melewati jalan setapak berbatu melipiri gigiran tebing yang berakhir pada petigaan rute Sembalun Lawang.
RUTE DARI TOREAN (updated by Ge'an)Beberapa kalangan bahkan mungkin sebagian besar pendaki gunung dan wisatawan mengenal pendakian gunung Rinjani melalui rute Timur yaitu Sembalun dan Rute Barat Laut melalui Senaru. Ternyata Rinjani masih menyimpan beberapa jalur tradisional yang sering dilalui para penduduk dan nelayan setempat untuk menuju Segara Anak. Karena tujuan utama pendakian gunung biasanya adalah mencapai puncak Rinjani dahulu baru menuju Segara Anak, maka jalur-jalur ini sangat jarang dipakai oleh para pendaki.
Salah satu jalur yang sangat menarik untuk dilalui namun jarang diminati pendaki pada umumnya adalah jalur di sisi utara Rinjani yang berupa lembah dalam dan bermuara di Segara Anak. Jalur Torean sering dilalui penduduk lokal untuk menuju goa Susu, goa Manik, dan lainnya yang berada beberapa ratus meter sebelum Segara Anak, serta merupakan jalur rutin yang dilalui prosesi PAKELEM bagi umat Hindu setiap tahunnya.
Akses transportasi menuju Torean dan lainnya Dari terminal Cakranegara – Lombok, menuju termilnal Bayan ditempuh dengan colt umum selama +/- 3 jam dengan biaya 10.000/orang.
Kemudian sebaiknya dari terminal Bayan menggunakan jasa ojek untuk sampai di desa Torean memakan waktu hampir 1 jam perjalanan melaui pedesaan dan perkebunan kopi makin ke dalam semakin jarang dihuni penduduk. Jalur masih berupa jalan tanah yang rusak dan berdebu (bayangkan saja kalau musim penghujan tiba) dan ojek merupakan satu-satunya transportasi yang bisa mencapai Torean selain truk yang sangat jarang melintas menuju Torean.Jasa ojek bisa kita hargai antara 12.000 – 15.000 per orang mengingat dengan susah payah sepeda motor-sepeda motor itu memuat carrier dan penumpangnya dalam medan bergelombang.
Sebaiknya gunakan jasa porter untuk sampai di Segara Anak (walau perlu dicatat, jasa porter cukup mahal di sini antara +/- 100.000 per hari karena jarangnya pendaki yang melalui jalur ini) karena sering ditemui percabangan jalur dengan jalur lainnya. Bisa hubungi penjaga gerbang setempat (bapak Mangku). Sementara itu, jangan mengira akan ada pos pendakian seperti di jalur-jalur pendakian lainnya, starting point hanya berupa portal jalan dengan tulisan kawasan Taman Nasional gunung Rinjani.
Sebaiknya bermalam di Torean, bisa di rumah pak Mangku (persis di samping portal TamNas dan musholla) dan memulai perjalanan pagi berikutnya. Ini disebabkan karena jalur Torean agak berbahaya dilalui pada malam hari dan keindahan yang disajikannya juga akan sia-sia bila kita melintasinya saat malam hari. RUTE PENDAKIAN Torean – Segara AnakAda beberapa titik break point selama menuju Segara Anak karena sebenarnya tidak ada yang bisa disebut pos, kecuali satu shelter yaitu pos I yang dapat ditempuh selama +/- 2,5 jam melaui hutan lebat Taman Nasional dan beberapa jalur naik turun menyeberangi lembah-lembah bekas aliran sungai kering yang sangat mendominasi jalur. Terdapat sungai kecil memotong jalur dari pos 1 menuju Pelawangan Torean. Tiba saatnya menikmati dan menyaksikan ciri khas jalur Torean setelah beberapa saat keluar dari areal pos 1.
Jalur benar-benar berbeda, kita berada di lembah dalam sisi utara Rinjani yang membawa aliran air dari Segara Anak melalui sungai Kokok Putih. Kokok dalam bahasa setempat berarti sungai, dan sungai ini memang mengalirkan air berwarna putih kehijauan yang mengindikasikan kandungan sulfur yang tinggi didalamnnya.Melipir di sisi kanan dinding lembah mengikuti aliran Kokok Putih yang berada di kiri jalur jauh beberapa ratus meter di bawahnya. Berseberangan dengan jalur ini merupakan dinding terjal bagian barat dari jalur Sembalun. Setapak kecil dan jalur berbatu mengisi perjalanan naik turun beberapa bukit batu hingga sampai pada Pelawangan Torean yang mungkin tidak nampak seperti pelawangan pada umumnya karena tidak ada satupun petunjuk arah dan keterangan tempat di sepanjang jalur ini. Pelawangan berupa puncak jalur dan beberapa batu serupa triangulasi dan air terjun di sisi kiri yang akhirnya mengantarkan menuruni turunan tajam untuk sampai di anak sungai Kokok Putih.
Tempat yang unik untuk dijadikan tempat istirahat, Propok namanya. Pertemuan beberapa aliran sungai dari Segara Anak yang merembes berupa beberapa air terjun lagi di sekitar Propok. Pemandangan yang unik dan menarik, aliran sungai berwarna putih kecoklatan, bersuhu hangat bertemu dengan air jernih dan dingin menjadi satu mengalir dalam aliran Kokok Putih yang sebenarnya.
Tak berapa lama setelah satu tanjakan bukit lagi, kita akan memasuki kawasan goa dan kolam air panas alami yang banyak terdapat di sekitar Segara Anak. Mengikuti jalur air menelusuri tetumbuhan jelatang hutan untuk sampai di muara sungai-sungai kecil air hangat dan sampai di depan goa Susu dengan kolam-kolam air panas yang menggoda untuk kita segera berendam di dalamnya.
Waktu tempuh yang diperlukan adalah +/- 7 – 8 jam serta 45 menit lagi untuk sampaike Segara Anak.
Segara Anak – Pelawangan SembalunJalur Torean memang menambah waktu sehari sebelum sampai di puncak bila melalui jalur normal Sembalun. Kita harus menanjaki tebing Pelawangan Sembalun selama +/- 4 jam untuk sampai di Pelawangan Sembalun sebelum camp terakhir. Dari sini, jalur kembali ke jalur normal dari arah Sembalun untuk sampai di puncak.
Kenapa jalur Torean ?!Bagi yang sedikit jenuh dengan jalur sabana Sembalun yang tak berkesudahan selama sehari perjalanan, jalur Torean merupakan pilihan yang tepat karena jalurnya yang sejuk dan hijau serta menyimpan keindahan air tejun Kokok Putih.Sebelum melanjutkan perjalanan mendaki tebing Pelawangan Sembalun, kita bisa relaksasi terlebih dahulu di kolam-kolam air panas alami yag banyak terdapat di sekitar Segara Anak, sangan baik untuk otot yang letih dan bermalam sehari di Segara Anak menikmati pemandangan yang cantik dari istana Dewi Anjani yang diyakini menguasai kawasan Rinjani. Tentunya tewaran kedua ini bagi mereka yang memiliki waktu cukup panjang dalam perjalanan dan bersedia menikmati keindahan dan kedamaian bermalam di Segara Anak hingga dua kali saat akan turun kembali dan melalui jalur Senaru.Selamat menemukan keidahan yang mistis dari jalur Torean yang akan dipenuhi cerita dan perasaan yang berbeda dari jalur lainnya saat menapaki Rinjani.
PerijinanBaik dari rute Sembalun Lawang maupun Senaru terdapat Pos Taman Nasional untuk mengurus perijinan pendakian. Biaya per orang Rp.3000,- dan sudah termasuk asuransi. Bagi yang membutuhkan porter atau guide bisa juga diurus oleh petugas disini. Honor untuk satu orang porter Rp.40.000,- per harinya dan porter-porter ini sudah sangat berpengalaman, jika dibutuhkan mereka juga bisa memasak, selain mengambil air dan menjaga tenda dan bahan makanan dari serangan monyet-monyet gunung yang banyak sekali terdapat di Plawangan Sembalun
Tempat MenarikDanau Segara Anak
Danau indah ini terbentuk dari bekas kawah, seluas 11.000.000m persegi dengan kedalaman 230m. Danau ini sangat kaya dengan ikan. Bukan hanya pendaki saja yang memancing disini, akan tetapi para penduduk setempat banyak yang datang untuk memancing. Mendaki gunung Rinjani kalau tidak bermalam dipinggir danau ini rasanya ada sesuatu yang kurang. Danau ini terlihat cantik sekali dari puncak gunung Rinjani.
Goa Susu
Goa ini dinamakan goa susu oleh karena air berwarna putih yang mengandung belerang yang keluar dari celah bebatuan didalam gua ini. Celah untuk masuk goa ini sangat sempit dan sangat susah untuk dilewati. Penduduk setempat percaya barang siapa yang bisa masuk sampai kedalam goa ini berarti orang tersebut mempunyai hati yang bersih.
Air Kalak
Air Kalak dalam bahasa setempat yang artinya air panas, mengalir dari atas kebawah dan membentuk kolam-kolam kecil yang mempunyai suhu yang berbeda-beda. Jika anda ingin berendam, tinggal pilih anda menyukai suhu panas, hangat atau suam-suam kuku.
Gunung Baru Jari
Gunung Baru Jari (bahasa Suku Sasak) yang artinya gunung baru jadi. Gunung ini membuat pemandangan gunung Rinjani menjadi khas dan tidak ada duanya.
DESA TRADISIONAL SUKU SASAK
Desa ini berada tepat disamping Pos Taman Dasional di Senaru. desa ini sangat unik karena ciri bangunan rumah yang da didalam komplek desa sasak ini masih mempertahankan keaslian budaya suku sasak. Seperti halnya dengan suku Baduy di Banten, rumah suku Sasak ini tanpa memakai paku dan terlihat sangat tertata rapi. selain desa tradisional ini di Senaru juga ada air terjun yang dinamakan SINDANG GILE, yang terletak tidak begitu jauh dari Senaru.
AIR TERJUN SINDANG GILE
Air terjun ini berada tidak jauh dari penginapan di Senaru dan bisa dicapai dengan jalan kaki. Sindang gile ini merupakan salah satu objek andalan dari Senaru.
Rinjani 3,726 mdpl memiliki panaroma yg paling bagus diantara gunung-gunung di Indonesia. Salah satu tempat tujuan wisata adventure favorite dari seluruh dunia.
Keunikan lain dari Rinjani adalah Porter-nya; mereka bukan hanya tahan membawa logistik berat tetapi sekaligus koki yg handal dan guide yg menarik.
Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari Penduduk lokal, mahasiswa, pencinta alam. Temperature udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi dibulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga summit attack bisa dilakukan kapan saja. Selain puncak, tempat yg sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2,000 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini kita
bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua point entry terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1,200 mdpl). Kebanyakan pendaki menyukai start entry dari arah Sembalun, krn bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas krn melalui padang savana yg terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). Sunblok krem sangat dianjurkan.
Sedangkan dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut krn melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2,700 mdpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun kearah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2,000 mdpl) yg bisa ditempuh dlm 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yg banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Utk mencapai puncak (dari arah Danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1,000m yg ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir utk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari utk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; krn meniti di bibir kawah dgn margin safety yg pas2an (no point for error please). Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dgn susah payah, krn satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan
kerikil). Buat highlander - ini tempat yg paling menantang dan disukai krn beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yg indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Utk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina,
"patience" dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dpt dicapai dlm program 3 hari dua malam, atau kalau mau lihat dua objek lain: gua susu dan gunung baru jaro (kawah baru ditengah danau) perlu tambahan waktu 2 hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan. tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yg diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay2 yg menjamur di desa Senaru. Yg unik lainnya dari Rinjani, disana ada cukup banyak toilet. Bentuknya kotak besi warna hijau. Diatasnya ada penampung air hujan. Juga ada yg pake tangki fibre glass. Tapi sayang nggak ada airnya. Tapi don't worry, alam akan mengajarkan kita how to back to nature.
Cerita ttg pemandangan, rasanya kita nggak akan kehabisan momen pengambilan gambar. Pagi dan sore saat yg paling indah utk difoto, Rinjani dgn kontour tiga dimensinya yg ektrim menyediakan begitu banyak sudut indah. Awan, kabut, pohon2 tunggal ditengah savana, monyet2 yg expresif, porter2 in action, wajah gembira mahasiswa ketika mendptkan karper besar, perjuangan menggapai puncak rinjani - menyediakan banyak momen bagus utk difoto. Jika waktu kita pendek sekali, Lombok masih dpt dicapai dlm liburan sabtu-minggu. Sekarang ini banyak penerbangan JKT Lombok (via SBY), dgn tarip sekitar 350rb-an sekali jalan; mungkin bisa lebih rendah tergantung sisa seat (booking lebih awal).
Kalau menggunakan Lion penerbangan sore, kita bisa berangkat sesudah pulang kerja di Juma't petang, tiba di Mataram sekitar jam 22:00. Langsung ambil taksi airport menuju Sembalun Lawang (200rb) yg ditempuh dlm 2.5 jam perjalanan atau ke Senaru (175rb). Di Senaru banyak homestay bersih dan bagus dgn tarip 30~50 rb-an. Atau di Sembalun Lawang spt. Homestay Lembah Rinjani dan Nauli (dua2nya bagus), dgn pemandangan
spektakular menghadap Rinjani. Tarip 100rb-an.
Sabtu pagi bisa langsung naik lewat Senaru ke Plawangan Senaru dan turun ke danau. Tiba sore hari. Bisa bermalam di Plawangan saja (pemandangan sangat bagus) turun ke danau pagi hari atau turun ke Danau langsung bermalam disini). Minggu paginya ada cukup waktu utk menikmati air panas, mancing atau berleha-leha. Jam 11:00 kembali dgn rute yg sama (Senaru). Tiba hampir magrib, langsung transfer ke Airport Selaparang dgn penerbangan terakhir (Citylink atau Lion). Senin pagi sudah masuk kerja, tentu dgn sedikit kaki pegel2. Jika sambung ke puncak, butuh satu hari lagi day off, yg ini barangkali bisa dipertimbangkan saat harpitnas atau cuti liburan.
Gunung Raung 3332m dpl
Gunung Raung adalah sebuah gunung yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunung pada umumnva di pulau Jawa ini. Keunikan dari Puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang sekitar 500 meter dalamnya, selalu berasap dan sering menyemburkan api. G. Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan. Selain itu gunung ini juga terletak di paling ujung pulau jawa bahkan keindahan gunung ini dapat kita lihat dari pulau dewata bali, tepatnya ketika kita berada di pantai Lovina Singaraja Bali Utara pada akhir siang atau ketika sunset di Lovina Beach. Keindahan gunung raung ini akan terlihat indah. Jajaran pegunungan di timur pulau jawa ini memiliki keindahan yang sangat unik. Gunung ini terletak di Kab. Banyuwangi Jawa Timur. Gunungapi raksasa ini muncul di sebelah timur dari suatu deretan puing gunungapi yang berarah baratlaut – tenggara. Di Puncaknya terdapat sebuah kaldera yang berbentuk elips dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100 m. Rute PendakianUntuk mendaki G. Raung, paling mudah adalah dari arah Bondowoso. Dari Bondowoso terus menuju desa Sumber Wringin dengan menggunakan Colt melalui Sukosani. Perjalanan diawali dari desa Sumber Wringin melalui kebun pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor atau Pos pendaki dimana kita dapat menjumpai seorang juru kunci yang bernama Pak Serani. Ada seorang lagi penduduk desa ini yang rumahnya juga sering ditumpangi para pendaki yaitu Pak Sahati.
Pos-pos perhentian yang akan kita lewati adalah sbb:
setelah itu pendakain akan mulai sulit dan sudut pendakian mulai membesar dan jalur pendakian kurang jelas karena hanya semak-semak dan kemudian terus mendaki selama 3 jam hingga dicapai Pondok Demit. Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai batas hutan, yang dikenal dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada ketinggian sekitar 2900 – 3000 m. di tempat inilah pendakian beristirahat untuk berkemah. Selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja. Sedangkan perjalanan turun, memakan waktu sekitar 7 jam.
Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin kencang. Sesungguhnya masih ada puncak yang lebih tinggi lagi, namun kita tidak dapat mendaki ke sana, sebab selain tidak ada jalan juga hutannya masih terlalu lebat. Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.
Puncak yang di tertinggi di selatan telah berhasil pertama kali dicapai oleh tim PATAGA
UNTAG Surabaya. Agustus 2002 dengan rute dari kalibaru-gunung wates-puncak17 -summit. Dengan meninggalkan papan seng dengan catatan ketinggian 3344 m. Tanpa ditemukan air dengan waktu tempuh 13 hari dan 8-9 orang. dengan tali 50 m dan webing
Selanjutnya tim kedua yang berhasil sampai puncak tertinggi dari MAPALA UI pada tanggal 2 mei 2003. dengan rute glenmore(desa sengonan)-puncak glenmore(puncak tertinggi ke-2)-menyusuri kawah selatan-puncak Untung summit {disebut Puncak Untung karena porter yang saya bawa bernama untung bondet dan setahun lalu impikan sampai puncak). Berhasil menemukan air di daerah tengah bebatuan ketinggian 3100-an. dengan waktu tempuh 7 hari dan 3 orang tim 1 orang porter. dengan tali 50 m dan alat manjat, ice axe(penting banget untuk jalan di pasir) serta pasak (king pin ice)
Catatan ketinggian Mapala UI yang dicatat 3341 m, data topografi 3332 m peta terakhir bakor 3328 m, sedangkan ketinggian yang sebenarnya yang dicapai di jalur umum 3100 m.
jadi disisi selatan ada dua jalur baru menuju puncak tertingginya, Jalur Kalibaru Pataga dan jalur Glenmore Mapala UI.
tanpa membawa tali yang cukup dan peralatan manjat tidak diperkenankan mencoba jalur ini, karena sangat terjal dan rontok.
selamat mencoba mendaki.
Pos-pos perhentian yang akan kita lewati adalah sbb:
- Pondok Motor
- Pondok Sumur
- Pondok demit
- Pondok Mayit
- Pondok Angin
setelah itu pendakain akan mulai sulit dan sudut pendakian mulai membesar dan jalur pendakian kurang jelas karena hanya semak-semak dan kemudian terus mendaki selama 3 jam hingga dicapai Pondok Demit. Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai batas hutan, yang dikenal dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada ketinggian sekitar 2900 – 3000 m. di tempat inilah pendakian beristirahat untuk berkemah. Selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja. Sedangkan perjalanan turun, memakan waktu sekitar 7 jam.
Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin kencang. Sesungguhnya masih ada puncak yang lebih tinggi lagi, namun kita tidak dapat mendaki ke sana, sebab selain tidak ada jalan juga hutannya masih terlalu lebat. Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.
Puncak yang di tertinggi di selatan telah berhasil pertama kali dicapai oleh tim PATAGA
UNTAG Surabaya. Agustus 2002 dengan rute dari kalibaru-gunung wates-puncak17 -summit. Dengan meninggalkan papan seng dengan catatan ketinggian 3344 m. Tanpa ditemukan air dengan waktu tempuh 13 hari dan 8-9 orang. dengan tali 50 m dan webing
Selanjutnya tim kedua yang berhasil sampai puncak tertinggi dari MAPALA UI pada tanggal 2 mei 2003. dengan rute glenmore(desa sengonan)-puncak glenmore(puncak tertinggi ke-2)-menyusuri kawah selatan-puncak Untung summit {disebut Puncak Untung karena porter yang saya bawa bernama untung bondet dan setahun lalu impikan sampai puncak). Berhasil menemukan air di daerah tengah bebatuan ketinggian 3100-an. dengan waktu tempuh 7 hari dan 3 orang tim 1 orang porter. dengan tali 50 m dan alat manjat, ice axe(penting banget untuk jalan di pasir) serta pasak (king pin ice)
Catatan ketinggian Mapala UI yang dicatat 3341 m, data topografi 3332 m peta terakhir bakor 3328 m, sedangkan ketinggian yang sebenarnya yang dicapai di jalur umum 3100 m.
jadi disisi selatan ada dua jalur baru menuju puncak tertingginya, Jalur Kalibaru Pataga dan jalur Glenmore Mapala UI.
tanpa membawa tali yang cukup dan peralatan manjat tidak diperkenankan mencoba jalur ini, karena sangat terjal dan rontok.
selamat mencoba mendaki.
Gunung Papandayan 2665m dpl
Gunung Papandayan berada di kabupaten Garut tepatnya pada posisi geografi 7.32º Lintang Selatan dan 107.73º Bujur Timur. Gunung bertipe Stratovolcano ini saat sebelum meletus pada tahun 2002 mempunyai empat buah kompleks kawah besar tapi saetelah meletus kawah ini menjadi sebuah areal kawah yang cukup besar, dan kawah ini terlihat jelas dari kejauhan. Kompleks kawah gunung Papandayan ini bisa didatangi oleh masyarakat umum yang bukan pendaki gunung sekalipun, ini dimungkinkan karena adanya jalan aspal mulus yang membentang dari bawah hingga kedekat kawah gunung ini. Pengunjung bisa memarkir kendaraannya di pelataran parkir yang cukup luas dan berjalan kaki sekitar 5 menit dari parkiran dan setelah itu akan memasuki kawasan kawah gunung ini yang dikenal dengan sebutan Kawah Mas. Di kawasan parkir banyak terdapat warung-warung yang menjual makanan dan selain di kawasan ini didekat alun-alun Pondok Salada juga ada sebuah warung. Mekipun untuk mencapai kawasan kawah gunung ini bisa didatangin dengan kendaraan, bagi para pendaki gunung tantangan di gunung ini masih ada, yaitu jalur trekking dari alun-alun Pondok Salada hingga kepuncak gunung ini dan kemudian turun melipiri punggungan puncak gunung ini dan jalan setapak dari jalur ini berakhir di belakang daerah parkiran kendaraan. Jalur trekking ini memakan waktu kurang lebih 6 jam.
AKSES TRANSPORTASIGunung Papandayan berada tidak jauh dari kota garut, berdiri berhadapan dengan gunung Cikurai. Jika dari memakai kendaraan umum dari Jakarta bisa menggunakan bus tujuan kota Garut dan kemudian dari kota garut disambung dengan kendaraan angkot trayek Garut – Cijulang dengan ongkos Rp.3.000,- dan turun di pertigaan Cisurupan, dari pertigaan Cisurupan ini dilanjutkan naik Ojek hingga sampai di pelataran parkir gunung Papandayan dengan ongkos sewa Rp.10.000,- Jika lebih dari 3 orang sebaiknya anda mencarter angkot dari Garut atau dari pertinggaan Cisurupan ini karena jauh lebih murah.
Bagi yang membawa kendaraan pribadi, dari Kota garut belokan kendaraan anda menuju arah Cijulang dan dipertigaan Cisurupan ambil jalan yang lurus jangan berbelok ke kiri, sebagai patokan di pertigaan Cisurupan ini ada Plang selamat datang di Gunung Papandayan.
JALUR TREKKING KE PUNCAKParkiran – Alun-alun Pondok Salada
Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang.
Pondok Salada – Alun-alun Tegal Alur
Dari Pondok Salada jalur setapak mendaki sebuah punggungan yang ada didepan pondok salada, keadaan jalur setapaknya sedikit hancuran banyak batu-batu besar seperti aliran sungai kering. Setelah menyelesaikan etape tanjakan yang cukup curam ini jalan setapak menjadi datar dan kemudian berbelok ke kiri dan kemudian menyusuri punggungan. Hati-hati saat menyusuri pungungan ini karena di sebelah kiri jurang dalam yang berjarak hanya seengah meter dari jalan setapak. Tak lama setelah keluar dari kawasan hutan yang tidak begitu lebat, kita akan sampai disebuah alun-alun yang cukup besar. Yang dikenal dengan nama Alu-alun Tegal Alur, di bagian ujung dari alun-alun ini (di hitung dari tempat kita muncul) ada sebuah sungai kecil yang mengalir jernih. Sebelum mencapai alun-alun ini terlebih dahulu kita akan melewati sebuah lapangan mirip sebuh kawah mati.
Tegal Alur – Puncak
Dari tegal Alur jalan setapak menuju arah puncak berada di seberang sungai kecil, jalan setapak yang tiak begitu jelas ini kemudian membelok kearah kanan memasukui hutan, Hati-hati saat berada di kawasan ini mungkin karena jalur ini jarang di tempuh sehingga terkadang jalur jalansetapaknya tiba-tiba menghilang tapi jika jeli kita akan banyak menemukan string line atau ikatan tali raffia berwarna merah dan bitu yang di ikatkan pada ranting pohon sebagai penanda jalan. Dikawasan puncak Gunung Papandayan tidak banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan kawah. Dipuncak ini tidak ada tiang trianggulasi nya atau tiang penunjuk ketinggian. Tidak ada tanda selain saat sampai di puncak gunung ini jalan setapak seterusnya akan menurun. Jika anda membawa altimeter atau GPS makan akan mudah menentukan puncaknya. Puncak gunung ini hanya pelataran kecil saja dan tersamar dengan jalan setapak yang membelahnya.
Puncak – Parkiran
Dari puncak jalan setapak kemudian menurun, lama-kelamaan jalan setapaknya turun curam mengikuti gigiran punggungan puncak hati-hati dengan langkah anda karena disebelah kiri jurang menganga kea rah kawasan kawah. Jalan setapak di kawasan ini banyak ditumbuhi oleh rimbunnya tumbuhan dan pohon yang banyak ranting-ranting an dahan yang menjorok hinga ketanah sehingga saat melewati etape ini kita harus membungkuk dan terkadang merangkak. Dari puncak ke parkiran butuh waktu sekitar tiga jam dan kita akan muncul di bagian belakang parkiran ada sebuah sungai yang mengalir dan airnya jernih.
PERIJINANTidak susah hanya saat memasuki kawasan anda dikenakan retribusi Rp.3.000,- per orangnya. Untuk kendaraan jika anda membawa kendaraan dan menginap anda bisa memberikan uang jasa menjaga kendaraan pada tukang pakirnya.
TEMPAT-TEMPAT MENARIKDikawasan gunung Papandayan ini ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi yaitu:
Kawasan Kawah
Kawasan kawah ini cukup menarik di telusuri namun anda harus hati-hati, dibeberapa temat ada Lumpur belerang yang sangat baik untuk penyakit kulit.
Alun-alun Pondok Salada
Di alun-alun ini dulunya sebelum letusan tahun 2002 banyak terdapat bunga abadi edelweiss tapi setelah letusan bunga tersebut hingga saat ini belum tumbuh lagi, namun Susana dikawasan ini dan bentangan alamnya sangat menarik untuk dinikmati.
Alun-alun Tegal Alur
Tegal Alur sebuh alun-alun yang cukup besar dari sini kita bisa mengedarkan pandangan kearah kawah dan puncak terlihat jelas juga dari sini.
AKSES TRANSPORTASIGunung Papandayan berada tidak jauh dari kota garut, berdiri berhadapan dengan gunung Cikurai. Jika dari memakai kendaraan umum dari Jakarta bisa menggunakan bus tujuan kota Garut dan kemudian dari kota garut disambung dengan kendaraan angkot trayek Garut – Cijulang dengan ongkos Rp.3.000,- dan turun di pertigaan Cisurupan, dari pertigaan Cisurupan ini dilanjutkan naik Ojek hingga sampai di pelataran parkir gunung Papandayan dengan ongkos sewa Rp.10.000,- Jika lebih dari 3 orang sebaiknya anda mencarter angkot dari Garut atau dari pertinggaan Cisurupan ini karena jauh lebih murah.
Bagi yang membawa kendaraan pribadi, dari Kota garut belokan kendaraan anda menuju arah Cijulang dan dipertigaan Cisurupan ambil jalan yang lurus jangan berbelok ke kiri, sebagai patokan di pertigaan Cisurupan ini ada Plang selamat datang di Gunung Papandayan.
JALUR TREKKING KE PUNCAKParkiran – Alun-alun Pondok Salada
Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang.
Pondok Salada – Alun-alun Tegal Alur
Dari Pondok Salada jalur setapak mendaki sebuah punggungan yang ada didepan pondok salada, keadaan jalur setapaknya sedikit hancuran banyak batu-batu besar seperti aliran sungai kering. Setelah menyelesaikan etape tanjakan yang cukup curam ini jalan setapak menjadi datar dan kemudian berbelok ke kiri dan kemudian menyusuri punggungan. Hati-hati saat menyusuri pungungan ini karena di sebelah kiri jurang dalam yang berjarak hanya seengah meter dari jalan setapak. Tak lama setelah keluar dari kawasan hutan yang tidak begitu lebat, kita akan sampai disebuah alun-alun yang cukup besar. Yang dikenal dengan nama Alu-alun Tegal Alur, di bagian ujung dari alun-alun ini (di hitung dari tempat kita muncul) ada sebuah sungai kecil yang mengalir jernih. Sebelum mencapai alun-alun ini terlebih dahulu kita akan melewati sebuah lapangan mirip sebuh kawah mati.
Tegal Alur – Puncak
Dari tegal Alur jalan setapak menuju arah puncak berada di seberang sungai kecil, jalan setapak yang tiak begitu jelas ini kemudian membelok kearah kanan memasukui hutan, Hati-hati saat berada di kawasan ini mungkin karena jalur ini jarang di tempuh sehingga terkadang jalur jalansetapaknya tiba-tiba menghilang tapi jika jeli kita akan banyak menemukan string line atau ikatan tali raffia berwarna merah dan bitu yang di ikatkan pada ranting pohon sebagai penanda jalan. Dikawasan puncak Gunung Papandayan tidak banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan kawah. Dipuncak ini tidak ada tiang trianggulasi nya atau tiang penunjuk ketinggian. Tidak ada tanda selain saat sampai di puncak gunung ini jalan setapak seterusnya akan menurun. Jika anda membawa altimeter atau GPS makan akan mudah menentukan puncaknya. Puncak gunung ini hanya pelataran kecil saja dan tersamar dengan jalan setapak yang membelahnya.
Puncak – Parkiran
Dari puncak jalan setapak kemudian menurun, lama-kelamaan jalan setapaknya turun curam mengikuti gigiran punggungan puncak hati-hati dengan langkah anda karena disebelah kiri jurang menganga kea rah kawasan kawah. Jalan setapak di kawasan ini banyak ditumbuhi oleh rimbunnya tumbuhan dan pohon yang banyak ranting-ranting an dahan yang menjorok hinga ketanah sehingga saat melewati etape ini kita harus membungkuk dan terkadang merangkak. Dari puncak ke parkiran butuh waktu sekitar tiga jam dan kita akan muncul di bagian belakang parkiran ada sebuah sungai yang mengalir dan airnya jernih.
PERIJINANTidak susah hanya saat memasuki kawasan anda dikenakan retribusi Rp.3.000,- per orangnya. Untuk kendaraan jika anda membawa kendaraan dan menginap anda bisa memberikan uang jasa menjaga kendaraan pada tukang pakirnya.
TEMPAT-TEMPAT MENARIKDikawasan gunung Papandayan ini ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi yaitu:
Kawasan Kawah
Kawasan kawah ini cukup menarik di telusuri namun anda harus hati-hati, dibeberapa temat ada Lumpur belerang yang sangat baik untuk penyakit kulit.
Alun-alun Pondok Salada
Di alun-alun ini dulunya sebelum letusan tahun 2002 banyak terdapat bunga abadi edelweiss tapi setelah letusan bunga tersebut hingga saat ini belum tumbuh lagi, namun Susana dikawasan ini dan bentangan alamnya sangat menarik untuk dinikmati.
Alun-alun Tegal Alur
Tegal Alur sebuh alun-alun yang cukup besar dari sini kita bisa mengedarkan pandangan kearah kawah dan puncak terlihat jelas juga dari sini.
Gunung Pangrango 3019m dpl
Gunung Pangrango tegak dengan ketingian 3019 m dpl, gunung merupakan gunung yang kedua tertinggi di Jawa Barat setelah Gunung Cereme dan berada dalam pengawasan Tmana Nasional Gede Pangrango. Pangrango berdiri berdampingan dengan Gunung Gede, akan tetapi tidak seperti Gunung Gede yang selalu dipenuhi oleh pedaki, jumlah pendaki yang mendaki Pangrango tidak terlalu banyak ini membuat gunung ini sedikit lebih bersih dibandingkan dengan Gunung Gede. Ini terlihat dari keadaan jalan setapak yang menuju puncak Pangrango lebih bersih dibandingkan dengan jalan setapak yang menuju puncak Gede. Akses untuk sampai ke gunung ini sama dengan Gunung Gede yaitu dari Cibodas. Bisa juga dari Gunung Putri, hanya saja harus melewati puncak Gunung Gede terlebih dahulu. Jika hanya mau mendaki Pangrango, maka sebaiknya masuk lewat Cibodas. Jalur kepuncak Pangrango dan Gede akan terpisah di Kandang badak. Kekiri merupakan jakur menuju puncak Gede dan kekanan menuju puncak Pangrango.
Rute PendakianKeadaan jalan setapak di punggungan Pangrango sangat menantang, sepanjang jalan kita akan disuguhkan oleh tanjakan-tanjakan yang cukup memeras keringat ditambah lagi dengan banyaknya batang kayu yang memalangi jalan setapak membuat para pendaki harus membungkuk dan tak jarang merangkak. Selain itu kadang-kadang kita menemukan jalan setapak yang lama yang melingkar-lingkar naik sudah dipenuhi oleh semak-semak dan tumbuhan perdu karena jarang dilewati, sebagai gantinya muncul jalan setapak yang tegak lurus membelah jalan setapak yang lama dan tetntu saja kondisinya lebih curam dari jalan setapak yang aslinya.
Sampai di ketinggian sekitar 2600 m dpl, jika cuaca cerah tanpa kabut maka akan terlihat jelas puncak Gunung Gede dengan kawahnya. Mendekati daerah puncak jalan setapaknya mulai melingkar dan sedikit landai. Dipuncak sendiri terdapat sebuah tiang dari semen beton yang menujukan daerah puncak. tapi sudah penuh dengan coretan tangan vandalis. didepat tiang tersebut terdapat sebuah pondok yang hanya tinggal tiang dan separuh atap. seperti halnya tiang ketinggian, pondok ini juga tak luput dari tangan-tangan vandalis. Keadaan puncak sedikit kotor dan pemandangan terhalang oleh tumbuhan sub alpine yang tumbuh tinggi. Diareal puncak ini ditemukan beberapa area yang datar yang cocok dijadikan untuk mendirikana tenda. Hanya saja disini tidak terdapat air.
Disebelah kiri belakang pondok terdapat beberapa jalan setapak yang mengarah ke alun-alun Mandala Wangi. Setelah menuruni jalan setapak tersebut kita akan sampai di keheningan lembah Mandala Wangi. Disini banyak sekali dijumpai tumbuhan edelweiss yang tumbuh subur hingga pohonnya tinggi dan rimbun. Luas Mandala Wangi tidak begitu luas seperti Suryakencana di Gunung Gede. Tempat ini sangat cocok untuk mendirikan tenda. Air bisa didapatkan diarah kiri dari alun-alun.
Suhu pada malam hari di Mandala Wangi cukup dingin terlebih lagi di musim kemarau. Saking dinginnya pernah ditemukan bongkahan-bongkahan es disekeliling mata air diwaktu pagi hari serta embun salju yang menempel di flying sheet tenda.
Rute PendakianKeadaan jalan setapak di punggungan Pangrango sangat menantang, sepanjang jalan kita akan disuguhkan oleh tanjakan-tanjakan yang cukup memeras keringat ditambah lagi dengan banyaknya batang kayu yang memalangi jalan setapak membuat para pendaki harus membungkuk dan tak jarang merangkak. Selain itu kadang-kadang kita menemukan jalan setapak yang lama yang melingkar-lingkar naik sudah dipenuhi oleh semak-semak dan tumbuhan perdu karena jarang dilewati, sebagai gantinya muncul jalan setapak yang tegak lurus membelah jalan setapak yang lama dan tetntu saja kondisinya lebih curam dari jalan setapak yang aslinya.
