Minggu, 14 November 2010

Jarak Aman di Sleman Tetap 20 Kilometer



TEMPO InteraktifYogyakarta - Jarak kawasan rawan bencana di sekitar Gunung Merapi dikurangi di beberapa wilayah. Namun untuk wilayah yang masuk Kabupaten Sleman tetap 20 kilometer dari puncak gunung. Radius zona rawan untuk Kabupaten Magelang menjadi 15 kilometer, Kabupaten Klaten 10 kilometer, dan kabupaten Boyolali juga 10 kilometer.

“Untuk Sleman tetap 20 kilometer, sebab kecenderungan guguran dan awan panas masih mengarah ke selatan yaitu yang masuk wilayah Sleman,” kata R Sukhyar, Kepala Badan Geologi, Kementereian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ahad (14/11).
Meskipun jarak rawan bencana Merapi di tiga kabupaten tersebut dikurangi, namun status Merapi masih tetap di posisi awas.

Sebelumnya, di beberapa media telah ditulis tentang pengurangan radius rawan tersebut yang bersumber dari akun twitter Andi Arief, staf khusus presiden bidang bencana. Nanum hal itu belum resmi diumumkan oleh Badan Geologi yang paling berhak memberikan statement. Baru ada Ahad siang ini Badan Geologi secara resmi memberi pernyataan secara resmi di Posko Bdana Nasional Penanggulangan Bencana di Jalan Kenari Yogyakarta.

Pengamatan aktivitas vulkanik Merapi memang ada tren penurunan letusan. Tetapi aktivitas masih ada dan secara beruntun masih terjadi gempa tremor yang menunjukkan gerakan magma dalam perut gunung masih tinggi.

Namun , pada pukul 10.36 WIB, dalam catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, terjadi luncuran awan panas dengan skala besar mengarah ke Kali Gendol. Belum diketahui seberapa jauh luncuran tersebut karena secara visual gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu tertutuip kabut dan di puncak hujan deras.

Menurut Sukhyar, saat ini tingkat aktivitas magmatis Merapi mengalami penurunan. Indikasinya, tingkat kadar Sulfurdioksida (SO2) pada tanggal 26 Oktober hingga 3 November mencapai 20-30 kiloton. Menjelang terjadinya erupsi 4-5 November tingkat SO2 sekitar 120 kiloton dan 5 hingga 8 November turun menjadi 40-50 kiloton.

“Statusnya tetap awas, kita semua berharap energi Merapi semakin melemah dan drama Merapi selesai,” kata Sukhyar.


Sumber: Tempo