Klaten (Espos)--Warga sekitar Kali Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten tetap diminta waspada lantaran aliran lahar dingin dimungkinkan terus terjadi jika hujan mengguyur. Hingga Minggu (5/12), lahar dingin di alur Kali Woro menjangkau kawasan Gemblong, Desa Kendalsari yang berjarak 10 kilometer lebih dari puncak gunung.
Camat Kemalang, Suradi, saat dihubungi, mengatakan, pemantauan dilakukan setiap saat untuk mengetahui perkembangan aliran lahar dingin. ”Sekitar jembatan Kendalsari peres, jaga-jaga jangan sampai meluap,” ungkapnya. Menurutnya, jarak aman 300 meter dari
Kali Woro tetap diberlakukan dan warga diimbau mematuhinya.
Kali Woro tetap diberlakukan dan warga diimbau mematuhinya.
Dikatakan Suradi, warga yang semula mengungsi sudah kembali ke Kemalang, kecuali warga enam dusun di Balerante yang rumahnya diterjang wedus gembel. Meski demikian, ungkapnya, sebagian warga masih merasa trauma sehingga saat malam hari mereka memilih menumpang tidur di rumah warga lain yang jaraknya lebih jauh dari puncak Merapi.
Sementara, Komandan SAR Klaten, Pandu Wirabangsa mengatakan, personel SAR masih disiagakan di kawasan rawan bencana (KRB) hingga masa tanggap darurat berakhir. ”Fungsinya saat ini lebih ke patroli dan membantu warga yang kembali ke rumahnya,” jelasnya. Dia menuturkan, situasi terkendali meskipun sesekali masih terlihat luncuran material dari puncak.
Komandan Satgas Korps Marinir Pasmar I, Letkol Andi Abdullah MTS mengatakan pasukannya yang bermarkas di lapangan Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Klaten belum ditarik ke markas di Surabaya. ”Selama belum ada perintah, tugas tetap berjalan seperti biasa,” jelasnya. Menurutnya, sejak dikirim ke Klaten 6 November lalu, Marinir bergerak membantu pengungsi.
Selain mengevakuasi, pasukan juga mendirikan sekolah lapangan, tim kesehatan dan menjaga zona rawan setiap hari. Meski status berubah, 366 anggotanya masih akan bersiaga di wilayah Klaten tetapi tugas difokuskan membantu penanganan pembersihan di lokasi bencana.