Sampai di ketinggian sekitar 2600 m dpl, jika cuaca cerah tanpa kabut maka akan terlihat jelas puncak Gunung Gede dengan kawahnya. Mendekati daerah puncak jalan setapaknya mulai melingkar dan sedikit landai. Dipuncak sendiri terdapat sebuah tiang dari semen beton yang menujukan daerah puncak. tapi sudah penuh dengan coretan tangan vandalis. didepat tiang tersebut terdapat sebuah pondok yang hanya tinggal tiang dan separuh atap. seperti halnya tiang ketinggian, pondok ini juga tak luput dari tangan-tangan vandalis. Keadaan puncak sedikit kotor dan pemandangan terhalang oleh tumbuhan sub alpine yang tumbuh tinggi. Diareal puncak ini ditemukan beberapa area yang datar yang cocok dijadikan untuk mendirikana tenda. Hanya saja disini tidak terdapat air.
Disebelah kiri belakang pondok terdapat beberapa jalan setapak yang mengarah ke alun-alun Mandala Wangi. Setelah menuruni jalan setapak tersebut kita akan sampai di keheningan lembah Mandala Wangi. Disini banyak sekali dijumpai tumbuhan edelweiss yang tumbuh subur hingga pohonnya tinggi dan rimbun. Luas Mandala Wangi tidak begitu luas seperti Suryakencana di Gunung Gede. Tempat ini sangat cocok untuk mendirikan tenda. Air bisa didapatkan diarah kiri dari alun-alun.
Suhu pada malam hari di Mandala Wangi cukup dingin terlebih lagi di musim kemarau. Saking dinginnya pernah ditemukan bongkahan-bongkahan es disekeliling mata air diwaktu pagi hari serta embun salju yang menempel di flying sheet tenda.
Gunung Merbabu 2914m dpl
Gunung bertipe strato ini berlokasi di kabupaten Magelang dan boyolali Jawa Tengah, dengan ketinggian 3142m dpl. Pendakian bisa dicapai dari desa Kopeng dan Selo. Atau anda bisa mendaki dari kopeng dan turun di Selo atau pun sebaliknya. Titik pendakian dari Selo merupakan juga titik pendakian untuk gunung Merapi. Gunung Merbabu merupakan gunung non aktif. Gunung akan terlihat jelas dari perjalan Kalaten Menuju Boyolali. Medan gunung ini terbuka dan berbukit-bukit dan juga pada awal pendakian kita banyak menemukan ladang-landang petani. Pendakain dari Kopeng anda akan menemukan banyaknya pucak tipu, sebelum mencapai puncak Merbabu. Kondisi gunung ini dimusim kemarau sangat kering, sewaktu web master highcamp mendaki gunung ini hampir separuh dari gunung ini terbakar dan sangat gersang, air juga susah untuk ditemukan, sebaiknya anda bertanya dahulu pada penduduk setempat. Atau anda juga bisa menyewa penduduk setempat untuk jadi porter pembawa air. Selain dari arah selatan lewat Desa selo Boyolali pendakian gunung Merbabu ini juga dapat dilakukan dari daerah wisata Kopeng Salatiga. Banyak pendaki yang memulai pendakian dari Kopeng dan turun menuju ke selo ataupun sebaliknya. Jalur yang terdapat di gunung merbabu ini banyak percabangan jalan sehingga pendaki harus berhati-hati dalam menentukan jalur yang dilewatinya. Hutan gunung inipun telah banyak yang berubah fungsi menjadi ladang pertanian, hanya luasnya tidak seperti gunung Sundoro ataupun Sumbing, dan hanya beberapa punggungan saja yang merupakan ladang pertanian.Dari jalur kopeng, jalur trek nya dimulai dari lokasi perkemahan wanawisata Kopeng menuju Dusun Tekelan melewati perkebunan pinus, kebun sayuran, kebun tembakau rakyat, dan jalan desa yang bisa dilalui angkutan roda empat langsung menuju rumah kepala desa. Lokasi mendirikan tenda yang baik ada di camp II (Lempong Sampan), Camp III (Watu Gubug) dan Puncak I (antena), Bila menemukan jalur cabang dua, setelah melewati saluran air kecil (yang terkadang kering), maka sebaiknya mengikuti arah yang kekanan. sebab arah kiri akan buntu di bak sumber air. Pipa saluran air yang terbentang mulai dari Dusun Tekelan sampai ke puncak (sumber mata air), dapat dijadikan pemandu jalur kearah puncak sampai pada jalur cabang dua tadi. Disisi sebelah kiri jalur kearah puncak didominasi oleh medan jurang, sedangkan sebelah kanannya hutan tropis dan tumbuhan perdu/belukar.
Dari Puncak I (Antena, 2800 m dpl), menuju puncak II (Syarif, 3142 m dpl), dan Puncak III (Kenteng Sango, 3224 m dpl), bisa ditempuh dalam waktu 1 - 2 jam. Akan tetapi, harus extra hati-hati ketika melewati punggung jurang Pundak Sapi dan Jembatan Setan pada jalur ke Puncak III. Dibawah Puncak I, tepatnya kearah jalur Puncak II, terdapat kawah yang sudah mati. Kadang-kadang disekitar kawah mati itu terdapat sumber air yang bisa diminum. Disepanjang jalur hingga puncak tidak terdapat sumber air yang permanen ada, jadi sebaiknya bawalah bekal air yang cukup.
Rute PendakianJika hendak mendaki dari arah jalur Utara (Tekelan, Kopeng), Bisa naik bus dari teminal Salatiga dengan jurusan Salatiga-Magelang dan turun di Kopeng. Atau bisa juga naik bus jurusan Semarang-solo dan turun disimpang empat PAsar Sapi, Salatiga. Kemudian berganti angkutan menuju kejurusan Kopeng. Dari tempat rekreasi Kopeng, dilanjutkan dengan berjalan kaki ke lokasi perkemahan wanawisata. Sepanjang jalur kepuncak tidak terdapat pondok/shelter, kecuali lokasi camp/bivak.
Berikut adalah urutan pendakian dari desa Tekelan.
Pos jaga wanawisata - Desa Tekelan (1 jam)
Desa Tekelan - Camp I (kidung Gumuk 2400 m dpl) 2 jam
Camp I - Camp II (Lempong Sampan) 1,5 jam
Camp II - Camp III (Watu Gubuk) 2 jam
Camp III - Puncak I (antena 2800 m dpl) 0,5 jam
Puncak I - Puncak II (Syarif 3142 m dpl) 1 jam
Puncak II - Puncak Utama (Kenteng Songo 3224 dpl) 1,5 jam
JALUR WEKAS (SISI BARAT)
Jika dibandingkan dengan ketiga jalur yang ada yaitu jalur Tekelan, Cuntel dan Selo. Jalur pendakian dari desa Wekas ini jauh lebih pendek dan disamping itu pada Pos II jalur ini ada sumber air dari pipa yang bocor. Jalur Wekas ini nanti nya akan bertaut dengan jalur dari Tekelan/Cuntel yaitu tepatnya setelah puncak Antene jalur Wekas akan menyatu dengan kedua jalur dari arah Tekelan dan Cuntel tepatnya jalur tersebut menyatu pada sebuah patok pemisah kabupaten.
AKSES TRANSPORTASI
Akses untuk samapai di Wekas bisa melewati Magelang dengan menumpang minibus tujuan Kopeng dan kemudian turun di GERBANG Kaponan yang merupakan gerbang desa Wekas. Ongkosnya Rp.5.000,- Kemudian dari gerbang ini menuju Desa Wekas berjarak sekitar 3 km. Bisa juga menggunakan Ojek hingga basecamp Wekas dengan sewa Rp.10.000,- atau mencarter pick-up dengan tarif berdasarkan negosiasi. Jalan aspal berbatu menuju desa Wekas cukup curam dan menanjak.
PERIJINAN
Perijinan bisa diurus basecamp jalur Wekas yang merupakan kediaman dari Pak Sutyoso yang merupakan kuncen jalur Wekas.RUTE PENDAKIAN
Basecamp Wekas - Pos I
Dari basecamp Wekas jalur pendakian dimulai dengan menapaki jalan kampung dan kemudian terus berlanjut dengan jalan kecil yang terbuat dari susunan batako yang di semen, lumayan menanjak. Jalan bersemen ini berakhir pada sebuah bangunan makam yang ada rumahnya. Kemudian jalur pendakian berupa jalan tanah yang jelas sekali. Sepanajng jalur menuju Pos I keadaan hutan tidak begitu rapat. Masih terdapat perladangan penduduk dan hutan cemara.Pos I – Pos II
Pos I merupakan sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka, tpi pada Pos I ii tidak terdapat sumber air, pos ini hanyalah sebagai persnggahan sementara bagi pendaki jarang yang menginap disini. Kondisi jalur trek menuju Pos II dari Pos I terlihat jelas sekali dan cuup menanjak, selepas pos I akan bertemu dengan pipa plastik alran air dan jalur trek hingga Pos II akan mengikuti pipa plastik ini. Keadaan hutan tidak beitu berbeda dengan aape jalur trek sebelum Pos I. Mendekati Pos II jalan setepak akan sedikit mendatar dan disebelah kiri akan terlihat punggungan pucak Antene dengan antenenya. Waktu tempuh dari Pos I ke pos II kurang lebih 2,5 jam.
Pos II – Pertigaan jalur dari arah Kopeng
Pos II merupakan areal datar yang cukup luas, dan jika musim ramai pendakian di pos ini ada warung yang dibuat oleh penduduk setempat. Pemandangan sangat indah di Pos II ini jika cuaca bagus punggungan punak antene, punak hellypad dan beberapa pungungan lainnya. Indah sekali mirip pemandangan alpen. Disebelah kiri pos terdapat punggungan dan lembah yang dalam, didasar lembah tersebut terdapat air terjun. Di pos ini ada sumber air yang berasal dari pipa air yang dibolongi. Pos II banyak dijadikan alternatif sebagai tempat bermalam oleh pendaki. Dari Pos II menuju pertigaan jalur yang dari arah Kopeng (Tekelan dan Cuntel) jalur setapak cukup menanjak tajam tidak jauh dari Pos II akan bertemu dengan pertigaan, ambil jalur trekk yang sebelah kiri jalur ini kemudian akan menanjak dan bertemu batu besar kemudian belok ke kiri hingga jalur bertaut dengan jalur dari arah Kopeng. Waktu tempuh dari Pos II hingga ke pertigaan jalur dari Kopeng ini kurang lebih 2 jam.
Pertigaan jalur arah Kopeng – Hellypad.
Pertigaan tempat jalur Wekas dan jalur dari Kopeng bertaut dan menjadi satu menuju puncak ini ditandai dengan sebuah patok perbatasan kabupaten. Dari sini Pos II dan jalur menuju puncak jelas terlihat. Dan tidak jauh dari pertigaan ini hellypad sudah terlihat.
Hellypad
Lokasi ini berupa sebuah dataran yang terbuka mampu memuat 4 -5 tenda dan dari lokasi ini bisa mengedarkan pandangan lepas ke berbagai arah. Puncak Syarif dan puncak Keteng Songo jelas terlihat dari sini. Jika turun ke arah kawah kita akan menemukan sumber air, yang kadang sedikit berasa agak asam karena pengaruh belerang. Hellypad merupakan pilihan yang bagu untuk mendirikan tenda. Pemandangannya bagus sekali, tapijika anda memutuskan untuk mendirikan tenda di Hellypad ini tenda anda haruslah cukup kuat menahan hebusan angin karena lokasinya yang sangat terbuka.
JALUR CUNTEL, KOPENG
Pendakian ke Merbabu selain dari arah Solo dapat juga dimulai dari Yogya dari terminal Umbul Harjo, sbb:
Yogya - Semarang (turun di terminal Magelang), bus ekonomi, 1.5 jam Rp.1.500
Magelang - Salatiga (turun Kopeng - Taman Wisata Umbol Songo), bis 3/4 , 1.5jam, Rp.1.500
Logistik sebaiknya dilengkapi di Kopeng karena sebagai tempat peristirahatan disana ada cukup banyak warung dan toko. Perjalanan dilanjutkan ke ke desa Cuntel yang letaknya bersebelahan (di Timur) desa Tekelan. Selain berjalan kaki (30 mnt) bisa pula menggunakan jasa ojek (10 mnt, Rp. 4000) melalui jalan berbatu. Pendakian dari Cuntel bisa memakan waktu sekitar 6-8 jam
Basecamp
Desa Cuntel (1640 mdpl) dikelola oleh Merbabu Manunggal Pecinta Alam (Manggala) dgn alamat lengkap:Jl. Umbul Songo KM 3Ds. Cuntel, KopengKec. Getasan, Kab. Semarang 50774Pendaftaraan dilakukan dengan menyerahkan fotocopy KTP dan membayar registrasi sebesar Rp. 1000. Kemudian kita akan mendapatkan tiket dan peta Merbabu. Disini tersedia tempat beristirahat dengan kapasitas sekitar 50 orang dan kita juga bisa memesan makan sekedarnya.
Basecamp - Pos I Dalan Tengah (1858 Mdpl - 1.5 km -1 jam)
Jalur pendakian utama ada di sebelah timur basecamp, setelah melewati beberapa rumah penduduk, jalur langsung menggarah ke Selatan. Dari sini masih melalui ladang penduduk dan beberapa bak air penampungan. Pos I merupakan sebuah belokan jalan.
Pos I - Pos II Watu Putut (2146 Mdpl - 1.5 km - 1 jam)
Jalur ini banyak melewati pohon cemara jarum dan pohon dengan daun-daun kecil seperti putri malu. Pos II juga merupakan belokan jalan dengan lapangan sempit.
Pos II - Pos III Gerumbul (2260 Mdpl - 1 km - 45 mnt)
Jalur mulai terbuka dan melewati banyak semak. Pos III merupakan sebuah lapangan kecil.
Pos III - Pos IV Lempong Malang (2528 mdpl - 1 km - 1 jam)
Jalur terbuka dengan banyak semak dan lebih terjal. Antena di puncak I akan terlihat bila langit cerah. Pos IV merupakan lahan luas. Ke arah kiri bisa ditemukan saluran air yang hanya terisi pada saat musin hujan. Jalur dari Wekas juga bergabung di sini. Sementara ke arah kanan adalah jalur memotong ke Pos Watu Gunung yang biasa dilalui dari arah Desa Tekelan.
Pos IV - Puncak I Antena (2883 mdpl - 1 km - 1.5 jam)
Jalur semakin menanjak dan tetap terbuka. Disini terdapat bangunan dengan antena dan bak air tadah hujan. Puncak I sendiri merupakan lapangan yang cukup luas tapi sangat terbuka. Banyak pendaki yang membuka tenda disini karena pemandangannya yang indah.
Puncak I - Persimpangan (2928 mdpl - 1 km - 1 jam)
Dari puncak I jalur akan sedikit menurun sebelum kemudian mendaki ke arah Gunung (bukit) Kukusan. Ada sedikit tanah lapang diatas Gunung Kukusan ini. Dari sini jalur berbelok ke kiri. Tak jauh dari situ turun ke arah kanan ada jalan turun menuju kawah sejauh +/- 200 m menuju sungai kecil. Air dapat diambil dari pancuran pipa pvc yang sengaja disediakan. Air ini tidak terlalu asam dibandingkan bila kita mengambil langsung dari sungai. Jalur selanjutnya adalah tanjakan setan yang cukup terjal, sekali-kali diperlukan bantuan tangan untuk melewatinya untuk sampai ke persimpangan.
Persimpangan - Puncak II Syarip/ Gn. Pregodalem (3119 mdpl - 200 m - 15 mnt)
Menanjak ke arah kiri dari persimpangan sejauh 200 m kita akan tiba di Puncak Syarif. Puncaknya sendiri cukup luas dengan pemandangan yang indah ke arah gunung Lawu, Merapi, Sundoro dan Sumbing.
Persimpangan - Puncak III Kentong Songo (3142 mdpl - 500 m - 45 mnt
Ke arah kanan dari persimpangan, jalur akan sedikit menurun ke arah bukit kecil, Pundak Sapi. Anda bisa mendaki pundakan ini atau memutarinya ke arah kanan. Hati-hatilah karena jalurnya yang sempit dan berlereng terjal. Sebelum Punc`ak terakhir satu tanjakan lagi harus dilewati dan memerlukan bantuan tangan untuk melewatinya.
JALUR SELO
Jalur termudah untuk mencapai Selo adalah dari Solo karena tersedianya transportasi langsung (bus ¾, 2.5 jam, Rp. 4000) sampai Pasar Selo.
Apabila dari arah Yogya/ Magelang kita harus berganti kendaraan sedikitnya 3 kali, sbb:
Yogya - Magelang (turun di Blabak), Bus Ekonomi, 1 jam, Rp. 1500.
Blabak - Telatar, bis kecil, 30 menit, Rp.1.000
Telatar - Gerakah, colt pickup L300, 45 menit, Rp.4.500
Gerakah - Selo (Pasar), colt pickup L300, 45 menit, Rp.4.500
Logistik terakhir bisa dipenuhi di Selo. Beberapa Home Stay bisa ditemukan dengan tariff +/- Rp.25000 per orang. Salah satunya adalah H. Koesnandar, Home Stay Arga Sari dengan alamat Ds Samiran, RT 23 / RW 05, Selo, Boyolali, atau KUD Selo Boyolali, HP +62 21 818 250 751
Pendakian dari jalur Selo tidak akan menemukan mata-air, sebaiknya disiapkan dari bawah. Total pendakian +/- 6-8 jam.
Saat ini (2003-05) ada himbauan untuk para pendaki dari Camat setempat berupa:
Kesediaan membawa tanaman berkayu keras untuk penghijauan seperti Beringin, Gondang, Elo, Preh (sejenis beringin), Ipik (sejenis beringin), Wilodo, Kepoh, Bulu, Awar, Dadap, Teledung, Kesemek, dll)
Memberitakan penduduk setempat apabila menemukan air baik di lereng Merapi atau Merbabu yang bisa dialirkan bagi penduduk Selo.
Pendakian di Selo biasanya di mulai dengan melakukan pendaftaran di Pos Polisi Pasar Selo. Perjalanan selanjutnya harus melewati perkampungan terlebih dahulu (2 km, 45 mnt) ke arah Desa melalui jalan kecil beraspal. Pendaki mungkin perlu bertanya beberapa kali karena banyaknya persimpangan. Di Desa ini terdapat 3 rumah yang biasa dijadikan base camp sebelum memulai pendakian yang ditandai dengan banyaknya sticker kelompok pecinta alam.
Pos-pos dari Selo tidak ditandai dan dinamai dengan baik, tetapi biasanya merupakan lahan yang sedikit luas untuk tempat beristirahat. Mulai dari desa terakhir kita akan melalui hutan cemara. Kemudian memasuki hutan sekunder. Pada dasarnya akan memutari sebuah gunung kecil yang berada di sebelah kanan dan lembah disebelah kiri kita. Jalurnya sendiri cukup jelas dan tidak terlalu curam hanya saja karena ini merupakan jalur lama sehingga mulai menjadi jalur air dan sedikit licin. Setelah 3-4 jam kita akan mulai memasuki tempat yang terbuka.
Setelah memasuki tempat terbuka ini jalur menjadi terjal dan licin. Kemudian kita akan tiba di pelataran pertama. Dari sini puncak bisa mulai terlihat. Perkiraan waktu 45 menit.
Tak lama kemudian jalur mulai terjal kembali ke pelataran ke dua. Perkiraan waktu 30 mnt. Setelah pelataran kedua ini barulah anda menghadapi tanjakan terakhir yang panjang dan terjal sebelum mencapai Puncak Kentong Songo. Perkiraan waktu 2 jam.
Dari Puncak I (Antena, 2800 m dpl), menuju puncak II (Syarif, 3142 m dpl), dan Puncak III (Kenteng Sango, 3224 m dpl), bisa ditempuh dalam waktu 1 - 2 jam. Akan tetapi, harus extra hati-hati ketika melewati punggung jurang Pundak Sapi dan Jembatan Setan pada jalur ke Puncak III. Dibawah Puncak I, tepatnya kearah jalur Puncak II, terdapat kawah yang sudah mati. Kadang-kadang disekitar kawah mati itu terdapat sumber air yang bisa diminum. Disepanjang jalur hingga puncak tidak terdapat sumber air yang permanen ada, jadi sebaiknya bawalah bekal air yang cukup.
Rute PendakianJika hendak mendaki dari arah jalur Utara (Tekelan, Kopeng), Bisa naik bus dari teminal Salatiga dengan jurusan Salatiga-Magelang dan turun di Kopeng. Atau bisa juga naik bus jurusan Semarang-solo dan turun disimpang empat PAsar Sapi, Salatiga. Kemudian berganti angkutan menuju kejurusan Kopeng. Dari tempat rekreasi Kopeng, dilanjutkan dengan berjalan kaki ke lokasi perkemahan wanawisata. Sepanjang jalur kepuncak tidak terdapat pondok/shelter, kecuali lokasi camp/bivak.
Berikut adalah urutan pendakian dari desa Tekelan.
Pos jaga wanawisata - Desa Tekelan (1 jam)
Desa Tekelan - Camp I (kidung Gumuk 2400 m dpl) 2 jam
Camp I - Camp II (Lempong Sampan) 1,5 jam
Camp II - Camp III (Watu Gubuk) 2 jam
Camp III - Puncak I (antena 2800 m dpl) 0,5 jam
Puncak I - Puncak II (Syarif 3142 m dpl) 1 jam
Puncak II - Puncak Utama (Kenteng Songo 3224 dpl) 1,5 jam
JALUR WEKAS (SISI BARAT)
Jika dibandingkan dengan ketiga jalur yang ada yaitu jalur Tekelan, Cuntel dan Selo. Jalur pendakian dari desa Wekas ini jauh lebih pendek dan disamping itu pada Pos II jalur ini ada sumber air dari pipa yang bocor. Jalur Wekas ini nanti nya akan bertaut dengan jalur dari Tekelan/Cuntel yaitu tepatnya setelah puncak Antene jalur Wekas akan menyatu dengan kedua jalur dari arah Tekelan dan Cuntel tepatnya jalur tersebut menyatu pada sebuah patok pemisah kabupaten.
AKSES TRANSPORTASI
Akses untuk samapai di Wekas bisa melewati Magelang dengan menumpang minibus tujuan Kopeng dan kemudian turun di GERBANG Kaponan yang merupakan gerbang desa Wekas. Ongkosnya Rp.5.000,- Kemudian dari gerbang ini menuju Desa Wekas berjarak sekitar 3 km. Bisa juga menggunakan Ojek hingga basecamp Wekas dengan sewa Rp.10.000,- atau mencarter pick-up dengan tarif berdasarkan negosiasi. Jalan aspal berbatu menuju desa Wekas cukup curam dan menanjak.
PERIJINAN
Perijinan bisa diurus basecamp jalur Wekas yang merupakan kediaman dari Pak Sutyoso yang merupakan kuncen jalur Wekas.RUTE PENDAKIAN
Basecamp Wekas - Pos I
Dari basecamp Wekas jalur pendakian dimulai dengan menapaki jalan kampung dan kemudian terus berlanjut dengan jalan kecil yang terbuat dari susunan batako yang di semen, lumayan menanjak. Jalan bersemen ini berakhir pada sebuah bangunan makam yang ada rumahnya. Kemudian jalur pendakian berupa jalan tanah yang jelas sekali. Sepanajng jalur menuju Pos I keadaan hutan tidak begitu rapat. Masih terdapat perladangan penduduk dan hutan cemara.Pos I – Pos II
Pos I merupakan sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka, tpi pada Pos I ii tidak terdapat sumber air, pos ini hanyalah sebagai persnggahan sementara bagi pendaki jarang yang menginap disini. Kondisi jalur trek menuju Pos II dari Pos I terlihat jelas sekali dan cuup menanjak, selepas pos I akan bertemu dengan pipa plastik alran air dan jalur trek hingga Pos II akan mengikuti pipa plastik ini. Keadaan hutan tidak beitu berbeda dengan aape jalur trek sebelum Pos I. Mendekati Pos II jalan setepak akan sedikit mendatar dan disebelah kiri akan terlihat punggungan pucak Antene dengan antenenya. Waktu tempuh dari Pos I ke pos II kurang lebih 2,5 jam.
Pos II – Pertigaan jalur dari arah Kopeng
Pos II merupakan areal datar yang cukup luas, dan jika musim ramai pendakian di pos ini ada warung yang dibuat oleh penduduk setempat. Pemandangan sangat indah di Pos II ini jika cuaca bagus punggungan punak antene, punak hellypad dan beberapa pungungan lainnya. Indah sekali mirip pemandangan alpen. Disebelah kiri pos terdapat punggungan dan lembah yang dalam, didasar lembah tersebut terdapat air terjun. Di pos ini ada sumber air yang berasal dari pipa air yang dibolongi. Pos II banyak dijadikan alternatif sebagai tempat bermalam oleh pendaki. Dari Pos II menuju pertigaan jalur yang dari arah Kopeng (Tekelan dan Cuntel) jalur setapak cukup menanjak tajam tidak jauh dari Pos II akan bertemu dengan pertigaan, ambil jalur trekk yang sebelah kiri jalur ini kemudian akan menanjak dan bertemu batu besar kemudian belok ke kiri hingga jalur bertaut dengan jalur dari arah Kopeng. Waktu tempuh dari Pos II hingga ke pertigaan jalur dari Kopeng ini kurang lebih 2 jam.
Pertigaan jalur arah Kopeng – Hellypad.
Pertigaan tempat jalur Wekas dan jalur dari Kopeng bertaut dan menjadi satu menuju puncak ini ditandai dengan sebuah patok perbatasan kabupaten. Dari sini Pos II dan jalur menuju puncak jelas terlihat. Dan tidak jauh dari pertigaan ini hellypad sudah terlihat.
Hellypad
Lokasi ini berupa sebuah dataran yang terbuka mampu memuat 4 -5 tenda dan dari lokasi ini bisa mengedarkan pandangan lepas ke berbagai arah. Puncak Syarif dan puncak Keteng Songo jelas terlihat dari sini. Jika turun ke arah kawah kita akan menemukan sumber air, yang kadang sedikit berasa agak asam karena pengaruh belerang. Hellypad merupakan pilihan yang bagu untuk mendirikan tenda. Pemandangannya bagus sekali, tapijika anda memutuskan untuk mendirikan tenda di Hellypad ini tenda anda haruslah cukup kuat menahan hebusan angin karena lokasinya yang sangat terbuka.
JALUR CUNTEL, KOPENG
Pendakian ke Merbabu selain dari arah Solo dapat juga dimulai dari Yogya dari terminal Umbul Harjo, sbb:
Yogya - Semarang (turun di terminal Magelang), bus ekonomi, 1.5 jam Rp.1.500
Magelang - Salatiga (turun Kopeng - Taman Wisata Umbol Songo), bis 3/4 , 1.5jam, Rp.1.500
Logistik sebaiknya dilengkapi di Kopeng karena sebagai tempat peristirahatan disana ada cukup banyak warung dan toko. Perjalanan dilanjutkan ke ke desa Cuntel yang letaknya bersebelahan (di Timur) desa Tekelan. Selain berjalan kaki (30 mnt) bisa pula menggunakan jasa ojek (10 mnt, Rp. 4000) melalui jalan berbatu. Pendakian dari Cuntel bisa memakan waktu sekitar 6-8 jam
Basecamp
Desa Cuntel (1640 mdpl) dikelola oleh Merbabu Manunggal Pecinta Alam (Manggala) dgn alamat lengkap:Jl. Umbul Songo KM 3Ds. Cuntel, KopengKec. Getasan, Kab. Semarang 50774Pendaftaraan dilakukan dengan menyerahkan fotocopy KTP dan membayar registrasi sebesar Rp. 1000. Kemudian kita akan mendapatkan tiket dan peta Merbabu. Disini tersedia tempat beristirahat dengan kapasitas sekitar 50 orang dan kita juga bisa memesan makan sekedarnya.
Basecamp - Pos I Dalan Tengah (1858 Mdpl - 1.5 km -1 jam)
Jalur pendakian utama ada di sebelah timur basecamp, setelah melewati beberapa rumah penduduk, jalur langsung menggarah ke Selatan. Dari sini masih melalui ladang penduduk dan beberapa bak air penampungan. Pos I merupakan sebuah belokan jalan.
Pos I - Pos II Watu Putut (2146 Mdpl - 1.5 km - 1 jam)
Jalur ini banyak melewati pohon cemara jarum dan pohon dengan daun-daun kecil seperti putri malu. Pos II juga merupakan belokan jalan dengan lapangan sempit.
Pos II - Pos III Gerumbul (2260 Mdpl - 1 km - 45 mnt)
Jalur mulai terbuka dan melewati banyak semak. Pos III merupakan sebuah lapangan kecil.
Pos III - Pos IV Lempong Malang (2528 mdpl - 1 km - 1 jam)
Jalur terbuka dengan banyak semak dan lebih terjal. Antena di puncak I akan terlihat bila langit cerah. Pos IV merupakan lahan luas. Ke arah kiri bisa ditemukan saluran air yang hanya terisi pada saat musin hujan. Jalur dari Wekas juga bergabung di sini. Sementara ke arah kanan adalah jalur memotong ke Pos Watu Gunung yang biasa dilalui dari arah Desa Tekelan.
Pos IV - Puncak I Antena (2883 mdpl - 1 km - 1.5 jam)
Jalur semakin menanjak dan tetap terbuka. Disini terdapat bangunan dengan antena dan bak air tadah hujan. Puncak I sendiri merupakan lapangan yang cukup luas tapi sangat terbuka. Banyak pendaki yang membuka tenda disini karena pemandangannya yang indah.
Puncak I - Persimpangan (2928 mdpl - 1 km - 1 jam)
Dari puncak I jalur akan sedikit menurun sebelum kemudian mendaki ke arah Gunung (bukit) Kukusan. Ada sedikit tanah lapang diatas Gunung Kukusan ini. Dari sini jalur berbelok ke kiri. Tak jauh dari situ turun ke arah kanan ada jalan turun menuju kawah sejauh +/- 200 m menuju sungai kecil. Air dapat diambil dari pancuran pipa pvc yang sengaja disediakan. Air ini tidak terlalu asam dibandingkan bila kita mengambil langsung dari sungai. Jalur selanjutnya adalah tanjakan setan yang cukup terjal, sekali-kali diperlukan bantuan tangan untuk melewatinya untuk sampai ke persimpangan.
Persimpangan - Puncak II Syarip/ Gn. Pregodalem (3119 mdpl - 200 m - 15 mnt)
Menanjak ke arah kiri dari persimpangan sejauh 200 m kita akan tiba di Puncak Syarif. Puncaknya sendiri cukup luas dengan pemandangan yang indah ke arah gunung Lawu, Merapi, Sundoro dan Sumbing.
Persimpangan - Puncak III Kentong Songo (3142 mdpl - 500 m - 45 mnt
Ke arah kanan dari persimpangan, jalur akan sedikit menurun ke arah bukit kecil, Pundak Sapi. Anda bisa mendaki pundakan ini atau memutarinya ke arah kanan. Hati-hatilah karena jalurnya yang sempit dan berlereng terjal. Sebelum Punc`ak terakhir satu tanjakan lagi harus dilewati dan memerlukan bantuan tangan untuk melewatinya.
JALUR SELO
Jalur termudah untuk mencapai Selo adalah dari Solo karena tersedianya transportasi langsung (bus ¾, 2.5 jam, Rp. 4000) sampai Pasar Selo.
Apabila dari arah Yogya/ Magelang kita harus berganti kendaraan sedikitnya 3 kali, sbb:
Yogya - Magelang (turun di Blabak), Bus Ekonomi, 1 jam, Rp. 1500.
Blabak - Telatar, bis kecil, 30 menit, Rp.1.000
Telatar - Gerakah, colt pickup L300, 45 menit, Rp.4.500
Gerakah - Selo (Pasar), colt pickup L300, 45 menit, Rp.4.500
Logistik terakhir bisa dipenuhi di Selo. Beberapa Home Stay bisa ditemukan dengan tariff +/- Rp.25000 per orang. Salah satunya adalah H. Koesnandar, Home Stay Arga Sari dengan alamat Ds Samiran, RT 23 / RW 05, Selo, Boyolali, atau KUD Selo Boyolali, HP +62 21 818 250 751
Pendakian dari jalur Selo tidak akan menemukan mata-air, sebaiknya disiapkan dari bawah. Total pendakian +/- 6-8 jam.
Saat ini (2003-05) ada himbauan untuk para pendaki dari Camat setempat berupa:
Kesediaan membawa tanaman berkayu keras untuk penghijauan seperti Beringin, Gondang, Elo, Preh (sejenis beringin), Ipik (sejenis beringin), Wilodo, Kepoh, Bulu, Awar, Dadap, Teledung, Kesemek, dll)
Memberitakan penduduk setempat apabila menemukan air baik di lereng Merapi atau Merbabu yang bisa dialirkan bagi penduduk Selo.
Pendakian di Selo biasanya di mulai dengan melakukan pendaftaran di Pos Polisi Pasar Selo. Perjalanan selanjutnya harus melewati perkampungan terlebih dahulu (2 km, 45 mnt) ke arah Desa melalui jalan kecil beraspal. Pendaki mungkin perlu bertanya beberapa kali karena banyaknya persimpangan. Di Desa ini terdapat 3 rumah yang biasa dijadikan base camp sebelum memulai pendakian yang ditandai dengan banyaknya sticker kelompok pecinta alam.
Pos-pos dari Selo tidak ditandai dan dinamai dengan baik, tetapi biasanya merupakan lahan yang sedikit luas untuk tempat beristirahat. Mulai dari desa terakhir kita akan melalui hutan cemara. Kemudian memasuki hutan sekunder. Pada dasarnya akan memutari sebuah gunung kecil yang berada di sebelah kanan dan lembah disebelah kiri kita. Jalurnya sendiri cukup jelas dan tidak terlalu curam hanya saja karena ini merupakan jalur lama sehingga mulai menjadi jalur air dan sedikit licin. Setelah 3-4 jam kita akan mulai memasuki tempat yang terbuka.
Setelah memasuki tempat terbuka ini jalur menjadi terjal dan licin. Kemudian kita akan tiba di pelataran pertama. Dari sini puncak bisa mulai terlihat. Perkiraan waktu 45 menit.
Tak lama kemudian jalur mulai terjal kembali ke pelataran ke dua. Perkiraan waktu 30 mnt. Setelah pelataran kedua ini barulah anda menghadapi tanjakan terakhir yang panjang dan terjal sebelum mencapai Puncak Kentong Songo. Perkiraan waktu 2 jam.
Gunung Marapi 2891m dpl
Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 m dari permukaan laut. Gunung ini terletak berdampingan dengan gunung Singgalang, yang hanya dipisahkan oleh sebuah jalan raya yang menghubungkan kota Bukit Tinggi dengan kota Padang Panjang. Seperti halnya gunung Sibayak di Sumatera Utara dan gunung Gede di Jawa Barat, gunung Marapi juga selalu ramai didaki oleh para pendaki Sumatera Barat di setiap malam minggu. Titik awal pendakian ini adalah dari desa Koto Baru yang terletak dipinggir jalan antara Bukit Tinggi dan Padang Panjang. Gunung Marapi merupakan salah satu gunung api yang aktif untuk kawasan Sumatera. Bagi penduduk Sumatera Barat gunung Marapi ini mempunyai nilai cultural historis tersendiri. Mirip dengan daerah titik awal pendakian gunung Singgalang, daerah kaki gunung Marapi ini sudah banyak yang dibuka oleh penduduk setempat sehingga tidak banyak kesulitan. Serta penduduknya juga sama ramahnya. Dipuncak gunung ini terdapat beberapa buah kawah kecil dan besar, kawah besar merupakan gabungan dua buah kawah yang tadinya terpisah menjadi satu karena letusan yang hebat beberapa tahun yang lalu. Puncak gunung ini dikenal dengan nama puncak Merpati, dari puncak ini kita bebas memandang kesegala arah salah satunya yaitu pemandangan dataran Agam yang hijau kecoklatan. puncak ini sangat sempit dan disisi dalam merupakan kawah sedangkan sisi luar jurang yang curam. Rute PendakianPendakian dimulai dari desa Koto Baru, dari desa terakhir ini pendakian terlebih dahulu akan melewati daerah yang terbuka, dengan udara yang sejuk dan selanjutnya kita akan melewati sebuah stasiun relay TV dan terus mendaki dan sampai di daerah yang dinamakan Persenggrahan. Tempat ini adalah warung-warung yang selalu ramai orang berjualan dimalam minggu saat banyak pendaki yang mendaki. Kemiringan gunung ini tidak terjal sehingga dirasa lebih terasa menyenangkan dibandingkan dengan tanjakan jalan setapaknya gunung Singgalang. Jalan setapak yang jelas dan mudah diikuti, hutannya tidak begitu rapat.
