Sabtu, 13 November 2010

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TANGGAL 13 NOVEMBER 2010 PUKUL 17.59 WIB

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
BADAN GEOLOGI
JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122
JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950
Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371 Faksimile: 022-7216444, 021-5228372 E-mail: geologi@bgl.esdm.go.id


Nomor : 2351/45/BGL.V/2010 13 November 2010
Sifat : Segera
Lampiran : -
Hal : Laporan Aktivitas G. Merapi 13 November 2010 pukul 00:00-12:00 WIB
Yang terhormat,
1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Gubernur Jawa Tengah
4. Bupati Sleman
5. Bupati Magelang
6. Bupati Klaten
7. Bupati Boyolali
Bersama ini disampaikan laporan aktivitas G. Merapi tanggal 13 November 2010 pukul 00:00
sampai dengan pukul 12:00 WIB.
I. Hasil Pemantauan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pukul 00:00-12:00 WIB erupsi masih
berlangsung dengan intensitas yang tinggi.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara
instrumental dan visual.
1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:




2. Visual
Laporan dari pos Ketep, cuaca cerah terjadi sejak dini hari hingga pagi hari, teramati
asap dengan tinggi maksimal 1200 m berwarna putih kecoklatan dengan intensitas pekat
condong ke Selatan hingga Barat Daya. Cuaca kabut tebal mulai jam 07.40-12.00 WIB. Dari
CCTV Deles, tampak api diam pada pukul 01:16 WIB.

II. Awas Lahar
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G.
Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K.
Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo,
K. tringsing, dan K. Apu. Tampak aliran lahar berwarna coklat keruh membawa material
sedimen tanpa membawa material bolder batuan maupun kayu/pohon di Jembatan Pogung,
aliran air sungai setinggi 2 m. Di Dusun Lempungsari Desa Plemburan, masyarakat melakukan
evakuasi mandiri (22 kepala keluarga). Di jembatan Sayidan, aliran air sungai setinggi 0,5 m.

III. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 13 November 2010 dari
pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 12:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi masih
tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi pada tingkat Awas
(level 4). Ancaman bahaya G Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar.

IV. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan
pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur
penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta
.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di
sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi
sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut dalam jarak 20 km dari
puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.

3. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.

4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah
Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.

5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.

6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar
mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti
arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementrian Energi dan Sumberdata Mineral
2. Kepala Badan Geologi
3. Sekretaris Badan Geologi
4. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan
5. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, KEMENDAGRI
6. Bandara Adisucipto, Yogyakarta
7. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial
8. Biro Hukum dan Humas, KESDM
9. Mabes TNI
10.Pusat Data dan Informasi, KESDM
11.Kepala Pusat Krisis, Kemeterian Kesehatan
12.Badan Kesbanglinmas, Provinsi DIY
13.Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Provinsi Jawa Tengah


Sumber: BBPTK