Jumat, 05 November 2010

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TANGGAL 4 NOVEMBER 2010 PUKUL 17.59 WIB

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
BADAN GEOLOGI
JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122
JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950
Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371 Faksimile: 022-7216444, 021-5228372 E-mail: geologi@bgl.esdm.go.id
Nomor : 2315/45/BGL.V/2010 4 November 2010
Sifat : Segera
Lampiran : -
Hal : Laporan Aktivitas G. Merapi 4 November 2010 pukul 18:00 WIB
Yang terhormat,


1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Gubernur Jawa Tengah
4. Bupati Sleman
5. Bupati Magelang
6. Bupati Klaten
7. Bupati Boyolali


Bersama ini disampaikan dengan hormat laporan aktivitas G. Merapi tanggal 4 November 2010
pukul 13:00 sampai dengan pukul 18:00 WIB.


I. Hasil Pemantauan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pukul 13:00-18:00 WIB erupsi masih
berlangsung dengan intensitas yang tinggi. Pasca rentetan awanpanas tanggal 3 November
2010 sejak siang hingga mereda pukul 16:23 WIB, Awanpanas beruntun kembali muncul mulai
pukul 17:58 hingga saat ini dengan durasi rata-rata 1,5 menit.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara
instrumental dan visual.


1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai
berikut:
Jenis Gempa
2 Nov 2010 3 Nov 2010 4 November 2010
00-24 WIB 00-24 WIB 00-07 WIB 07-13 WIB 13-18 WIB 18-24 WIB Jml
Vulkanik - 2 20 - - - 20 MP 84 21 - - - - - LF 6 11 - - - - -
Tremor - Berentetan Berentetan Berentetan Berentetan - Berentetan
Guguran 177 Berentetan Berentetan Berentetan Berentetan - Berentetan
AP (Awan panas) 26 Berentetan Berentetan Berentetan Berentetan - Berentetan


2. Visual
Berdasarkan laporan dari petugas pos pengamatan G. Merapi, dari pukul 13:00-18:00
WIB, semua pos melaporkan bahwa suara gemuruh, dapat terdengar pada jarak 20 km dari
puncak G. Merapi. Awanpanas juga dilaporkan masuk ke K. Senowo dan K. Trising dengan
jarak 3,5 km serta K. Apu dengan jarak 1,5 km dari puncak G. Merapi. Terlihat dari pos Jrakah,
asap putih keabuan pekat dengan tekanan kuat vertikal dengan ketinggian mencapai 2,5 km.
Terjadi hujan abu dan pasir serta bau belerang dari Sawangan.


II. Awas Lahar
Semakin bertambahnya material erupsi di sepanjan alur sungai yang berhulu dari puncak
G. Merapi dan material guguran kubah serta tingginya intensitas hujan di sekitar G Merapi,
maka berpotensi terjadi banjir lahar di seluruh sungai tersebut.


III. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 4 November 2010 dari pukul
13:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi masih tinggi’
dengan ditunjukkan adanya awanpanas beruntun. Dengan kondisi tersebut, maka status
aktivitas Gunung Merapi masih tetap pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G
Merapi secara langsung dapat berupa awanpanas dan secara tidak langsung berupa lahar.


IV. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:


1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.


2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di
sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi
sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut dalam jarak 15 km dari
puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K.
Bebeng, K. Krasak, dan K. Senowo


3. Sehubungan dengan aktivitas erupsi G. Merapi yang terus berlanjut dan meningkat tajam
sejak 3 November 2010 pada pukul 11.11 WIB hingga saat ini tanggal 4 November 2010
pukul 18.00 WIB. Sifat letusannya eksplosif dan cenderung lebih besar sehingga daerah
ancaman letusan G. Merapi semakin meluas. Untuk mengantisipasi kemungkinan risiko
yang lebih besar, perlu dilakukan perluasan daerah ancaman hingga radius 15 km dari
puncak G. Merapi. Adapun daerah yang direkomendasikan untuk dievakuasi adalah
sebagai berikut :


a. Wilayah Kabupaten Sleman:
1) Glagaharjo (semua dusun)
2) Kepuharjo (semua dusun)
3) Umbulharjo (semua dusun)
4) Hargobinangun (Kaliurang Timur, Kaliurang Barat, Boyong, Ngipikasri,
Banteng, Sumberan, Sambi)
5) Pakembinangun (Sambi, Padokan, Duwetsari)
6) Purwobinangun (semua dusun)
7) Girikerto (Ngandong, Nganggring, Keloposawit, Kemiri Kebo, Sukorejo,
Pancal).
8) Wonokerto (Tunggularum, Gondoarum, Sempu, Balerante)


b. Wilayah Kabupaten Magelang:


1) Kaliurang (semua dusun)
2) Kemiren (semua dusun)
3) Kamongan (semua dusun)
4) Nglumut (semua dusun)
5) Ngablak (semua dusun)
6) Ngargosoka (semua dusun)
7) Srumbung (Ngepos, Cabe Kidul, Cabe Lor)
8) Mranggen (Kalisari, Salamsari, Grogolsari, Mranggensari, Rejosari)
9) Tegalrandu (Pule, Jengkol, Tegalrandu, Losari, Ngelo)
10) Keningar (semua Dusun)
11) Ngargomulyo (semua dusun)
12) Kalibening (semua dusun)
13) Sumber (semua dusun)
14) Krinjing (semua dusun)
15) Mangunsoko (semua dusun)
16) Paten (semua dusun)
17) Sengi (semua dusun)


c. Wilayah Kabupaten Boyolali:


1) Tlogolele (semua dusun)
2) Jrakah (semua dusun)
3) Klakah (semua dusun)


d. Wilayah Kabupaten Klaten:


1) Tegalmulyo (semua dusun)
2) Sidorejo (semua dusun)
3) Balerante (semua dusun)
4) Kendalsari (semua dusun)


4. Tidak ada aktivitas masyarakat di sekitar alur sungai meliputi: K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Bebeng, K. Krasak, dan K. Senowo


5. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah
Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G.
Merapi.


6. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah
Daerah setempat.


7. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar
mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti
arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Tembusan:
1. Kepala Badan Geologi
2. Sekretaris Badan Geologi
3. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan
4. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, KEMENDAGRI
5. Bandara Adisucipto, Yogyakarta
6. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial
7. Biro Hukum dan Humas, KESDM
8. Mabes TNI
9. Pusat Data dan Informasi, KESDM
10. Kepala Pusat Krisis, Kemeterian Kesehatan
11. Badan Kesbanglinmas, Provinsi DIY
12. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Provinsi Jawa Tengah

Sumber: BPPTK (download File)