Setelah melewati daerah hutan kita kembali menuju daerah yang agak terbuka dengan tumbuhan yang biasa terdapat didaerah ketinggian. Tumbuhan jenis rendah, termasuk vegetasi sub alpine. Dari daerah kita akan sampai didaerah yang terdiri dari pasir dan kerikil. Ini merupakan daerah terbuka dan mirip dengan kondisi di gunung Slamet Jawah Tengah.
Memasuki daerah puncak kita akan menjumpai daerah dataran lebar yang kehitam-hitaman yang dipenuhi oleh lubang-lubang seperti kepundan yang teah mati. dari sini perjalanan terus lurus dan mendaki ke arah puncak gunung Merapi yaitu puncak yang dikenal dengan nama puncak Merpati.
PerijinanPerijinan untuk mendaki gunung ini tidak begitu sulit, gunung ini belum dikelola oleh taman nasional. Dari pengalaman terakhir highcamp web master mendaki gunung ini, pada waktu itu hanya perlu melapor ke kantor Polsek koto baru dengan menyerahkan photocopy KTP dan surat keterangan jalan (jika ada).
Tempat MenarikDikaki gunung ini terdapat didesa Koto Baru terdapat sebuah telaga kecil yang kelihatan jelas dari jalan raya Bukit Tinggi - Padang Panjang. Sedangkan di gunung Marapinya sendiri kita bisa menyaksikan beberapa buah kawah dipuncaknya. Jika anda punya waktu yang cukup luang sebaiknya anda mengunjungi desa Pandai Sikat yang letaknya tidak begitu jauh dari desa Koto Baru. Desa Pandai Sikat ini terkenal akan tenun ikat dan Ukiran kayunya.
Setelah melewati daerah hutan kita kembali menuju daerah yang agak terbuka dengan tumbuhan yang biasa terdapat didaerah ketinggian. Tumbuhan jenis rendah, termasuk vegetasi sub alpine. Dari daerah kita akan sampai didaerah yang terdiri dari pasir dan kerikil. Ini merupakan daerah terbuka dan mirip dengan kondisi di gunung Slamet Jawah Tengah.
Memasuki daerah puncak kita akan menjumpai daerah dataran lebar yang kehitam-hitaman yang dipenuhi oleh lubang-lubang seperti kepundan yang teah mati. dari sini perjalanan terus lurus dan mendaki ke arah puncak gunung Merapi yaitu puncak yang dikenal dengan nama puncak Merpati.
PerijinanPerijinan untuk mendaki gunung ini tidak begitu sulit, gunung ini belum dikelola oleh taman nasional. Dari pengalaman terakhir highcamp web master mendaki gunung ini, pada waktu itu hanya perlu melapor ke kantor Polsek koto baru dengan menyerahkan photocopy KTP dan surat keterangan jalan (jika ada).
Tempat MenarikDikaki gunung ini terdapat didesa Koto Baru terdapat sebuah telaga kecil yang kelihatan jelas dari jalan raya Bukit Tinggi - Padang Panjang. Sedangkan di gunung Marapinya sendiri kita bisa menyaksikan beberapa buah kawah dipuncaknya. Jika anda punya waktu yang cukup luang sebaiknya anda mengunjungi desa Pandai Sikat yang letaknya tidak begitu jauh dari desa Koto Baru. Desa Pandai Sikat ini terkenal akan tenun ikat dan Ukiran kayunya.
Gunung Mahameru 3676m dpl
Gunung Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Akan tetapi highcamp sengaja menyebutnya dengan Gunung Mahameru oleh karena masih ada gunung lain yang bernama Gunung Semeru, yang berada di timur pulau jawa didekat gunung Argopuro. Mahameru merupakan gunung yang tertinggi dipulau jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia degan ketinggian 3676m dpl dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif. Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT. Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.
Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi:
Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda
Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai.
Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran.
Pertumbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren., selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Rute PendakianRute pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah dari kota Malang, kota ini bisa dicapai dari Jakarta dengan menggunakan bis ataupun kereta api. kemudian dilanjutkan dengan naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan dilanjutkan ke desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep atau truk sayur yang memang akan menuju desa Ranu Pane. Biasanya pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran. Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan sampai ketinggalan. Waktu tempuh perjalanan menuju gunung Mahameru dari Malang sebagai berikut:
Malang - Tumpang 18 km 45 menit
Tumpang - Ranupane 30 km 180 menit
Ranupane -Waturejeng 05 km 90 menit
Waturejeng - Ranukumbolo 05 km 90 menit
Ranukumbolo - Kalimati 4,5 km 180 menit
Kalimati - Arcopodo 1,5 km 120 menit
Arcopodo - Puncak Mahameru 1,5 km 3-4 jam
Banyak pendaki yang mengambil tahapan pendakian sebagai berikut.
Malang - Tumpang - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Ranu Kumbolo ( menginap di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Kalimati ( menginap di Kalimati)
Kalimati - Puncak - Kalimati - Ranukumbolo (Setelah dari puncak makan siang di Kalimati dan bermalam di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Tumpang - Malang
Waktu pendakian gunung Mahameru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, sekitar bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Sedangkan bulan-bulan Januari dan Februari terjadi musim penghujan sering terjadi badai basah dan tanah longsor.
PerijinanSetiap pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih dahulu kantor sub seksi area konservasi di desa Gubukklakah. Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini. Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari tiga orang. Biaya masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan.
Sebelum memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa.
Di jalan setapak gunung para pendaki harus tetap berjalan dijalan setapak yang sudah ada, dilrang keras memotong jalan setapak.
Untuk kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk menyewa penunjuk jalan.
Dilarang keras membuang sampah sembarangan dan setiap sampah yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya di lokasi menginap atau dijalan setapak.
Aturan-aturan saat di puncak Mahameru.
Ranu Pane adalah nama sebuah desa dan danau yang terletak dikaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian 2.000m dpl, merupakan desa terakhir dengan perjalanan kendaraan bermotor. Didesa ini terdapat pos pemeriksaan pendaki gunung dan fasilitas yang ada berupa; pondok pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan pengelola. Selain danau Ranu Pane ada lagi danau lain dibalik bukit kecil yaitu danau Ranu Regulo.
RANUKUMBOLO
Daerah ini berjarak kira-kira 10Km dari Ranu Pane, berada pada ketinggian 2.390m dpl, merupakan lembah yang berdanau yang luasnya 12 Ha. Daerah ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki pemandanangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah-celah bukit menunjukan warna-warni yang membuat disekitar danau berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang ada ditempat ini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Didaerah ini terdapat prasasti peninggalan jaman purbakala dan diduga merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
SAVANA PAGONAN CILIK
Pagonan Cilik merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah gunung Ayek-ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (Pangonan). Daya tarik kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
SAVANA ORO OMBO
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya lebih kurang 100 Ha berada disebuah lembah yang dikelilingi oleh bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasi berada dibagian atas dari tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.
CEMORO KANDANG
Kelompok hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.095m dpl), Merupakan hutan yang ditumbuhi pohon Cemara yang jarang dan tumbuhan paku-pakuan. Jalur pendakian melewati daerah ini dengan topografi relatif datar, terletak disebelah selatan dari Pandang Rumput Oro Ombo.
SAVANA JAMBANGAN
Daerah padang rumput ini terletak diatas 3.200m dpl, merupakan padang rumput yang diselangi oleh tumbuhan cemara, mentingidan bunga edelweiss. Topografi relatif lebih datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat ini terlihat gunung Mahameru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilinginya berwarna perak, ditempat inilah para pendaki maupun fotografer sering mengabadikan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu panorama alam yang menakjubkan.
KALIMATI
Nama tempat ini berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair dan terdapatnya aliran di sungai tersebut kecuali dimusim hujan yang menyatu dengan alairan lahar Gunung Mahameru. Daerah ini merupakan daerah padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweiss seluas lebih kurang 20 Ha, dikelilingi oleh kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sbelum melakukan pendakian ke Gunung Mahameru. Fasilitas didaerah ini terdapat pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memasak bisa diambil dari sunber mata air yang dikenal dengan Sumber Mani. Banyak para pendaki melakukan start pendakian ke puncak dari daerah ini sekitar jam 02.00 dini hari dengan perkiraan sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi hari.
PUNCAK MAHAMERU
Panorama dari puncak tertinggi di pulau Jawa ini sangat indah untuk dinikmati. terlihat beberapa puncak pegunuingan di Jawa Timur, garis pesisir pantai Samudera Hindia, kota-kota besar serta matahari terbit di ufuk timur. Selain itu tentu saja ciri khas Mahameru yaitu letupan debu dan kerikil yang selalu muncul setiap 20 menit sekali. Menakjubkan!
Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi:
Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda
Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai.
Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran.
Pertumbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren., selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Rute PendakianRute pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah dari kota Malang, kota ini bisa dicapai dari Jakarta dengan menggunakan bis ataupun kereta api. kemudian dilanjutkan dengan naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan dilanjutkan ke desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep atau truk sayur yang memang akan menuju desa Ranu Pane. Biasanya pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran. Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan sampai ketinggalan. Waktu tempuh perjalanan menuju gunung Mahameru dari Malang sebagai berikut:
Malang - Tumpang 18 km 45 menit
Tumpang - Ranupane 30 km 180 menit
Ranupane -Waturejeng 05 km 90 menit
Waturejeng - Ranukumbolo 05 km 90 menit
Ranukumbolo - Kalimati 4,5 km 180 menit
Kalimati - Arcopodo 1,5 km 120 menit
Arcopodo - Puncak Mahameru 1,5 km 3-4 jam
Banyak pendaki yang mengambil tahapan pendakian sebagai berikut.
Malang - Tumpang - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Ranu Kumbolo ( menginap di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Kalimati ( menginap di Kalimati)
Kalimati - Puncak - Kalimati - Ranukumbolo (Setelah dari puncak makan siang di Kalimati dan bermalam di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Tumpang - Malang
Waktu pendakian gunung Mahameru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, sekitar bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Sedangkan bulan-bulan Januari dan Februari terjadi musim penghujan sering terjadi badai basah dan tanah longsor.
PerijinanSetiap pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih dahulu kantor sub seksi area konservasi di desa Gubukklakah. Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini. Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari tiga orang. Biaya masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan.
Sebelum memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa.
Di jalan setapak gunung para pendaki harus tetap berjalan dijalan setapak yang sudah ada, dilrang keras memotong jalan setapak.
Untuk kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk menyewa penunjuk jalan.
Dilarang keras membuang sampah sembarangan dan setiap sampah yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya di lokasi menginap atau dijalan setapak.
Aturan-aturan saat di puncak Mahameru.
- Dilarang keras mendekati kawa Jongring Seloka karena bahaya dari gas beracun dan abu panas.
- Lebih baik mendaki kepuncak dimulai waktu dini hari, karena di siang hari angin berhembus ke arah utara dan menyapu gas beracun kearah rute pendakian.
- Limit waktu berada di puncak adalah sampai jam 10.00 am. setelah itu harus turun. karena arah angin sudah mulai berhembus ke arah utara.
Ranu Pane adalah nama sebuah desa dan danau yang terletak dikaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian 2.000m dpl, merupakan desa terakhir dengan perjalanan kendaraan bermotor. Didesa ini terdapat pos pemeriksaan pendaki gunung dan fasilitas yang ada berupa; pondok pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan pengelola. Selain danau Ranu Pane ada lagi danau lain dibalik bukit kecil yaitu danau Ranu Regulo.
RANUKUMBOLO
Daerah ini berjarak kira-kira 10Km dari Ranu Pane, berada pada ketinggian 2.390m dpl, merupakan lembah yang berdanau yang luasnya 12 Ha. Daerah ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki pemandanangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah-celah bukit menunjukan warna-warni yang membuat disekitar danau berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang ada ditempat ini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Didaerah ini terdapat prasasti peninggalan jaman purbakala dan diduga merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
SAVANA PAGONAN CILIK
Pagonan Cilik merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah gunung Ayek-ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (Pangonan). Daya tarik kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
SAVANA ORO OMBO
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya lebih kurang 100 Ha berada disebuah lembah yang dikelilingi oleh bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasi berada dibagian atas dari tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.
CEMORO KANDANG
Kelompok hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.095m dpl), Merupakan hutan yang ditumbuhi pohon Cemara yang jarang dan tumbuhan paku-pakuan. Jalur pendakian melewati daerah ini dengan topografi relatif datar, terletak disebelah selatan dari Pandang Rumput Oro Ombo.
SAVANA JAMBANGAN
Daerah padang rumput ini terletak diatas 3.200m dpl, merupakan padang rumput yang diselangi oleh tumbuhan cemara, mentingidan bunga edelweiss. Topografi relatif lebih datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat ini terlihat gunung Mahameru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilinginya berwarna perak, ditempat inilah para pendaki maupun fotografer sering mengabadikan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu panorama alam yang menakjubkan.
KALIMATI
Nama tempat ini berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair dan terdapatnya aliran di sungai tersebut kecuali dimusim hujan yang menyatu dengan alairan lahar Gunung Mahameru. Daerah ini merupakan daerah padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweiss seluas lebih kurang 20 Ha, dikelilingi oleh kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sbelum melakukan pendakian ke Gunung Mahameru. Fasilitas didaerah ini terdapat pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memasak bisa diambil dari sunber mata air yang dikenal dengan Sumber Mani. Banyak para pendaki melakukan start pendakian ke puncak dari daerah ini sekitar jam 02.00 dini hari dengan perkiraan sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi hari.
PUNCAK MAHAMERU
Panorama dari puncak tertinggi di pulau Jawa ini sangat indah untuk dinikmati. terlihat beberapa puncak pegunuingan di Jawa Timur, garis pesisir pantai Samudera Hindia, kota-kota besar serta matahari terbit di ufuk timur. Selain itu tentu saja ciri khas Mahameru yaitu letupan debu dan kerikil yang selalu muncul setiap 20 menit sekali. Menakjubkan!
Gunung Lompobattang 2870 m
Gunung Lompobattang terletak pada koordinat geografisnya adalah 119°56'13" BT - 05°21'25" LS, yang berada pada arah selatan dari Makassar. Lompobattang berarti " Perut Buncit ". Berdiri tegak dengan ketinggian 2.870m d.p.l suhu minimumnya adalah sekitar 15°C dan maksimumnya sekitar 27°C. Luas gunung ini adalah 82.77 km2. Orang yang pertama mendaki guung ini adalah seorang pendaki berasal dari Inggris bernama James Brooke pada tahun 1840 James Brooke akhirnya menjadi Raja Serawak (Sumber Ekologi Sulawesi). Hutan gunung Lompobattang termasuk dalam vegetasi hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan Atas. Tumbuhan yang banyak ditemui adalah jenis Podocarpos (konifer Asli), Arega sp. Pohon Mapel (Acercaesicum), Rotan, Paku Tiang, Paku Besar, Lantana camara verb, Tahi angin (Usnea/Lumut kerak/Lychenes), Azalea (Rhododendron), Arbei (Morus alba), Gaultheria celebica, Gaultheria viridifloria, Buni (diplycosi / berbau seperti gandapura), Lumut Aerobryum, Edelweis (andaphaus javanicum), dan sebagainya. Sedangkan faunanya adalah Anoa (Bulbalus depressicrnius), babi hutan, babi rusa, burung coklat paruh panjang, elang sulawesi dan semut Crematosaster.
Air dapat diperoleh antara lain di :
Dusun Lembang Bu'ne (desa terakhir)
Pos II di ketinggian 1.378m d.p.l
Pos III di ketinggian 1.532m d.p.l
Pos IX di ketinggian 2.750m d.p.l
Desa Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Desa Lengkese (1.113m d.p.l)
Rute PendakianSecara Geografis, Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Gowa Kecamatan Tompobulu, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembang Bu'ne yang dapat dicapai melalui Malakaji via Kabupaten Jeneponto. Dan jalur satunya adalah jalur Lengkese/Malino yang terletak di kabupaten Gowa.
JALUR LEMBANG BU'NE
Dusun Lembang Bu'ne terletak disebelah Barat Daya puncak Gunung Lompobattang. Daerah ini berada tepat dibawah kaki gunung ini, yang berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, posisi koordinat 119°53'42" BT dan 05°24'20" LS, mata pencarian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7 mm dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lembang Bu'ne menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 84 °. Urutan pencapaiannya dari Makassar sebagai berikut:
Makassar --> Malakaji --> Lembang Bu'ne --> Puncak Gunung Lompobattang
JALUR LENGKESE
Lengkese terletak disebelah Barat puncak Gunung Lompobattang. Daerah yang berada tepat dibawah kaki Gunung ini berada diketinggian 1.995m d.p.l dengan posisi koordinat 119°53'20" BT dan 05°18'10" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan curah hujannya rata-rata 78.7mm / tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lengkese menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 90°. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:
Makassar --> Sungguminasa --> Malino --> Lengkese --> Puncak Gunung Lompobattang
Lokasi yang paling baik untuk mendirikan tenda adalah:
Pos II (1.378m d.p.l)
Pos IX (2.750m d.p.l)
Pos Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Lengkese (1.113m d.p.l)
PerijinanTidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.
Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:
Air terjun di wilayah Lembang Bu'ne yang berada di ketinggian 1.314m d.p.l. Air terjun ini mempunyai tinggi 50 meter dan dapat dijakau dengan jalan kaki. Di wilyah Lengkese juga bisa ditemui air terjun bertingkat tiga dengan tinggi 100 meter, dan terletak pada ketinggian 1.113m d.p.l dan dapat dicapai dengan jalan kaki.
Air dapat diperoleh antara lain di :
Dusun Lembang Bu'ne (desa terakhir)
Pos II di ketinggian 1.378m d.p.l
Pos III di ketinggian 1.532m d.p.l
Pos IX di ketinggian 2.750m d.p.l
Desa Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Desa Lengkese (1.113m d.p.l)
Rute PendakianSecara Geografis, Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Gowa Kecamatan Tompobulu, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembang Bu'ne yang dapat dicapai melalui Malakaji via Kabupaten Jeneponto. Dan jalur satunya adalah jalur Lengkese/Malino yang terletak di kabupaten Gowa.
JALUR LEMBANG BU'NE
Dusun Lembang Bu'ne terletak disebelah Barat Daya puncak Gunung Lompobattang. Daerah ini berada tepat dibawah kaki gunung ini, yang berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, posisi koordinat 119°53'42" BT dan 05°24'20" LS, mata pencarian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7 mm dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lembang Bu'ne menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 84 °. Urutan pencapaiannya dari Makassar sebagai berikut:
Makassar --> Malakaji --> Lembang Bu'ne --> Puncak Gunung Lompobattang
JALUR LENGKESE
Lengkese terletak disebelah Barat puncak Gunung Lompobattang. Daerah yang berada tepat dibawah kaki Gunung ini berada diketinggian 1.995m d.p.l dengan posisi koordinat 119°53'20" BT dan 05°18'10" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan curah hujannya rata-rata 78.7mm / tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lengkese menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 90°. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:
Makassar --> Sungguminasa --> Malino --> Lengkese --> Puncak Gunung Lompobattang
Lokasi yang paling baik untuk mendirikan tenda adalah:
Pos II (1.378m d.p.l)
Pos IX (2.750m d.p.l)
Pos Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Lengkese (1.113m d.p.l)
PerijinanTidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.
Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:
Air terjun di wilayah Lembang Bu'ne yang berada di ketinggian 1.314m d.p.l. Air terjun ini mempunyai tinggi 50 meter dan dapat dijakau dengan jalan kaki. Di wilyah Lengkese juga bisa ditemui air terjun bertingkat tiga dengan tinggi 100 meter, dan terletak pada ketinggian 1.113m d.p.l dan dapat dicapai dengan jalan kaki.
Gunung Lawu 3245m dpl
Gunung ini Berada di timur laut kota Solo, dan dibawah administratif Karanganyar dan Magetan. Ketinggian gunung ini 3245m dpl dan puncaknya dikenal dengan nama Argo Dumilah. Gunung ini bisa didaki dari dua titik pendakian yaitu: Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Gunung Lawu juga berada diantara dua propinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Didaerah puncak terdapat juga sebuah alun-alun yang merupakan bekas kawah yang sudah mati cukup lebar dan merupakan lokasi yang bagus untuk mendirikan tenda. Didaerah sebelum puncak gunung ini juga terdapat sumber mata air yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Gunung Lawu merupakan salah satu gunung yang populer di Jawa, Bukan hanya karena ketinggiannya diatas 3000m dpl. akan tetapi didaerah puncak gunung ini juga kita temukan tempat petilasan Bung Karno. yang selalu dikunjungi oleh para penziarah. Jadi jangan heran kalau selama pendakian anda akan banyak bertemu dengan pendaki yang gaya dan pembawaannya berbeda dengan pada umumnya para pendaki gunung. Gunung ini mempunyai kawah di bagian pinggang gunung, bukan di puncak. Kawah ini bisa dilihat dari jalan setapak rute Cemoro Kandang, Gunung Lawu merupakan gunung yang bermedan terbuka dan minim pohon. terutama sekali setelah Pos V medan terbuka hanya ditumbuhi oleh rerumputan dan semak, gunung ini juga salah satu gunung yang populer di Jawa, Bukan hanya karena ketinggiannya diatas 3000m dpl. akan tetapi didaerah puncak gunung ini juga kita temukan tempat petilasan Bung Karno. yang selalu dikunjungi oleh para penziarah. Jadi jangan heran kalau selama pendakian anda akan banyak bertemu dengan pendaki yang gaya dan pembawaannya berbeda dengan pada umumnya para pendaki gunung. Gunung ini mempunyai kawah di bagian pinggang gunung, bukan di puncak. Kawah ini bisa dilihat dari jalan setapak rute Cemoro Kandanng. Gunung Lawu ini jika dilihat dari kota Solo tampak seperti kepala raksasa yang sedang tidur terletang.Berikut ulasan mengenai jalur dari Cemoro Sewu Jawa Timur, photo-photonya diambil saat perayaan Satu Suro. Untuk akses transportasi, dari Solo naik bus jurusan Tawang Mangu dengan ongkos Rp.4.000,- per orang, kemudian dilanjutkan dari Tawang Mangu menuju Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu dengan memakai kendaraan L300 atau ELF sperti mobil box yang diberi pintu dibelakangnya. Kendaraan ini bertarif Rp.3.000,- per orang
Rute PendakianCEMORO SEWU
Cemoro Sewu ini terletak setelah Cemoro Kandang dan berada di wilayah Jawa Timur. Dengan ketinggian 1818 m dpl dan berada pada posisi 07° 39' 52" LS dan 111° 11' 29" BT. Disini terdapat sebuah gerbang dan loket lapor, didaerah ini ada banyak warung. Selain itu juga terdapat sebuah camping ground. Jalur setapak hingga pos satu sangat bagus dan berbatu serta bisa ditempuh oleh kendaraan 4x4.
POS I (WESEN-WESEN)
Berjarak sekitar kurang lebih 2.9 km dari gerbang Cemoro Sewu, Pos I ini terletak pada ketinggian 2.203 m dpl serta pada posisi 07° 39' 03" LS dan 111° 11' 41" BT. Jalan setapak masih bagus dan tanjakan belum begitu curam. Di pos ini tidak terdapat sumber air.
POS II (WATU GEDEG)
Setelah melewati Pos I jalan setapak masih berupa batu-batu, dan setelah berjalan dengan jarak lebih kurang 5.2 km, akan sampai di Pos II yang disebut juga dengan Pos Watu Gedeg. Pos ini terletak pada ketinggian2.589m dpl, berada pada posisi 07° 38' 26" LS dan 111° 11' 42" BT. Di pos ini juga tidak terdapat sumber air. Ketinggian 2.589 m dpl.
POS III (WATU GEDE)
Jarak dari Pos II ke Pos III ini adalah jarak yang paling jauh lebih kurang sekitar 6.2 km. Pos ini berada pada mendan yang sedikit miring akan tetapi ada bebrapa tempat datar yang bisa untuk mendirikan tenda. Berada pada posisi 07° 38' 13" LS dan 111° 11' 41" BT. Di Pos Watu Gede ini tidak ada sumber air. Ketinggian 2.787 m dpl
POS IV (WATU KAPUR)
Seperti halnya pos-pos terdahulu disini tidak tersedia mata air, tapi kita bisa menikmati pendangan lepas kearah Tawang Mangu. Pos ini berada pada posisi 07° 38' 00" LS dan 111° 11' 44" BT dan berjarak lebih kurang sekitar 3.6 km dari pos sebelumnya yaitu Pos III. Ketinggian pos ini 3.099 m dpl
POS V (JOLO TUNDO)
Pos ini merupakan pos yang terakhir dan berada pada sebuah areal terbuka yang bisa ditempati beberapa tenda. karena jarak pos ini hanya sekitar 50 m dari sumur Jolo Tundo, sehingga pos ini dimanakan juga Pos Jolo Tundo. Air bisa kita dapatkan dari sumur Jolo Tundo. Berada pada posisi 07° 37' 57" LS dan 111° 11' 46" BT dan dengan ketinggian 3.177 m dpl, dan berjarak lebih kurang 2 km dari Pos IV. Dari Pos V ini kita bisa menyasikan sunrise dan juga tidak jauh dari pos ini terdapat sebuah gua yang dalamnya sekitar 15 m, yang dikenal dengan nama Sigolong-golong
SENDANG DERAJAT
Sumur Sendang Drajat ini terletak lebih kurang berjarak sekitar 4.1 km dari Pos V, letaknya persisi dijalur menuju puncak dan Hargo Dalem. Dilokasi sumur ini terdapat beberapa pondok dan juga kamar mandi, di sendang ini kita harus mengisi persediaan air jika kita berencana untuk mendirikan tenda di Hargo Dalem atau disekitar puncak. Berada pada ketinggian 3.171 m dpl, dan pada posisi 07° 37' 43" LS dan 111° 11' 52" BT. Sendang ini dikeramatkan oleh orang jawa dan dipercaya airnya membawa berkah jika mandi dengannya. Selepas dari tempat ini kta dihadapkan pada jalan setapak yang mendatar hanya sedikit tanjakannya. Tak lama kita akan bertemu dengan Pertigaan Puncak dan Hargo Dalem jika jika lurus menuju puncak dan jika berbelok kekanan maka akan sampai ke komplek Hargo Dalem
HARGO DALEM
Komplek Hargo Dalem ini berjarak sekitar 4.5 km dari Sendang Derajat, dengan ketinggian 3.167 m dpl dan pada posisi 07° 37' 32" LS dan 111° 11' 47" BT. Dalem komplek ini terdapat sebuah tempat ritual dan juga terdapat pondok-pondok yang terbuat dari seng, dan digunakan sebagai tempat menginap oleh para penziarah. Selain itu didalam komplek ini terdapat sebuah tempat menarik hasil kreasi dari seorang penduduk yang berupa sebuah pondok yang mirip benteng yang terbuat dari limbah botol plastik, botol beling dan juga kaleng-kaleng hasil dari sampah para pengunjung gunung ini. Dan yang lebih terpuji lagi disini terdapat sebuah WC yang bisa dipakai umum. Tempat ini dinamakan oleh pembuatnya dengan nama Kyai Botol.
PUNCAK LAWU (HARGO DUMILAH)
Puncak Lawu 3.245 m dpl dan berada pada posisi 07° 37' 38" LS dan 111° 11' 39" BT. Dari puncak kita bisa menikmati pemandangan disekeliling gunung Lawu dan di saat satu suro puncak ini dipenuhi oleh para penziarah yang melakukan ritual pada tiang trianggulasinya yang dikeramatkan bagi yang mempercayainya. Ada banyak tempat untuk mendirikan tenda di kawasan puncak.
RUTE DARI JAWA TENGAH
Berikut adalah urutan dari jalur pendakian lewat Cemoro Kandang Jawa Tengah. Pada jalur pendakian ini cenderung lebih panjang karena alur jalan setapaknya melingkar-lingkar digigiran punggungan dan terkadang berada diatas jurang yang curam. pada jalur ini persediaan air cukup banyak.
CEMORO KANDANG
Cemoro Kandang berada di wilayah Jawa Tengah, pada ketinggian 1.946 m dpl dan pada posisi 07° 39' 49" LS dan 111° 11' 14 " BT. Disini terdapat sebuah pos pendaftaran sebelum melakukan pendakian, prasarana untuk pendaki disini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Cemoro Sewu.
POS I (Taman Sari Bawah)
Pos ini berada pada ketinggian 2.237 m dpl dan pada posisi 07° 39' 00" LS dan 111° 11' 19" BT. Pos ini berjarak lebih kurang sekitar 9.9 km dari Cemoro Kandang. Pos ini berupa sebuah bangunan batu dan beratap seng, didepan pos ini terdapat sebuah lembah yang didasarnya mengalir sebuah sungai. Disamping pondok ada areal untuk mendirikan tenda.
POS II (Taman Sari Atas)
Pos II ini juga berupa sebuah pondok dari Batu beratap seng. Sumber air bisa didapat jika turun sungai yang ada didasar lembah yang berada tepat didepan pos ini. Yang menarik dari pos ini kita bisa melihat kawah gunung ini yang dikenal juga dengan nama Kawah Candra Dimuka. Di pos ini terdapat areal yang luas untuk mendirikan tenda. Ketinggiannya 2.499 m dpl, posisinya 07° 38' 33" LS dan 111° 11' 16" BT, berjarak sekitar 8.4 km dari pos sebelumnya.
POS III (Penggik)
Pos III ini terletak persis di pertengahan dari jalur pendakian Cemoro Kandang ini, dengan posisi 07° 38' 07" LS dan 111° 11' 03" BT, ketinggian 2.894 m dpl dan berjarak sekitar 28.7 km dari pos sebelumnya. Jalurnya melingkar-lingkar dipunggungan dan ditengah jalan menuju antara Pos II dan Pos IV kita akan menemukan mata air pada posisi 07° 38' 20" LS dan 111° 11' 00" BT pada ketinggian 2.586 m dpl, tepat persis dipinggir jalan setapak.
POS IV (Cokro Suryo)
Disebut Cokro Suryo karena dilokasi pos ini terdapat batu berukir peninggalan zaman Majapahit. Ukiran batu tersebut berupa lingkarang yang bercahaya yang merupakan perlambang dari cakra yang bersinar. Lambang ini adalah merupakan lambang dari kerajaan Majapahit. Pos IV ini sangat luas, akan tetapi pada pos ini tidak terdapat sumber mata air. Sebelum pos ini kita akan menjumpai sebuah mata air yang bernama Sendang Panghuripan. Berada pada posisi 07° 37' 54" LS dan 111° 11' 11" BT
POS V (Perapatan)
Pos V ini adalah satu-satunya pos Cemoro Kandang yang tidak mempunyai bangunan pondok. Pos ini merupakan sebuah tanah datar dan di pos ini juga merupakan sebuah perapatan. Jika kekanan Ke Hargo Dumilah, kekiri ke Hargo Tiling, sedangkan lurus ke Hargo Dalem. Pos ini sudah dekat jaraknya dari Hargo Dalem dan tidak ada sumber mata air juga, akan tetapi pemandangan yang lepas membuat nenda di pos ini menjadi menyenangkan.
PerijinanPerijinan tidaklah berbelit-belit, pada kedua gerbang masuk yaitu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu terdapat sebuah pos loket petugas. Disini kita mendaftarkan jumlah anggota kita serta menyebutkan rencana pendakian kita. Biaya masuk untuk satu orang adalah Rp.3.000,- Sudah termasuk kupon asuransi, seperti halnya gunung manapun anda diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bawalah setiap sampah yang anda hasilkan. Setiap pendaki harus mempunyai perlengkapan dan peralatan standar untuk pendakiaan gunung. Ada aiknya sebelum anda mendaki tanyakan ke petugas pos tentang sumber mata air di gunung ini terutama sekali saat musim kering.
Tempat MenarikAda banyak sekali tempat menarik di gunung ini, selain objek wisata alam juga ada objek wisata sejarah serta kebudayaan. Pada tanggal 1 Suro atau tahun baru kalender islam, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para penziarah untuk melakukan do'a ritual Satu Suro di beberapa tempat yang dikeramatkan di gunung ini. Berikut adalah tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi.
GOA SIKOLONG-KOLONG
Goa ini terdapat tidak jauh dari Pos V jalur Cemoro Kandang, saat kita akan menuju Sendang Derajat, goa ini terlihat dari jalan setapak, tepat berada di sebuah tebing. Dalam goa ini kira-kira 15m. Jika berjalan kesebelah kiri dari goa ini kita juga akan menemukan sebuah goa dan sebuah sendang. Yang terbentuk semenjak runtuhnya punggungan jalan setapak lama menuju puncak dari jalur Jolo Tundo.
HARGO DALEM
Komplek Hargo Dalem ini merupakan komplek tempat para penziarah melakukan ritualnya. Didalam komplek ini terdapat beberapa bangunan yang fungsinya sebagai pondokan para penziarah.
PONDOK KYAI BOTOL
Bangunan menyerupai sebuah benteng yang dibuat dari susunan hasil limbah pengunjung yaitu botol aqua, botol beling, kaleng makanan. Semuanya ditata dengan apik, pemilik dari pondok ini adalah penduduk setempat, yang dengan rajin dan tekun mengumpulkan limbah botol dan kaleng, setiap mengunjungi gunung ini. lebih terpuji lagi disini juga terdapat sebuah jamban yang bisa dipergunakan oleh umum
Selain tempat-tempat diatas juga ada sebuah peninggalan zaman Majapahit berupa sebuah batu berukirkan lambang kerajaan Majapahit yang disebut dengan Batu Cokro Suryo. Batu ini terdapat di Pos IV jalur Cemoro Kandang. Selain Jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, masih ada satu jalur lagi yaitu Jalur Centho, jalur ini tidak highcamp rekomendasikan karena sedikit jauh dibandingkan dua jalur lainnya. Akan tetapi disini bisa kita temukan reruntuhan bekas candi Centho, suatu peninggalan bersejarah yang tak ternilai.
Rute PendakianCEMORO SEWU
Cemoro Sewu ini terletak setelah Cemoro Kandang dan berada di wilayah Jawa Timur. Dengan ketinggian 1818 m dpl dan berada pada posisi 07° 39' 52" LS dan 111° 11' 29" BT. Disini terdapat sebuah gerbang dan loket lapor, didaerah ini ada banyak warung. Selain itu juga terdapat sebuah camping ground. Jalur setapak hingga pos satu sangat bagus dan berbatu serta bisa ditempuh oleh kendaraan 4x4.
POS I (WESEN-WESEN)
Berjarak sekitar kurang lebih 2.9 km dari gerbang Cemoro Sewu, Pos I ini terletak pada ketinggian 2.203 m dpl serta pada posisi 07° 39' 03" LS dan 111° 11' 41" BT. Jalan setapak masih bagus dan tanjakan belum begitu curam. Di pos ini tidak terdapat sumber air.
POS II (WATU GEDEG)
Setelah melewati Pos I jalan setapak masih berupa batu-batu, dan setelah berjalan dengan jarak lebih kurang 5.2 km, akan sampai di Pos II yang disebut juga dengan Pos Watu Gedeg. Pos ini terletak pada ketinggian2.589m dpl, berada pada posisi 07° 38' 26" LS dan 111° 11' 42" BT. Di pos ini juga tidak terdapat sumber air. Ketinggian 2.589 m dpl.
