Aktivitas G. Merapi tanggal 7 November 2010
Aktivitas G. Merapi tanggal 7 November 2010 pukul 00:00 sampai dengan pukul 23:59 WIB.
I. Hasil Pemantauan
Sejak pukul 03:02 terjadi awanpanas beruntun mengalir ke arah K. Gendol dan K. Woro. Gempa vulkanik mengawali terjadinya awanpanas, jumlahnya meningkat dari hari sebelumnya.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantauan secara instrumental dan visual.
1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:
2. Visual
Pada pukul 03:00-05:30 WIB. suara gemuruh terdengar beruntun dari Kec. Kemalang dan Kec. Prambanan. Kolom asap letusan setinggi 6 km berwana kelabu, condong ke Barat terlihat dari Kec. Kemalang dan kilat terlihat dari Yogyakarta
Pengamat G. Merapi dari pos Ketep melaporkan:
- Pukul 09:00 WIB, telah terjadi banjir lahar skalia kecil di K. Pabelan Kec. Sawangan
- Pukul 09:28 WIB terjadi hujan abu dan pasir, radius 10 km dari puncak G. Merapi
- Pukul 09:50 WIB terdengar dentuman
- Pukul 10:20 WIB angin arah ke Barat
- Pukul 10:59 WIB terdengat suara gemuruh di Ring Road Barat
- Pukul 11:05 terdengar suara menggelegar di Prambanan
- Pukul 11:42 endapan awanpanas di K. Senowo yang terkena air hujan, melepaskan asap berwarna putih.
- Pukul 11:43 WIB ke K. Apu sejauh 3 km dari puncak G. Merapi
- Pukul 11:45 WIB kepulan asap ke hulu K. Gendol sejauh 300 m
K. Putih banjir lahar skala sedang hingga besar
- Pukul 09:00 WIB, telah terjadi banjir lahar skalia kecil di K. Pabelan Kec. Sawangan
- Pukul 09:28 WIB terjadi hujan abu dan pasir, radius 10 km dari puncak G. Merapi
- Pukul 09:50 WIB terdengar dentuman
- Pukul 10:20 WIB angin arah ke Barat
- Pukul 10:59 WIB terdengat suara gemuruh di Ring Road Barat
- Pukul 11:05 terdengar suara menggelegar di Prambanan
- Pukul 11:42 endapan awanpanas di K. Senowo yang terkena air hujan, melepaskan asap berwarna putih.
- Pukul 11:43 WIB ke K. Apu sejauh 3 km dari puncak G. Merapi
- Pukul 11:45 WIB kepulan asap ke hulu K. Gendol sejauh 300 m
K. Putih banjir lahar skala sedang hingga besar
12.00-17.59 Pengamat G. Merapi dari pos Ketep, Sukorini, dan Pakem melaporkan, terdengar suara gemuruh dengan intensitas sedang hingga keras yang terus menerus terdengan hingga Dusun Beteng dan Prambanan. Awan panas terus terjadi dengan jarak luncur anatara 1,5-5 km mengarak ke K. Gendol, K. Woro. Hembusan mengarah ke pelataran Pasarbubar.
18.00 – 23.59 Pengamat G. Merapi dari Bogem, melaporkan bahwa lava pijar mengalir ke Baratdaya dengan jarak luncur 600 m (Kali Gendol, K. Boyong, dan K. Bebeng). Dari Ketep, dilaporkan terdengar suara gemuruh sangat kuat selama 7 menit. Pada pukul 23:08 WIB, terjadi gempa tektonik berkekuatan 3,8 SR dengan sumber gempa berada di Kab. Wonosari (Baratdaya G.
Merapi) bekedalaman 10 km. Kolom asap nampak tinggi dan pekat dengan condong ke Baratdaya.
Merapi) bekedalaman 10 km. Kolom asap nampak tinggi dan pekat dengan condong ke Baratdaya.
II. Awas Lahar
Semakin bertambahnya material erupsi di sepanjang alur sungai yang berhulu dari puncak G. Merapi dan tingginya intensitas hujan di sekitar G. Merapi, maka berpotensi terjadi banjir lahar.
III. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 7 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar. Wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 7 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar. Wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
IV. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredarmengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredarmengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Sumber:
1. http://www.merapi.bgl.esdm.go.id/
1. http://www.merapi.bgl.esdm.go.id/