KLATEN--MICOM:Sebagian pengungsi letusan Gunung Merapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (29/11) mulai menempati shelter di lapangan Desa Dompol, Kecamatan Kemalang.
Namun, hunian sementara yang dibangun lembaga swadaya masyarakat itu belum dilengkapi fasilitas listrik, air bersih, dan mandi cuci kakus (MCK). Saat ini shelter tersebut ditempati 512 pengungsi. Mereka warga Desa Sidorejo, salah satu dari empat desa di lereng gunung yang masuk kawasan rawan bencana. Sebelumnya, mereka tersebar di beberapa titik pengungsian di Desa Manjung, Kecamatan Ngawen.
"Shelter model tenda yang dibangun di desa itu berjumlah 52 unit dengan kapasitas 10 orang per unit," kata Ketua Paguyuban Sabuk Merapi Sukiman.
Hampir seluruh 2.900 warga Desa Sidorejo mengungsi saat terjadi bencana letusan Merapi pada 5 November lalu. Namun, kata Koordinator Posko Satlak PB Klaten Joko Rukminto, setelah ancaman bahaya Merapi mereda, mereka bersangsur-angsur kembali ke rumah. Termasuk sekitar 800-an orang yang di barak Dodiklatpur, Klaten Selatan. "Di barak ini tinggal 689 pengungsi dari Desa Balerante," jelasnya.
Pemkab Klaten menyiapkan 167 hunian sementara untuk warga Desa Balerante di Bumi Perkemahan Kepurun, Kecamatan Manisrenggo. Hunian sementara ini akan dibangun oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, tetapi hingga kini belum juga dimulai pelaksanaannya. (JS/OL-04)