POS III (WATU GEDE)
Jarak dari Pos II ke Pos III ini adalah jarak yang paling jauh lebih kurang sekitar 6.2 km. Pos ini berada pada mendan yang sedikit miring akan tetapi ada bebrapa tempat datar yang bisa untuk mendirikan tenda. Berada pada posisi 07° 38' 13" LS dan 111° 11' 41" BT. Di Pos Watu Gede ini tidak ada sumber air. Ketinggian 2.787 m dpl
POS IV (WATU KAPUR)
Seperti halnya pos-pos terdahulu disini tidak tersedia mata air, tapi kita bisa menikmati pendangan lepas kearah Tawang Mangu. Pos ini berada pada posisi 07° 38' 00" LS dan 111° 11' 44" BT dan berjarak lebih kurang sekitar 3.6 km dari pos sebelumnya yaitu Pos III. Ketinggian pos ini 3.099 m dpl
POS V (JOLO TUNDO)
Pos ini merupakan pos yang terakhir dan berada pada sebuah areal terbuka yang bisa ditempati beberapa tenda. karena jarak pos ini hanya sekitar 50 m dari sumur Jolo Tundo, sehingga pos ini dimanakan juga Pos Jolo Tundo. Air bisa kita dapatkan dari sumur Jolo Tundo. Berada pada posisi 07° 37' 57" LS dan 111° 11' 46" BT dan dengan ketinggian 3.177 m dpl, dan berjarak lebih kurang 2 km dari Pos IV. Dari Pos V ini kita bisa menyasikan sunrise dan juga tidak jauh dari pos ini terdapat sebuah gua yang dalamnya sekitar 15 m, yang dikenal dengan nama Sigolong-golong
SENDANG DERAJAT
Sumur Sendang Drajat ini terletak lebih kurang berjarak sekitar 4.1 km dari Pos V, letaknya persisi dijalur menuju puncak dan Hargo Dalem. Dilokasi sumur ini terdapat beberapa pondok dan juga kamar mandi, di sendang ini kita harus mengisi persediaan air jika kita berencana untuk mendirikan tenda di Hargo Dalem atau disekitar puncak. Berada pada ketinggian 3.171 m dpl, dan pada posisi 07° 37' 43" LS dan 111° 11' 52" BT. Sendang ini dikeramatkan oleh orang jawa dan dipercaya airnya membawa berkah jika mandi dengannya. Selepas dari tempat ini kta dihadapkan pada jalan setapak yang mendatar hanya sedikit tanjakannya. Tak lama kita akan bertemu dengan Pertigaan Puncak dan Hargo Dalem jika jika lurus menuju puncak dan jika berbelok kekanan maka akan sampai ke komplek Hargo Dalem
HARGO DALEM
Komplek Hargo Dalem ini berjarak sekitar 4.5 km dari Sendang Derajat, dengan ketinggian 3.167 m dpl dan pada posisi 07° 37' 32" LS dan 111° 11' 47" BT. Dalem komplek ini terdapat sebuah tempat ritual dan juga terdapat pondok-pondok yang terbuat dari seng, dan digunakan sebagai tempat menginap oleh para penziarah. Selain itu didalam komplek ini terdapat sebuah tempat menarik hasil kreasi dari seorang penduduk yang berupa sebuah pondok yang mirip benteng yang terbuat dari limbah botol plastik, botol beling dan juga kaleng-kaleng hasil dari sampah para pengunjung gunung ini. Dan yang lebih terpuji lagi disini terdapat sebuah WC yang bisa dipakai umum. Tempat ini dinamakan oleh pembuatnya dengan nama Kyai Botol.
PUNCAK LAWU (HARGO DUMILAH)
Puncak Lawu 3.245 m dpl dan berada pada posisi 07° 37' 38" LS dan 111° 11' 39" BT. Dari puncak kita bisa menikmati pemandangan disekeliling gunung Lawu dan di saat satu suro puncak ini dipenuhi oleh para penziarah yang melakukan ritual pada tiang trianggulasinya yang dikeramatkan bagi yang mempercayainya. Ada banyak tempat untuk mendirikan tenda di kawasan puncak.
RUTE DARI JAWA TENGAH
Berikut adalah urutan dari jalur pendakian lewat Cemoro Kandang Jawa Tengah. Pada jalur pendakian ini cenderung lebih panjang karena alur jalan setapaknya melingkar-lingkar digigiran punggungan dan terkadang berada diatas jurang yang curam. pada jalur ini persediaan air cukup banyak.
CEMORO KANDANG
Cemoro Kandang berada di wilayah Jawa Tengah, pada ketinggian 1.946 m dpl dan pada posisi 07° 39' 49" LS dan 111° 11' 14 " BT. Disini terdapat sebuah pos pendaftaran sebelum melakukan pendakian, prasarana untuk pendaki disini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Cemoro Sewu.
POS I (Taman Sari Bawah)
Pos ini berada pada ketinggian 2.237 m dpl dan pada posisi 07° 39' 00" LS dan 111° 11' 19" BT. Pos ini berjarak lebih kurang sekitar 9.9 km dari Cemoro Kandang. Pos ini berupa sebuah bangunan batu dan beratap seng, didepan pos ini terdapat sebuah lembah yang didasarnya mengalir sebuah sungai. Disamping pondok ada areal untuk mendirikan tenda.
POS II (Taman Sari Atas)
Pos II ini juga berupa sebuah pondok dari Batu beratap seng. Sumber air bisa didapat jika turun sungai yang ada didasar lembah yang berada tepat didepan pos ini. Yang menarik dari pos ini kita bisa melihat kawah gunung ini yang dikenal juga dengan nama Kawah Candra Dimuka. Di pos ini terdapat areal yang luas untuk mendirikan tenda. Ketinggiannya 2.499 m dpl, posisinya 07° 38' 33" LS dan 111° 11' 16" BT, berjarak sekitar 8.4 km dari pos sebelumnya.
POS III (Penggik)
Pos III ini terletak persis di pertengahan dari jalur pendakian Cemoro Kandang ini, dengan posisi 07° 38' 07" LS dan 111° 11' 03" BT, ketinggian 2.894 m dpl dan berjarak sekitar 28.7 km dari pos sebelumnya. Jalurnya melingkar-lingkar dipunggungan dan ditengah jalan menuju antara Pos II dan Pos IV kita akan menemukan mata air pada posisi 07° 38' 20" LS dan 111° 11' 00" BT pada ketinggian 2.586 m dpl, tepat persis dipinggir jalan setapak.
POS IV (Cokro Suryo)
Disebut Cokro Suryo karena dilokasi pos ini terdapat batu berukir peninggalan zaman Majapahit. Ukiran batu tersebut berupa lingkarang yang bercahaya yang merupakan perlambang dari cakra yang bersinar. Lambang ini adalah merupakan lambang dari kerajaan Majapahit. Pos IV ini sangat luas, akan tetapi pada pos ini tidak terdapat sumber mata air. Sebelum pos ini kita akan menjumpai sebuah mata air yang bernama Sendang Panghuripan. Berada pada posisi 07° 37' 54" LS dan 111° 11' 11" BT
POS V (Perapatan)
Pos V ini adalah satu-satunya pos Cemoro Kandang yang tidak mempunyai bangunan pondok. Pos ini merupakan sebuah tanah datar dan di pos ini juga merupakan sebuah perapatan. Jika kekanan Ke Hargo Dumilah, kekiri ke Hargo Tiling, sedangkan lurus ke Hargo Dalem. Pos ini sudah dekat jaraknya dari Hargo Dalem dan tidak ada sumber mata air juga, akan tetapi pemandangan yang lepas membuat nenda di pos ini menjadi menyenangkan.
PerijinanPerijinan tidaklah berbelit-belit, pada kedua gerbang masuk yaitu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu terdapat sebuah pos loket petugas. Disini kita mendaftarkan jumlah anggota kita serta menyebutkan rencana pendakian kita. Biaya masuk untuk satu orang adalah Rp.3.000,- Sudah termasuk kupon asuransi, seperti halnya gunung manapun anda diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bawalah setiap sampah yang anda hasilkan. Setiap pendaki harus mempunyai perlengkapan dan peralatan standar untuk pendakiaan gunung. Ada aiknya sebelum anda mendaki tanyakan ke petugas pos tentang sumber mata air di gunung ini terutama sekali saat musim kering.
Tempat MenarikAda banyak sekali tempat menarik di gunung ini, selain objek wisata alam juga ada objek wisata sejarah serta kebudayaan. Pada tanggal 1 Suro atau tahun baru kalender islam, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para penziarah untuk melakukan do'a ritual Satu Suro di beberapa tempat yang dikeramatkan di gunung ini. Berikut adalah tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi.
GOA SIKOLONG-KOLONG
Goa ini terdapat tidak jauh dari Pos V jalur Cemoro Kandang, saat kita akan menuju Sendang Derajat, goa ini terlihat dari jalan setapak, tepat berada di sebuah tebing. Dalam goa ini kira-kira 15m. Jika berjalan kesebelah kiri dari goa ini kita juga akan menemukan sebuah goa dan sebuah sendang. Yang terbentuk semenjak runtuhnya punggungan jalan setapak lama menuju puncak dari jalur Jolo Tundo.
HARGO DALEM
Komplek Hargo Dalem ini merupakan komplek tempat para penziarah melakukan ritualnya. Didalam komplek ini terdapat beberapa bangunan yang fungsinya sebagai pondokan para penziarah.
PONDOK KYAI BOTOL
Bangunan menyerupai sebuah benteng yang dibuat dari susunan hasil limbah pengunjung yaitu botol aqua, botol beling, kaleng makanan. Semuanya ditata dengan apik, pemilik dari pondok ini adalah penduduk setempat, yang dengan rajin dan tekun mengumpulkan limbah botol dan kaleng, setiap mengunjungi gunung ini. lebih terpuji lagi disini juga terdapat sebuah jamban yang bisa dipergunakan oleh umum
Selain tempat-tempat diatas juga ada sebuah peninggalan zaman Majapahit berupa sebuah batu berukirkan lambang kerajaan Majapahit yang disebut dengan Batu Cokro Suryo. Batu ini terdapat di Pos IV jalur Cemoro Kandang. Selain Jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, masih ada satu jalur lagi yaitu Jalur Centho, jalur ini tidak highcamp rekomendasikan karena sedikit jauh dibandingkan dua jalur lainnya. Akan tetapi disini bisa kita temukan reruntuhan bekas candi Centho, suatu peninggalan bersejarah yang tak ternilai.
Gunung Klabat 3142m dpl
Gunung ini terletak tidak begitu jauh dari kota Manado Sulawesi Utara. Gunung ini sangat mudah dicapai dari kota Manado, hanya butuh waktu 30 menit dengan menggunakan kendaraan jenis mikrolet, kita akan sampai di Airmadidi yang merupakan akses untuk pendakian gunung Klabat. Sangat sulit untuk menemukan air digunung ini pada musim kemarau. Jadi sebaiknya mengisi perbekalan air yang cukup di Airmadidi sebelum melanjutkan perjalanan anda.Rute PendakianGapura - Pos 1
Perjalanan dimulai dari gapura Gunung Klabat yang terletak di Airmadidi, melewati jalan desa yang cukup baik kondisinya serta rumah-rumah penduduk yang memang sudah modern, karena terletak di pinggir jalan raya. Perjalanan selanjutnya memasuki perkebunan penduduk yang didominasi oleh tumbuhan kelapa. Setelah itu keadaaan jalan setapaknya mulai menanjak, ada baiknya kita menghemat air karena kita tidak akan menemukan sumber air sampai Pos VI. Vegetasi tumbuhan disini ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan tingi-tingi, tapi kebanyakan pohon tersebut ditebang untuk keperluan industri, sehingga banyak sekali terjadi kerusakan. dari gapura ke Pos I berjarak sekitar 60 menit dengan berjalan normal. SAmpai di Pos I kita hanya akan menjumpai tanda Pos I, karena tidak ada pondok atau shelter. Didaerah ini banyak pohon tumbang yang disebabkan oleh angin yang lumayan kencang, jika beristirahat disini tetaplah hati-hati.
Pos I - Pos II
Jarak antara kedua pos ini cukup jauh, yaitu sekitar 60-90 menit, dengan kemiringan sekitar 30 derajat, kita akan melewati jalan setapak diatara pohon-pohon besar yang masih mendominasi daerah ini. Pos II merupakan sebuah daerah yang cukup luas dan datar. Banyak pendaki yang berkemah disini, dimusim hujan kita bisa menjumpai sumber air disekitar daerah ini.
Pos II - Pos III
Dari Pos II ini kemiringan jalan setapak kira-kira 45 - 50 derajat, tanjakan yang akan memeras keringat. Kadang-kadang kita harus scrambling untuk naik keatas dengan menggunakan akar-akar pohon. Lamanya perjalanan sampai Pos III sekitar 2 - 3 jam. Di Pos III ini kita juga tidak akan menemukan reruntuhan bekas pondok. Ditempat ini juga tidak terdapat sumber air.
Pos III - Pos IV
Keadaan jalan setapaknya tetap dengan kemiringan sekitar 40 derajat, dengan lama perjalanan sekitar 60 -90 menit. Di Pos IV ini juga kita hanya akan menemukan reruntuhan bekas shelter,
Pos IV - Pos V
KOndisi jalannya masih sama, hanaya saja vegetasi tumbuhannya sudah mulai rendah. dan diantara Pos IV dan Pos V ini kita akan menemukan sumber air disebelah kiri jalan setapak, letaknya agak menurun sedikit, tetapi sumber air ini kadang-kadang kering terutama sekali pada musim kemarau. Dari sini ke Pos V hanya berjarak sekitar 50 menit perjalanan. Pos V merupakan daerah yang datar dan agak sedikit terbuka dan ditandai dengan papan bertuliskan "Pos V' .
Pos V - VI
Jalan setapak yang menanjak dan ditumbuhi vegetasi rendah serta daerah yang sedikit terbuka mewarnai keadaan didaerah ini. Dikanan dan kiri jalan setapak kadang-kandang terdapat jurang, kita harus benar-benar waspada. Kondisi seperti ini kadang sangat melelahkan dan membosankan. Saat mendekati daerah Pos V kita akan menemui daerah yang berlumut dan cukup dingin serta kadang-kadang tertutup kabut. Di Pos V ini juga tidak terdapat pondok atau shelter, akan tetapi hanya sebuah daerah yang cukup lapang dan datar, dan cukup dingin suhunya. Daerah ini juga ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus yang tumbuh rapat dan berlumut. Daerah ini sering dijadikan tempat buat basecamp oleh pendaki, disini juga terdapat sebuah telaga kecil yang airnya dapat dipergunakan untuk memasak atau MCK. Tempat ini memang sangat baik untuk bermalam dan bersiap untuk kepuncak keesokan harinya.
Pos VI - Puncak
Perjalanan kepuncak butuh waktu sekitar 15-20 menit. dengan jalan setapak yang ditumbuhi oleh alang-alang yang dalam bahasa Manado disebut "Kusu-kusu". Perjalanan dari Pos V ini bisa dimulai tergantung dari rencana pendakian anda, jika ingin menikmati Sunrise ada baiknya memulai pendakian kepuncak sekitar jam 04.00 dini hari. Keadaan puncaknya berupa sebuah daerah yang datar dan angin bertiup cukup kencang. Apabila cuaca cukup baik kita akan bisa menikmati pemandangan kota Manado dengan pinggiran pantainya, keindahan pelabuhan Bitung, Gunung Lokon dan Gunung Mahawu, serta Gunung Tangkoko dan Dua Saudara.
Perijinan
Perijinan untuk mendaki gunung ini tidak terlalu rumit, kita harus melapor di pos polisi di Airmadidi yang berada dipinggir jalan raya. Semua perbekalan dan perlengkapan akan dicek disini. Bagi pendaki yang berasal dari daerah lain ada baiknya untuk mempersiapkan photo copy KTP dan surat jalan untuk lebih memperjelas data.
Perjalanan dimulai dari gapura Gunung Klabat yang terletak di Airmadidi, melewati jalan desa yang cukup baik kondisinya serta rumah-rumah penduduk yang memang sudah modern, karena terletak di pinggir jalan raya. Perjalanan selanjutnya memasuki perkebunan penduduk yang didominasi oleh tumbuhan kelapa. Setelah itu keadaaan jalan setapaknya mulai menanjak, ada baiknya kita menghemat air karena kita tidak akan menemukan sumber air sampai Pos VI. Vegetasi tumbuhan disini ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan tingi-tingi, tapi kebanyakan pohon tersebut ditebang untuk keperluan industri, sehingga banyak sekali terjadi kerusakan. dari gapura ke Pos I berjarak sekitar 60 menit dengan berjalan normal. SAmpai di Pos I kita hanya akan menjumpai tanda Pos I, karena tidak ada pondok atau shelter. Didaerah ini banyak pohon tumbang yang disebabkan oleh angin yang lumayan kencang, jika beristirahat disini tetaplah hati-hati.
Pos I - Pos II
Jarak antara kedua pos ini cukup jauh, yaitu sekitar 60-90 menit, dengan kemiringan sekitar 30 derajat, kita akan melewati jalan setapak diatara pohon-pohon besar yang masih mendominasi daerah ini. Pos II merupakan sebuah daerah yang cukup luas dan datar. Banyak pendaki yang berkemah disini, dimusim hujan kita bisa menjumpai sumber air disekitar daerah ini.
Pos II - Pos III
Dari Pos II ini kemiringan jalan setapak kira-kira 45 - 50 derajat, tanjakan yang akan memeras keringat. Kadang-kadang kita harus scrambling untuk naik keatas dengan menggunakan akar-akar pohon. Lamanya perjalanan sampai Pos III sekitar 2 - 3 jam. Di Pos III ini kita juga tidak akan menemukan reruntuhan bekas pondok. Ditempat ini juga tidak terdapat sumber air.
Pos III - Pos IV
Keadaan jalan setapaknya tetap dengan kemiringan sekitar 40 derajat, dengan lama perjalanan sekitar 60 -90 menit. Di Pos IV ini juga kita hanya akan menemukan reruntuhan bekas shelter,
Pos IV - Pos V
KOndisi jalannya masih sama, hanaya saja vegetasi tumbuhannya sudah mulai rendah. dan diantara Pos IV dan Pos V ini kita akan menemukan sumber air disebelah kiri jalan setapak, letaknya agak menurun sedikit, tetapi sumber air ini kadang-kadang kering terutama sekali pada musim kemarau. Dari sini ke Pos V hanya berjarak sekitar 50 menit perjalanan. Pos V merupakan daerah yang datar dan agak sedikit terbuka dan ditandai dengan papan bertuliskan "Pos V' .
Pos V - VI
Jalan setapak yang menanjak dan ditumbuhi vegetasi rendah serta daerah yang sedikit terbuka mewarnai keadaan didaerah ini. Dikanan dan kiri jalan setapak kadang-kandang terdapat jurang, kita harus benar-benar waspada. Kondisi seperti ini kadang sangat melelahkan dan membosankan. Saat mendekati daerah Pos V kita akan menemui daerah yang berlumut dan cukup dingin serta kadang-kadang tertutup kabut. Di Pos V ini juga tidak terdapat pondok atau shelter, akan tetapi hanya sebuah daerah yang cukup lapang dan datar, dan cukup dingin suhunya. Daerah ini juga ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus yang tumbuh rapat dan berlumut. Daerah ini sering dijadikan tempat buat basecamp oleh pendaki, disini juga terdapat sebuah telaga kecil yang airnya dapat dipergunakan untuk memasak atau MCK. Tempat ini memang sangat baik untuk bermalam dan bersiap untuk kepuncak keesokan harinya.
Pos VI - Puncak
Perjalanan kepuncak butuh waktu sekitar 15-20 menit. dengan jalan setapak yang ditumbuhi oleh alang-alang yang dalam bahasa Manado disebut "Kusu-kusu". Perjalanan dari Pos V ini bisa dimulai tergantung dari rencana pendakian anda, jika ingin menikmati Sunrise ada baiknya memulai pendakian kepuncak sekitar jam 04.00 dini hari. Keadaan puncaknya berupa sebuah daerah yang datar dan angin bertiup cukup kencang. Apabila cuaca cukup baik kita akan bisa menikmati pemandangan kota Manado dengan pinggiran pantainya, keindahan pelabuhan Bitung, Gunung Lokon dan Gunung Mahawu, serta Gunung Tangkoko dan Dua Saudara.
Perijinan
Perijinan untuk mendaki gunung ini tidak terlalu rumit, kita harus melapor di pos polisi di Airmadidi yang berada dipinggir jalan raya. Semua perbekalan dan perlengkapan akan dicek disini. Bagi pendaki yang berasal dari daerah lain ada baiknya untuk mempersiapkan photo copy KTP dan surat jalan untuk lebih memperjelas data.
Gunung Kerinci 3800m dpl
Gunung Kerinci merupakan gunung berapi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3800m dpl dan masih dalam keadaan aktif. Berada pada lintang 10°45,50' LS dan 1010°160' BT. Terletak di dua kabupaten yaitu Kerinci dan Sulak Deras. Dikaki gunung ini juga anda bisa temukan perkebunan teh yang terdapat di desa Kersik Tuo. Didesa Kersik Tuo ini banyak terdapat penginapan-penginapan yang diusahakan oleh penduduk setempat. Penduduk didesa Kersik Tuo ini mayoritas adalah suku Jawa yang sudah lama sekali tinggal disana, sejak jaman kolonial Belanda. Gunung kerinci berada dibawah perlindungan Taman Nasioanal Kerinci Semblat. Pada areal hutan gunung ini kita masih bisa menjumpai harimau sumatera. Satu hal yang mesti di ingat, jika anda mendaki gunung ini, jangan bermalam atau mendirikan tenda di daerah selter I atau didaerah ketinggiannya dibawah 1500m dpl. Karena daerah ini merupakan habitatnya harimau sumatera dan tempat mereka berburu. Dan usahakan untuk tidak membawa makanan yang berbau anyir atau daging mentah. Pemandangan dari puncak Kerinci sangat memukau, kita bisa melihat danau kerinci dan danau situjuh yang berada diatas puncak bukit situjuh, serta di bagian selatan terlihat Lubuk Gadang dan Muara Labuh. Sementara di arah barat terlihat samudera Hindia. sangat indah. Sewaktu web master high-camp.com mendaki gunung ini dan mendirikan tenda tepat di daera berpasir di bawah puncak (lihat photo) pemandangan yang lepas dimalam hari sangat memukau, tapi hati-hati karena anginnya lumayan kencang, tenda anda harus cukup kuat untuk camping didaerah ini. Beruntung sekali pada saat itu air bisa didapat, akan tetapi harus menyeberangi dua punggungan. Rute PendakianGunung Kerinci bisa dicapai lewat kota Jambi atau kota Padang atau juga dari Muara Bungo. Muara Bungo terletak di jalan Lintas Sumatera antara profinsi Jambi dan Sumatera Barat. Keterangan rute-rute tersebut sebagai berikut.
Rute Kota Padang Sumatera Barat.
Padang - Kersik Tuo - Sugai Penuh.
Naik bus umum trayek Padang Sungai Penuh dan turun didesa Kersik Tuo.
Rute dari Jambi.
Jakarta - Jambi - Sungai Penuh - Kersik Tuo.
Rute dari Muara Bungo.
Jakarta - Muara Bungo - Sungai Penuh.
Dari Jakarta naik bus tujuan Padang, dan turun di kota Muara Bungo, dari sini dilanjutkan perjalan dengan menumpang mini bus dengan tujuan Sungai Penuh. Kemudian ganti kendaraan lagi dengan naik angkutan mini bus ke desa Kersik Tuo. Selain dari Kersik Tuo bisa juga dicapai dari Lubuk Gadang dan Kayu Aro. Akan tetapi rute dari desa Kersik Tuo adalah yang umum dipakai oleh para pendaki. High-camp.com menyarankan anda menginap dulu di Kersik Tuo dan memulai pendakian pagi keesokan harinya.
TAHAPAN RUTE PENDAKIAN
Pondok R10 (1611 m dpl) - Pintu Rimba (1800 m dpl)
R10 adalah pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap pengunjung yang akan mendaki gunung Kerinci. Medannya berupa perkebunan/ladang penduduk, kondisi jalan baik (aspal) sampai batas hutan. Jarak tempuh 2 km atau 1 jam perjalanan.
Pintu Rimba - Pos Bangku Panjang (1909 m dpl)
Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian berada dalam batas hutan antara ladang dan hutan heterogen sebagai pintu masuk, disini ada shelter dan juga lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri jika kita menghadap gunung Kerinci. Jarak tempuh ke Bangku Panjang 2 km atau 30 menit perjalanan, lintasan trekking nya relatif landai.
Pos Bangku Panjang - Pos Batu Lumut (2000 m dpl)
Pos Bangku Panjang terdapat dua shelter yang masih boleh dibilang layak. Menuju Batu Lumut medan pendakian masih landai dan jarak tempuhnya sekitar 2 km dengan waktu tempuh 30 menit.
Pos Batu Lumut - Shelter 1 (2225 m dpl)
Pos Batu Lumut merupakan tempat istirahat namun tidak ada shelternya tetapi disini ada lokasi airnya (air endapan). Memang lokasinya di sungai tetapi sungai ini konterporer yang hanya berair dimusim hujan. Jarak tempuh menuju Shelter 1 sejauh 2 km perjalanan dengan waktu tempuh 1 jam. Kondisi jalan setapaknya relatif terjal dengan kemiringan sekitar 60.
Shelter 1 - Shelter 2 (2510 m dpl)
Shelter 1 merupakan tempat istirahat, terdiri dari satu buah pondok yang masih terawat baik, jarak tempuh menuju pos 2 yaitu 3 km dengan waktu tempuh 1,5 jam. Di lintasan ini sesekali jalan setapaknya terjal sampai kemiringan 45
Shelter 2 - Shelter 3 (3073 m dpl)
Shelter 2 merupakan tempat istirahat, dengan satu buah shelter namun tidak terlalu kokoh. Mungkin karena usia pondok ini cukup tua dan kondisi medan yang suhu udara dratis membuat shelter ini masih bertahan walaupun dalam keadaan miring hampir rubuh. Jarak tempuh menuju shelter 3 yaitu 2 km dengan waktu tempuh 2 jam.
Shelter 3 - Shelter 4 (3351 m dpl)
Shelter 3 merupakan tempat istirahat yang hanya tingga kerangka besinya saja. Lokasi ini merupakan medan yang terbuka dan bisa memandang kearah desa Kersik Tuo. Tempat ini juga bagus untuk dijadikan tempat mendirikan tenda. karena tempat datarnya lumayan luas. Disini juga kita bisa menjumpai sumber air. Perjalanan menuju puncak hanya tinggal 3 jam perjalanan dari shelter ini. Menuju shelter 4 jarak 1,5 km dengan waktu tempuh 1 jam. Kondisi jalan setapaknya merupakan bekas aliran air yang menjadi jalur pendakian.
Shelter 4 - Batas vegetasi/Pasir/Batuan Cadas - Puncak (3800 m dpl)
Ditempat ini terdapat papan pengumuman yang berisikan larangan membuat rute baru dan informasi mengenai lintasan pasir dan cadas harap berhati-hati. Lapangan yang luas. Disini bisa mendirikan tenda asalkan tenda anda memenuhi persyaratan untuk didirikan disini, karena disini angin bertiup lumayan kencang serta suhu yang dingin. Sewaktu highcamp mendirikan tenda disini (lihat gallery photo) kami menemukan air yang letaknya satu punggungan sebelah kiri kalau menghadap ke puncak. Jarak tempuh menuju puncak sekitar 2 km dengan waktu tempuh 2,5 jam.
PerijinanMenurut pengalaman highcamp perijinan untuk pendakian gunung ini termasuk standar dan tidak terlalu berbelit-belit. Ijin bisa diurus diPos petugas taman nasional atau seperti yang pernah web master highcamp alami perijinan diurus di tempat penginapan Pak Paiman. Rumah Pak Paiman dulu merupakan tempat para pendaki beristirahat dan menginap sebelum dan sesudah mendaki. Dan dulu tanpa dipungut bayaran. Tapi saat ini seiring dengan perkembangan jaman penduduk disekitar desa ini sudah mulai juga membuka rumah mereka untuk tempat penginapan para pendaki, dan atas desakan penduduk setempat akhirnya penginapan Pak Paiman memungut bayaran. Akan tetapi masih bisa dibilang sangat murah dan sangat membantu para pendaki. Terimakasih Pak Paiman (almarhum) atas bantuannya kepada para pendaki.
Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik yang mungkin dikunjungi diantaranya:
Kebon teh Kersik Tuo
Danau Belibis
Danau kerinci
Danau Situjuh di gunung Situjuh
Selain itu di lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat ini juga terdapat komunitas yang disebut dengan ORANG KERINCI , komunitas ini sampai saat ini sangat susah untuk menemukannya. Tim antropologi Perancis masih menyelidikinya. Menurut penduduk setempat, orang kerinci ini mempunyai postur tubuh setinggi anak usia 3 tahun dan berambut panjang, yang unik dari mereka adalah telapak kaki mereka yang terbalik, tidak seperti kita tumit berada dibelakang akan tetapi orang kerinci ini tumitnya ada didepan dan jari-jarinya menghadap kebelakang. Gerakan mereka sangat cepat, sangking cepatnya photograper penyelidik dari perancis itu tidak bisa memotret mereka walaupun sudah bertemu muka. Hasil penyelidikan tim antropolog Perancis ini dapat dilihat di kantor mereka di kota Sungai penuh. Ada photo-photo bekas telapak kaki mereka yang ukurannya sebesar telapak kaki anak kecil.
Rute Kota Padang Sumatera Barat.
Padang - Kersik Tuo - Sugai Penuh.
Naik bus umum trayek Padang Sungai Penuh dan turun didesa Kersik Tuo.
Rute dari Jambi.
Jakarta - Jambi - Sungai Penuh - Kersik Tuo.
Rute dari Muara Bungo.
Jakarta - Muara Bungo - Sungai Penuh.
Dari Jakarta naik bus tujuan Padang, dan turun di kota Muara Bungo, dari sini dilanjutkan perjalan dengan menumpang mini bus dengan tujuan Sungai Penuh. Kemudian ganti kendaraan lagi dengan naik angkutan mini bus ke desa Kersik Tuo. Selain dari Kersik Tuo bisa juga dicapai dari Lubuk Gadang dan Kayu Aro. Akan tetapi rute dari desa Kersik Tuo adalah yang umum dipakai oleh para pendaki. High-camp.com menyarankan anda menginap dulu di Kersik Tuo dan memulai pendakian pagi keesokan harinya.
TAHAPAN RUTE PENDAKIAN
Pondok R10 (1611 m dpl) - Pintu Rimba (1800 m dpl)
R10 adalah pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap pengunjung yang akan mendaki gunung Kerinci. Medannya berupa perkebunan/ladang penduduk, kondisi jalan baik (aspal) sampai batas hutan. Jarak tempuh 2 km atau 1 jam perjalanan.
Pintu Rimba - Pos Bangku Panjang (1909 m dpl)
Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian berada dalam batas hutan antara ladang dan hutan heterogen sebagai pintu masuk, disini ada shelter dan juga lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri jika kita menghadap gunung Kerinci. Jarak tempuh ke Bangku Panjang 2 km atau 30 menit perjalanan, lintasan trekking nya relatif landai.
Pos Bangku Panjang - Pos Batu Lumut (2000 m dpl)
Pos Bangku Panjang terdapat dua shelter yang masih boleh dibilang layak. Menuju Batu Lumut medan pendakian masih landai dan jarak tempuhnya sekitar 2 km dengan waktu tempuh 30 menit.
Pos Batu Lumut - Shelter 1 (2225 m dpl)
Pos Batu Lumut merupakan tempat istirahat namun tidak ada shelternya tetapi disini ada lokasi airnya (air endapan). Memang lokasinya di sungai tetapi sungai ini konterporer yang hanya berair dimusim hujan. Jarak tempuh menuju Shelter 1 sejauh 2 km perjalanan dengan waktu tempuh 1 jam. Kondisi jalan setapaknya relatif terjal dengan kemiringan sekitar 60.
Shelter 1 - Shelter 2 (2510 m dpl)
Shelter 1 merupakan tempat istirahat, terdiri dari satu buah pondok yang masih terawat baik, jarak tempuh menuju pos 2 yaitu 3 km dengan waktu tempuh 1,5 jam. Di lintasan ini sesekali jalan setapaknya terjal sampai kemiringan 45
Shelter 2 - Shelter 3 (3073 m dpl)
Shelter 2 merupakan tempat istirahat, dengan satu buah shelter namun tidak terlalu kokoh. Mungkin karena usia pondok ini cukup tua dan kondisi medan yang suhu udara dratis membuat shelter ini masih bertahan walaupun dalam keadaan miring hampir rubuh. Jarak tempuh menuju shelter 3 yaitu 2 km dengan waktu tempuh 2 jam.
Shelter 3 - Shelter 4 (3351 m dpl)
Shelter 3 merupakan tempat istirahat yang hanya tingga kerangka besinya saja. Lokasi ini merupakan medan yang terbuka dan bisa memandang kearah desa Kersik Tuo. Tempat ini juga bagus untuk dijadikan tempat mendirikan tenda. karena tempat datarnya lumayan luas. Disini juga kita bisa menjumpai sumber air. Perjalanan menuju puncak hanya tinggal 3 jam perjalanan dari shelter ini. Menuju shelter 4 jarak 1,5 km dengan waktu tempuh 1 jam. Kondisi jalan setapaknya merupakan bekas aliran air yang menjadi jalur pendakian.
Shelter 4 - Batas vegetasi/Pasir/Batuan Cadas - Puncak (3800 m dpl)
Ditempat ini terdapat papan pengumuman yang berisikan larangan membuat rute baru dan informasi mengenai lintasan pasir dan cadas harap berhati-hati. Lapangan yang luas. Disini bisa mendirikan tenda asalkan tenda anda memenuhi persyaratan untuk didirikan disini, karena disini angin bertiup lumayan kencang serta suhu yang dingin. Sewaktu highcamp mendirikan tenda disini (lihat gallery photo) kami menemukan air yang letaknya satu punggungan sebelah kiri kalau menghadap ke puncak. Jarak tempuh menuju puncak sekitar 2 km dengan waktu tempuh 2,5 jam.
PerijinanMenurut pengalaman highcamp perijinan untuk pendakian gunung ini termasuk standar dan tidak terlalu berbelit-belit. Ijin bisa diurus diPos petugas taman nasional atau seperti yang pernah web master highcamp alami perijinan diurus di tempat penginapan Pak Paiman. Rumah Pak Paiman dulu merupakan tempat para pendaki beristirahat dan menginap sebelum dan sesudah mendaki. Dan dulu tanpa dipungut bayaran. Tapi saat ini seiring dengan perkembangan jaman penduduk disekitar desa ini sudah mulai juga membuka rumah mereka untuk tempat penginapan para pendaki, dan atas desakan penduduk setempat akhirnya penginapan Pak Paiman memungut bayaran. Akan tetapi masih bisa dibilang sangat murah dan sangat membantu para pendaki. Terimakasih Pak Paiman (almarhum) atas bantuannya kepada para pendaki.
Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik yang mungkin dikunjungi diantaranya:
Kebon teh Kersik Tuo
Danau Belibis
Danau kerinci
Danau Situjuh di gunung Situjuh
Selain itu di lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat ini juga terdapat komunitas yang disebut dengan ORANG KERINCI , komunitas ini sampai saat ini sangat susah untuk menemukannya. Tim antropologi Perancis masih menyelidikinya. Menurut penduduk setempat, orang kerinci ini mempunyai postur tubuh setinggi anak usia 3 tahun dan berambut panjang, yang unik dari mereka adalah telapak kaki mereka yang terbalik, tidak seperti kita tumit berada dibelakang akan tetapi orang kerinci ini tumitnya ada didepan dan jari-jarinya menghadap kebelakang. Gerakan mereka sangat cepat, sangking cepatnya photograper penyelidik dari perancis itu tidak bisa memotret mereka walaupun sudah bertemu muka. Hasil penyelidikan tim antropolog Perancis ini dapat dilihat di kantor mereka di kota Sungai penuh. Ada photo-photo bekas telapak kaki mereka yang ukurannya sebesar telapak kaki anak kecil.
