Dia mengungkapkan tim SAR masih bertahan di Pos Kepurun, Desa Kepurun, Kecamatan Kemalang yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Puncak Merapi. Lantaran belum dapat menyusur desa yang terkena awan panas, Irwan belum dapat memastikan jumlah warga yang meninggal saat terjadi erupsi Merapi, Kamis (4/11) lalu. “Lokasi yang menjadi tempat dilaporkannya anggota keluarga yang hilang akan menjadi prioritas dalam proses evakuasi mendatang. Kita prioritaskan dulu mengevakuasi yang masih selamat untuk pengungsi, “ ungkapnya.
Ditambahkannya, Tim SAR masih menunggu perkembangan informasi dari Balai Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan evakuasi. Jika kondisi sudah dinyatakan aman, pihaknya akan segera mengevakuasi korban. “Kita masih tunggu hasil koordinasi dengan TNI. Kita juga masih menunggu informasi dari BPPTK dan PVMBG untuk melihat apakah kondisi sudah aman atau belum, “ terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Tim SAR Klaten, Deni Nur Indragani menambahkan keselamatan tim evakuator juga menjadi pertimbangan untuk melakukan evakuasi korban. Dia mengakui pihaknya belum mendapat instruksi untuk melaksanakan evakuasi. “Kita belum dapat instruksi untuk evakuasi karena aktivitas Merapi belum dapat diprediksi, “ ujarnya.
Meski demikian, Deni mengaku pihaknya telah membentuk tim evakuasi yang terdiri dari empat personel. Mereka juga menyiapkan enam tim cadangan yang dibantu armada dari PMI dan Dinas Pemadam Kebakaran setempat untuk mengevakuasi korban.
Terpisah, Wakil Komandan Grup II Komando Pasukan Khusus (Kopasus) Kandang Menjangan, Letnan Kolonel Iwan Setiawan mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan PVMBG untuk mengetahui kondisi Merapi. Hal ini, ujarnya, akan menjadi dasar dalam mengevakuasi korban. “Saat ini, puluhan anggota masih terus patroli di Kecamatan Kemalang. Mereka memantau wilayah pemukiman warga dan meminta warga agar segera mengungsi ke zona aman, “ ujarnya.