KANTOR SAR SURABAYA --- Sehubungan ditetapkannya status Gunung Bromo menjadi “AWAS”, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung menghimbau masyarakat di sekitar tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan gunung tersebut.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, PVMBG selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo (selaku SATLAK PB)tentang perkembangan dan aktivitas Gunung Bromo.
Guna mengurangi resiko bencana erupsi, masyarakat dan pengujung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan mendekati dalam radius 3 km dari kawah aktif. Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktifitas masyarakat dan wisata.
Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau langsung ke PVMBG di Bandung.
Sementara itu Kantor SAR Surabaya sendiri terus mengaktifkan koordinasi dengan organisasi dan lembaga berpotensi SAR di Kabupaten/ Kota Malang, Lumajang, Pasuruhan dan Probolinggo sendiri. Menurut Humas Kantor SAR Surabaya, pantauan hingga Kamis siang (pkl. 13.00 WIB), gempa tremor sudah menurun, asap sulvatara yang keluar semakin tipis, serta gemuruh dari dalam gunung semakin tidak terdengar.
Karakter Gunung Bromo
Gunung Bromo sendiri secara geografis berada pada posisi 7° 56’ 30” LS - an 112° 37’ 00” BT dengan tinggi puncaknya 2329 meter dari permukaan laut. Sedangkan secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Karakter Gunung Bromo
Gunung Bromo sendiri secara geografis berada pada posisi 7° 56’ 30” LS - an 112° 37’ 00” BT dengan tinggi puncaknya 2329 meter dari permukaan laut. Sedangkan secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan G. Bromo umumnya dicirikan oleh hembusan asap kawah berwarna putih tipis sampai putih tebal, tekanan lemah dengan ketinggian berkisar antara 75 - 150 meter dari puncak, bau belerang tercium tajam.
Pada tanggal 22 – 23 November 2010, teramati hembusan asap berwarna putih sedang – putih tebal, dengan tekanan kuat tinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara.
Aktivitas letusan Gunung Bromo tahun 2004 berlangsung singkat dengan karakter letusan freatik dan ciri-ciri awal yang kurang jelas. Ciri aktivitas dan resiko erupsi bencana Gunung Bromo antara lain, hembusan asap berwarna putih tipis tekanan lemah, tinggi 100 – 150 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara. Gunung ini berpotensi letusan freatik yang tiba-tiba. Di sisi lain keindahannya itu menarik kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. (humas Kansar Surabaya)
Foto : humas Kantor SAR Surabaya
Foto : humas Kantor SAR Surabaya
Sumber: BASARNAS