Gunung Gede 2958m dpl
Gunung Gede berada ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangarango. Terletak diantara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dan berada di pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18°c dan dimalam hari suhu puncak berkisar 5°c. Gerbang utama untuk masuk ke gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas. Ada gerbang-gerbang lain yang berada di daerah Sukabumi, akan tetapi pada umumnya pendaki lebih memilih lewat Cibodas atau Cipanas. Gunung ini sangat populer bagi para pendaki di Jawa Barat, bahkan ketenarannya sampai keluar pulau Jawa. Ada banyak sekali objek-objek yang menarik yang dapat dikunjungi, setiap akhir pekan gunung ini selalu di penuhi oleh para pendaki dari JABOTABEK dan Bandung. Cibodas juga merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjung pada setiap akhir pekan, di daerah ini terdapat hutan wisata kebon raya Cibodas. Di Cibodas ini kita juga bisa menemukan banyak sekali penginapan-penginapan kecil yang menawarkan sewa yang cukup masuk akan. Bagi anda yang berasal dari daerah yang agak jauh akan lebih baik lagi jika sebelum mendaki anda menginap dulu di Cibodas semalam, dan memulai pendakian keesokan harinya. Kalau anda ingin mencobanya, high-camp.com menyarankan untuk mencoba penginapan "PONDOK WISATA 145". Motel ini bersih dan tenang, dan di Cibodas anda juga bisa menemukan toko peralatan naik gunung. Hampir seluruh hutan di gunung gede didominasi oleh hutan type sub-alpine, dan pada ketinggian 2.750m dpl. bisa ditemukan Javanese eidelweiss. Gunung ini sangat menarik, sehingga kebanyakan pendaki didaerah sekitarnya (JABOTABEK dan Bandung) hampir boleh dikatakan sudah sangat sering ke Gunung Gede.Jika dibandingkan dengan saudaranya Gunung Pangrango, gunung Gede lebih sering dan lebih banyak pengunjungnya. Rute PendakianAda beberapa jalur pendakian ke puncak Gunung Gede akan tertapi gerbang utamanya adalah dari Cibodas, yang merupakan juga tempat kantor pusat dari Taman Nasional Gede-Pangrango. Berada kira-kira 100km dari Jakarta atau kira-kira 2,5 jam mengemudi. Dari Bandung sekitar 89km atau 2jam mengemudi.
Untuk mencapai Cibodas dari Jakarta dapat ditempuh dengan memakai kendaraan pribadi atau bus umum dengan tujuan Bandung lewat jalur puncak dan turun di pertigaan Cibodas. Dilanjutkan dengan naik ongkot sampai ke pasar Cibodas. Disini ada kantor pusat Taman Nasional tempat pendaftaran ijin masuk. Terdapat juga toko peralatan pendakiaan yang lokasinya tidak begitu jauh dari kantor pendaftaran ijin masuk.
Gerbang Gunung Putri terletak tidak begitu jauh dari Cibodas. Bisa dicapai lewat Cipanas dan Pacet. Dari Jakarta naik bus jurusan Bandung lewat puncak dan turun di Cipanas, dilanjutkan dengan naik angkot sampai ke Gunung Putri. Disini juga ada kantor petugas Taman Nasional, dan disini juga bisa merndaftar ijin masuk.
Selain gerbang Cibodas dan Gunung Putri juga ada gerbang masuk lainnya yaitu:
PerijinanSeluruh pengunjung diharuskan untuk membeli tiket masuk Taman Nasional, ini bisa diperoleh di keempat gerbang masuk Taman Nasional. Persyaratan tambahan akan berlaku jika:
Jam pendaftaran masuk di kantor Taman Nasional
Senin - Kamis..............07.30 - 14.30 wib
Jumat.........................07.30 - 14.30 wib
Minggu........................07.30 - 14.00 wib
Anda harus menyerahkan fotocopy KTP, Passport, dan ijin orang tua bagi yang berumur dibawah 17 tahun.
Pelayanan petunjuk dan informasi dapat didapat di Visitor Centre Cibodas.
Petugas Taman Nasional Akan memeriksa barang bawaan dan perijinan sebelum anda memasuki Taman Nasional.
Dilarang membawa binatang peliharaan memasuki Taman Nasional.
Dilarang membawa senjata api, senjata tajam (hanya satu pisau jenis multi purpose untuk satu grup di ijinkan), bahan deterjen yang akan mencemari sumber air.
Dilarang membawa radio atau peralatan elektronik yang menimbulkan suara bising, untuk walkie-talkies perlu special ijin untuk penggunaan didalam Taman Nasional.
Dilarang membuat api unggun, karena potensial menyebabkan kebakaran hutan.
Dilarang mencoret-coret pohon dan bebatuan.
Dilarang memetik bunga atau tumbuhan lainnya.
Diharuskan mengikuti jalan setapak yang sudah ada, dilarang keras memotong jalan karena akan merusak jalan setapak yang sudah ada juga akan membahayakan pendaki itu sendiri.
Dilarang membuang sampah didalam Taman Nasional, seluruh sampah dari perbekalan bawaan anda harus dibawa turun, dan kalau anda sudi dianjurkan juga untuk membawa sampah lainnya yang mungkin ada tercecer.
Dilarang keras mencemari sumber mata air, dan jika anda mandi atau membersihkan badan dilarang memakai sabun atau bahan lain yang akan menyebabkan polusi.
Harus melapor saat meninggalkan Taman Nasional kepada petugas.
PERALATAN MINIMUM YANG HARUS DIPUNYAI (untuk pendaki gunung)
Pendaki yang tidak mempunyai peralatan yang cukup, hanya akan menyebabkan dirinya membuat dirinya bermasalah.
Tempat MenarikTempat ini selain mempunyai sejarah bagi penilitian biologis dan ekologi, juga memainkan peranan yang penting bagi wisata ecotourism. ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain mendaki gunung dan hiking, diantaranya penelitian kehidupan binatang, photogrsphy, dan camping.
Telaga Biru 1.575m
Berada 1,5km/25menit jalan kaki dari gerbang Cibodas. Nama telaga ini diambil dari warna algae yang hijau kebiruan yang menyebabkan warna hijau pada air telaga. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan yang merupakan perubahan dari sub-Montana ke Montana.
Air terjun Cibereum 1.625m
Berada 2,6km/1 jam jalan kaki dari gerbang Cibodas. Bukan hanya satu air terjun akan tetapi tiga air terjun. Berjejer dengan nama, Cikudul, Cidendeng dan Cibeureum pada tebing yang ditumbuhi oleh lumut berwarna kemerahan. Jenis lumut ini tumbuh menyebar di daerah Jawa Barat. Banyak kelelawar yang terbang berasal dari gua Lalay yang tidak begitu jauh dari lokasi air terjun.
Sungai Air Panas 2.150m
Berada 5,3km/2 janm jalan kaki dari gerbang Cibodas. Suhu dari air bisa mencapai lebih dari 75°c akan tetapi juga suhunya bisa turun selama hujan. Air panas ini mengandung kadar belerang yang lumayan tinggi. DI tempat ini kita juga bisa menemukan pondok gunung untuk beristirahat.
Puncak dan Kawah 2.958m
Ada tiga semi aktive kawah yang tergabung jadi satu grup yaitu: Lanang, Ratu dan Wadon. Gigir kawah begitu curam dan sedikit berbahaya. Didekat puncak kita temui jalan setapak menurun menuju ke lembah Surya Kencana. Kawah gunung gede sering mengeluarkan asap belerang yang menusuk hidung.
Alun-alun Suryakencana 2.750m.
Berada 11,8km/6jam jalan kaki dari gerbang Cibodas, 6,9km/3,5 jam dari gerbang Gunung Putri dan 9km/5jam dari gerbang Selabintana. Luas alun-alun sekitar 50 hektar, terletak diantara puncak Gede dan gunung Gemuruh dan merupakan tempat tumbuhnya bunga yang terkenal yaitu edelweiss jawa atau dikenal juga dengan eternal flower.
Air terjun Cibeureum Selabintana 900m
Berada 2,4km/45menit jalan kaki dari gerbang Selabintana. Tinggi air terjun 53m, membuatnya jadi air terjun yang tertinggi di Taman Nasional Gede-Pangrango.
Sawer Waterfall 1.200m
Berada 2km/20menit jalan kaki dari gerbang Situ Gunung, air terjun ini terbentuk dari aliran sungai besar dan merupakan air terjun yang mempunyai aliran air yang deras dan besar volumenya.
Camping Sites.
Ada dua tempat camping di Taman Nasional yaitu : Areal camping gunung putri dengan kapasitas 100 campers, dan Selabintana camping ground dengan kapasitas 150 campers.
Dan masih banyak lagi, silahkan anda temukan......
Untuk mencapai Cibodas dari Jakarta dapat ditempuh dengan memakai kendaraan pribadi atau bus umum dengan tujuan Bandung lewat jalur puncak dan turun di pertigaan Cibodas. Dilanjutkan dengan naik ongkot sampai ke pasar Cibodas. Disini ada kantor pusat Taman Nasional tempat pendaftaran ijin masuk. Terdapat juga toko peralatan pendakiaan yang lokasinya tidak begitu jauh dari kantor pendaftaran ijin masuk.
Gerbang Gunung Putri terletak tidak begitu jauh dari Cibodas. Bisa dicapai lewat Cipanas dan Pacet. Dari Jakarta naik bus jurusan Bandung lewat puncak dan turun di Cipanas, dilanjutkan dengan naik angkot sampai ke Gunung Putri. Disini juga ada kantor petugas Taman Nasional, dan disini juga bisa merndaftar ijin masuk.
Selain gerbang Cibodas dan Gunung Putri juga ada gerbang masuk lainnya yaitu:
- Gerbang Bedogol (Lido- Sukabumi) kira-kira 17km dari Bogor.
- Gerbang Selabintana (Sukabumi) 60 km dari Bogor dan 900 km dari Bandung.
- Gerbang Situ Gunung (SUkabumi) 15 km dari Selabintana dari arah Bogor.
PerijinanSeluruh pengunjung diharuskan untuk membeli tiket masuk Taman Nasional, ini bisa diperoleh di keempat gerbang masuk Taman Nasional. Persyaratan tambahan akan berlaku jika:
- Jika masuk Taman Nasional bukan dengan tujuan untuk ke Air Terjun, akan tetapi ke puncak, Air Panas, Kandang Badak dsb.
- Jika akan bermalam di dalam Taman Nasional.
Jam pendaftaran masuk di kantor Taman Nasional
Senin - Kamis..............07.30 - 14.30 wib
Jumat.........................07.30 - 14.30 wib
Minggu........................07.30 - 14.00 wib
Anda harus menyerahkan fotocopy KTP, Passport, dan ijin orang tua bagi yang berumur dibawah 17 tahun.
Pelayanan petunjuk dan informasi dapat didapat di Visitor Centre Cibodas.
Petugas Taman Nasional Akan memeriksa barang bawaan dan perijinan sebelum anda memasuki Taman Nasional.
Dilarang membawa binatang peliharaan memasuki Taman Nasional.
Dilarang membawa senjata api, senjata tajam (hanya satu pisau jenis multi purpose untuk satu grup di ijinkan), bahan deterjen yang akan mencemari sumber air.
Dilarang membawa radio atau peralatan elektronik yang menimbulkan suara bising, untuk walkie-talkies perlu special ijin untuk penggunaan didalam Taman Nasional.
Dilarang membuat api unggun, karena potensial menyebabkan kebakaran hutan.
Dilarang mencoret-coret pohon dan bebatuan.
Dilarang memetik bunga atau tumbuhan lainnya.
Diharuskan mengikuti jalan setapak yang sudah ada, dilarang keras memotong jalan karena akan merusak jalan setapak yang sudah ada juga akan membahayakan pendaki itu sendiri.
Dilarang membuang sampah didalam Taman Nasional, seluruh sampah dari perbekalan bawaan anda harus dibawa turun, dan kalau anda sudi dianjurkan juga untuk membawa sampah lainnya yang mungkin ada tercecer.
Dilarang keras mencemari sumber mata air, dan jika anda mandi atau membersihkan badan dilarang memakai sabun atau bahan lain yang akan menyebabkan polusi.
Harus melapor saat meninggalkan Taman Nasional kepada petugas.
PERALATAN MINIMUM YANG HARUS DIPUNYAI (untuk pendaki gunung)
Pendaki yang tidak mempunyai peralatan yang cukup, hanya akan menyebabkan dirinya membuat dirinya bermasalah.
- Peralatan minimum untuk hiking : Baju hangat/jaket, sleeping bag dan tenda/bivak jka akan berencana bermalam di gunung, pakaian anti air, senter dan perlengkapan obat-obatan.
- Bawa persediaan makanan dan minimum (bukan yang mengandung alkohol)
- Jangan mendaki sendiri, paling sedikit tiga orang untuk satu grup dan dianjurkan salah seorang dari grup mempunyai pengalaman mendaki gunung.
Tempat MenarikTempat ini selain mempunyai sejarah bagi penilitian biologis dan ekologi, juga memainkan peranan yang penting bagi wisata ecotourism. ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain mendaki gunung dan hiking, diantaranya penelitian kehidupan binatang, photogrsphy, dan camping.
Telaga Biru 1.575m
Berada 1,5km/25menit jalan kaki dari gerbang Cibodas. Nama telaga ini diambil dari warna algae yang hijau kebiruan yang menyebabkan warna hijau pada air telaga. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan yang merupakan perubahan dari sub-Montana ke Montana.
Air terjun Cibereum 1.625m
Berada 2,6km/1 jam jalan kaki dari gerbang Cibodas. Bukan hanya satu air terjun akan tetapi tiga air terjun. Berjejer dengan nama, Cikudul, Cidendeng dan Cibeureum pada tebing yang ditumbuhi oleh lumut berwarna kemerahan. Jenis lumut ini tumbuh menyebar di daerah Jawa Barat. Banyak kelelawar yang terbang berasal dari gua Lalay yang tidak begitu jauh dari lokasi air terjun.
Sungai Air Panas 2.150m
Berada 5,3km/2 janm jalan kaki dari gerbang Cibodas. Suhu dari air bisa mencapai lebih dari 75°c akan tetapi juga suhunya bisa turun selama hujan. Air panas ini mengandung kadar belerang yang lumayan tinggi. DI tempat ini kita juga bisa menemukan pondok gunung untuk beristirahat.
Puncak dan Kawah 2.958m
Ada tiga semi aktive kawah yang tergabung jadi satu grup yaitu: Lanang, Ratu dan Wadon. Gigir kawah begitu curam dan sedikit berbahaya. Didekat puncak kita temui jalan setapak menurun menuju ke lembah Surya Kencana. Kawah gunung gede sering mengeluarkan asap belerang yang menusuk hidung.
Alun-alun Suryakencana 2.750m.
Berada 11,8km/6jam jalan kaki dari gerbang Cibodas, 6,9km/3,5 jam dari gerbang Gunung Putri dan 9km/5jam dari gerbang Selabintana. Luas alun-alun sekitar 50 hektar, terletak diantara puncak Gede dan gunung Gemuruh dan merupakan tempat tumbuhnya bunga yang terkenal yaitu edelweiss jawa atau dikenal juga dengan eternal flower.
Air terjun Cibeureum Selabintana 900m
Berada 2,4km/45menit jalan kaki dari gerbang Selabintana. Tinggi air terjun 53m, membuatnya jadi air terjun yang tertinggi di Taman Nasional Gede-Pangrango.
Sawer Waterfall 1.200m
Berada 2km/20menit jalan kaki dari gerbang Situ Gunung, air terjun ini terbentuk dari aliran sungai besar dan merupakan air terjun yang mempunyai aliran air yang deras dan besar volumenya.
Camping Sites.
Ada dua tempat camping di Taman Nasional yaitu : Areal camping gunung putri dengan kapasitas 100 campers, dan Selabintana camping ground dengan kapasitas 150 campers.
Dan masih banyak lagi, silahkan anda temukan......
Gunung Ganda Dewata 3037 m dpl
Gunung yang terletak dibawah pengawasan administratif tiga kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Kalumpang di propinsi Sulawesi Selatan. Puncak gunung ini juga merupakan puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu pegunungan Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung ini, yang dikarenakan lokasinya yang cukup remote dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan gunung ini jarang sekali didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dengan gunung lainnya. Kondisi hutan yang masih asli, fauna asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa dan burung Rangkong. Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.
Akses TransportasiGunung ini bisa dicapai dari Mamasa, untuk mencapainya sbb:
Makasar (terminal luar kota) - Mamasa......Menumpang bus 3/4 +/- Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante Pongko (desa terakhir) ....Menumpang Ojeg +/- 15.000/orang
Alternatif lainnya untuk menuju Mamasa:
Makasar - Panikang
Panaikang - Polewali
Polewali - Mamasa
Rute PendakianAda 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).
Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.
Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.
Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.
PerijinanUntuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup jika diperlukan nantinya.
Akses TransportasiGunung ini bisa dicapai dari Mamasa, untuk mencapainya sbb:
Makasar (terminal luar kota) - Mamasa......Menumpang bus 3/4 +/- Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante Pongko (desa terakhir) ....Menumpang Ojeg +/- 15.000/orang
Alternatif lainnya untuk menuju Mamasa:
Makasar - Panikang
Panaikang - Polewali
Polewali - Mamasa
Rute PendakianAda 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).
Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.
Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.
Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.
PerijinanUntuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup jika diperlukan nantinya.
Gunung Dempo 3159m dpl
Gunung ini terletak di perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumatera Selatan ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, untuk mencapai Pagar Alam lebih mudah lewat Palembang. Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar. Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di daerah pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo yaitu Kampung Empat, yang dapat memakan waktu lebih dari 30 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau. Anda bisa menambah persediaan supply logistik pendakian di kota Pagar Alam tapi jarang ada warung di daerah rumah Pak Anton, sedangkan di Kampung Empat hanya ada satuwarung kecil dan itupun tidak lengkap. Gunung ini bisa didaki dalam dua hari satu malam akan tetapi akan cukup menguras tenaga sebaik mendaki gunung dengan bermalam dua malam digunung ini dan mendirikan tenda di Pos II dan di Pelataran, sehingga bisa lebih menikmati keindahan alam Gunung Dempo. Akses TransportasiDari Palembang menuju Pagar Alam bisa ditempuh dengan memakai jasa transportasi Bus atau Travel. Saat ini dari Palembang menuju Pagar Alam satu-satunya perusahaan travel yang untuk trayek ini adalah Telaga Biru Travel yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Palembang telepon: 0711-357576 dan untuk perwakilan di Pagar Alam telponnya 0730-621592. Jadwal keberangkatan travel ini adalah setiap jam delapan pagi dan jam 5 sore. Tarif per orangnya adalah Rp.70.000,- dan biasanya jika sampai di Pagar Alam malam hari maka akan dianter hingga rumah kuncen gunung ini yaitu Pak Anton asalkan diberitahukan terlebih dahulu. Kemudian dari Pagar Alam menuju Kampung Empat bisa mencarter mobil untuk mendapatkan mobil carteran bisa meminta bantuan Pak Anton. Ada alternatif lain untuk mencapai Kampung Empat yaitu dengan menumpang truk yang berangkat setiap harinya jam lima pagi, truk ini biasanya menjemput anak sekolah di Kampung Empat. Untuk transportasi balik dari Kampung Empat menuju Pagar Alam anda bisa janjian lagi dengan mobil yang anda carter dari Pagar Alam untuk menjemput anda di Kampung Empat, atau bisa menumpang truk yang mengatarkan anak-anak sekolah akan tetapi anda harus sudah sampai di kampung empat pada jam 3 sore, karena truk ini turun kembali ke Pagar Alam dari Kampung Empat pada jam empat atau lima sore. Untuk Akomodasi dirumah Pak Anton ada sebuah pondok pendaki yang biasa digunakan untuk menginap. Selain mobil travel juga bisa naik Bus Telaga Biru atau Dharma Karya dari Palembang menuju Pagar alam dengan Harga tiket Rp.30.000,- jika menaiki mobil yang berangkatnya pagi maka sampai di Pagar Alam sore harinya dan turun di terminal Pagar Alam kemudian dilanjutkan dengan naik angkot menuju rumah pak Anton dengan ongkos Rp.3.000,-
Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.
Rute PendakianKampung Empat (kebon teh) 1691m dpl
S 4° 02’44.6” E 103°09’03.9”
Entry point menuju pintu rimba ada di kebun teh yang terletak sedikit berjarak dari Kampung Empat. Ada beberapa titik yang bisa dijadikan sebagi entri point seperti yang terlihat pada gambar ini kami merekomendasikan titk karena mudah dikenali dengan adanya sebuah pohon yang ada plang nama club pecinta alam. Dari sini naik menapaki jalan setapak kearah kiri lalu lurus keatas membelah kebun teh. Dari entry point ini menuju pintu rimba butuh waktu kurang lebih 20 menit.
Pintu Rimbo (Pintu Rimba) 1818m dpl
S 4°02’32.7” E 103°08’56.3”
Persis berada di ujung kebun teh sebagai penanda ada plang yang bertuliskan pintu rimba dari sini jalan setapak memasuki kawasan hutan, keadaan jalan setapak kecil dan sempit dikiri kanan banyak semak-semak dan terkadang terdapat semak berduri, kemudian jalan setapak menjadi agak lebar dan dipenuhi oleh akar-akar pohon saat semakin memasuki hutan. Jalan setapaknya jelas sekali. Jarak tempuh dari pinta Rimba menuju Pos I kurang lebih dua setengah hingga tiga jam.
Pos I. 2165m dpl
S 4°02’08.0” E 103°08’33.9”
Pos satu ini cukup luas mampu menampung lima sampai enam tenda akan tetapi di sini tidak ada sumber air. Biasa pos ini hanya dipakai untuk istirahat sejenak. Jalur setapak dari pos ini menuju Pos II cukup jauh sekitar tiga hingga tiga setengah jam, dengan kondisi jalan setapak yang cukup curam, curam disini maksudnya adalah jalan setapak yang undakan tanjakannya cukup tinggi terkadang melebihi tinggi orang dewasa dan banyak sekali akar-akar pohon yang melintang sehingga terkadang harus memanjat untuk bisa melewatinya. Dengan keadaan jalur seperti ini sehingga menambah lama waktu tempuh hingga ke pos II. Dan dipertengahan antara jalur Pos I ke Pos II terdapat tanjakan yang tajam yang disebut dengan Tanjakan Dinding Lemari, harus berhati-hati sat melewati tanjakan dinding lemari ini selain licin juga sebelah kanan jalan curam dan cukup tinggi sekitar empat meter. Jalan setapaknya mudah dikenali dan lebar sedangkan hutannya cuup rapat.
Pos II. 2632m dpl
S 4°01’43.7” E 103°08’10.3”
Pos dua ini terletak pada ketinggian 2632m dpl dan cukup lebar, ada beberapa lokasi untuk mendirikan tenda, di lokasi ini terdapat sumber air berjarak seratus meter dan terletak disisi kiri bawah dari lokasi pos ini. Airnya cukup besar berupa air ternjun kecil. Pos II ini bisa dijadikan lokasi camp. Dari pos dua ini jalur pendakian semakin curam dan tak lama kemudian kita akan memasuki daerah cadas, tumbuhan di daerah cadas ini sudah mulai pendek-pendek dengan ciri vegetasi puncak. Dari lokasi cadas kita bisa mengedarkan pandangan kebawah dan akan terlihat hamparan bukit barsan serta perkebunan teh milik PTPN III. Jalur semakin curam dan akhir dari tanjakan ini adalah puncak II dempo yang dikenal juga dengan Puncak Dempo 3064m dpl. Waktu tempuh dari Pos II hingga kepuncak Dempo kurang lebih satu hingga satu setengah jam.
Puncak Dempo. 3064m dpl
S 4°01’23.1” E 103°07’53.1”
Puncak Dempo ini bukanlan puncak utama dempo, sedangkan puncak utama Dempo bernama Puncak Marapi. Dipuncak Dempo ini tertutup oleh pohon-pohon, namun dari puncak ini kita sudah bisa melihat puncak Marapi dan alun-alun Dempo yang dikenal oleh pendaki setempat dengan sebutan “Pelataran”. Puncak Dempo tidak begitu luas, sekitar lima kali lima meter dan dipenuhi oleh pohon-pohon.
Pelataran. 2998m dpl
S 4°01’19.7” E 103°07’46.1”
Dari puncak Dempo kemudian jalan setapaknya turun kearah Pelataran hanya butuh 15 menit untuk turun sampai ke Pelataran, di lokasi yang luas ini sumber air bersih banyak tersedia. Banyak pendaki yang menjadikan lokasi ini untuk mendirikan tenda sebelum mendaki kepuncak utama. Jalur pendakian dari pelataran menuju puncak tidak begitu jauh dengan medan terbuka dan berbatu-batu. Sekitar tiga puluh menit mendaki tanjakan tersebut kita akan sampai di bibir kawah. Dari bibir kawah puncak berada disebelah kanan berjarak sekitar lima menit jalan kaki.
Puncak Marapi. 3088m dpl
S 4°00’55.4” E 103°07’40.3”
Puncak Marapi ini tidak ada tiang trianggulasi sepertinya sudah roboh, hanya ada bekas-bekasnya saja, terdapat sebuah stasiun relay kecil pengirim data milik Badan Vulkanologi. Dari puncak ini kita bisa memandah lepas kearah kawah gunung Dempo yang berisi air berwarna putih kehijauan. Ada kalanya warna air kawah ini berubah jadi putih pekat atau hijau pekat. Dibagian yang berlawanan tampak hamparan bukit barisan dan dan kota Pagar Alam. Indah sekali pemandangan dari puncak tertinggi bumi Sriwijaya ini.
PerijinanPerijinan tidaklah terlalu berbelit-belit, di rumah Pak Anton kita bisa mengisi buku tamu dengan menuliskan jumlah anggota, dan lama pendakian. Setelah itu kita juga harus melapor ke kantor vulkanologi yang letaknya tidak jauh dari rumah pak Anton. Dikantor ini kita juga bisa mendapat info tekini mengenai keadan gunung Dempo.
Tempat MenarikTempat menarik di gunung ini memang tidak banyak hanya pelataran dan jika musim edelweiss di pelataran ini bisa ditemukan bunga abadi tersebut. Selain itu kebun teh yang terdapat di kaki gunung ini juga mempunyai pemandangan yang menarik dan menyejukan mata. Sedangkan kawah gunung Dempo berupa genangan air yang berwarna terkadang putih pekat atau terkadang hijau pekat dan bahkan terkadang putih kehijauan.
Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.
Rute PendakianKampung Empat (kebon teh) 1691m dpl
S 4° 02’44.6” E 103°09’03.9”
Entry point menuju pintu rimba ada di kebun teh yang terletak sedikit berjarak dari Kampung Empat. Ada beberapa titik yang bisa dijadikan sebagi entri point seperti yang terlihat pada gambar ini kami merekomendasikan titk karena mudah dikenali dengan adanya sebuah pohon yang ada plang nama club pecinta alam. Dari sini naik menapaki jalan setapak kearah kiri lalu lurus keatas membelah kebun teh. Dari entry point ini menuju pintu rimba butuh waktu kurang lebih 20 menit.
Pintu Rimbo (Pintu Rimba) 1818m dpl
S 4°02’32.7” E 103°08’56.3”
Persis berada di ujung kebun teh sebagai penanda ada plang yang bertuliskan pintu rimba dari sini jalan setapak memasuki kawasan hutan, keadaan jalan setapak kecil dan sempit dikiri kanan banyak semak-semak dan terkadang terdapat semak berduri, kemudian jalan setapak menjadi agak lebar dan dipenuhi oleh akar-akar pohon saat semakin memasuki hutan. Jalan setapaknya jelas sekali. Jarak tempuh dari pinta Rimba menuju Pos I kurang lebih dua setengah hingga tiga jam.
Pos I. 2165m dpl
S 4°02’08.0” E 103°08’33.9”
Pos satu ini cukup luas mampu menampung lima sampai enam tenda akan tetapi di sini tidak ada sumber air. Biasa pos ini hanya dipakai untuk istirahat sejenak. Jalur setapak dari pos ini menuju Pos II cukup jauh sekitar tiga hingga tiga setengah jam, dengan kondisi jalan setapak yang cukup curam, curam disini maksudnya adalah jalan setapak yang undakan tanjakannya cukup tinggi terkadang melebihi tinggi orang dewasa dan banyak sekali akar-akar pohon yang melintang sehingga terkadang harus memanjat untuk bisa melewatinya. Dengan keadaan jalur seperti ini sehingga menambah lama waktu tempuh hingga ke pos II. Dan dipertengahan antara jalur Pos I ke Pos II terdapat tanjakan yang tajam yang disebut dengan Tanjakan Dinding Lemari, harus berhati-hati sat melewati tanjakan dinding lemari ini selain licin juga sebelah kanan jalan curam dan cukup tinggi sekitar empat meter. Jalan setapaknya mudah dikenali dan lebar sedangkan hutannya cuup rapat.
Pos II. 2632m dpl
S 4°01’43.7” E 103°08’10.3”
Pos dua ini terletak pada ketinggian 2632m dpl dan cukup lebar, ada beberapa lokasi untuk mendirikan tenda, di lokasi ini terdapat sumber air berjarak seratus meter dan terletak disisi kiri bawah dari lokasi pos ini. Airnya cukup besar berupa air ternjun kecil. Pos II ini bisa dijadikan lokasi camp. Dari pos dua ini jalur pendakian semakin curam dan tak lama kemudian kita akan memasuki daerah cadas, tumbuhan di daerah cadas ini sudah mulai pendek-pendek dengan ciri vegetasi puncak. Dari lokasi cadas kita bisa mengedarkan pandangan kebawah dan akan terlihat hamparan bukit barsan serta perkebunan teh milik PTPN III. Jalur semakin curam dan akhir dari tanjakan ini adalah puncak II dempo yang dikenal juga dengan Puncak Dempo 3064m dpl. Waktu tempuh dari Pos II hingga kepuncak Dempo kurang lebih satu hingga satu setengah jam.
Puncak Dempo. 3064m dpl
S 4°01’23.1” E 103°07’53.1”
Puncak Dempo ini bukanlan puncak utama dempo, sedangkan puncak utama Dempo bernama Puncak Marapi. Dipuncak Dempo ini tertutup oleh pohon-pohon, namun dari puncak ini kita sudah bisa melihat puncak Marapi dan alun-alun Dempo yang dikenal oleh pendaki setempat dengan sebutan “Pelataran”. Puncak Dempo tidak begitu luas, sekitar lima kali lima meter dan dipenuhi oleh pohon-pohon.
Pelataran. 2998m dpl
S 4°01’19.7” E 103°07’46.1”
Dari puncak Dempo kemudian jalan setapaknya turun kearah Pelataran hanya butuh 15 menit untuk turun sampai ke Pelataran, di lokasi yang luas ini sumber air bersih banyak tersedia. Banyak pendaki yang menjadikan lokasi ini untuk mendirikan tenda sebelum mendaki kepuncak utama. Jalur pendakian dari pelataran menuju puncak tidak begitu jauh dengan medan terbuka dan berbatu-batu. Sekitar tiga puluh menit mendaki tanjakan tersebut kita akan sampai di bibir kawah. Dari bibir kawah puncak berada disebelah kanan berjarak sekitar lima menit jalan kaki.
Puncak Marapi. 3088m dpl
S 4°00’55.4” E 103°07’40.3”
Puncak Marapi ini tidak ada tiang trianggulasi sepertinya sudah roboh, hanya ada bekas-bekasnya saja, terdapat sebuah stasiun relay kecil pengirim data milik Badan Vulkanologi. Dari puncak ini kita bisa memandah lepas kearah kawah gunung Dempo yang berisi air berwarna putih kehijauan. Ada kalanya warna air kawah ini berubah jadi putih pekat atau hijau pekat. Dibagian yang berlawanan tampak hamparan bukit barisan dan dan kota Pagar Alam. Indah sekali pemandangan dari puncak tertinggi bumi Sriwijaya ini.
PerijinanPerijinan tidaklah terlalu berbelit-belit, di rumah Pak Anton kita bisa mengisi buku tamu dengan menuliskan jumlah anggota, dan lama pendakian. Setelah itu kita juga harus melapor ke kantor vulkanologi yang letaknya tidak jauh dari rumah pak Anton. Dikantor ini kita juga bisa mendapat info tekini mengenai keadan gunung Dempo.
Tempat MenarikTempat menarik di gunung ini memang tidak banyak hanya pelataran dan jika musim edelweiss di pelataran ini bisa ditemukan bunga abadi tersebut. Selain itu kebun teh yang terdapat di kaki gunung ini juga mempunyai pemandangan yang menarik dan menyejukan mata. Sedangkan kawah gunung Dempo berupa genangan air yang berwarna terkadang putih pekat atau terkadang hijau pekat dan bahkan terkadang putih kehijauan.
Gunung Cikuray 2821m dpl
Gunung Cikurai berada di wilayah kabupaten Garut Jawa barat dengan ketinggian 2813m dpl, gunung yang kelihatan jelas berdiri menjulang dari terminal bus Guntur Garut ini merupakan juga gunung ke empat tertinggi di Jawa barat. Posisi geografisnya terletak pada 07° 19' 25" LS dan 107° 51' 40" BT. Gunung yang medan pendakiannya mirip dengan saudara tertingginya Ceremai ini yaitu, tanjakan terjal dan tidak ditemukannya sumber air dari mulai start pendakian hingga puncak. Pendakian dimulai dari stasiun relay TV di kecamatan Cilawu. Biasanya pendaki akan mengisi perbekalan airnya dengan memintanya di stasiun relay ini. Puncak gunung ini bisa dicapai dari dua titik yaitu Cikajang dan Cilawu. Tapi pada saat ini jalur yang lebih sering dipakai adalah jalur dari Cilawu, karena jalur dari Cikajang sudah tidak begitu jelas dan sering menyesatkan. Rute PendakianJalur akses umum yang biasanya dipakai adalah dari Desa Dayeuhmanggung kecamatan Cilawu Garut. Dari terminal bus Guntur Garut dilanjutkan dengan menumpang angkot (sejenis KWK) nomer 06 dengan trayek Garut - Cilawu, mobil ini menunggu penumpangnya dibelakang terminal didekat pasar. Kemudian turun di Patrol, perlu diperhatikan disepanjang jalur angkot ini ada dua tempat bernama Patrol. Katakan saja pada supirnya Patrol yang dituju adalah yang akan menuju ke perkebunan teh Dayeuhmanggung, sewa angkot Rp. 2.500,- per orang kemudian perjalanan dilanjutkan dari Patrol menuju titik awal pendakian di pemancar relay TV dengan menumpang ojek motor. Tarifnya Rp.15.000,- per orang. dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit bisa juga ditempuh dengan jalan kaki akan memakan waktu 2-3 jam. Di jalur trek nya sendiri tidak ditemukan shelter akan tetapi ada beberapa tempat yang bisa dijadikan sebagai camp area highcamp memilih ada tiga tempat yang cukup besar.
Patrol - Stasiun Relay TV
Patrol terletak diantara Garut dan Cilawu tepatnya pada 07° 18' 43" LS dan 107° 55' 58" BT. Turun dari angkot, terdapat pangkalan ojek dan diseberang jalan terdapat jalan beraspal menanjak menuju Pt. Perkebunan Nusantara VII Desa Dayeuhmanggung. Jika memilih untuk berjalan kaki maka perlu minta ijin saat melewati perkebunan di Pos satpam yang berada di pintu masuk wilayah perkebunan. Kondisi jalan saat lepas dari perkebunan tidak beraspal, baru setelah mendekati daerah stasiun relay TV kembali ditemukan jalan beraspal.
Stasiun Relay TV
Di daerah ini terdapat stasiun relay RCTI, SCTV, TPI dan TVRI. Daerah ini juga sering dijadikan daerah transit bermalam bagi pendaki, tapi jarang petugas yang mengijinkan pendaki untuk menginap di stasiun. Kebayakan pendaki mendirikan tenda diluar areal stasiun. Air bersih dapat diminta pada petugas stasiun relay. Jalur awal pendakian sendiri berada di sebelah kiri kita jika menghadap kearah stasiun. Tempat ini berada pada ketinggian 1460m dpl dan pada posisi 07° 18' 279" LS dan 107° 52' 92" BT.
Jalur Awal - Camp Area 01
Awal dari jalur pendakian berupa jalan setapak membelah kebun teh, setelah melewatinya kita akan samapai pada bukit ilalang disini ada jalan bercabang ke kiri ke ladang petani yang juga terhubung dengan jalur lama yang tidak dipakai lagi. Jalur yang benar menapaki punggungan hingga terus masuk kedalam hutan. Dari pintu hutan jalan terus menanjak, hutannya semakin keatas semakin rapat. Tidak terdapat air sama sekali sepanjang rute ini.
Camp area 01 - Camp area 02
Camp area satu ini berada di ketinggian 2037m dpl, dan berada pada posisi 07° 19' 15" LS dan 107° 52' 46" , diarea ini bisa memuat dua tenda. Dari area ini jalan setapak terus menanjak curam dan hutannya pun semakin rapat. Jalan setapaknya jelas dan memang ada beberapa jalan bercabang akan tetapi masih bisa dibedakan dengan jalan setapak utama. Seperti halnya jalur sebelumnya pada jalur ini pun tidak dijumpai adanya sumber air.
