KLATEN--MICOM: Jumlah pengungsi bencana Merapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hingga masa tanggap darurat bencana berakhir pada Rabu (24/11) masih tercacat sebanyak 10.556 jiwa.
Sebagian besar dari jumlah itu berada di barak Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Klaten dan di beberapa titik pengungsian di wilayah kecamatan.
Data pengungsi sebanyak itu, kata Koordinator Posko Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Klaten Joko Rukminto, bukan seluruhnya warga Kabupaten Klaten. Tetapi juga warga dari Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) , yang berjumlah sekitar 500 orang. Mereka ditampung di pos-pos pengungsian di Kecamatan Prambanan.
Ketika terjadi erupsi Merapi pada 5 November lalu, ribuan warga Kabupaten Sleman, DIY, dan Boyolali, Jawa Tengah, mengungsi di Kabupaten Klaten, terutama di Kecamatanan Prambanan dan Jatinom. Satlak PB Klaten mencacat jumlah pengungsi pada 11 November lalu pernah mencapai 113.228 jiwa yang tersebar di 284 titik pengungsian di 24 kecamatan.
Untuk pengungsi asal Sleman, lanjut Joko, sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah bersangkutan, terutama yang menyangkut penanganan pascamasa tanggap darurat pada 24 November. "Tapi, dari pemberitahuan lewat telepon, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang masa tanggap darurat 14 hari," imbuhnya. (OL-01)