Camp area 02 - Camp area 03
Camp area ini terletak pada sisi kiri jalan setapak saat mendaki, pada posisi 07° 19' 15" LS dan 107° 52' 46" BT dan dengan ketinggian 2271m dpl. Jalr pendakian sama seperti sebelumnya yaitu curam dan sesekali melipir punggunan. Pada area ini juga tidak terdapat sumber air. Camp area ini bisa menampung tiga tenda. Dari sini ingga camp area 03, jalan setapak tidak selalu menanjak tajam bahkan ada yang datar melipiri pungungan.
Camp area 03 - Puncak
Camp area 03 ini cukup luas dan terbuka, bisa buat mendirikan 4-5 tenda. Sama seperti halnya camp area yang lain disini juga tidak ditemukan sumber air. Tempat ini berketinggian 2539m dpl, dan berada pada posisi 07° 19' 32" LS dan 107° 51' 98" BT.
Puncak 2813m dpl
Puncak Cikurai terdapat sebuah menara dan sebuah shelter permanen tanpa pintu, dari puncak kita bisa melihat jelas kota Garut dan juga disebelah timur tampak berdiri Gunung Satria, serta juga perkebunan teh Dayeuhmanggung. Diarah lain tampak juga gunung Papandadayan dan pegunungan lainnya yang terhapar menyajikan pemandangan yang indah sekali. Dipuncaknya sendiri terdapat areal yang cukup luas untuk mendirikan tenda.
PerijinanGunung Cikurai tidak memerlukan ijin untuk mendakianya. Jika memutuskan untuk berjalan kaki dari Patrol, maka saat melintasi wilayah perkerbunan teh, saat itu saja harus minta ijin Satpam perkebunan dan bisa juga sekalian memberitahukan rencana pendakian. Agar jika terjadi sesuatu, ada informasi jelas tentang keberadaan anda di Cikurai.
Tempat MenarikWilayah gunung Cikurai ini tidak begitu banyak tempat menarik yang bisa kita jumpai, selain perkebunan teh Dayeuhmanggung, keadaaan hutannya dan pemandangan dari puncaknya.
Patrol - Stasiun Relay TV
Patrol terletak diantara Garut dan Cilawu tepatnya pada 07° 18' 43" LS dan 107° 55' 58" BT. Turun dari angkot, terdapat pangkalan ojek dan diseberang jalan terdapat jalan beraspal menanjak menuju Pt. Perkebunan Nusantara VII Desa Dayeuhmanggung. Jika memilih untuk berjalan kaki maka perlu minta ijin saat melewati perkebunan di Pos satpam yang berada di pintu masuk wilayah perkebunan. Kondisi jalan saat lepas dari perkebunan tidak beraspal, baru setelah mendekati daerah stasiun relay TV kembali ditemukan jalan beraspal.
Stasiun Relay TV
Di daerah ini terdapat stasiun relay RCTI, SCTV, TPI dan TVRI. Daerah ini juga sering dijadikan daerah transit bermalam bagi pendaki, tapi jarang petugas yang mengijinkan pendaki untuk menginap di stasiun. Kebayakan pendaki mendirikan tenda diluar areal stasiun. Air bersih dapat diminta pada petugas stasiun relay. Jalur awal pendakian sendiri berada di sebelah kiri kita jika menghadap kearah stasiun. Tempat ini berada pada ketinggian 1460m dpl dan pada posisi 07° 18' 279" LS dan 107° 52' 92" BT.
Jalur Awal - Camp Area 01
Awal dari jalur pendakian berupa jalan setapak membelah kebun teh, setelah melewatinya kita akan samapai pada bukit ilalang disini ada jalan bercabang ke kiri ke ladang petani yang juga terhubung dengan jalur lama yang tidak dipakai lagi. Jalur yang benar menapaki punggungan hingga terus masuk kedalam hutan. Dari pintu hutan jalan terus menanjak, hutannya semakin keatas semakin rapat. Tidak terdapat air sama sekali sepanjang rute ini.
Camp area 01 - Camp area 02
Camp area satu ini berada di ketinggian 2037m dpl, dan berada pada posisi 07° 19' 15" LS dan 107° 52' 46" , diarea ini bisa memuat dua tenda. Dari area ini jalan setapak terus menanjak curam dan hutannya pun semakin rapat. Jalan setapaknya jelas dan memang ada beberapa jalan bercabang akan tetapi masih bisa dibedakan dengan jalan setapak utama. Seperti halnya jalur sebelumnya pada jalur ini pun tidak dijumpai adanya sumber air.
Camp area 02 - Camp area 03
Camp area ini terletak pada sisi kiri jalan setapak saat mendaki, pada posisi 07° 19' 15" LS dan 107° 52' 46" BT dan dengan ketinggian 2271m dpl. Jalr pendakian sama seperti sebelumnya yaitu curam dan sesekali melipir punggunan. Pada area ini juga tidak terdapat sumber air. Camp area ini bisa menampung tiga tenda. Dari sini ingga camp area 03, jalan setapak tidak selalu menanjak tajam bahkan ada yang datar melipiri pungungan.
Camp area 03 - Puncak
Camp area 03 ini cukup luas dan terbuka, bisa buat mendirikan 4-5 tenda. Sama seperti halnya camp area yang lain disini juga tidak ditemukan sumber air. Tempat ini berketinggian 2539m dpl, dan berada pada posisi 07° 19' 32" LS dan 107° 51' 98" BT.
Puncak 2813m dpl
Puncak Cikurai terdapat sebuah menara dan sebuah shelter permanen tanpa pintu, dari puncak kita bisa melihat jelas kota Garut dan juga disebelah timur tampak berdiri Gunung Satria, serta juga perkebunan teh Dayeuhmanggung. Diarah lain tampak juga gunung Papandadayan dan pegunungan lainnya yang terhapar menyajikan pemandangan yang indah sekali. Dipuncaknya sendiri terdapat areal yang cukup luas untuk mendirikan tenda.
PerijinanGunung Cikurai tidak memerlukan ijin untuk mendakianya. Jika memutuskan untuk berjalan kaki dari Patrol, maka saat melintasi wilayah perkerbunan teh, saat itu saja harus minta ijin Satpam perkebunan dan bisa juga sekalian memberitahukan rencana pendakian. Agar jika terjadi sesuatu, ada informasi jelas tentang keberadaan anda di Cikurai.
Tempat MenarikWilayah gunung Cikurai ini tidak begitu banyak tempat menarik yang bisa kita jumpai, selain perkebunan teh Dayeuhmanggung, keadaaan hutannya dan pemandangan dari puncaknya.
Gunung Agung 3142m dpl
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung ini terletak di kecamatan Rendang Kab.Karangasem - Bali. Gunung Agung adalah gunung berapi tipe strato, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang terkadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak dengan kerucut runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan. Pagi hari udara masih bersih sehingga kita dapat memandang gunung-gunung lainnya di pulau bali, menjelang siang badan dan puncak Gunung Agung diselimuti awan sepanjang hari. Rute PendakianPendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu :
-Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
-Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
-Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.
JALUR PURA BESAKIH
Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks pura Besakih yang terkenal , kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan disepanjang perjalanan. Disepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak. Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana.
Perjalanan diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan. Melewati kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.
Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot. Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki. Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng yang sangat terjal. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah gunung Agung sebelah tenggara.
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang. Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.
Kawah gunung agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah. Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat ( sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain.
PerinjinanTidak terdapat pos khusus untuk para pendaki, namun pendaki wajib melaporkan diri di kantor polisi di pintu gerbang Pura Besakih. Untuk kelengkapan surat-surat sebaiknya siapkan surat jalan dari sekolah/kampus atau RT/RW. Tidak dikenakan biaya administrasi tetapi sebaiknya kita memberi secara suka rela. Kita dapat juga bermalam di pos polisi ini jika kemalaman pada saat turun gunung. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari petugas (polisi) tentang gunung, kecuali catatan kecelakaan yang terjadi di Gunung. Bila hendak menyewa ranger (guide) biayanya berkisar Rp.400.000,- Dari para guide lokal inilah informasi tentang gunung baru bisa diperoleh.
Agar selamat sebaiknya pendaki singgah di pura untuk berdoa, pantangan bagi pendaki agar tidak membawa daging sapi dalam bentuk apapun. Pada saat ada upacara besar biasanya pendaki dilarang naik karena menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat setempat biasanya sering terjadi kecelakaan pada saat ada upacara besar. Pendakian menuju puncak gunung agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, ke beradaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji. Selain itu pantangan lain untuk mendaki gunung ini adalah, membawa makanan yang berasal dari daging sapi, atau barang dan peralatan yang terbuat dari kulit sapi. Dilarang membawa perhiasan yang terbuat dari emas. Bagi perempuan yang sedang datang bulan dilarang keras untuk mendaki. Gunung ini tidak tertutup bagi orang asing.
-Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
-Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
-Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.
JALUR PURA BESAKIH
Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks pura Besakih yang terkenal , kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan disepanjang perjalanan. Disepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak. Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana.
Perjalanan diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan. Melewati kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.
Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot. Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki. Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng yang sangat terjal. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah gunung Agung sebelah tenggara.
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang. Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.
Kawah gunung agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah. Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat ( sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain.
PerinjinanTidak terdapat pos khusus untuk para pendaki, namun pendaki wajib melaporkan diri di kantor polisi di pintu gerbang Pura Besakih. Untuk kelengkapan surat-surat sebaiknya siapkan surat jalan dari sekolah/kampus atau RT/RW. Tidak dikenakan biaya administrasi tetapi sebaiknya kita memberi secara suka rela. Kita dapat juga bermalam di pos polisi ini jika kemalaman pada saat turun gunung. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari petugas (polisi) tentang gunung, kecuali catatan kecelakaan yang terjadi di Gunung. Bila hendak menyewa ranger (guide) biayanya berkisar Rp.400.000,- Dari para guide lokal inilah informasi tentang gunung baru bisa diperoleh.
Agar selamat sebaiknya pendaki singgah di pura untuk berdoa, pantangan bagi pendaki agar tidak membawa daging sapi dalam bentuk apapun. Pada saat ada upacara besar biasanya pendaki dilarang naik karena menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat setempat biasanya sering terjadi kecelakaan pada saat ada upacara besar. Pendakian menuju puncak gunung agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, ke beradaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji. Selain itu pantangan lain untuk mendaki gunung ini adalah, membawa makanan yang berasal dari daging sapi, atau barang dan peralatan yang terbuat dari kulit sapi. Dilarang membawa perhiasan yang terbuat dari emas. Bagi perempuan yang sedang datang bulan dilarang keras untuk mendaki. Gunung ini tidak tertutup bagi orang asing.
Gunung Argopuro 3088m dpl
Gunung Argopuro terkenal dengan kesan misterinya. Tidak seperti gunung lainnya, sewaktu mendaki gunung ini kita akan dihadapkan dengan jalan setapak yang membentang dari pinggang pegunungan yang satu kepegunungan yang lain, pendaki tidak akan segera melihat puncak Gunung Argopuro (pucak utama) dan Puncak Rengganis (puncak yang palin gpopular didatangi para pendaki). Gunung Argopuro dikelilingi oleh pegunungan dataran tinggi. Mendaki gunung ini perlu kekuatan fisik serta mental yang baik, karena kondisi medan yang berupa savana yang terbentang menguji kesabaran serta fisik setiap pendaki.Akan tetapi jika anda beruntung, anda bisa betemu dengan burung merak yang lumayan banyak populasinya di gunung ini. dan mengenai persediaan air, tidak perlu takut karena banyak terdapat sumber air.
Akses Transportasi
Gunung yang terletak di Jawa Timur ini tidaklah terlalu sukar untuk akses transportasinya. Kota yang terdekat dengan gunung ini adalah Probolinggo dan untuk mencapai kota tersebut dari kota Surabaya bisa pakai bus ataupun kereta api Mutiara Timur yang ke Banyuwangi dan kemudian turun di Probolinggo. Berikut adalah rincian transportasi ke dan dari gunung tersebut. Transportasi menuju bermi bisa dengan menggunakan bus yang biasanya mangkal di samping Hotel "BROMO" Probolinggo. Jadwal keberangkatannya hanya dua kali dalam sehari. Bisa juga naik bus jurusan Situbondo atau Besuki dari termina bus Probolinggo dan turun ditengah perjalanan, tepatnya dipertigaan atau mesjid Pajarakan. Kemudian berganti kendaraan angkutan desa yang mangkal dipertigaan, dengan rute Pajarakan - Bremi. Bila ingin menginap dulu di Bremi sebelum mendaki bisa menggunakan villa (penginapan Rengganis) berbentuk bangunan Belanda (bangunan lamanya) yang tidak jauh dari pos polisi.DARI ATAU MENUJU BERMI
Dengan Bus AC Surabaya - Probolinggo............................................................... Rp. 15.000
Atau dengan Kereta kelas bisnis Mutiara Timur, Surabaya - Probolinggo.......................... Rp. 20.000
Kereta ini berangkat dari stasiun Gubeng Surabaya dua kali sehari, pagi jam 9.10 dan siang jam 01.00
Jika andadari jakarta lebih mudah bagi anda jika anda naik kereta dari Jakarta menuju stasiun Gubeng. Contoh kereta BIMA sampai Gubeng sekitar jam 06.30 pagi jadi anda masih punya waktu banyak untuk istirahat.
Naik angkot yang kejurusan Dringu dari stasiun Probolinggo dan turun di Terminal Lama (Pool Bus AKAS).............................. Rp. 1.500,-
Dengan Mini bus AKAS dari Probolinggo - Bermi.................................................... Rp.10.000
DARI ATAU MENUJU BADERAN
Dengan BUS AC dari Surabaya - Pasar Besuki...................................................... Rp. 25.000
Atau dengan Kereta bisnis Mutirara Timur, Surabaya - Probolinggo......................... Rp. 20.000
kemudian dilanjutkan naik angkot dari stasiun Probolinggo ke Terminal................. Rp. 2.000
Kemudian naik bus jurusan Besuki..................................................................... Rp. 10.000
Dari besuki dilanjutkan dengan angkot ke Baderan.............................................. Rp. 5.000
Info tambahan lainnya:
Sewa satu kamar per malam nya di Penginapan Rengganis di desa Bermi Rp.20.000 kamar ini kapasitas untuk 4 orang.
Untuk sewa porter per hari........... Rp.40.000 - Rp.50.000
Rute PendakianJALUR PENDAKIAN DARI ARAH BARAT
BERMI - TAMAN HIDUP
Jalur pendakian dari Bermi dimulai saat keluar dari Penginapan Rengganis kekiri turun mengikuti jalan dan kemudian belok kekanan dan nantinya akan melewati Ponsok Pendaki, hanya sayangnya kondisinya tidak begitu terawat dan tampak kotor. Jalur normal ini sekarang jarang ditempuh oleh para pendaki lokal karena jalurnya sudah semakin curam. Ada jalur alternatif yang lebih enak untuk dilewati yaitu dari penginapan belok kanan mengikuti jalan dan kemudian berbelok kearah kiri memasuki ladang penduduk yang banyak ditumbuhi oleh pohon jati (waypoint: 07º 58’ 14.5” LS 113º 29’ 44.9” 1046m dpl). Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, akan sampai dilokasi perkemahan dekat dengan Danau Taman Hidup. melewati perkebunan kopi, damar dan kemudian memasuki hutan tropis, dari sini kita akan sampai dipuncak bukit. Turun beberapa menit dari puncak bukit, jalan bercabang, yang kiri akan menuju ke puncak Rengganis, dan jalur lurus yang menurun menuju ke lokasi kemah Danau Taman Hidup. Sebaiknya bermalam di sini karena sumber air yang berikut yaitu AENG KENIK sangat jauh.
TAMAN HIDUP - AENG KENEK
Pendakaian sebaiknya dimulai sepagi mungkin karena jalur pendakian dari Taman Hidup hingga Cisentor adalah jalur trek yang terpanjang di gunung ini. Siapkan juga perbekalan air yang cukup untuk diperjalan. Jalur trek yang panjang, melingkari punggungan dan juga turun naik punggungan cukup menguras tenaga. Setelah melewati sebuah kalimati yang terletak diatara dua punggungan diatas punggungan ini ada pos "Cemara Lima" (waypoint: 07º 58’ 37.4” LS 113º 33’ 22.9” 2456m dpl). Pos ini hanya berupa sebuah permungkaan yang sedikit landai tanpa pondokan. didepan persis kita bisa melihat puncak bukit Cemara Lima. Dari Taman Hidup ke Aeng Kenek memakan waktu 6 jam (potong istirahat makan siang 1 jam). Di Aeng Kenek ini ada sungai kecil yang mengalir (Aeng Kenek artinya air kecil). Dan juga disini kita bisa mendirikan tenda karena ada tempat yang cukup luas bisa menampung 4 tenda untuk tenda kapasitas 3 orang.AENG KENEK - CISENTOR
Kemudian setelah lewat dari Aeng Kenek jalan setapak akan melewati medan yang melingkar dan naik turun serta terus memasuki hutan cemara dan tak lama kemudian kita akan bertemu dengan padang rumput Rumput pertama di jalur Bermi ini. Tiba di Sicentot dalam waktu tempuh 3 jam dari Aeng Kenek. Sicentor merupakan basecamp di jalur segitiga untuk menuju puncak. Air yang mengalir di Sicentor sangat melimpah untuk berbagai keperluan. Di Cisentor ini ada sebuah pondok dan areal buat mendirikan tenda yang cukup luas.
CISENTOR - RAWA EMBIK
Sepanjang jalur pendakian menuju Rawa Embik kita akan keluar masuk padang rumput yang banyak ditumbuhi oleh pohon bunga edelweis hingga setinggi tiga meter. Jika beruntung dan jika anda tidak terlalu berisik selama melewati padang rumput yang ditumbuhi oleh rumput "gimbal" ini anda akan bisa melihat burung merak. Medan pendakian yang naik turun dan savana ini tidaklah membosankan untuk didaki. Sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di Rawa Embik, disini anda bisa mengisi ulang persediaan air anda. Rawa Embik ini berupa sebuah savanna yang cukup luas. Hanya sayangnya disini populasi babi hutan cukup tinggi ini terlihat dari banyaknya lobang yang digali oleh babi hutan yang mencari umbi-umbian dan cacing yang merupakan makannya.
RAWA EMBIK - SAVANA LONCENG
Dari Rawa Embik ke Savana Lonceng tidaklah begitu jauh sekitar 1 jam perjalanan, medannya masih sama dengan etape sebelumnya. Jalur trek yang melewati savana dan sesekali tanjakan melewati bukit. Setelah melewati sebuah tanjakan yang cukup curam anda akan sampai di daerah Savana Lonceng. Savana Lonceng ini adalah merupakan persipangan menuju Puncak Argopuro dan Puncak Rengganis. Menurut cerita Savana Lonceng ini adalah tempat para pengawal Putri Rengganis menambatkan kuda-kuda mereka.
SAVANA LONCENG - PUNCAK ARGOPURO (3088 m dpl)
Dari pertigaan jalan setapak yang ada di Savana Lonceng ambil yang kekiri melewati savana dan kemudian sampai di kaki puncak Argopuro, tanajakan cukup curam melewati hutan cemara yang tidak begitu rapat. Puncak utama Argopuro ini hanya berupa sebuah dataran yang tidak begitu luas. Jarak tempuh dari pertigaan Savana Lonceng hingga sampai di puncaknya hanya +/- 15 menit. Puncak Argopuro yang banayk ditumbuhi oleh pohon cemara membuatnya menjadi rindang dan enak sekali untuk beristirahat, akan tetapi pemandangan kehalang oleh pohon-pohon cemara tersebut.
PUNCAK ARGOPURO - PUNCAK ARCA
Turun dari puncak Argopuro sebaiknya jangan turun lewat jalan naik tadi tapi ada jalan turun diarah yang berlawanan (jangan ambil jalan turun yang ada disebelah kiri saat kita sampai dipuncak tapi didepannya). Jalur ini akan menuntun kita menuju puncak kedua tertinggi di pengungan ini, hanya di peta belum ada namanya akhirnya kami menamakanya dengan PUNCAK ARCA, karena tidak jauh dari puncak ini ada sebuah arca amun sayang sekali sudah tidak ada kepalanya karena telah digondol oleh para pencoleng benda purbakala. Jika kita perhatikan dengan seksama batu-batu yang ada di daerah puncak Arca ini rapi teratur tersusun seperti anak tangga dan bangunan. Tak pelak lagi di puncak ini juga terdapat sebuah candi dulunya hanya sayang karena struktur tanah dan tangan jahil telah menghapuskannya. Turun dari Puncak Arca, jangan terus mengikuti jalan setapaknya yang turun, setelah tiba dekat dua batu yang tegak berdiri seperti gerbang lalu berbeloklah kekiri dan turun terus menuju Savana Lonceng. Sebelum sampai di savana, disebelah kiri akan terlihat kawah mati Rengganis. Jalan setapak akan terus menuntun kita kembali ke pertigaan Savana Lonceng tadi.
SAVANA LONCENG - PUNCAK RENGGANIS
Hanya butuh waktu 15 menit anda sudah memasuki areal puncak Rengganis yang diselimuti oleh belerang yang mengeluarkan bau yang tajam. Puncak yang lebih populer dari pada puncak utamanya ini. memang menarik sekali. ada banyak sekali reruntuhan candi yang bisa anda jumpai. Hanya sayang puncak inipun tak luput dari tangan vandalis yang telah merusaknya. Konon, dahulu kawasan tersebut merupakan tempat pertapaan seorang raja yang telah turun tahta dan menjadi seorang pendeta, bersama seorang putrinya bernama Dewi Rengganis yang juga seorang pertapa berilmu tinggi. di lokasi puncak paling tinggi, terdapat bangunan tumpukan batu yang menyerupai kuburan. bangunan itu dikenal oleh masyarakat peziarah sebagai petilasan Dewi Rengganis. Jika anda turun kearah belakang anda akan menemukan sebuah komplek candi yang tinggal reruntuhan namun masih terlihat jelas gerbangnya dan ruang-ruang kamarnya.
JALUR PENDAKIAN DARI ARAH TIMUR
BADERAN - MATA AIR I
Jalur pendakian dari arah timur ini lebih landai jika dibandingkan dengan jalur dari arah barat. Hanya saja lebih panjang. Dari desa Baderan hingga pintu hutannya cukup jauh, anda akan melewati perladangan penduduk yang banyak sekali jalan yang bercabang dan menyesatkan. Pada umumnya pendaki akan menginap di Sumber mata air pertama, jarak tempuh dari Baderan hingga ke Mata Air pertama sekitar 6 jam. Medan pendakiannya setelah memasuki hutan cukup landai dan karena kita berada diatas punggungan yang dikiri kanannya membentang jurang yang dalam. Mata Air pertama cukup jauh dari lokasi camp.
MATA AIR 1 - CIKASUR
Setelah melewati Mata Air pertama, jalur setapak masih sama dan mulai menanjak, dirute ini ada lagi sebuah sumber mata air yang dikenal dengan sebutan Mata Air II, Sebaiknya anda mengisi persediaan air disini karena hingga ke Cikasur tidak ada air dan anda akan lebih banyak melewati savana yang terbuka dan terik kena matahari. Setelah turun dari sebuah punggungan, anda akan sampai di savana pertama untuk jalur Baderan ini. dari sini jalur pendakian akan terus keluar masuk savana hingga sampai di Cikasur. Dari Mata Air I hingga ke Cikasur butuh waktu tempuh 6 - 7 jam. Cikasur adalah sebuah Savana yang sangat luas. Dahulu dijaman Belanda di lokasi ini akan dibuat lapangan terbang, tidak ada keterangan yang jelas kenapa tidak jadi. Disini kita bisa menemukan bekas-bekas bangunan Belanda tersebut dan jika kita perhatikan Savana ini dari atas bukit jelas sekali memang terlihat ada bekas-bekas runway yang belum jadi ditengah savana ini. Di Cikasur ini terdapat sebuah pondok kecil. Cukup susah mencari temapt untuk mendirikan tenda disini karena tebalnya rumput di Savana ini. Tapi didepan Pondok masih bisa menampung maksimal 3 tenda ukuran 3 orang. Di Cikasur ini banyak sekali ditemukan tumbuhan salada air, yang enak sekali dicampur sebagai sayuran.
CIKASUR - CISENTOR
Perjalanan dari Cikasur menuju Cisentor dimulai dengan mendaki bukit di sebelah kanan savana (didepan sebelah kiri pondok), terus masuk kedalam hutan dan kemudian bertemu dengan savana lainnya lagi. Kita akan keluar masuk beberapa savana dan kemudian memasuki hutan yang melipiri punggunan. Setelah sebuah turunan curam kita akan sampai di tepi sungai Cisentor dan menyeberanginya untuk sampai dilokasi perkmahan dekat pondok. Jarak tempuhnya dari Cikasur ke Cisentor sekitar 3-4 jam. Jika naik dari Jalur timur ini (Baderan) untuk lokasi camp sebaiknya dilakukan di Rawa Embik karena jarak yang tanggung dari Cikasur ke Cisentor. Rawa Embik adalah temapt yang pas untuk ngacemp pada jalur pendakian dari Arah Timur (Baderan). Untuk keterangan jalur kepuncak sama dengan jalur pendakian dari barat.
PerijinanUntuk perijinan pendakian dari jalur Barat (Bermi) cukup dilakukan di Pos polisi Bermi. Dengan menyerahkan fotocopy KTP ketua rombongan dan menulis buku log pedakian dengan menuliskan nama setiap rombongan serta rencana pendakian. Sedangakan perijinan untuk jalur pendakian dari timur (Baderan) harus melaporkan identitas diri untuk dicatat identitas dan tujuan pendakian kepada petugas KSDA Dataran Tinggi Yang Timur, syarat lain yang harus ada untuk perijinan di Badera adalah surat jalan dari organisasi/club atau bagi kalangan pendaki non club cukup keterangan surat jalan dari RT/RW. Letak kantor KSDA ini persisi disebelah SD Negeri Baderan. Disini juga bisa diperoleh informasi mengenai seputar Gunung Argopuro.
Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik dan mempunyai nilai sejarah yang terdapat di Gunung Argopuro. Selain itu juga mempunyai pemandangan yang indah, yaitu:
Akses Transportasi
Gunung yang terletak di Jawa Timur ini tidaklah terlalu sukar untuk akses transportasinya. Kota yang terdekat dengan gunung ini adalah Probolinggo dan untuk mencapai kota tersebut dari kota Surabaya bisa pakai bus ataupun kereta api Mutiara Timur yang ke Banyuwangi dan kemudian turun di Probolinggo. Berikut adalah rincian transportasi ke dan dari gunung tersebut. Transportasi menuju bermi bisa dengan menggunakan bus yang biasanya mangkal di samping Hotel "BROMO" Probolinggo. Jadwal keberangkatannya hanya dua kali dalam sehari. Bisa juga naik bus jurusan Situbondo atau Besuki dari termina bus Probolinggo dan turun ditengah perjalanan, tepatnya dipertigaan atau mesjid Pajarakan. Kemudian berganti kendaraan angkutan desa yang mangkal dipertigaan, dengan rute Pajarakan - Bremi. Bila ingin menginap dulu di Bremi sebelum mendaki bisa menggunakan villa (penginapan Rengganis) berbentuk bangunan Belanda (bangunan lamanya) yang tidak jauh dari pos polisi.DARI ATAU MENUJU BERMI
Dengan Bus AC Surabaya - Probolinggo............................................................... Rp. 15.000
Atau dengan Kereta kelas bisnis Mutiara Timur, Surabaya - Probolinggo.......................... Rp. 20.000
Kereta ini berangkat dari stasiun Gubeng Surabaya dua kali sehari, pagi jam 9.10 dan siang jam 01.00
Jika andadari jakarta lebih mudah bagi anda jika anda naik kereta dari Jakarta menuju stasiun Gubeng. Contoh kereta BIMA sampai Gubeng sekitar jam 06.30 pagi jadi anda masih punya waktu banyak untuk istirahat.
Naik angkot yang kejurusan Dringu dari stasiun Probolinggo dan turun di Terminal Lama (Pool Bus AKAS).............................. Rp. 1.500,-
Dengan Mini bus AKAS dari Probolinggo - Bermi.................................................... Rp.10.000
DARI ATAU MENUJU BADERAN
Dengan BUS AC dari Surabaya - Pasar Besuki...................................................... Rp. 25.000
Atau dengan Kereta bisnis Mutirara Timur, Surabaya - Probolinggo......................... Rp. 20.000
kemudian dilanjutkan naik angkot dari stasiun Probolinggo ke Terminal................. Rp. 2.000
Kemudian naik bus jurusan Besuki..................................................................... Rp. 10.000
Dari besuki dilanjutkan dengan angkot ke Baderan.............................................. Rp. 5.000
Info tambahan lainnya:
Sewa satu kamar per malam nya di Penginapan Rengganis di desa Bermi Rp.20.000 kamar ini kapasitas untuk 4 orang.
Untuk sewa porter per hari........... Rp.40.000 - Rp.50.000
Rute PendakianJALUR PENDAKIAN DARI ARAH BARAT
BERMI - TAMAN HIDUP
Jalur pendakian dari Bermi dimulai saat keluar dari Penginapan Rengganis kekiri turun mengikuti jalan dan kemudian belok kekanan dan nantinya akan melewati Ponsok Pendaki, hanya sayangnya kondisinya tidak begitu terawat dan tampak kotor. Jalur normal ini sekarang jarang ditempuh oleh para pendaki lokal karena jalurnya sudah semakin curam. Ada jalur alternatif yang lebih enak untuk dilewati yaitu dari penginapan belok kanan mengikuti jalan dan kemudian berbelok kearah kiri memasuki ladang penduduk yang banyak ditumbuhi oleh pohon jati (waypoint: 07º 58’ 14.5” LS 113º 29’ 44.9” 1046m dpl). Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, akan sampai dilokasi perkemahan dekat dengan Danau Taman Hidup. melewati perkebunan kopi, damar dan kemudian memasuki hutan tropis, dari sini kita akan sampai dipuncak bukit. Turun beberapa menit dari puncak bukit, jalan bercabang, yang kiri akan menuju ke puncak Rengganis, dan jalur lurus yang menurun menuju ke lokasi kemah Danau Taman Hidup. Sebaiknya bermalam di sini karena sumber air yang berikut yaitu AENG KENIK sangat jauh.
TAMAN HIDUP - AENG KENEK
Pendakaian sebaiknya dimulai sepagi mungkin karena jalur pendakian dari Taman Hidup hingga Cisentor adalah jalur trek yang terpanjang di gunung ini. Siapkan juga perbekalan air yang cukup untuk diperjalan. Jalur trek yang panjang, melingkari punggungan dan juga turun naik punggungan cukup menguras tenaga. Setelah melewati sebuah kalimati yang terletak diatara dua punggungan diatas punggungan ini ada pos "Cemara Lima" (waypoint: 07º 58’ 37.4” LS 113º 33’ 22.9” 2456m dpl). Pos ini hanya berupa sebuah permungkaan yang sedikit landai tanpa pondokan. didepan persis kita bisa melihat puncak bukit Cemara Lima. Dari Taman Hidup ke Aeng Kenek memakan waktu 6 jam (potong istirahat makan siang 1 jam). Di Aeng Kenek ini ada sungai kecil yang mengalir (Aeng Kenek artinya air kecil). Dan juga disini kita bisa mendirikan tenda karena ada tempat yang cukup luas bisa menampung 4 tenda untuk tenda kapasitas 3 orang.AENG KENEK - CISENTOR
Kemudian setelah lewat dari Aeng Kenek jalan setapak akan melewati medan yang melingkar dan naik turun serta terus memasuki hutan cemara dan tak lama kemudian kita akan bertemu dengan padang rumput Rumput pertama di jalur Bermi ini. Tiba di Sicentot dalam waktu tempuh 3 jam dari Aeng Kenek. Sicentor merupakan basecamp di jalur segitiga untuk menuju puncak. Air yang mengalir di Sicentor sangat melimpah untuk berbagai keperluan. Di Cisentor ini ada sebuah pondok dan areal buat mendirikan tenda yang cukup luas.
CISENTOR - RAWA EMBIK
Sepanjang jalur pendakian menuju Rawa Embik kita akan keluar masuk padang rumput yang banyak ditumbuhi oleh pohon bunga edelweis hingga setinggi tiga meter. Jika beruntung dan jika anda tidak terlalu berisik selama melewati padang rumput yang ditumbuhi oleh rumput "gimbal" ini anda akan bisa melihat burung merak. Medan pendakian yang naik turun dan savana ini tidaklah membosankan untuk didaki. Sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di Rawa Embik, disini anda bisa mengisi ulang persediaan air anda. Rawa Embik ini berupa sebuah savanna yang cukup luas. Hanya sayangnya disini populasi babi hutan cukup tinggi ini terlihat dari banyaknya lobang yang digali oleh babi hutan yang mencari umbi-umbian dan cacing yang merupakan makannya.
RAWA EMBIK - SAVANA LONCENG
Dari Rawa Embik ke Savana Lonceng tidaklah begitu jauh sekitar 1 jam perjalanan, medannya masih sama dengan etape sebelumnya. Jalur trek yang melewati savana dan sesekali tanjakan melewati bukit. Setelah melewati sebuah tanjakan yang cukup curam anda akan sampai di daerah Savana Lonceng. Savana Lonceng ini adalah merupakan persipangan menuju Puncak Argopuro dan Puncak Rengganis. Menurut cerita Savana Lonceng ini adalah tempat para pengawal Putri Rengganis menambatkan kuda-kuda mereka.
SAVANA LONCENG - PUNCAK ARGOPURO (3088 m dpl)
Dari pertigaan jalan setapak yang ada di Savana Lonceng ambil yang kekiri melewati savana dan kemudian sampai di kaki puncak Argopuro, tanajakan cukup curam melewati hutan cemara yang tidak begitu rapat. Puncak utama Argopuro ini hanya berupa sebuah dataran yang tidak begitu luas. Jarak tempuh dari pertigaan Savana Lonceng hingga sampai di puncaknya hanya +/- 15 menit. Puncak Argopuro yang banayk ditumbuhi oleh pohon cemara membuatnya menjadi rindang dan enak sekali untuk beristirahat, akan tetapi pemandangan kehalang oleh pohon-pohon cemara tersebut.
PUNCAK ARGOPURO - PUNCAK ARCA
Turun dari puncak Argopuro sebaiknya jangan turun lewat jalan naik tadi tapi ada jalan turun diarah yang berlawanan (jangan ambil jalan turun yang ada disebelah kiri saat kita sampai dipuncak tapi didepannya). Jalur ini akan menuntun kita menuju puncak kedua tertinggi di pengungan ini, hanya di peta belum ada namanya akhirnya kami menamakanya dengan PUNCAK ARCA, karena tidak jauh dari puncak ini ada sebuah arca amun sayang sekali sudah tidak ada kepalanya karena telah digondol oleh para pencoleng benda purbakala. Jika kita perhatikan dengan seksama batu-batu yang ada di daerah puncak Arca ini rapi teratur tersusun seperti anak tangga dan bangunan. Tak pelak lagi di puncak ini juga terdapat sebuah candi dulunya hanya sayang karena struktur tanah dan tangan jahil telah menghapuskannya. Turun dari Puncak Arca, jangan terus mengikuti jalan setapaknya yang turun, setelah tiba dekat dua batu yang tegak berdiri seperti gerbang lalu berbeloklah kekiri dan turun terus menuju Savana Lonceng. Sebelum sampai di savana, disebelah kiri akan terlihat kawah mati Rengganis. Jalan setapak akan terus menuntun kita kembali ke pertigaan Savana Lonceng tadi.
SAVANA LONCENG - PUNCAK RENGGANIS
Hanya butuh waktu 15 menit anda sudah memasuki areal puncak Rengganis yang diselimuti oleh belerang yang mengeluarkan bau yang tajam. Puncak yang lebih populer dari pada puncak utamanya ini. memang menarik sekali. ada banyak sekali reruntuhan candi yang bisa anda jumpai. Hanya sayang puncak inipun tak luput dari tangan vandalis yang telah merusaknya. Konon, dahulu kawasan tersebut merupakan tempat pertapaan seorang raja yang telah turun tahta dan menjadi seorang pendeta, bersama seorang putrinya bernama Dewi Rengganis yang juga seorang pertapa berilmu tinggi. di lokasi puncak paling tinggi, terdapat bangunan tumpukan batu yang menyerupai kuburan. bangunan itu dikenal oleh masyarakat peziarah sebagai petilasan Dewi Rengganis. Jika anda turun kearah belakang anda akan menemukan sebuah komplek candi yang tinggal reruntuhan namun masih terlihat jelas gerbangnya dan ruang-ruang kamarnya.
JALUR PENDAKIAN DARI ARAH TIMUR
BADERAN - MATA AIR I
Jalur pendakian dari arah timur ini lebih landai jika dibandingkan dengan jalur dari arah barat. Hanya saja lebih panjang. Dari desa Baderan hingga pintu hutannya cukup jauh, anda akan melewati perladangan penduduk yang banyak sekali jalan yang bercabang dan menyesatkan. Pada umumnya pendaki akan menginap di Sumber mata air pertama, jarak tempuh dari Baderan hingga ke Mata Air pertama sekitar 6 jam. Medan pendakiannya setelah memasuki hutan cukup landai dan karena kita berada diatas punggungan yang dikiri kanannya membentang jurang yang dalam. Mata Air pertama cukup jauh dari lokasi camp.
MATA AIR 1 - CIKASUR
Setelah melewati Mata Air pertama, jalur setapak masih sama dan mulai menanjak, dirute ini ada lagi sebuah sumber mata air yang dikenal dengan sebutan Mata Air II, Sebaiknya anda mengisi persediaan air disini karena hingga ke Cikasur tidak ada air dan anda akan lebih banyak melewati savana yang terbuka dan terik kena matahari. Setelah turun dari sebuah punggungan, anda akan sampai di savana pertama untuk jalur Baderan ini. dari sini jalur pendakian akan terus keluar masuk savana hingga sampai di Cikasur. Dari Mata Air I hingga ke Cikasur butuh waktu tempuh 6 - 7 jam. Cikasur adalah sebuah Savana yang sangat luas. Dahulu dijaman Belanda di lokasi ini akan dibuat lapangan terbang, tidak ada keterangan yang jelas kenapa tidak jadi. Disini kita bisa menemukan bekas-bekas bangunan Belanda tersebut dan jika kita perhatikan Savana ini dari atas bukit jelas sekali memang terlihat ada bekas-bekas runway yang belum jadi ditengah savana ini. Di Cikasur ini terdapat sebuah pondok kecil. Cukup susah mencari temapt untuk mendirikan tenda disini karena tebalnya rumput di Savana ini. Tapi didepan Pondok masih bisa menampung maksimal 3 tenda ukuran 3 orang. Di Cikasur ini banyak sekali ditemukan tumbuhan salada air, yang enak sekali dicampur sebagai sayuran.
CIKASUR - CISENTOR
Perjalanan dari Cikasur menuju Cisentor dimulai dengan mendaki bukit di sebelah kanan savana (didepan sebelah kiri pondok), terus masuk kedalam hutan dan kemudian bertemu dengan savana lainnya lagi. Kita akan keluar masuk beberapa savana dan kemudian memasuki hutan yang melipiri punggunan. Setelah sebuah turunan curam kita akan sampai di tepi sungai Cisentor dan menyeberanginya untuk sampai dilokasi perkmahan dekat pondok. Jarak tempuhnya dari Cikasur ke Cisentor sekitar 3-4 jam. Jika naik dari Jalur timur ini (Baderan) untuk lokasi camp sebaiknya dilakukan di Rawa Embik karena jarak yang tanggung dari Cikasur ke Cisentor. Rawa Embik adalah temapt yang pas untuk ngacemp pada jalur pendakian dari Arah Timur (Baderan). Untuk keterangan jalur kepuncak sama dengan jalur pendakian dari barat.
PerijinanUntuk perijinan pendakian dari jalur Barat (Bermi) cukup dilakukan di Pos polisi Bermi. Dengan menyerahkan fotocopy KTP ketua rombongan dan menulis buku log pedakian dengan menuliskan nama setiap rombongan serta rencana pendakian. Sedangakan perijinan untuk jalur pendakian dari timur (Baderan) harus melaporkan identitas diri untuk dicatat identitas dan tujuan pendakian kepada petugas KSDA Dataran Tinggi Yang Timur, syarat lain yang harus ada untuk perijinan di Badera adalah surat jalan dari organisasi/club atau bagi kalangan pendaki non club cukup keterangan surat jalan dari RT/RW. Letak kantor KSDA ini persisi disebelah SD Negeri Baderan. Disini juga bisa diperoleh informasi mengenai seputar Gunung Argopuro.
Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik dan mempunyai nilai sejarah yang terdapat di Gunung Argopuro. Selain itu juga mempunyai pemandangan yang indah, yaitu:
- Danau Taman Hidup
- Savana besar Sikasur
- SAvana Lonceng dan savana-savana lainnya.
- Puncak Argopuro
- Puncak Arca
- Puncak Rengganis
Gunung Arjuno 3339m dpl
Gunung ini terletak di propinsi Jawa Timur, bertype Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl. Biasanya gunung ini dicapai dari dua titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari TRETES dan BATU. Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat diatas Guung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu Malang - Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun "Kakek Bodo" yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuna. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung.Rute PendakianGunung Arjuna dapat didaki dan berhagai arah; arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang, dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
RUTE TRANSPORTASI
RUTE ANGKUTAN DARI SURABAYA:
Angkutan mulai dari Surabaya (terminal Bungurasih/Purbaya)
Naik bis jurusan Malang dari bungurasih (turun di Pandaan).
Naik angkutan lokal dari terminal Pandaan turun di Tretes (turun hotel Tanjung).
Ijin pendakian pada posko (jalan kurang lebih 30 M dari hotel tanjung) Untuk Arjuna.
RUTE PENDAKIAN DARI TRETES:
Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuna. Setelah berjalan antara 4 - 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih belerang, disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi, Hampir setiap hari sekitar 20 -- 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes. Ke esokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuna. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7 - 8 jam. Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuna maka setelah sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunug Kembar II. Setelah berjalan 6 - 7 jam kita akan sampai di puncak Arjuna. Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinaniakan “Pasar Dieng”, ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Untuk mencapai Gunung Arjuna dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak ‘Ogal-Agil’ atau ‘Puncak Ringgit. Disekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Rute turun dapat ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan Cernara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang/Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.
RUTE PENDAKIAN DARI LAWANG:
Mendaki Gunug Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dan arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (kira-kira 76 Km) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dan Lawang kita naik kendaraan umum (angkutan desa) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km. Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini. Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3 - 4 jam perjalanan kita akan sampai di “Oro - Oro Ombo” yang merupakan tempat berkemah. Dari ”Oro-oro Ombo” menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan “LaliJiwo” untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo kita akan melalui padang rumput yang jalannva menanjak (curam) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah setelah itu kita akan mencapai puncak Gunung Arjuna. Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus/Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Selecta menggunakan Colt (angkutan pedesaan). Selecta salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari permukaan laut. Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam haik di Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa Kebonsari. Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur-sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak Arjuna. Mendaki selama 5 - 6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1 - 2 jam lagi untuk menujupuncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4 - 5 jam.
RUTE PENDAKIAN PURWOSARI
TransportSurabaya – Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam
Pasar Purwosari – Desa Tambak Watu Angkot desa warna kuning Rp.3.000,- jarak tempuh 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp.7.000,-
PerijinanIjin bisa diurus Didesa Tambak Watu dengan membayar Rp.2.000,- per orang di Pos Pendaftaran yang juga merangkap sebagai warung
Dusun Tambak Watu
Pendaki bisa beristirahat transit di rumah Ibu Puji di desa Tambak Watu ini. Dari desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuna. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela-sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang, adem, ayem dan wingit mulai terasa begitu memasuki kawasan ini. Jalan Pendakian berupa macadam sampai menemui bak air / tendon air.
Desa Tambak Watu – Gua Antaboga : +/- 1jam
Gua Antaboga
Gua yang bernama Gua Antaboga. Goa ini berada di bawah tebing batu menghadap utara,dengan kedalaman 1,5 m, lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terbapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas penat setelah satu setengah jam berjalan menuju goa ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.
Gua Antaboga – Petilasan Eyang Abiyasa: +/- 1jam 30 menit
Petilasan Eyang Abiyasa
Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan dikiri kanan jalan dibentuk taman-taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa. Di sini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk pejiarah. Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem.
Petilasan ini dinaungi oleh pohon-pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker. Petilasan Eyang sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tersebut sekitar 2,5m x 2m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hio dan dupa yang menyebarkan bau harum.
Eyang Abiyasa – Situs Eyang Sakri: +/- 10 menit
Situs Eyang Sakri
Petilasan ini berupa cungkup tertutup menghadap ke barat, terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.
Situs Eyang Saktri – Situs Eyang Semar: +/- 1jam 15menit
Situs Eyang Semar
ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini, meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para pejiarah
Situs Eyang Semar – Wahyu Makutarama: +/- 30 menit
Wahyu MakutaramaPetilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7 x 7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah Mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman duhulu. Sumber Air dari bak / tandon air
Wahyu Makutarama – Puncak Sepilar +/- 20 menit
Puncak SepilarBila dari Sepilar, menuju arah kanan menyusuri satu bukit, sampailah di Candi Wesi.
Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun patung Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan Candi Sepilar bisa dilihat sebuah kuburan, yang menurut cerita merupakan merupakan tempat muksanya Eyang Semar. Di sebelah kanan situs ini di bangun sebuah pondokan oleh para pejiarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut sendang drajad.
Puncak Sepilar – Candi Manunggale Suci +/- 3 jam
Candi Manunggale SuciCandi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti ( Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno.
Candi Manunggale Suci – Puncak Arjuna +/- 5 jam
Puncak Gn.ArjunaDisekitar puncak gunung Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan, di sebelah utara puncak berupa jurang terjal berbatu-batu yang sangat indah. Sangat disayangkan batu-batu besar di puncak gunung Arjuna ini telah dicemari oleh coretan-coretan tangan-tangan mereka yang mengaku "Pecinta Alam". Ke arah barat tampak di depan kita gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, disamping gunung Welirang ke arah Barat Laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna, dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Kearah timur kita dapat menyaksikan puncak gunung semeru yang sangat menawan. Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuna terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana (kursi) yang sering dikunjungi para pejiarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa, disinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuna, Jangan coba-coba untuk duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka.
RUTE TRANSPORTASI
RUTE ANGKUTAN DARI SURABAYA:
Angkutan mulai dari Surabaya (terminal Bungurasih/Purbaya)
Naik bis jurusan Malang dari bungurasih (turun di Pandaan).
Naik angkutan lokal dari terminal Pandaan turun di Tretes (turun hotel Tanjung).
Ijin pendakian pada posko (jalan kurang lebih 30 M dari hotel tanjung) Untuk Arjuna.
RUTE PENDAKIAN DARI TRETES:
Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuna. Setelah berjalan antara 4 - 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih belerang, disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi, Hampir setiap hari sekitar 20 -- 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes. Ke esokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuna. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7 - 8 jam. Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuna maka setelah sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunug Kembar II. Setelah berjalan 6 - 7 jam kita akan sampai di puncak Arjuna. Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinaniakan “Pasar Dieng”, ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Untuk mencapai Gunung Arjuna dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak ‘Ogal-Agil’ atau ‘Puncak Ringgit. Disekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Rute turun dapat ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan Cernara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang/Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.
RUTE PENDAKIAN DARI LAWANG:
Mendaki Gunug Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dan arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (kira-kira 76 Km) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dan Lawang kita naik kendaraan umum (angkutan desa) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km. Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini. Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3 - 4 jam perjalanan kita akan sampai di “Oro - Oro Ombo” yang merupakan tempat berkemah. Dari ”Oro-oro Ombo” menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan “LaliJiwo” untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo kita akan melalui padang rumput yang jalannva menanjak (curam) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah setelah itu kita akan mencapai puncak Gunung Arjuna. Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus/Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Selecta menggunakan Colt (angkutan pedesaan). Selecta salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari permukaan laut. Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam haik di Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa Kebonsari. Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur-sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak Arjuna. Mendaki selama 5 - 6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1 - 2 jam lagi untuk menujupuncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4 - 5 jam.
RUTE PENDAKIAN PURWOSARI
TransportSurabaya – Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam
Pasar Purwosari – Desa Tambak Watu Angkot desa warna kuning Rp.3.000,- jarak tempuh 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp.7.000,-
PerijinanIjin bisa diurus Didesa Tambak Watu dengan membayar Rp.2.000,- per orang di Pos Pendaftaran yang juga merangkap sebagai warung
Dusun Tambak Watu
Pendaki bisa beristirahat transit di rumah Ibu Puji di desa Tambak Watu ini. Dari desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuna. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela-sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang, adem, ayem dan wingit mulai terasa begitu memasuki kawasan ini. Jalan Pendakian berupa macadam sampai menemui bak air / tendon air.
Desa Tambak Watu – Gua Antaboga : +/- 1jam
Gua Antaboga
Gua yang bernama Gua Antaboga. Goa ini berada di bawah tebing batu menghadap utara,dengan kedalaman 1,5 m, lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terbapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas penat setelah satu setengah jam berjalan menuju goa ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.
Gua Antaboga – Petilasan Eyang Abiyasa: +/- 1jam 30 menit
Petilasan Eyang Abiyasa
Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan dikiri kanan jalan dibentuk taman-taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa. Di sini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk pejiarah. Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem.
Petilasan ini dinaungi oleh pohon-pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker. Petilasan Eyang sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tersebut sekitar 2,5m x 2m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hio dan dupa yang menyebarkan bau harum.
Eyang Abiyasa – Situs Eyang Sakri: +/- 10 menit
Situs Eyang Sakri
Petilasan ini berupa cungkup tertutup menghadap ke barat, terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.
Situs Eyang Saktri – Situs Eyang Semar: +/- 1jam 15menit
Situs Eyang Semar
ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini, meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para pejiarah
Situs Eyang Semar – Wahyu Makutarama: +/- 30 menit
Wahyu MakutaramaPetilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7 x 7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah Mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman duhulu. Sumber Air dari bak / tandon air
Wahyu Makutarama – Puncak Sepilar +/- 20 menit
Puncak SepilarBila dari Sepilar, menuju arah kanan menyusuri satu bukit, sampailah di Candi Wesi.
Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun patung Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan Candi Sepilar bisa dilihat sebuah kuburan, yang menurut cerita merupakan merupakan tempat muksanya Eyang Semar. Di sebelah kanan situs ini di bangun sebuah pondokan oleh para pejiarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut sendang drajad.
Puncak Sepilar – Candi Manunggale Suci +/- 3 jam
Candi Manunggale SuciCandi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti ( Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno.
Candi Manunggale Suci – Puncak Arjuna +/- 5 jam
Puncak Gn.ArjunaDisekitar puncak gunung Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan, di sebelah utara puncak berupa jurang terjal berbatu-batu yang sangat indah. Sangat disayangkan batu-batu besar di puncak gunung Arjuna ini telah dicemari oleh coretan-coretan tangan-tangan mereka yang mengaku "Pecinta Alam". Ke arah barat tampak di depan kita gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, disamping gunung Welirang ke arah Barat Laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna, dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Kearah timur kita dapat menyaksikan puncak gunung semeru yang sangat menawan. Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuna terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana (kursi) yang sering dikunjungi para pejiarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa, disinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuna, Jangan coba-coba untuk duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka.
Gunung Bawakaraeng 2830 m
Gunung Bawakaraeng berdiri dengan ketinggian 2.830m d.p.l, dan berada pada posisi 119°56'40" BT dan 05°19'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17°C hingga maksimum 25°C. Hutan gunung ini didominasi oleh vegetasi hutan dataran rendah, hutan pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui diantaranya Jenis pinus, anggrek, edelweis, paku-pakuan, pandan, cengkeh, santigi, rotan, lumut kerak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fauna yang bisa ditemui antara lain, Anoa, babi hutan, burung pengisap madu, burung coklat paruh panjang dan lainnya. Gunung ini merupakan darah tangkapan air untuk Kabupaten Gowa, Makassar dan Sinjai. Juga merupakan hulu sungai Jene' berang. Serta merupakan Kawasan Hutan Wisata. Gunung ini juga termasuk kedalam kawasan Hutan Lindung Lompobatang. Gunung Bawakaraeng yg menurut masyarakat sekitar punya arti Bawa = Mulut dan karaeng = Tuhan, kalau diartikan menjadi Gunung Bawakaraeng = Gunung Mulut Tuhan, termasuk kedalam wilayah kawasan Hutan Lindung Lompobatang. Pada bulan menjelang Idhul Adha, Gunung ini menurut penduduk akan menjadi sangat ramai, karena sebagian kecil masyarakat di kabupaten Gowa percaya, kalau mendaki Gunung bawakaraeng, sama dengan melakukan perjalanan ke Tanah Suci, jadilah istilah Haji Bawakaraeng. Gunung Bawakaraeng yg posisinya sangat dekat dengan laut, juga pada malam hari kota Makassar terlihat begitu indah dari puncak bawakaraeng, ternyata gunung ini menyimpan banyak misteri, dan banyak juga legenda Mistis yg melekat di gunung ini.
Dibalik itu, sebagai gunung yg paling sering dikunjungi dan pada bulan - bulan di musim penghujan, kondisi cuaca di gunung ini menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai di pegunungan lompobatang. Waktu kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei - September, karena pada bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam akan begitu terlihat indah. Gunung ini hanya berjarak 75 km dari Kota Makassar dan menjadikan gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.
Rute PendakianSecara Geografis, Gunung Bawakaraeng terletak di Kabupaten Gowa, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembanna yang juga terletak di kabupaten Gowa. Dan jalur satunya adalah jalur Tassoso' yang terletak di Kabupaten Sinjai.
JALUR LEMBANNALembanna terletak disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat dikaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat 119°54'18" BT dan 05°15'15" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 2.034mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 20°C. umumnya penduduknya ber etnik Makassar atau penduduk asli, dan umumnya rumahnya bersedia digunakan untuk bermalam. Desa yg termasuk dalam kecamatan Tinggi Moncong, kabupaten Gowa, lebih dikenal dengan daerah Wisata Malino.Masyarakat desa Lembana ini sangat ramah dan bersahabat, banyak pendaki yang menginap gratis di rumah penduduk sebelum mendaki, Tiap akhir pekan tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh Pendaki yang ingin mendaki gunung Bawakaraeng ataupun orang yang hanya sekedar santai menikmati hari libur dikaki gunung Bawakaraeng. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:
Makassar--> Sungguminasa--> Malino--> Lembanna--> Puncak Gunung Bawakaraeng
Jika datang dari Makassar atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino. Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tenpuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki gunung Bawakaraeng. Tariff per Orang Rp. 8000. para pendaki pada umumnya bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.
Desa LembannaPendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.
Pos 1
Dari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir.
Pos 2
Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2,
Pos 3Di pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.
Pos 4
Pos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.
Pos 5
Dari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 - 6, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.
Pos 6
Ketika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl.
Pos 7
Di Pos 7 pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi badai.
Pos 8
Dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.
Pos 9
Setelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos 9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.
Pos 10Pos 10 adalah Puncak Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih ½ jam perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.
Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter. Rute Alternative lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui puncak bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi dibutukan waktu 3 hari perjalanan.
JALUR TASSOSODusun Tassoso' terletak disebelah Timur Laut puncak Gunung Bawakaraeng. Daerah ini yang berda tepat dibawah kaki gunung ini dan berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, pada posisi koordinat 119°58'38" BT dan 05°58'55" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 27°C. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:
Makassar--> Sinjai Barat (Manipi)--> Gunung Perak (Tassoso)--> Puncak Gunung Bawakaraeng
Keadaan PuncakKetika tiba dipuncak Bawakaraeng, pemandangan di puncak ini termasuk yg paling bagus di sulawesi, tak heran setiap minggu gunung ini ramai di daki oleh para pendaki yg umumnya datang dari Sulawesi selatan, juga dari propinsi lainnya. Terdapat Sumur yg dikeramatkan oleh masyarakat, biasanya mereka mengambil air dari sumur tersebut untuk di bawapulang, juga terdapat batu yg biasa digunakan untuk sesajen. Luas puncaknya kurang lebih 100 m2, pemandangan Laut dan Kota Makassar di arah barat, di arah Timur Awan terlihat tebal dan terdiam menggumpal, di arah selatan terlihat Gunung Bulusaraeng dan arah selatan, adalah Gunung LompoBatang 2871 mdpl, bisa dilintasi lewat Gunung Bawakaraeng. Waktu tempuh untuk pendakian Gunung Bawakaraeng, kalau dirata-rata dari Desa Terakhir kira-kira 6 - 8 jam perjalanan.
PerijinanTidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.
Keberadaan Porter
Didesa lembanna, kebanyakan penduduk bersedia untuk mengantar dan sekaligus menjadi Porter, hanya saja tak ada tariff yg jelas. Tergantung kesepakatan. Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:Air terjun di wilayah Tassoso' degnan tinggi 50 meter dan terletak pada ketinggian 1.470m d.p.l. Dapat dicapai dengan jalan kaki dengan jarak tempuh 5 jam pulang pergi, selain air terjun terdapat juga beberapa goa.
Di wilayah Lembanna dijumpai juga sebuah air terjun dengan ketinggian 15 meter dan terletak pada ketinggian 1.514m d.p.l dan dapat dicapai dengan jalan kaki. Memakan waktu tempuh sekitar 1 jam pulang pergi.
Air Terjun MalinoAir Terjun TakapaluAir Terjun Ketemu JodohTaman Wisata Hutan Malino
Dibalik itu, sebagai gunung yg paling sering dikunjungi dan pada bulan - bulan di musim penghujan, kondisi cuaca di gunung ini menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai di pegunungan lompobatang. Waktu kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei - September, karena pada bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam akan begitu terlihat indah. Gunung ini hanya berjarak 75 km dari Kota Makassar dan menjadikan gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.
Rute PendakianSecara Geografis, Gunung Bawakaraeng terletak di Kabupaten Gowa, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembanna yang juga terletak di kabupaten Gowa. Dan jalur satunya adalah jalur Tassoso' yang terletak di Kabupaten Sinjai.
JALUR LEMBANNALembanna terletak disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat dikaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat 119°54'18" BT dan 05°15'15" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 2.034mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 20°C. umumnya penduduknya ber etnik Makassar atau penduduk asli, dan umumnya rumahnya bersedia digunakan untuk bermalam. Desa yg termasuk dalam kecamatan Tinggi Moncong, kabupaten Gowa, lebih dikenal dengan daerah Wisata Malino.Masyarakat desa Lembana ini sangat ramah dan bersahabat, banyak pendaki yang menginap gratis di rumah penduduk sebelum mendaki, Tiap akhir pekan tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh Pendaki yang ingin mendaki gunung Bawakaraeng ataupun orang yang hanya sekedar santai menikmati hari libur dikaki gunung Bawakaraeng. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:
Makassar--> Sungguminasa--> Malino--> Lembanna--> Puncak Gunung Bawakaraeng
Jika datang dari Makassar atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino. Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tenpuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki gunung Bawakaraeng. Tariff per Orang Rp. 8000. para pendaki pada umumnya bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.
Desa LembannaPendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.
Pos 1
Dari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir.
Pos 2
Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2,
Pos 3Di pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.
Pos 4
Pos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.
Pos 5
Dari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 - 6, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.
Pos 6
Ketika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl.
Pos 7
Di Pos 7 pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi badai.
Pos 8
Dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.
Pos 9
Setelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos 9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.
Pos 10Pos 10 adalah Puncak Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih ½ jam perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.
Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter. Rute Alternative lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui puncak bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi dibutukan waktu 3 hari perjalanan.
JALUR TASSOSODusun Tassoso' terletak disebelah Timur Laut puncak Gunung Bawakaraeng. Daerah ini yang berda tepat dibawah kaki gunung ini dan berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, pada posisi koordinat 119°58'38" BT dan 05°58'55" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 27°C. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:
Makassar--> Sinjai Barat (Manipi)--> Gunung Perak (Tassoso)--> Puncak Gunung Bawakaraeng
Keadaan PuncakKetika tiba dipuncak Bawakaraeng, pemandangan di puncak ini termasuk yg paling bagus di sulawesi, tak heran setiap minggu gunung ini ramai di daki oleh para pendaki yg umumnya datang dari Sulawesi selatan, juga dari propinsi lainnya. Terdapat Sumur yg dikeramatkan oleh masyarakat, biasanya mereka mengambil air dari sumur tersebut untuk di bawapulang, juga terdapat batu yg biasa digunakan untuk sesajen. Luas puncaknya kurang lebih 100 m2, pemandangan Laut dan Kota Makassar di arah barat, di arah Timur Awan terlihat tebal dan terdiam menggumpal, di arah selatan terlihat Gunung Bulusaraeng dan arah selatan, adalah Gunung LompoBatang 2871 mdpl, bisa dilintasi lewat Gunung Bawakaraeng. Waktu tempuh untuk pendakian Gunung Bawakaraeng, kalau dirata-rata dari Desa Terakhir kira-kira 6 - 8 jam perjalanan.
PerijinanTidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.
Keberadaan Porter
Didesa lembanna, kebanyakan penduduk bersedia untuk mengantar dan sekaligus menjadi Porter, hanya saja tak ada tariff yg jelas. Tergantung kesepakatan. Tempat MenarikAda beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:Air terjun di wilayah Tassoso' degnan tinggi 50 meter dan terletak pada ketinggian 1.470m d.p.l. Dapat dicapai dengan jalan kaki dengan jarak tempuh 5 jam pulang pergi, selain air terjun terdapat juga beberapa goa.
Di wilayah Lembanna dijumpai juga sebuah air terjun dengan ketinggian 15 meter dan terletak pada ketinggian 1.514m d.p.l dan dapat dicapai dengan jalan kaki. Memakan waktu tempuh sekitar 1 jam pulang pergi.
Air Terjun MalinoAir Terjun TakapaluAir Terjun Ketemu JodohTaman Wisata Hutan Malino
Gunung Binaiya 3027m dpl
Gunung Binaiya yang merupakan puncak tertinggi di kepualan Ambon ini berada tepatnya di pulau Seram. Berdiri dengan ketinggian 3027m dpl dan berada pada posisi geografis 3° 10' LS dan 129° 28' BT. Selain itu gunung ini juga mempunyai dua puncak lainnya yang mempunyai ketiggian 3019m dpl dan 3011m dpl. Gunung yang jarang dijamah pendaki gunung ini mempunyai tantangan tersendiri yaitu dikarenakan kita akan dihadapkan pada titik awal pendakian mulai dari 0 m dpl. Gunung ini berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 ha. Curah hujan cukup tinggi di taman nasional ini, rata-rata 2000 mm per tahunnya, dan musim penghujan terjadi pada bulan November hingga April dan musim kemarau pada bulan Mei hingga Oktober. Puncak Gunung Binaiya bisa dicapai dari dua sisi yaitu sisi utara dan sisi selatan. AKSES TRANSPORTASIDari Ambon sebelum langsung mendaki terlebih dahulu harus pengurus perijinan pendakian di Masohi. Untuk mencapai Masohi dapat dilakukan dengan dua cara:
- Dengan menggunakan kapal cepat (lebih kurang memakan waktu 3 jam):
Dari Ambon naik angkot kota dengan jurusan Tulehu Rp.5.000,- / orang
Di Tulehu dilanjutkan dengan kapal cepat dengan jurusan Amahai. Rp.58.00,- /orang
Dari Amahai diteruskan dengan menumpang angkot jurusan Masohi. Rp.5.000,-/orang
dan kemudian turun di terminal Binaya, kemudian transportasi digantikan dengan Ojek motor hinga ke kantor Balai Taman Nasional.
- Dengan menggunakan angkutan bus:
Dari terminal Ambon kemudian naik bus dengan jurusan Masohi ongkosnya Rp.55.000,- / orang. Bus ini berangkat jam 05.00 WIT agar bisa pas dengan keberangkatan ferry yang pertama dari pelabuhan Ferry Liang. Bus ini akan berakhir di terminal Binaya, selanjutnya sama dengan alternatif pertama perjalanan dilanjutkan dengan Ojek Motor hingga ke balai taman nasional.
Selanjutnya rute transportasi tergantung pada sisi jalur pendakian mana yang akan dipilih, jika pendakian akan dilakukan dari sisi Utara maka jalur transportasi sbb:
Dari terminal Binaya - Masohi naik angkot dengan tujuan Tehoru dengan ongkos sewa Rp.25.000,-/ orang Dan kemudian dari Tehoru naik longboat/katinting (charter Rp.60.000,-) menuju Sounulu. Sounulu ini masih berada di pulau Seram bagian Selatan.
Jika akan mendaki dari sisi Selatan maka transportasinya sbb:
Dari Terminal Binaya - Masohi naik angkot dengan tujuan Tehoru, ongkos sewanya Rp.25.000,-/orang. Dan kemudian dari Tehoru naik longboat/katinting (charter Rp.50.000,- kalau hitung perkepala Rp.10.000,-/orang) menuju Moso.
RUTE TREKKING KE DESA KANIKERute Sisi UtaraSounulu - Desa Mangga Dua
Perjalan trekking menuju desa Mangga Dua ini membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 4 jam.
Desa Mangga Dua - Desa Yahe
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Desa Yahe dan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 4 jam
Desa Yahe - Desa Piliana
Untuk mencapai Desa Piliana hanya butuh waktu perjalanan selama 1,5 jam dari Desa Yahe.
Desa Piliana - Camp 1 (1280m dpl)
Dari desa Piliana perjalanan akan mendaki terus hingga ketinggian 1280m dpl yang membutuhkan waktu sekitar 6 jam perjalanan. Sebaiknya mendirikan camp 1 disini dan baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.
Camp 1 - Air Merah
Dari lokasi Camp 1 menuju Air Merah butuh waktu tempuh sekitar 6 jam
Air Merah - Camp 2
Perjalanan dari Air Merah menuju Camp 2 butuh waktu dua setengah jam.
Camp 2 - Puncak Ina Putih (2280 m dpl)
Dari camp 2 perjalanan dilanjutkan ke Puncak Ina Putih yang berada pada ketinggian 2280 m dpl. dan membutuhkan waktu tempuh 2 jam
Puncak Ina Putih - Desa Maraina
Dari puncak Ina Putih ini kemudian turun menuju Desa Maraina yang membutuhkan waktu tempuh 6 jam. Di Desa Maraina ini adalah merupakan titik pertemuan dengan jalur dari sisi selatan.
Rute Sisi SelatanDesa Moso - Liang Amarawele
Perjalanan dari Desa Moso hingga ke Liang Amarawele ini memakan waktu kurang lebih 8 - 10 jam, melewati medan berupa hutan lebat, beberapa kali tanjakan, sungai kecil dan jalan setapak yang berada dipinggir jurang. Sebelum sampai di Liang Amarawele kita juga akan melewati sebuah dusun yang bernama Dusun Sinahari.
Liang Amarawele - Way Kapakasitamu
dari Liang Amarawele menuju Way Kapasitamu memakan waktu kurang lebih 8-10 jam dan melewati medan hutan tertutup, beberapa tanjakan dan jalur kali kecil. Diantara jalur ini kita jugaakan melewati Liang Silahata dan Liang Malasihata.
Way Kapakasitamu - Puncak Nasalala
Dari Way Kapakasitamu perjalanan menanjak menuju Puncak Nasalala dan memakan waktu kurang lebih 5-6 jam. Selain itu sebelum puncak Nasalala sebelumnya juga akan terlewati puncak Puncak Huale.
Puncak Nasalala - Desa Manusela
Dari puncak Nasalala perjalanan kemudian turun menuju desa manusela, melewati hutan bambu dan beberapa jalur air. Butuh waktu tempuh untuk sampai di desa Manusela kurang lebih 9 -10 jam.
Desa Manusela - Dusun Maraina
Perjalanan dari Desa manusela menuju dusun maraina membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Seperti yang diterangkan diatas di Dusun Maraina ini merupakan titik temu antara jalur dari sisi utara dan selatan.
Dusun Maraina - Dusun Selumena
Butuh waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di dusun Selumena, melewati Wai Isal dan hutan bambu. Jalan setapak sedikit relatif datar.
Dusun Selumena - Desa Kanike
Perjalanan dilajutkan dengan menyusuri sungai Wai Isal dan kemudian masuk kehutan. Waktu tempuh hingga sampai di Desa kanike adalah kurang lebih 5-6 jam.
RUTE PENDAKIANDesa Kanike - Way Huhu
Perjalanan pendakian dari Desa kanike hingga ke Way Huhu membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 8-9 jam, dan melewati beberapa sungai diantaranya Way Wasamata dan Way Ansela. Keadaaan medan pendakian berupa hutan yang cukup lebat dan tertutup, jalan setapaknya menanjak.
Way Huhu - Way Puku
dari Way Huhu hingga ke Way Puku membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 5 jam dan melewati daerah batas vegetasi hutan tertutup tadi mulai terbuka dan kiri kanan jalan terdapat jurang.
Way Puku - Puncak Binaiya 3027 m dpl
Dari Way Puku hingga ke puncak Binaiya 3027m dpl, hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit. Dan dari puncak Binaiya 3027m dpl jika cuaca nya tidak berkabut akan terlihat jelas gari pantai utara dan selatan dari pulau Seram ini.
Way Puku - Puncak Binaiya 3019m dpl
Dari Way Puku menuju Puncak Binaiya 3019m dpl kita sebelumnya harus turun sedikit kelembah dan baru kemudian mendaki lagi kepuncak tersebut dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Hati-hati didaerah ini karena jika berkabut jarak pandang sangat pendek sekali.
- Dengan menggunakan kapal cepat (lebih kurang memakan waktu 3 jam):
Dari Ambon naik angkot kota dengan jurusan Tulehu Rp.5.000,- / orang
Di Tulehu dilanjutkan dengan kapal cepat dengan jurusan Amahai. Rp.58.00,- /orang
Dari Amahai diteruskan dengan menumpang angkot jurusan Masohi. Rp.5.000,-/orang
dan kemudian turun di terminal Binaya, kemudian transportasi digantikan dengan Ojek motor hinga ke kantor Balai Taman Nasional.
- Dengan menggunakan angkutan bus:
Dari terminal Ambon kemudian naik bus dengan jurusan Masohi ongkosnya Rp.55.000,- / orang. Bus ini berangkat jam 05.00 WIT agar bisa pas dengan keberangkatan ferry yang pertama dari pelabuhan Ferry Liang. Bus ini akan berakhir di terminal Binaya, selanjutnya sama dengan alternatif pertama perjalanan dilanjutkan dengan Ojek Motor hingga ke balai taman nasional.
Selanjutnya rute transportasi tergantung pada sisi jalur pendakian mana yang akan dipilih, jika pendakian akan dilakukan dari sisi Utara maka jalur transportasi sbb:
Dari terminal Binaya - Masohi naik angkot dengan tujuan Tehoru dengan ongkos sewa Rp.25.000,-/ orang Dan kemudian dari Tehoru naik longboat/katinting (charter Rp.60.000,-) menuju Sounulu. Sounulu ini masih berada di pulau Seram bagian Selatan.
Jika akan mendaki dari sisi Selatan maka transportasinya sbb:
Dari Terminal Binaya - Masohi naik angkot dengan tujuan Tehoru, ongkos sewanya Rp.25.000,-/orang. Dan kemudian dari Tehoru naik longboat/katinting (charter Rp.50.000,- kalau hitung perkepala Rp.10.000,-/orang) menuju Moso.
RUTE TREKKING KE DESA KANIKERute Sisi UtaraSounulu - Desa Mangga Dua
Perjalan trekking menuju desa Mangga Dua ini membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 4 jam.
Desa Mangga Dua - Desa Yahe
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Desa Yahe dan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 4 jam
Desa Yahe - Desa Piliana
Untuk mencapai Desa Piliana hanya butuh waktu perjalanan selama 1,5 jam dari Desa Yahe.
Desa Piliana - Camp 1 (1280m dpl)
Dari desa Piliana perjalanan akan mendaki terus hingga ketinggian 1280m dpl yang membutuhkan waktu sekitar 6 jam perjalanan. Sebaiknya mendirikan camp 1 disini dan baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.
Camp 1 - Air Merah
Dari lokasi Camp 1 menuju Air Merah butuh waktu tempuh sekitar 6 jam
Air Merah - Camp 2
Perjalanan dari Air Merah menuju Camp 2 butuh waktu dua setengah jam.
Camp 2 - Puncak Ina Putih (2280 m dpl)
Dari camp 2 perjalanan dilanjutkan ke Puncak Ina Putih yang berada pada ketinggian 2280 m dpl. dan membutuhkan waktu tempuh 2 jam
Puncak Ina Putih - Desa Maraina
Dari puncak Ina Putih ini kemudian turun menuju Desa Maraina yang membutuhkan waktu tempuh 6 jam. Di Desa Maraina ini adalah merupakan titik pertemuan dengan jalur dari sisi selatan.
Rute Sisi SelatanDesa Moso - Liang Amarawele
Perjalanan dari Desa Moso hingga ke Liang Amarawele ini memakan waktu kurang lebih 8 - 10 jam, melewati medan berupa hutan lebat, beberapa kali tanjakan, sungai kecil dan jalan setapak yang berada dipinggir jurang. Sebelum sampai di Liang Amarawele kita juga akan melewati sebuah dusun yang bernama Dusun Sinahari.
Liang Amarawele - Way Kapakasitamu
dari Liang Amarawele menuju Way Kapasitamu memakan waktu kurang lebih 8-10 jam dan melewati medan hutan tertutup, beberapa tanjakan dan jalur kali kecil. Diantara jalur ini kita jugaakan melewati Liang Silahata dan Liang Malasihata.
Way Kapakasitamu - Puncak Nasalala
Dari Way Kapakasitamu perjalanan menanjak menuju Puncak Nasalala dan memakan waktu kurang lebih 5-6 jam. Selain itu sebelum puncak Nasalala sebelumnya juga akan terlewati puncak Puncak Huale.
Puncak Nasalala - Desa Manusela
Dari puncak Nasalala perjalanan kemudian turun menuju desa manusela, melewati hutan bambu dan beberapa jalur air. Butuh waktu tempuh untuk sampai di desa Manusela kurang lebih 9 -10 jam.
Desa Manusela - Dusun Maraina
Perjalanan dari Desa manusela menuju dusun maraina membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Seperti yang diterangkan diatas di Dusun Maraina ini merupakan titik temu antara jalur dari sisi utara dan selatan.
Dusun Maraina - Dusun Selumena
Butuh waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di dusun Selumena, melewati Wai Isal dan hutan bambu. Jalan setapak sedikit relatif datar.
Dusun Selumena - Desa Kanike
Perjalanan dilajutkan dengan menyusuri sungai Wai Isal dan kemudian masuk kehutan. Waktu tempuh hingga sampai di Desa kanike adalah kurang lebih 5-6 jam.
RUTE PENDAKIANDesa Kanike - Way Huhu
Perjalanan pendakian dari Desa kanike hingga ke Way Huhu membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 8-9 jam, dan melewati beberapa sungai diantaranya Way Wasamata dan Way Ansela. Keadaaan medan pendakian berupa hutan yang cukup lebat dan tertutup, jalan setapaknya menanjak.
Way Huhu - Way Puku
dari Way Huhu hingga ke Way Puku membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 5 jam dan melewati daerah batas vegetasi hutan tertutup tadi mulai terbuka dan kiri kanan jalan terdapat jurang.
Way Puku - Puncak Binaiya 3027 m dpl
Dari Way Puku hingga ke puncak Binaiya 3027m dpl, hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit. Dan dari puncak Binaiya 3027m dpl jika cuaca nya tidak berkabut akan terlihat jelas gari pantai utara dan selatan dari pulau Seram ini.
Way Puku - Puncak Binaiya 3019m dpl
Dari Way Puku menuju Puncak Binaiya 3019m dpl kita sebelumnya harus turun sedikit kelembah dan baru kemudian mendaki lagi kepuncak tersebut dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Hati-hati didaerah ini karena jika berkabut jarak pandang sangat pendek sekali.
Gunung Cereme 3078m dpl
Gunung ini berada pada posisi geografis 6°53 1/2' LS dan 108°24' BT. Diantara tiga kabupaten, Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Tertinggi di Jawa Barat yaitu 3078m. Dipuncak gunung ini terdapat beberapa kawah, diantaranya Kawah Barat, Kawah Timut, dan Goa Walet. Air agak susah ditemukan di gunung ini, terlebih lagi jika pendakian dimulai dari Linggarjati. Sebaik anda membawa perbekalan air yang cukup untuk perjalanan anda. Dari Jakarta gunung ini bisa dicapai dengan menggunakan bus kearah Kuningan atau Cirebon. Dan dari Cirebon kita mempunyai beberapa rute pendakian. Digunung ini banyak sekali kita jumpai monyet yang kadang-kadang melopat dari dahan kedahan mengikuti para pendaki. Dimusim hujan suhu dipuncak gunung Cereme bisa mencapai 2°c. Rute PendakianAKSES TRANSPORTASIRute Apuy
Dari Jakarta naik bus menuju Kuningan (Rp. 20.000) lalu turun di pertigaan Palimanan. Dari pertigaan Palimanan naik mobil minibus (ELF/L300) jurusan Kadipaten dan turun di terminal Kadipaten (Rp.5.000), kemudian disambung lagi dengan menumpang minibus (ELF/L300) jurusan Talaga dan turun di terminal Maja (Rp.5.000). Terakhir angkutan disambung dengan memakai kendaraan pick-up menuju Apuy dengan tarif Rp.2.500.
Alternatif lain menuju Maja
Dari perapatan Palimanan naik minibus (ELF/L300) menuju Rajagaluh dan turun di terminal Rajagaluh Rp.3.000. Dari terminal Rajagaluh dilanjutkan naik colt menuju Majalengka dan turun di Cikasong, (Rp.2.000) dan disambung dengan menyetop minibus L300 yang dari Kadipaten menuju Maja (Rp.2.000)
Bisa juga dari pertigaan Palimanan menuju Maja mencarter minibus (ELF/L300) harga tergantung tawar menawar, biasanya Rp.110.000 per satu mobil.
Rute Palutungan
Dari Jakarta naik bus menuju Cirebon atau bias juga naik kereta api, kemudian dilanjutkan dengan naik angkot menuju Cigugur. Kemudian naik Ojek ke Palutungan.
Rute Linggajati
Dari Jakarta naik bus menuju Kuningan dan turun di Pertigaan Cilimus. Kemudian dilanjutkan dengan naik angkot atau naik ojek menuju Desa Linggajati, yang hanya berjarak 4 -5 km.
JALUR PENDAKIAN DARI JALUR APUY:
Rute Apuy adalah rute yang terpendek dibanding dengan dua rute lainnya yang umum dipakai. Akan tetapi untuk pencapaian ke Desa Apuy masih terbentur masalah kendaraan yang masih menggunakan mobil pick-up sayur. Berikut ulasan mengenai jalur Apuy:
Desa Apuy
Desa ini terletak pada ketinggian 1204m dpl dan berada pada Kecamatan Argapura, desa kecil ini merupakan desa terakhir untuk pendakian Gn. Ciremai melalui rute ini. Didesa ini juga terdapat sebuah objek wisata alam berupa sebuah air terjun bertingkat dua. Air terjun ini bernama Curug Muara Jaya. Para pendaki biasanya menginap di rumah Pak Kuwu atau Pak Kepala Desa. Desa ini berada pada koordinat 06° 54’ 38.9” LS dan 108° 21’ 20.0” BT.
Desa Apuy – Pos I ( Blok Arban)
Dari Apuy ke Pos I atau yang disebut juga dengan Blok Arban ini berjarak sekitar 2 jam berjalan kaki, dengan melewati perkebunan penduduk dan banyak sekali jalan bercabang. Alternatif menuju Pos I adalah dengan mencarter mobil Pick-up L300. Di pos ini merupakan tempat untuk mendapatkan air yang terakhir. Pos ini berada pada ketinggian 1.614m dpl dan pada posisi 06° 54’ 50.3” LS dan 108° 22’ 43.4” BT.
Pos I – Pos II (Simpang Lima)
Pos I ke Pos II atau Pos Simpang Lima ini berjarak sekitar 1 jam jalan kaki. Pos ini berada pada ketinggian 1.915m dpl dan pada koordinat 06° 54’ 47.1” LS dan 108° 23’ 10.0” BT. Pos ini tidak begitu luas bisa menampung sekitar 2-3 tenda. Dan dilokasi ini ada tenda terpal yang ditinggalkan pemiliknya, kondisinya masih bagus hanya tidak dipasang sebagaimana mestinya.
Pos II – Pos III (Tegal Wasawa)
Dari Pos II ke Pos III yang dikenal juga dengan Pos Tegal Wasawa, bias ditempuh dengan waktu lebih kurang satu jam. Pos III berada pada ketinggian 2.400m dpl dan pada posisi 06° 54’ 44.1” LS dan 108° 23’ 36.1” BT. Pos ini cukup sempit dan hanya bisa menampung 2 tenda dalam posisi yang cukup rapat.
Pos III – Pos IV (Tegal Jamuju)
Dari Pos III ke Pos IV atau Tegal Jamuju ini berjarak sekitar 50 menit. Pos IV berada pada ketinggian 2.600m dpl dan pada posisi 06° 54’ 33.4” LS dan 108° 23’ 46.9” BT. Pos IV ini cukup luas dan bisa menampung 5-6 tenda.
Pos IV – Pos V (Sanghiang Rangkah)
Pos V atau Sanghiang Rangkah ini berjarak lebih kurang 1.5 jam perjalanan dari Pos IV. Pos Sanghiang Rangkah ini adalah pos yang terluas, disini juga terdapat pertigaan jalur ke Palutungan. Dari Pos V ini keadaan medan sudah terbuka. Pos ini berada pada ketinggian 2.800m dpl dan pada posisi 06° 54’ 17.9” LS dan 108° 23’ 58.7” BT. Pertigaan ke Palutungan juga bisa kita temui setelah kira-kira 30 menit pendakian dari Pos V atau pada posisi 06° 53’ 59.2” LS dan 108° 24’ 08.1” BT.
Pos V – Pos VI (Goa Walet)
Pos VI berada persis diatas Goa Walet dan kita bisa mendapatkan air di Goa Walet yang berasal dari rembesan air dari atap goa. Akan tetapi perlu diingat dimusim kemarau kadang kala airnya kering. Pos VI berada pada ketinggian 2.950m dpl dan pada posisi 06° 53’ 53.1” LS dan 108° 24’ 11.6” BT. Pos ini medannya terbuka serta cukup luas dan bisa menampung 3-4 tenda. Selain di Pos ini kita juga bisa mendirikan tenda di areal Goa Walet dan lebih terlindung dari angin.
Pos VI – Daerah Puncak.
Dari Pos VI ke daerah puncak tidak begitu jauh, kira-kira memakan waktu 30-50 menit. Tanjakan cukup curam. Sampai didaerah puncak bisa mengitari kawah dengan waktu tempuh sekita 2.5 jam. Didaerah puncak ini kita bisa menemukan tiga titik trianggulasi. Jika kita memulai kearah kiri maka titik pertama yang kita temui adalah tiang 2.866m dpl pada posisi 06° 53’ 46.6” LS dan 108° 24’ 15.3” BT yang merupakan titik tertinggi ketiga, kemudian tiang trianggulasi yang sudah rubuh ini adalah titik tertinggi yaitu 3.073m dpl yang dikenal dengan nama Sunan Cirebon terletak pada posisi 06° 53’ 35.0” LS dan 108° 24’ 24.9” BT berikutnya titik ketinggian kedua tertinggi yang dikenal juga dengan nama Sunan Mataram dengan ketinggian 3.056m dpl serta posisi 06° 53’ 40.9” LS dan 108° 24’ 42.3” BT. Tiang Sunan Mataram ini berada persis dekat jalur turun ke Linggar Jati.
JALUR PENDAKIAN LINGGAJATI
Jalur Linggajati ini sangat terjal dan kondisinya hampir bisa dibilang hancur, jika hendak melewati jalur ini, kondisi fisik dan mental harus prima, karena medan Linggajati ini sangat tidak dianjurkan untuk pemula, maupun untuk yang jarang naik gunung. Menurut penduduk setempat jumlah pos jalur ini sampai puncak adalah 28 Pos, karena pos-pos kecil atau daerah kecil yang datar juga dihitung sebagai pos. Highcamp hanya membahas pos-pos yang besar dan umum. Berikut uraian singkat mengenai jalur Linggajati.
Desa Linggajati
Desa ini berada pada ketinggian 700m dpl berada dalam ruang lingkup Kecamatan Cilimus. Titik awal pendakian berada pada akhir jalan aspal dari Desa Linggajati didekat sebuah Villa yang benama Gajah Barong. Pada posisi 06° 52’ 54.1” LS dan 108° 27’ 48.8” BT.
Linggajati – Pos I Cibunar
Linggajati – Pos I atau Cibunar ini jalan setapaknya lebar berbatu dan bisa ditempuh olah mobil bergardan ganda atau motor. Disepanjang jalur hingga pos Cibunar banyak terdapat warung, yang beroperasi pada musim pendakian tapi ada juga yang beroperasi setiap harinya. Pos Cibunar berada pada ketinggian 863m dpl dan pada posisi 06° 53’ 01.19” LS dan 108° 27’ 25.0” BT.
Pos I – Pos II Condang Amis
Pos II atau Condang Amis terdapat sebuah pondok warung yang hanya beroperasi pada musim pendakian tahun baru. Pos ini sangat luas berada pada ketinggian 1.212m dpl dan pada posisi 06° 53’ 11.5” LS dan 108° 26’ 40.5” BT. Keadaan jalan setapak dari Pos Cibunar hingga Pos Condang Amis bertanah licin dengan kemiringan 30 – 50 derajat, hutannya rapat.
Pos II – Pos III Kuburan Kuda
Pos Kuburan kuda atau Pos III ini terletak pada ketinggian 0.000m dpl dan pada posisi 06° 52’ 58.7” LS dan 108° 26’ 21.1” BT. Pos III ini cukup luas bisa menampung 3-4 tenda.
Pos II – Pos IV Pangalap
Pos IV atau disebut juga dengan Pos Pangalap terletak pada ketinggian 1.673m dpl dan pada posisi 06° 53’ 00.9” LS dan 108° 26’ 07.1” BT. Pos ini luas bisa menampung 8-10 tenda.
Pos IV – Pos V Tanjakan Seruni
Pos V atau Pos Tanjakan Seruni ini berada pada ketinggian 1.812m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 07.5” LS dan 108° 25’ 53.4” BT. Pos ini juga cukup luas untuk mendirikan tenda.
Pos V – Pos VI Bapa Tere
Pas VI atau Pos Bapa Tere ini berada pada ketinggian 2.146m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 21.4” LS dan 108° 25’ 39.4” BT. Pos ini cukup luas akan tetapi Banyak permukaan tersebut yang sedikit miring.
Pos VI – Pos VII Batu Lingga
Pos ini terkenal dengan sebutan tempat keramat, pada pos ini terdapat sebuah batu besar, akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Menurut penduduk setempat batu tersebut hilang secara misterius. Pos Batu lingga ini cukup lebar dan berada pada ketinggian 2.365m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 24.6” LS dan 108° 25’ 29.9” BT
Pos VII – Pos VIII Sangga Buana 1
Pos Sangga Buana 1 ini cukup luas, bisa menampung 3-4 tenda dan berada pada ketinggian 2.491m dan pada koordinat 06° 53’ 26.5” LS dan 108° 25’ 16.5” BT.
Pos VIII – Pos IX Sangga Buana 2
Pos IX atau Pos Sangga Buana 2 ini tidak begitu besar dan terletak pada ketinggian 2.648m dpl dan pada posisi 06° 53’ 31.2” LS dan 108° 25’ 05.7” BT.
Pos IX – Pos X Pangasinan.
Pos Pangasinan ini adalah merupakan pos yang terakhir menuju daerah puncak. Pos ini berada pada ketinggian 2.842m dpl koordinat 06° 53’ 34.7” LS dan 108° 24’ 55.5” BT. Pos ini cukup lebar dan posisinya terbuka. Permukaannya sedikit miring.
JALUR PENDAKIAN PALUTUNGAN:
Jalur Palutungan adalah jalur yang terpanjang, dan tidak begitu curam karena kondisi konturnya yang landai. Jalur ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai jalur turun. Berikut ulasan singkat mengenai jalur Palutungan:
Desa Palutungan
Desa Palutungan ini terletak pada ketinggian 1.100m dpl. Desa ini adalah awal pendakian untuk jaluir Palutungan
Palutungan – Pos I (Pos Cigowong)
Pos satu atau Pos Cigowong ini berada pada ketinggian 1.450m dpl, dan terdiri dari dua pelataran dan masing-masing pelataran terdapat bekas bangunan pos yang tinggal rangka. Disini terdapat sebuah sungai kecil dan dari sini menuju puncak berjarak sekitar 5.6 km.
Pos I – Pos II (Pos Kuta)
Pos Kuta berada pada ketinggian 1.575m dpl, cukup luas untuk mendirikan dua tenda.
Pos II – Pos III (Pos Pangguyangan Badak)
Pos III atau Pos Pangguyangan Badak ini berjarak 4.5 km. Dan berada pada ketinggian 1.800m dpl.
Pos V – Pos VI ( Pos Pasanggrahan)
Pos Pasangrahan ini cukup luas bisa menampung 3 – 4 tenda. Berada pada ketinggian 2.450m dpl serta jarak kepuncak dari pos ini sekitar 1.6 km.
Pos VI – Pos VII (Pos Sanghiang Ropoh)
Pos Sanghiang Ropoh atau Pos VII untuk jalur Palutungan ini berada pada ketinggian 2.650m dpl dan berjarak lebih kurang 1.1 km. Pos ini merupakan pos terakhir pada jalur Palutungan setelah itu jalur Palutungan akan bergabung dengan jalur dari Apuy pada tanjakan batu-batu. Selanjutnya akan bertemu dengan Goa Walet.
PerijinanPengurusan perijinan untuk rute Apuy tidak begitu berbelit-belit. pengurusan bisa dilakukan dikantor kepala desa yang merupakan kantor PHPA juga atau jika bermalam dirumah bapak Kepala Desa kita bisa langsung mendaftar dirumah kepala desa. Biaya retribusi per orang adalah Rp.4.500,- sudah termasuk asuransi, dengan menuliskan jumlah anggota, alamat dan rencana pendakian pada buku tamu. Dan jika anda membawa radio komunikasi jangan lupa untuk meminta frekweksi yang mereka pakai.
Untuk perijinan rute Linggajati bisa dilakukan di Pos PPGC Linggajati. Dahulu sebelum adanya pos PPGC, para pendaki mendaftar dirumah penduduk yang merupakan juru kunci gunung ini yaitu Almarhum Pak Ahmad. Pada Pos PPGC ini para pendaki harus mendaftarkan nama dan alamatnya serta membayar asuransi perlindungan wana artha. Biaya pendaftaran Rp.3000 (update unknown) sudah termasuk asuransi. Gunung Cereme adalah gunung yang terberat untuk wilayah Jawa Barat, jadi pendaki dituntut untuk mempunyai kondisi fisik yang baik serta jangan lupa untuk membawa persedian air yang cukup. karena anda tidak akan menemukan air disepanjang jalur linggarjati ini.
Untuk perijinan rute Palutungan dilakukan didesa palutungan tepatnya di pos PPGC Perhutani yang berada diseberang jalan tempat awal pendakian. Tatacara dan biaya sama dengan rute Apuy.
Tempat MenarikAir Terjun Curug Muara Jaya
Air terjun ini terletak persis didesa Apuy. Dan sudah dikelola dengan baik desa Apuy. Air terjun ini bertingkat dua, tingkat pertamanya setinggi 50m dan tingkat keduanya setinggi 10m. Lokasinya terletak didasar sebuah lembah hasil dari aliran sungai Muara Jaya yang berair bening dan sejuk. Selain sarana pendukung yang sudah tersedia lengkap. Dilokasi ini juga terdapat sebuah camping ground. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada saat libur ataupun akhir pekan.
Jika melewati jalur Linggajati, ada banyak tempat menarik yang biusa dikunjungi, diantaranya wisata sejarah berupa bangunan bersejarah tempat berlangsungnya perjanjian Linggajati antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda. Selain itu juga terdapat kolam pemandian air panas. Untuk akomodasi didesa Apuy tidak ada penginapan, biasanya para pendaki menginap di rumah kepala desa. Sedang di rute Linggajati, terdapat sebuah villa penginapan persis di dekat perbatasan jalan aspal dan jalan menuju Cibunar. Villa ini bernama Villa Gajah Baron.
Dari Jakarta naik bus menuju Kuningan (Rp. 20.000) lalu turun di pertigaan Palimanan. Dari pertigaan Palimanan naik mobil minibus (ELF/L300) jurusan Kadipaten dan turun di terminal Kadipaten (Rp.5.000), kemudian disambung lagi dengan menumpang minibus (ELF/L300) jurusan Talaga dan turun di terminal Maja (Rp.5.000). Terakhir angkutan disambung dengan memakai kendaraan pick-up menuju Apuy dengan tarif Rp.2.500.
Alternatif lain menuju Maja
Dari perapatan Palimanan naik minibus (ELF/L300) menuju Rajagaluh dan turun di terminal Rajagaluh Rp.3.000. Dari terminal Rajagaluh dilanjutkan naik colt menuju Majalengka dan turun di Cikasong, (Rp.2.000) dan disambung dengan menyetop minibus L300 yang dari Kadipaten menuju Maja (Rp.2.000)
Bisa juga dari pertigaan Palimanan menuju Maja mencarter minibus (ELF/L300) harga tergantung tawar menawar, biasanya Rp.110.000 per satu mobil.
Rute Palutungan
Dari Jakarta naik bus menuju Cirebon atau bias juga naik kereta api, kemudian dilanjutkan dengan naik angkot menuju Cigugur. Kemudian naik Ojek ke Palutungan.
Rute Linggajati
Dari Jakarta naik bus menuju Kuningan dan turun di Pertigaan Cilimus. Kemudian dilanjutkan dengan naik angkot atau naik ojek menuju Desa Linggajati, yang hanya berjarak 4 -5 km.
JALUR PENDAKIAN DARI JALUR APUY:
Rute Apuy adalah rute yang terpendek dibanding dengan dua rute lainnya yang umum dipakai. Akan tetapi untuk pencapaian ke Desa Apuy masih terbentur masalah kendaraan yang masih menggunakan mobil pick-up sayur. Berikut ulasan mengenai jalur Apuy:
Desa Apuy
Desa ini terletak pada ketinggian 1204m dpl dan berada pada Kecamatan Argapura, desa kecil ini merupakan desa terakhir untuk pendakian Gn. Ciremai melalui rute ini. Didesa ini juga terdapat sebuah objek wisata alam berupa sebuah air terjun bertingkat dua. Air terjun ini bernama Curug Muara Jaya. Para pendaki biasanya menginap di rumah Pak Kuwu atau Pak Kepala Desa. Desa ini berada pada koordinat 06° 54’ 38.9” LS dan 108° 21’ 20.0” BT.
Desa Apuy – Pos I ( Blok Arban)
Dari Apuy ke Pos I atau yang disebut juga dengan Blok Arban ini berjarak sekitar 2 jam berjalan kaki, dengan melewati perkebunan penduduk dan banyak sekali jalan bercabang. Alternatif menuju Pos I adalah dengan mencarter mobil Pick-up L300. Di pos ini merupakan tempat untuk mendapatkan air yang terakhir. Pos ini berada pada ketinggian 1.614m dpl dan pada posisi 06° 54’ 50.3” LS dan 108° 22’ 43.4” BT.
Pos I – Pos II (Simpang Lima)
Pos I ke Pos II atau Pos Simpang Lima ini berjarak sekitar 1 jam jalan kaki. Pos ini berada pada ketinggian 1.915m dpl dan pada koordinat 06° 54’ 47.1” LS dan 108° 23’ 10.0” BT. Pos ini tidak begitu luas bisa menampung sekitar 2-3 tenda. Dan dilokasi ini ada tenda terpal yang ditinggalkan pemiliknya, kondisinya masih bagus hanya tidak dipasang sebagaimana mestinya.
Pos II – Pos III (Tegal Wasawa)
Dari Pos II ke Pos III yang dikenal juga dengan Pos Tegal Wasawa, bias ditempuh dengan waktu lebih kurang satu jam. Pos III berada pada ketinggian 2.400m dpl dan pada posisi 06° 54’ 44.1” LS dan 108° 23’ 36.1” BT. Pos ini cukup sempit dan hanya bisa menampung 2 tenda dalam posisi yang cukup rapat.
Pos III – Pos IV (Tegal Jamuju)
Dari Pos III ke Pos IV atau Tegal Jamuju ini berjarak sekitar 50 menit. Pos IV berada pada ketinggian 2.600m dpl dan pada posisi 06° 54’ 33.4” LS dan 108° 23’ 46.9” BT. Pos IV ini cukup luas dan bisa menampung 5-6 tenda.
Pos IV – Pos V (Sanghiang Rangkah)
Pos V atau Sanghiang Rangkah ini berjarak lebih kurang 1.5 jam perjalanan dari Pos IV. Pos Sanghiang Rangkah ini adalah pos yang terluas, disini juga terdapat pertigaan jalur ke Palutungan. Dari Pos V ini keadaan medan sudah terbuka. Pos ini berada pada ketinggian 2.800m dpl dan pada posisi 06° 54’ 17.9” LS dan 108° 23’ 58.7” BT. Pertigaan ke Palutungan juga bisa kita temui setelah kira-kira 30 menit pendakian dari Pos V atau pada posisi 06° 53’ 59.2” LS dan 108° 24’ 08.1” BT.
Pos V – Pos VI (Goa Walet)
Pos VI berada persis diatas Goa Walet dan kita bisa mendapatkan air di Goa Walet yang berasal dari rembesan air dari atap goa. Akan tetapi perlu diingat dimusim kemarau kadang kala airnya kering. Pos VI berada pada ketinggian 2.950m dpl dan pada posisi 06° 53’ 53.1” LS dan 108° 24’ 11.6” BT. Pos ini medannya terbuka serta cukup luas dan bisa menampung 3-4 tenda. Selain di Pos ini kita juga bisa mendirikan tenda di areal Goa Walet dan lebih terlindung dari angin.
Pos VI – Daerah Puncak.
Dari Pos VI ke daerah puncak tidak begitu jauh, kira-kira memakan waktu 30-50 menit. Tanjakan cukup curam. Sampai didaerah puncak bisa mengitari kawah dengan waktu tempuh sekita 2.5 jam. Didaerah puncak ini kita bisa menemukan tiga titik trianggulasi. Jika kita memulai kearah kiri maka titik pertama yang kita temui adalah tiang 2.866m dpl pada posisi 06° 53’ 46.6” LS dan 108° 24’ 15.3” BT yang merupakan titik tertinggi ketiga, kemudian tiang trianggulasi yang sudah rubuh ini adalah titik tertinggi yaitu 3.073m dpl yang dikenal dengan nama Sunan Cirebon terletak pada posisi 06° 53’ 35.0” LS dan 108° 24’ 24.9” BT berikutnya titik ketinggian kedua tertinggi yang dikenal juga dengan nama Sunan Mataram dengan ketinggian 3.056m dpl serta posisi 06° 53’ 40.9” LS dan 108° 24’ 42.3” BT. Tiang Sunan Mataram ini berada persis dekat jalur turun ke Linggar Jati.
JALUR PENDAKIAN LINGGAJATI
Jalur Linggajati ini sangat terjal dan kondisinya hampir bisa dibilang hancur, jika hendak melewati jalur ini, kondisi fisik dan mental harus prima, karena medan Linggajati ini sangat tidak dianjurkan untuk pemula, maupun untuk yang jarang naik gunung. Menurut penduduk setempat jumlah pos jalur ini sampai puncak adalah 28 Pos, karena pos-pos kecil atau daerah kecil yang datar juga dihitung sebagai pos. Highcamp hanya membahas pos-pos yang besar dan umum. Berikut uraian singkat mengenai jalur Linggajati.
Desa Linggajati
Desa ini berada pada ketinggian 700m dpl berada dalam ruang lingkup Kecamatan Cilimus. Titik awal pendakian berada pada akhir jalan aspal dari Desa Linggajati didekat sebuah Villa yang benama Gajah Barong. Pada posisi 06° 52’ 54.1” LS dan 108° 27’ 48.8” BT.
Linggajati – Pos I Cibunar
Linggajati – Pos I atau Cibunar ini jalan setapaknya lebar berbatu dan bisa ditempuh olah mobil bergardan ganda atau motor. Disepanjang jalur hingga pos Cibunar banyak terdapat warung, yang beroperasi pada musim pendakian tapi ada juga yang beroperasi setiap harinya. Pos Cibunar berada pada ketinggian 863m dpl dan pada posisi 06° 53’ 01.19” LS dan 108° 27’ 25.0” BT.
Pos I – Pos II Condang Amis
Pos II atau Condang Amis terdapat sebuah pondok warung yang hanya beroperasi pada musim pendakian tahun baru. Pos ini sangat luas berada pada ketinggian 1.212m dpl dan pada posisi 06° 53’ 11.5” LS dan 108° 26’ 40.5” BT. Keadaan jalan setapak dari Pos Cibunar hingga Pos Condang Amis bertanah licin dengan kemiringan 30 – 50 derajat, hutannya rapat.
Pos II – Pos III Kuburan Kuda
Pos Kuburan kuda atau Pos III ini terletak pada ketinggian 0.000m dpl dan pada posisi 06° 52’ 58.7” LS dan 108° 26’ 21.1” BT. Pos III ini cukup luas bisa menampung 3-4 tenda.
Pos II – Pos IV Pangalap
Pos IV atau disebut juga dengan Pos Pangalap terletak pada ketinggian 1.673m dpl dan pada posisi 06° 53’ 00.9” LS dan 108° 26’ 07.1” BT. Pos ini luas bisa menampung 8-10 tenda.
Pos IV – Pos V Tanjakan Seruni
Pos V atau Pos Tanjakan Seruni ini berada pada ketinggian 1.812m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 07.5” LS dan 108° 25’ 53.4” BT. Pos ini juga cukup luas untuk mendirikan tenda.
Pos V – Pos VI Bapa Tere
Pas VI atau Pos Bapa Tere ini berada pada ketinggian 2.146m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 21.4” LS dan 108° 25’ 39.4” BT. Pos ini cukup luas akan tetapi Banyak permukaan tersebut yang sedikit miring.
Pos VI – Pos VII Batu Lingga
Pos ini terkenal dengan sebutan tempat keramat, pada pos ini terdapat sebuah batu besar, akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Menurut penduduk setempat batu tersebut hilang secara misterius. Pos Batu lingga ini cukup lebar dan berada pada ketinggian 2.365m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 24.6” LS dan 108° 25’ 29.9” BT
Pos VII – Pos VIII Sangga Buana 1
Pos Sangga Buana 1 ini cukup luas, bisa menampung 3-4 tenda dan berada pada ketinggian 2.491m dan pada koordinat 06° 53’ 26.5” LS dan 108° 25’ 16.5” BT.
Pos VIII – Pos IX Sangga Buana 2
Pos IX atau Pos Sangga Buana 2 ini tidak begitu besar dan terletak pada ketinggian 2.648m dpl dan pada posisi 06° 53’ 31.2” LS dan 108° 25’ 05.7” BT.
Pos IX – Pos X Pangasinan.
Pos Pangasinan ini adalah merupakan pos yang terakhir menuju daerah puncak. Pos ini berada pada ketinggian 2.842m dpl koordinat 06° 53’ 34.7” LS dan 108° 24’ 55.5” BT. Pos ini cukup lebar dan posisinya terbuka. Permukaannya sedikit miring.
JALUR PENDAKIAN PALUTUNGAN:
Jalur Palutungan adalah jalur yang terpanjang, dan tidak begitu curam karena kondisi konturnya yang landai. Jalur ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai jalur turun. Berikut ulasan singkat mengenai jalur Palutungan:
Desa Palutungan
Desa Palutungan ini terletak pada ketinggian 1.100m dpl. Desa ini adalah awal pendakian untuk jaluir Palutungan
Palutungan – Pos I (Pos Cigowong)
Pos satu atau Pos Cigowong ini berada pada ketinggian 1.450m dpl, dan terdiri dari dua pelataran dan masing-masing pelataran terdapat bekas bangunan pos yang tinggal rangka. Disini terdapat sebuah sungai kecil dan dari sini menuju puncak berjarak sekitar 5.6 km.
Pos I – Pos II (Pos Kuta)
Pos Kuta berada pada ketinggian 1.575m dpl, cukup luas untuk mendirikan dua tenda.
Pos II – Pos III (Pos Pangguyangan Badak)
Pos III atau Pos Pangguyangan Badak ini berjarak 4.5 km. Dan berada pada ketinggian 1.800m dpl.
Pos V – Pos VI ( Pos Pasanggrahan)
Pos Pasangrahan ini cukup luas bisa menampung 3 – 4 tenda. Berada pada ketinggian 2.450m dpl serta jarak kepuncak dari pos ini sekitar 1.6 km.
Pos VI – Pos VII (Pos Sanghiang Ropoh)
Pos Sanghiang Ropoh atau Pos VII untuk jalur Palutungan ini berada pada ketinggian 2.650m dpl dan berjarak lebih kurang 1.1 km. Pos ini merupakan pos terakhir pada jalur Palutungan setelah itu jalur Palutungan akan bergabung dengan jalur dari Apuy pada tanjakan batu-batu. Selanjutnya akan bertemu dengan Goa Walet.
PerijinanPengurusan perijinan untuk rute Apuy tidak begitu berbelit-belit. pengurusan bisa dilakukan dikantor kepala desa yang merupakan kantor PHPA juga atau jika bermalam dirumah bapak Kepala Desa kita bisa langsung mendaftar dirumah kepala desa. Biaya retribusi per orang adalah Rp.4.500,- sudah termasuk asuransi, dengan menuliskan jumlah anggota, alamat dan rencana pendakian pada buku tamu. Dan jika anda membawa radio komunikasi jangan lupa untuk meminta frekweksi yang mereka pakai.
Untuk perijinan rute Linggajati bisa dilakukan di Pos PPGC Linggajati. Dahulu sebelum adanya pos PPGC, para pendaki mendaftar dirumah penduduk yang merupakan juru kunci gunung ini yaitu Almarhum Pak Ahmad. Pada Pos PPGC ini para pendaki harus mendaftarkan nama dan alamatnya serta membayar asuransi perlindungan wana artha. Biaya pendaftaran Rp.3000 (update unknown) sudah termasuk asuransi. Gunung Cereme adalah gunung yang terberat untuk wilayah Jawa Barat, jadi pendaki dituntut untuk mempunyai kondisi fisik yang baik serta jangan lupa untuk membawa persedian air yang cukup. karena anda tidak akan menemukan air disepanjang jalur linggarjati ini.
Untuk perijinan rute Palutungan dilakukan didesa palutungan tepatnya di pos PPGC Perhutani yang berada diseberang jalan tempat awal pendakian. Tatacara dan biaya sama dengan rute Apuy.
Tempat MenarikAir Terjun Curug Muara Jaya
Air terjun ini terletak persis didesa Apuy. Dan sudah dikelola dengan baik desa Apuy. Air terjun ini bertingkat dua, tingkat pertamanya setinggi 50m dan tingkat keduanya setinggi 10m. Lokasinya terletak didasar sebuah lembah hasil dari aliran sungai Muara Jaya yang berair bening dan sejuk. Selain sarana pendukung yang sudah tersedia lengkap. Dilokasi ini juga terdapat sebuah camping ground. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada saat libur ataupun akhir pekan.
Jika melewati jalur Linggajati, ada banyak tempat menarik yang biusa dikunjungi, diantaranya wisata sejarah berupa bangunan bersejarah tempat berlangsungnya perjanjian Linggajati antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda. Selain itu juga terdapat kolam pemandian air panas. Untuk akomodasi didesa Apuy tidak ada penginapan, biasanya para pendaki menginap di rumah kepala desa. Sedang di rute Linggajati, terdapat sebuah villa penginapan persis di dekat perbatasan jalan aspal dan jalan menuju Cibunar. Villa ini bernama Villa Gajah Baron.